29 research outputs found

    PENGARUH MUTU PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN BPJS RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016

    Get PDF
    Latar Belakang: Kepuasan pasien merupakan hasil dari membandingkan kinerja pelayanan kesehatan dengan harapan pasien. Dengan penerapan pendeketan jaminan mutu layanan kesehatan, kepuasan pasien menjadi bagian yang integral dan menyeluruh dari kegiatan jaminan mutu layanan kesehatan. BPJS kesehatan merupakan suatu badan hukum untuk menyelenggarakan jaminan kesehatan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh mutu pelayanan terhadap tingkat kepuasan pasien BPJS di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung tahun 2016.Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan survey tipe analitik dengan rancangan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 360 responden dengan teknik pengambil sampel yaitu purposive. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisis data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat menggunakan uji statistik Chi square.Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan mutu pelayanan tangible baik (70,0%), reliability baik (56,1%), responsiveness baik (64,4%), assurance baik (66,7%), emphaty baik (69,4%) dan tingkat kepuasan dalam kategori puas (61,7%). Terdapat pengaruh antara tangible (p = 0,000),Ā  Ā reliability (p = 0,000), responsiveness (p = 0,000), assurance (p = 0,000), dan emphaty (p = 0,000) dengan tingkat kepuasan pasien BPJS rawat jalan di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung tahun 2016.Kesimpulan: Terdapat pengaruh mutu pelayanan terhadap tingkat kepuasan pasien BPJS di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung tahun 2016.

    HUBUNGAN ANATARA USIA DENGAN PREEKLAMSIA PADA IBU HAMIL DI RSUD DR.H.ABDUL MOELOE K BANDAR LAMPUNG 2014

    Get PDF
    Preeklamsia adalah hipertensi disertai dengan proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Adapun usia sangat berpengaruh terhadap terjadinya preeklamsia dimana pada wanita dengan usia 35 tahun kurang baik untuk hamil maupun melahirkan karena kehamilan pada usia ini memiliki resiko tinggi terjadinya keguguran atau kegagalan persalinan, gangguan kehamilan dalam bentuk preeklamsia dan eklamsia, bahkan bisa menyebabkan kematian. Sampai saat ini hubungan antara usia ibu hamil dengan kejadian preeklamsia masih belum jelas dari berbagai penelitian, oleh karena itu penulis menganggap perlu dilakukannya penelitian tentang Hubungan Antara Usia Dengan Preeklamsia Pada Ibu Hamil Di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2014Ā Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan antar usia dengan preeklamsia pada ibu hamil di RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Bandar Lampung tahun 2014Ā Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik korelasi, dengan menggunakan pendekatan studi cross sectional. Dimana variabel dalam penelitian ini dikumpulkan dalam satu waktu bersamaan untuk mengetahui hubungan anatara usia dengan preeklamsia pada ibu hamil. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 113 orang, teknik pengambulan sampel dengan menggunakan Purposive SamplingĀ Hasil Penelitian : Hasil yang didapat dalam penelitian yaitu, dari 113 kasus preeklamsia menurut usia yaitu usia tidak berisiko sebanyak 52 orang dan usia berisiko sebanyak 61, sedangkan preeklamsia menurut berat ringan nya yaitu preeklamsia ringan sebanyak 53 orang dan preeklamsia berat sebanyak 60 orang. Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai p = 0,000 (p 35 tahun) 4,1 kali lebih besar terjadinya preeklamsia..Ā Kesimpulan : Terdapat Hubungan bermakna antara usia dengan preeklamsia di RSUD Dr. H.Abdul Moeloek Bandar Lampung 201

    HUBUNGAN STATUS GIZI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 02 BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

    Get PDF
    Gizi merupakan salahsatu faktor penting yang menentukantingkat kesehatan dan keserasian antaraperkembangan fisik dan perkembanganmental. Ketidakseimbangan antaramakanan yang dikonsumsi menyebabkanmenurunnya kemampuan, konsentrasibelajar, gangguan belajar dan perubahanfisik. Penelitian ini dilakukan dengantujuan mengetahui hubungan statusgizi terhadap prestasi belajar siswaSekolah Menengah Pertama (SMP)Negeri 02 Bandar Lampung.Metode : Penelitian survei analitikdengan desain penelitian crosssectional. Sampel berjumlah 110responden dengan simple randomsampling. Data diperoleh dari datapengukuran berat badan dan tinggibadan di Sekolah Menengah Pertama(SMP) Negeri 02 Bandar Lampung.Hasil : Dari sampel yang ditelitididapatkan responden dengan statusgizi normal sebanyak 59 siswa(53,6%) serta responden dengankelebihan berat badan sebanyak 51(46,3%) dan responden yang memilikitingkat prestasi belajar yangmemenuhi KriteriaKetuntasanMinimum (KKM) ā‰„ 70sebanyak 96 siswa (87,2%) serta yangmemiliki tingkat prestasi belajardibawah KriteriaKetuntasanMinimum (KKM) < 70sebanyak 14 siswa (12,7%).Berdasarkan hasil uji statistik berupauji Spermanā€™s rho didapatkanP(value)= 0.00dengan R= 0.581 yangberarti terdapat hubungan yang cukuptinggi antara status gizi denganprestasi belajar.Kesimpulan : Terdapat hubunganyang cukup tinggi antara status giziterhadap prestasi belajar siswaSekolah Menengah Pertama (SMP)Negeri 02 Bandar Lampung

    FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI RSUD DR H ABDU L MOLOEK TAHUN 2015

    Get PDF
    Latar Belakang: Pneumonia merupakan pembunuh utama anak dibawah usia lima tahun (balita) didunia. Faktor risiko yang dapat meningkatkan insiden pneumonia balita yaitu umur kurang dari 2bulan, jenis kelamin laki-laki, status gizi kurang, berat badan lahir rendah, pemberian ASI tidakmemadai, defisiensi vitamin A dan pemberian makanan terlalu dini.Tujuan: Untuk mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balitadi RSUD DR H Abdul Moloek tahun 2015.Metode : Desain penelitian yang digunakan adalah metode analitik observasional denganpendekatan cross-sectional. Dari populasi seluruh balita usia 0-5 tahun yang berkunjung ke RSUDDR H Abdul Moloek Tahun 2015, didapat 186 sampel data diambil dari data rekam medik danmenggunakan random sampling. Analisis data univariat dan bivariate menggunakan uji chi-square.Hasil: Hasil analisis univariat didapatkan distribusi frekuensi kejadian pneumonia (103 anak), usia <2 tahun (94 anak), riwayat ASI tidak eksklusif (102 anak), berat badan lahir < 2500 gram (98 anak)dan pendidikan ibu < SMA (95 anak). Sedangakan hasil analisis bivariat terdapat hubungan antara :usia < 2 tahun (p=0,012, OR=2,2), riwayat tidak ASI eksklusif (p=0,005, OR=2,3), berat badan lahir< 2500 gram (p=0,027, OR=1,9) dan pendidikan ibu < SMA (p=0,008, OR=2,2) dengan kejadianpneumonia.Simpulan: Hasil statistik bivariat didapat ada hubungan antara faktor-faktor yang berhubungan(usia, riwayat ASI eksklusif, berat badan lahir dan pendidikan ibu) dengan kejadian pneumonia padabalita di RSUD DR H Abdul Moloek Tahun 2015

    HUBUNGAN DERAJAT PARASITEMIA DENGAN PENINGKATAN KADAR SGOT PADA PASIEN MALARIA DI PUSKESMAS HANURA KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2015

    Get PDF
    Latar belakang:Malaria merupakan salah satu jenis penyakit yang mematikan dimana berdasarkan taksiran WHOsekitar 300-400 juta orang di dunia terinfeksi malaria setiap tahun dan menyebabkan kematian pada 2,7 juta orang..Malariamerupakan penyakiti nfeksi parasit yang disebabkan oleh Plasmodium yang menyerang eritrosit. Jumlah Plasmodium didalam darah bisa dilakukan dengan cara menghitung derajat parasitemia. Derajat parasitemia adalah presentase individudalam populasi yang apusan darahnya memperlihatkan parasit. Pada pemeriksaan mikroskopis malaria, semakin tinggiderajat parasitemia maka kerusakan sel hepar besar. Indikator kerusakan sel hepar salah satunya yaitu peningkatan kadarSGOT. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara derajat parasitemia dengan peningkatan SGOTpada pasien malaria di Puskesmas Hanura Kabupaten Pesawaran tahun 2015. Metode:Jenis penelitian menggunakanmetode analitik observasional dengan pendekatan studi cross sectional. Subjek penelitian ini sebanyak 50 orang yangdiperoleh dari Puskesmas Hanura Kabupaten Pesawaran. Metode yang digunakan untuk menghitung derajat parasitemiaadalah apusan darah tepi dan untuk menghitung kadar SGOT menggunakan Metode Spektro Fotometrik. Uji statistikdilakukan menggunakan uji Chi- square dengan nilai kemaknaan jika (p-value < Ī±=0,05).Hasil:Hasil penelitian didapatkan pada kelompok indeks parasitemia ringan dengan rerata jumlah parasitemia 2,43Ā± 1,01 dengan rerata kadar SGOT 24,29 Ā± 11,82 U/L,pada kelompok indeks parasitemia sedang dengan rerata jumlahparasitemia 7,20 Ā± 1,44 dengan rerata kadar SGOT 39,90 Ā± 14,28 U/L, pada kelompok indeks parasitemia berat denganrerata jumlah parasitemia 13,75 Ā± 1,77 dengan rerata kadar SGOT 176,00 Ā± 186,68 U/L.Dari hasil ujis tatistik Chi-Squarediperoleh p-value = 0,001 (p-value < Ī±=0,05).Simpulan:terdapat hubungan yang bermakna antaraderajat parasitemia dengan peningkatan kadar SGOT diPuskesmas Hanura

    HUBUNGAN MASA KERJA DAN SIKAP KERJA DENGAN KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROM PADA PEKERJA PEMBUAT KERUPUK DI INDUSTRI PEMBUAT KERUPUK AHAK KECAMATAN SUNGAILIAT PROVINSI BANGKA BELITUNG TAHUN 2016

    Get PDF
    Background: Unnatural and ergonomic working attitude for a long time can cause various health problems inworkers one of them is a movement disorder in certain body parts such as hands or called as musculoskeletal.One of musculoskeletal disorders is carpal tunnel syndrome. Crackers makers do repetitive movements, handmovements with strength, flexion and extension, static hand positions, the position of the upper body andlower are not ergonomic, causing stress to the tissue surrounding the carpal tunnel. The purpose of this studyis to determine the relationship of working time and attitude among crackers makers in ahak crackers industry.Methods: An analytical survey with cross sectional approach. The total of sample was 38 respondents. Thestudy was done by spreading questionnaires and doing phalen test measurement. The data was analyzed by chisquare tests.Result : Research shows that respondents with tenure ā‰„ 4 years as many as 24 people ( 63. 2% ) and with high-risk work attitude as many as 27 people ( 71.12 % ), and then From 38 respondents,25 were having Carpal Tunnel Syndrome. The result showed the relationship between working time (p=0.000< 0,05 and 0R=17,5), working attitude (p= 0.000< 0,05 and OR=25,875) with Carpal Tunnel Syndromeincidences.Conclusion: There is relationship Between Working Time And Attitude With Carpal Tunnel SyndromeIncidences Among Workers In Ahak Crackers Industry Sungailiat Bangka Belitung Province 201

    HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PENGHARGAA N DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2016

    Get PDF
    Latar belakang: Kader posyandu pada umumnya adalah relawan yang berasal dari tokohmasyarakat yang dipandang memiliki kemampuan lebih dibanding anggota masyarakat lainnya.Mereka inilah yang memiliki peranan besar dalam memperlancar proses pelayanan kesehatan primer,namun keberadaan kader relatif labil karena keaktifan kader bersifat sukarela sehingga belummenjalankan fungsinya dengan baik seperti yang diharapkan.Tujuan penelitian : Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan danpenghargaan dengan keaktifan kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Natar KabupatenLampung Selatan tahun 2016.Metode penelitian : Jenis penelitian adalah kuantitatif, desain penelitian analitik dengan pendekatancross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader di Wilayah kerja Puskesmas NatarKab. Lampung Selatan tahun 2016 sebesar 61 orang, dan menggunakan 61 responden sebagaisampel. Analisa data univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi squareHasil penelitian : Uji bivariat didapat dari 41 responden dengan pengetahuan kategori kurang baikada sebanyak 29 orang (70,7%) kader Posyandu tidak aktif, sedangkan pada responden denganpengetahuan kategori baik dari 20 orang ada sebanyak 13 orang (65,0%). Dan dari 38 respondendengan penghargaan kategori kurang baik ada sebanyak 28 orang (73,3%) kader posyandu tidakaktif, sedangkan pada responden dengan penghargaan kategori baik dari 23 orang ada sebanyak 15orang (65,2%). Hubungan pengetahuan dengan keaktifan kader p value=0,017, hubunganpenghargaan dengan keaktifan kader p value=0.006.Kesimpulan : Ada hubungan antara pengetahuan dan penghargaan dengan keaktifan kaderPosyandu di Wilayah kerja Puskesmas Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 201

    Hubungan Status Demografi, Komorbid Dengan KIPI Post Vaksin COVID-19 Pada Tenaga Kesehatan

    Get PDF
    Background:&nbsp;Health workers are potentially infected due to their exposure to COVID-19 patients during work shifts, All clinical symptoms that occur due to needle prick trauma both directly and indirectly should be recorded as a KIPI reaction. Goal: Knowing the symptoms of kipi along with related factors experienced by health workers as the forefront in fighting the current coronavirus pandemic. Method: Observational analytics using a cross sectional method approach using a total sampling technique of 155 samples overall. Data retrieval begins in November 2021. This research was conducted at Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung Hospital. Chi-square test statistical data using SPSS 25. Result: There is no relationship between demographic status and comorbid diseases with KIPI because of the results of p-value data &lt;0.05. Conclusion: That there is no relationship between demographic status, comorbid status and KIPI in Health Workers.Latar Belakang: Petugas kesehatan berpotensi terinfeksi karena pajanan mereka pada pasien COVID-19 selama shift kerja, Semua gejala klinis yang terjadi akibat trauma tusuk jarum suntik baik langsung maupun tidak langsung harus dicatat sebagai reaksi KIPI. Tujuan: Mengetahui gejala kipi beserta faktor faktor yang berhubungan yang dialami tenaga kesehatan sebagai garda terdepan dalam melawan pandemic virus corona saat ini. Metode: Analitik observasional dengan menggunakan pendekatan metode cross sectional menggunakan teknik total sampling sebanyak 155 sampel keseluruhan. Pengambilan data dimulai pada bulan November 2021. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung. Data statistik uji chi-square menggunakan SPSS 25. Hasil: Tidak terdapat hubungan status demografi dan penyakit komorbid dengan KIPI karena dari hasil olah data p-value &lt;0.05. Kesimpulan: Bahwa tidak terdapat hubungan antara status demografi, status komorbid dengan KIPI pada Tenaga Kesehata

    KORELASI KADAR CD4 DENGAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM TERAPI ARV PADA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

    Get PDF
    Pada pasien HIV, ada banyak kelainan klinis yang didapat. Abnormalitas hematologi adalah salah satu manifestasi paling umum dari infeksi human immunodeficiency virus (HIV) tingkat lanjut dan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS).Jumlah sel darah merah rendah, adalah yang paling umum dari gangguan ini. Frekuensi dan keparahan manifestasi hematologi dapat mempengaruhi jumlah CD4 dan kadar hemoglobin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi kadar CD4 dan kadar Hemoglobin sebelum terapi ARV pada penderita HIV/AIDS di RSUD DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2017. Penelitian ini merupakan sebuah studi cross sectional dilakukan dari rekam medis dari Januari hingga Desember 2017 di RSUD DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Sebanyak 102 pasien dipilih menggunakan purposive sampling. Analisis menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan uji spearman.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat rata-rata tingkat hemoglobin adalah 12,421 Ā± 12,7 gr / dl dan tingkat CD4 rata-rata adalah 151,36 Ā± 89,0 sel / mm3. Ada hubungan yang bermakna dengan kadar CD4 dan kadar hemoglobin sebelum terapi ARV, nilai p = 0,00 (nilai-p <0,05). Koefisien korelasi sebesar 0,458 menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan sedang.H1 diterima dengan korelasi positif lemah. Secara statistik signifikan antara kadar Hemoglobin dengan kadar CD4 pada penderita HIV/AIDS yang belum mendapatkan terapi ARV sehingga dapat digunakan sebagai penanda penurunan kadar CD4

    PERBANDINGAN TINGKAT VALIDITAS PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI DAN USG UNTUK MENDIAGNOSIS NEOPLASMA MAMMAE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. ABDUL MOELOEK TAHUN 2017-2018

    Get PDF
    Di Indonesia, menurut Departemen Kesehatan RI pada tahun 2014 terdapat 43,3% kasus baru dengan persentase kematian sebesar 12,9%. Kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia (16,85%), disusul kanker leher rahim (11,78%). Untuk Provinsi Lampung, dari data Rumah Sakit Urip Sumoharjo dan Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek menemukan bahwa jumlah pasien kanker payudara rawat inap mencapai 2.602 pasien pada tahun 2014. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui ketepatan hasil pemeriksaan USG dan Mammograf pada neoplasma mammae di Instalasi Radiologi di RSUD Dr.H. Abdul Moelek Tahun 2017-2018. Desain penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan cross-sectional, dimana penelitian ini membandingkan data hasil pemeriksaan terhadap neoplasma mammae menggunakan USG dan Mammograf yang dikonfirmasi dengan pemeriksaan patologi anatomi. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji fisher test dengan tabel 2X2 dilakukan tabulasi silang dan koding. Analisa data menggunakan rumus untuk menghitung validitas. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Pemeriksaan USG mammaeĀ  terhadap neoplasma mammae memberikan hasil seperti sensitifitas : 84%, spesifitas : 81%, NPP : 88%, NPN : 75%, LLR+ : 4.42 dan LLR- : 0.19 dan hasil validitas pemeriksaan mammografi terhadap neoplasma mammae memberikan hasil sensitifitas : 73.3%, spesifitas : 80%, NPP : 78%, NPN : 75%, LLR+ : 3.66 dan LLR - : 0.33). Secara umum ultrasonografi dan mammografi memiliki ketepatan yang hampir sama unggul untukĀ  mendiagnosis neoplasma mammae (jinak/ganas)
    corecore