6 research outputs found

    Pelatihan Pencatatan Akuntansi Untuk Usaha Pemula Bagi Warga Desa Cicalengka Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang Banten

    Get PDF
    Tujuan Pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan kepada untuk memberikan pelatihan pencatatan akuntansi untuk usaha pemula bagi warga desa Cicalengka Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang Banten. Metode kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini ini terbagi menjadi tiga tahap, yakni tahap awal interview dan observasi lapangan, tahap kedua adalah pelaksanaan pelatihan, serta tahap akhir yaitu pendampingan sekaligus monitoring. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam menjalankan usahanya dengan pencatatan kegiatan usaha yang baik, mulai dari penjurnalan, posting buku besar, sampai penyusunan Laporan Keuangan

    OPTIMALISASI ANGGARAN KEUANGAN DI MASA PANDEMI PADA DESA CICALENGKA KABUPATEN PAGEDANGAN TANGERANG

    Get PDF
    Tujuan dilakukannya pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan penyuluhan dan sosialisasi mengenai optimalisasi anggaran keuangan di masa pandemi pada Desa Cicalengka Kabupaten Pagedangan Tangerang. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah dengan tahap sosialisasi, tahap observasi, dan tahap pelaksanaan. Pengabdian Kepada Masyarakat ini membantu perangkat desa dalam memahami dan menggunakan dana desa sesuai dengan program kemitraan masyarakat yang di tetapkan oleh pemerintah pusat. Perangkat desa sebagian besar belum mampu mengelola dana anggaran sesuai rencana di sebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan sosialisasi mengenai fungsi dari Anggaran dana desa ini. Perangkat desa termasuk Kepala Desa dan jajarannya harus mampu secara pasti dalam pengelolaan sehingga manfaat dana desa ini dapat membangun masyarakat sekitar. Dengan adanya penyaluran Dana desa oleh pemerintah pusat juga dapat menciptakan lapangan kerja baru untuk masyarakat seperti pembukaan lokasi wisata yang membutuhkan tenaga kerja baru dalam pengelolaannya sehingga dapat memberdayakan masyarakat, membangun tempat pendidikan baru untuk anak usis dini (PAUD) atau membangun tempat atau gedung untuk taman bermain untuk anak-anak. Dana desa di rasa efektif jika perangkat desa bisa secara bahu membahu dalam bekerja demi mencapai tujuan desa yang mandiri. Kata Kunci: Optimalisasi Anggaran Keuangan, Perangkat Des

    PENGENTASAN BUTA HURUF ANAK JALANAN MELALUI PROGRAM BACA DI BAMBU PELANGI LAPAK SARMILI BINTARO

    Get PDF
    Buku adalah gudang ilmu dan membaca dapat membuka wawasan seseorang. Membaca adalah salah satu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis. Semakin banyak membaca, semakin banyak pula informasi yang didapatkan. Oleh karenanya hobi gemar membaca harus ditanamkan sejak dini bagi anak-anak. Namun sangat disayangkan, pada zaman sekarang ini, jarang kita temukan generasi muda yang gemar membaca. Kenyataannya, minat baca anak-anak sekarang ini sangatlah rendah. Padahal, banyak manfaat yang dapat diperoleh dari membaca. Banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya minat baca anak-anak. Salah satunya adalah karena masih ada sebagian warga negara Indonesia yang buta huruf. Pengabidan kepada masyarakat (PKM)  ini bertujuan untuk melakukan upaya pengentasan buta huruf untuk-anak  yang kurang beruntung di Bambu Pelangi, Lapak Sarmili, Bintaro melalui program gemar membaca. Anak-anak di Bambu Pelangi menjadi objek dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat karena mereka membutuhkan perhatian dari pihak eksternal untuk membina mereka. Kegiatan PKM ini terlaksana sesuai dengan perencanaan. Hasil dari kegiatan PKM ini adalah bertambahkan pemenuhuan buku bacaan serta meningkatnya kemampuan baca dan mint baca  anak-anak di  Bambu Pelangi, Lapak Sarmili

    Evaluasi Program Wajib Belajar 12 Tahun Pemerintah Daerah Kota Yogyakarta

    No full text
    Penelitian ini bertujuan: (1) mengevaluasi pelaksanaan program (2) pencapaian tujuan program, dan (3) hambatan-hambatan pelaksanaan program wajib belajar 12 tahun di Kota Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Model evaluasi yang digunakana dalah discrepancy evaluation program. Subjek penelitian terdiri atas Kabag Pendidikan Dasar, Kabag Pendidikan Menengah, Subag ADP, masyarakat Kota, anak putus sekolah, anak pemegang Kartu Menuju Sejahtera (KMS), anak kota sekolah diluar Kota, dan anak luar kota sekolah di Kota. Data penelitian dikumpulkan melalui wawancara dan analisis dokumen. Teknik analisis data yang digunakan mengacu pada analisis data model interaktif Miles & Huberman, yang meliputi pengumpulan data, reduksi penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian program wajib belajar 12 tahun Kota Yogyakarta bukan merupakan Compulsory Education, tetap ilebih merupakan Basic Education Program (BEP) yang didasari Universal Besic Education (UBE) yang pada hakekatnya berarti penyediaan akses yang sama untuk mengikuti pendidikan dasar. (1) pelaksanaan program wajib belajar 12 tahun: (a) kecukupan pendidik belum terpenuhi pada jumlah guru kelas kurang pada Sekolah Dasar mencapai 52 guru, jenjang SMP/MTs dan SMA/MA/SMK sudah mencukupi, (b) ketersediaan sarana dan prasarana jenjang SD+MI dan jenjang SMP+MTs belum terpenuhi fasilitas sekolah yaitu lapangan olahraga, laboratorium, ruang keterampilan, bimbingan penyuluhan, dan ruang serbaguna, dan jenjang SMA+MA+SMK yang belum terpenuhi lapangan olahraga. (c) ketersediaan pembiayaan pendidikan sudah tersedia melalui BOS, BOSDA, dan JPD. 2) pencapaian tujuan program wajib belajar 12 tahun: (a) meningkatkan Angka Partisipasi Sekolah sudah mencapai tujuan pada jenjang SD+MI, jenjang SMP+MTs belum mencapai hanya, (b) mengurangi Angka Putus Sekolah semua jenjang pendidikan belum memenuhi 0,02%, (c) meningkatkan Angka Melanjutkan jenjang SD+MI kejenjang SMP+MTs belum mencapai target, dan SMP+MTs kejenjang SMA+MA+SMK sudah mencapai target, (d) meningkatkan anak lulus minimal SMA/SMK dan sederajat sudah terpenuhi, (e) terwujudnya perluasan akses dan pemerataan pendidikan untuk semua.3) hambatan-hambatan program wajib belajar 12 tahun: (a) dayabeli/tingkat partisipasi masyarakat kurang, (b) minat anak dan kesadaran orang tua kurang, (c) anak putus sekolah di Kota masih ada, (d) sosialisasi program kurang maksimal,dan (e) ketidak tepatan subsidi (KMS) pemerintah Kota Yogyakart

    Evaluasi program wajib belajar 12 tahun pemerintah daerah Kota Yogyakarta

    No full text
    Penelitian ini bertujuan mengevaluasi: (1) pelaksanaan program (2) pencapaian tujuan program, dan(3) hambatan-hambatan pelaksanaan program wajibbelajar 12 tahun di Kota Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Model evaluasi yang digunakan adalah discrepancy evaluation program. Hasil penelitian program wajib belajar 12 tahun di Kota Yogyakarta bukan Compulsory Education, tetapi lebih merupakan Basic Education Program (BEP) yang didasari Universal Besic Education (UBE) yang pada hakekatnya berarti penyediaan akses yang sama untuk mengikuti pendidikan dasar terhadap anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pelaksanaan Program Wajib Belajar 12 Tahun: (a) kecukupan tanaga pendidik belum terpenuhi pada jenjang SD, (b) ketersediaan sarana  prasarana belum terpenuhisecara keseluruhan, dan(c) ketersediaan pembiayaan pendidikan sudah terpenuhi. (2) pencapaian tujuan program wajib belajar 12 tahun: (a) meningkatkan Angka Partisipasi Sekolah (APS), (b) mengurangi Angka Putus Sekolah (APS), (c) meningkatkan Angka Melanjutkan (AM), (d) program wajib belajar sudah dapat meningkatkan anak lulus minimal SMA/SMK dan sederajat, dan (e) terwujudnya perluasan akses dan pemerataan pendidikan untuk semua. (3) Hambatan-hambatan Program Wajib Belajar 12 Tahunadalah: (a)rendahnya daya beli/tingkat partisipasi masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan, (b) rendahnya minat anak dan kesadaran orang tua kurang terhadap pentingnya pendidikan untuk masa depan, (c) masih adanya anak putus sekolah di Kota Yogyakarta (d) sosialisasi program wajib belajar 12 tahun kurang maksimal, dan (e) tidak tepatnya subsidi (KMS) pemerintah Kota Yogyakarta. Kata kunci: evaluasi, pelaksanaan program,tujuan program, hambatan program   AN EVALUATION OF THE 12 YEAR COMPULSORY EDUCATION PROGRAM OF THE CITY GOVERNMENT OF YOGYAKARTA Abstract This study aims to: (1) evaluate the implementation (2) achievement of the purpose, and (3) obstacles in the implementation of the 12 year compulsory education program in Yogyakartacity.This study is an evaluation using the qualitative approach.Model used in this research is discrepancy evaluation model. The results of this study that the 12-year compulsory education program Yogyakarta instead of Compulsory Education, but rather the Basic Education Program (BEP) which is based on the Universal Besic Education (UBE) which essentially means providing equal access to basic education.(1) Theresults indicate that in the implementation of the 12 year compulsory education program: (a) the adequacyof educators isnot met, (b) the infrastructure is not ready, and (c) the educational funding isready. (2) The purpose the 12 yearcompulsory education program in the city of Yogyakarta is: (a) to improvethe welfare of the community, (b) to relieve the burden of education costs, (c) to make effort for students to pass a minimum of SMA/SMK and equal, (d) to increase enrollment rates, and (e)to expandaccess and equity in education for all. (3) The obstacles in the implementation of the 12 year compulsory education program are: (a) the low purchasing power and public participation in the funding of education, (b) the low interest in children and awareness of parents about the importance of education for the future, (c) theschool drop out of children in the city of Yogyakarta, (d) the minimum socialization of 12 years compulsory education, and (e) the lack of accuracy (KMS) of government subsidies. Keywords: evaluation,program implementation,program objectives, program constraints

    Pelatihan Manajemen Keuangan Dalam Meningkatkan Keandalan Menyusun Laporan Keuangan Pada Pac Gerakan Pemuda Ansor Pagedangan-Tangerang Selatan

    Get PDF
    Manajemen keuangan memiliki peranan penting dalam kegiatan pelaporan keuangan dalam suatu organisasi. Laporan keuangan merupakan salah satu bagian penting dalam pengelolaan keuangan suatu organisasi. Semua organisasi baik organisasi berorientasi profit maupun non profit, membutuhkan informasi yang relevan, andal, dapat diperbandingkan dan dapat dipahami dalam laporan keuangan yang disajikan. Terlebih lagi organisasi non profit, di mana sumber pendanaan terbesar berupa sumbangan yang berasal dari donatur. Sangat besar kemungkinan terjadi kecurangan dalam organisasi non profit. Kecurangan tersebut biasanya dilakukan oleh beberapa pihak bahkan oleh pihak manajemen sendiri. Untuk itu pengungkapan laporan keuangan yang relevan, andal, dapat diperbandingkan dan dapat dipahami sangat diperlukan dalam organisasi non profit. Pengungkapan laporan keuangan tersebut perlu adanya pengelolaan organisasi yang sehat, manajemen strategi yang baik, pelaporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi (PSAK 45) dan pemanfaatan teknologi yang baik. Oleh karena itu, adanya tahapan proses yang dilakukan tersebut, diharapkan dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas bagi seluruh anggota organisasi
    corecore