8 research outputs found

    PEMETAAN PADANG LAMUN SEBAGAI PENUNJANG EKOWISATA DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR

    Get PDF
    Abstrak:Padang lamun merupakan ekosistem pesisir yang sangat potensial baik dari segi ekologis maupun ekonomis. Kabupaten Lombok Timur memiliki potensi padang lamun yang cukup besar dan tersebar mulai dari bagian selatan sampai bagian utara. Tujuan penelitian ini adalah memetakan padang lamun yang ada di Kabupaten Lombok Timur. Pemetaan padang lamun dilakukan dengan  metode survey in situ. Untuk mengetahui sebaran lamun dilakukan dengan metode UTSG yang merupakan  gabungan antara “Line Intersecpt  Transect” dan metode “Stop and Go”. Analisis kesesuaian wisata dilakukan dengan menghitung indeks kesesuaian wisata (IKW).Berdasarkan hasil penelitian diperoleh delapan jenis lamun yang tersebar di delapan lokasi yaitu Pantai Poton Bakau, Gili Kere, Gili Bembek, Gili Sunut, Pantai Pink, Pantai Te Elong-elong, Gili Sulat dan Gili Lawang. Kondisi lamun di semua lokasi rata-rata masih bagus dengan jumlah jenis yang paling banyak yaitu di Gili Kere dan Gili Sunut. Indeks kesesuaian wisata di tiap lokasi bervariasi berkisar dari 72-96% dan masuk dalam kategori sesuai hingga sangat sesuai untuk ekowisata lamun.Di Gili Kere, Gili Bembek, Gili Sunut, Pantai Pink, Gili Sulat dan Gili lawang rata-rata memiliki nilai IKW yang cukup tinggi (96%) dan masuk dalam kategori sangat sesuaiuntuk kegiatan ekowisata padang lamun kategori snorkeling. Kata Kunci : Padang lamun, Ekowisata, Pulau Lombok Abstract: Seagrass beds are a potential coastal ecosystem both ecologically and economically. East Lombok Regency has the potential for seagrass beds which are quite large and spread from the south to the north. The purpose of this study was to map the seagrass beds in East Lombok Regency in an effort to support Eco-tourism. Mapping of seagrass beds is done by in situ survey methods. To find out the distribution of seagrass was done by the UTSG method, which is a combination of "Intercept Transect Line" and "Stop and Go" method. Travel suitability analysis is done by calculating the tourist suitability index (IKW). Based on the results of the study, eight species of seagrass were scattered in eight locations, namely Poton Bakau Beach, Gili Kere, Gili Bembek, Gili Sunut, Pink Beach, Te Elong-elong Beach, Gili Sulat and Gili Lawang. Seagrass conditions in all locations on average are still good with the highest number of species, namely in Gili Kere and Gili Sunut. The tourist suitability index in each location varies from 72-96% and falls into the appropriate category to be very suitable for seagrass Eco-tourism.In Gili Kere, Gili Bembek, Gili Sunut, Pink Beach, Gili Sulat and Gili Lawang the average value of IKW is quite high (96%) and included in the category very suitable for seagrass Eco-tourism activities in the snorkeling category. Keywords: Seagrass beds, Eco-tourism, Lombok Islan

    Pemetaan Padang Lamun sebagai Penunjang Ekowisata di Kabupaten Lombok Timur

    Get PDF
    Padang lamun merupakan ekosistem pesisir yang sangat potensial baik dari segi ekologis maupun ekonomis. Kabupaten Lombok Timur memiliki potensi padang lamun yang cukup besar dan tersebar mulai dari bagian selatan sampai bagian utara. Tujuan penelitian ini adalah memetakan padang lamun yang ada di Kabupaten Lombok Timur. Pemetaan padang lamun dilakukan dengan metode survey in situ. Untuk mengetahui sebaran lamun dilakukan dengan metode UTSG yang merupakan gabungan antara “Line Intersecpt Transect” dan metode “Stop and Go”. Analisis kesesuaian wisata dilakukan dengan menghitung indeks kesesuaian wisata (IKW).Berdasarkan hasil penelitian diperoleh delapan jenis lamun yang tersebar di delapan lokasi yaitu Pantai Poton Bakau, Gili Kere, Gili Bembek, Gili Sunut, Pantai Pink, Pantai Te Elong-elong, Gili Sulat dan Gili Lawang. Kondisi lamun di semua lokasi rata-rata masih bagus dengan jumlah jenis yang paling banyak yaitu di Gili Kere dan Gili Sunut. Indeks kesesuaian wisata di tiap lokasi bervariasi berkisar dari 72-96% dan masuk dalam kategori sesuai hingga sangat sesuai untuk ekowisata lamun.Di Gili Kere, Gili Bembek, Gili Sunut, Pantai Pink, Gili Sulat dan Gili lawang rata-rata memiliki nilai IKW yang cukup tinggi (96%) dan masuk dalam kategori sangat sesuaiuntuk kegiatan ekowisata padang lamun kategori snorkeling

    Pengaruh variasi dosis dan waktu fermentasi dengvn activated EM4 terhadap kandungan unsur Nitrogen ( N) dan Fosfor (P) polimer limbah popok

    Get PDF
    Penelitian eksperimen dengan menggunakan metode Rancang Acak Kelompok Faktorial (RAKF).

    Sosialisasi Zero Waste dan coaching clinic pengolahan sampah di Desa Labuhan Haji

    Get PDF
    Every human activity will always produce residues called garbage and waste. Garbage is usually identical to the rest of daily processing in solid form, while waste is the rest of the processing in liquid. Both waste and garbage will continue to increase in line with increasing human activities and population growth. Changing the public's perspective on waste from being considered a waste material that has no benefits to being helpful is an integral part of Zero Waste education and socialization efforts. The purpose of this activity is to socialize the people of Labuhan Haji Village about Zero Waste. This socialization consists of three activities, namely: 1) education about Zero Waste materials; 2) demonstration or practice of processing waste cooking oil into candles and soap; 3) coaching clinic on waste management (collection, sorting, weighing, and analysis of waste composition). The method used is lecture, demonstration, practice, and discussion. Location of activities in Labuhan Haji Village and Lab. Environmental Engineering Study Program, Faculty of Engineering, Hamzanwadi University. The implementation of the activity showed an increase in knowledge and awareness of the importance of the Zero Waste program in the people of Labuhan Haji Village. In addition, the community can process used cooking oil into more valuable goods and process waste properly.Setiap aktivitas yang dilakukan manusia akan selalu menghasilkan sisa yang disebut dengan sampah dan limbah. Sampah biasanya identik dengan sisa pengolahan sehari-hari yang berbentuk padat, sedangkan limbah merupakan sisa pengolahan yang berbentuk cair. Baik sampah dan limbah keberadaannya diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya aktivitas manusia dan pertambahan penduduk. Merubah cara pandang masyarakat tentang limbah dari anggapan sebagai bahan buangan yang tidak mempunyai manfaat menjadi bermanfaat merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari upaya edukasi dan sosialisasi Zero Waste. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk sosialisasi masyarakat Desa Labuhan Haji tentang Zero Waste. Sosialisasi ini terdiri dari tiga kegiatan yaitu: 1) edukasi tentang materi Zero Waste; 2) demonstrasi atau praktik pengolahan limbah minyak jelantah menjadi lilin dan sabun; 3) coaching clinic tentang pengolahan sampah (pengumpulan, pemilahan, penimbangan, dan analisis komposisi sampah). Metode yang digunakan yaitu ceramah, demonstrasi, praktik, dan diskusi. Lokasi kegiatan di Desa Labuhan Haji dan Lab. Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Hamzanwadi. Hasil pelaksanaan kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya program Zero Waste pada masyarakat Desa Labuhan Haji. Selain itu masyarakat mampu mengolah minyak jelantah menjadi bahan yang lebih berguna, dan mampu mengolah sampah dengan baik

    Edukasi Dan Aksi Penanaman Pohon Untuk Konservasi Sumber Mata Air Loang Gali Desa Lenek Ramban Biak

    Get PDF
    Generasi muda merupakan aset berharga sebuah bangsa, peran generasi muda dalam perbaikan lingkungan sangat diharapkan demi terlaksananya pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development). Salah satu gerbang dalam menyiapkan generasi muda yang melek ekologi adalah melalui pendidikan, dalam pendidikan terdapat pembelajaran yang merupakan metode trasfer nilai dan pengetahuan dari pendidik ke anak didik (siswa) tentang pentingnya konservasi alam dalam kehidupan. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan pentingnya kegiatan konservasi di wilayah hutan bagi para siswa dan masyarakat di sekitar hutan serta untuk mengajak semua komponen masyarakat untuk melakukan akasi penanaman bersama bibit pohon sebagai implementasi pendidikan konservasi. Pelaksanaan kegiatan pengabdian ini menggunakan pendekatan model desain pembelajaran instruksional ADDIE (Analyze, Design, Develop, Implement and Evaluate). Kesimpulan dari kegiatan ini adalah edukasi dan sosialisasi pendidikan konservasi sangat didukung oleh pemerintah desa dan mitra kerja lainnya seperti DLHK Provinsi Nusa Tenggara Barat, Yayasan Pendidikan Hamzanwadi PPD NWDI Pancor, sekolah menengah, kelompok pemuda dan pokdarwis serta elemen masyarakat di sekitar lokasi kegiatan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya peserta yang ikut dalam kegiatan penanaman dan banyaknya bibit pohon yang berhasil ditanam dan dibagikan ke warga sekitar

    Diversity of Annelida Worm as a Bioindicator of Water Quality in Unus Estuary, Mataram Lombok

    Get PDF
    Condition of river is strongly influenced by the characteristics and the surrounding environment. Unus River is one of the rivers in Mataram City that flows throughout the year. The flow of the Unus River is used by residents for irrigation purposes, household waste disposal, market waste, industrial waste and so on. The purpose of this study was to determine annelida diversity index and to determine chemical and physical conditions of waters. The study was conducted by dividing into 10 stations by stratified random sampling. Physical and chemical parameters measured were pH, temperature, DO, BOD, C Organic, depth and turbidity. Data analysis is descriptively. The results showed that 6 species found in the estuary of Unus such as Tubifex sp, Branchiura sp, Nereis sp, Lumbriculus sp, Capitella sp and Halobdella sp. Ecosystem conditions are not balanced and there is a tendency to high ecological pressure. Physical and chemistry waters quality are still below the quality standard but there is a tendency DO deficit at each station

    Struktur Komunitas Makrozoobentos pada Tiga Muara Sungai sebagai Bioindikator Kualitas Perairan di Pesisir Pantai Ampenan dan Pantai Tanjung Karang Kota Mataram Lombok

    Full text link
    Increasing the human activity may lead to decrease utilization of river waters quality. The purpose of this study were to find out structure of macrozoobenthos community as bioindicator of waters quality in three estuaries of Ampenan district; find out the chemical and physical conditions of waters; determine the relationship of physical chemical of waters and macrozoobenthos diversity indices. The study was conducted by dividing of each estuary into 10 stations. Community structure and physical chemical waters parameters was analyzed descriptively. The relationship of physical and chemical waters quality parameters with macrozoobenthos diversity indices was analyzed by regression. The results showed that 8 species found in the estuary of Berenyok, 11 species in the estuary of Ancar and 12 species in the estuary of Jangkok. Conditions of community structure in three estuaries balanced enough up to unstable. Physical and chemistry waters quality in three estuaries are still below the quality standard except for Hg. In Berenyok and J angkok estuaries Hg values obtained in excess of standard quality. Pollution levels in the three estuaries ranging from moderate to heavily polluted. There is a linear correlation between macrozoobenthos diversity indices and DO parameter in each estuary

    ANALISIS KEBUTUHAN AIR BERSIH UNTUK PENGGUNAAN DOMESTIK DI DUSUN GELOGOR DESA LENDANG NANGKA KECAMATAN MASBAGIK

    No full text
    Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang dibutuhakan secara berkelanjutan. Secara umum air bersih diartikan sebagai air yang layak untuk dijadikan sebagai air baku untuk minum, mandi, mencuci, masak, dan higienitas. Di Dusun Gelogor, kecamatan masbagik memiliki tiga sumber mata air, tetapi sebagaian besar masyarakat memanfaatkan sumber mata air Kokok Tojang untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari. Penduduk Dusun Gelogor semakin meningkat yang tentunya berpengaruh terhadap peningkatan jumlah kebutuhan air bersih.  Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kebutuhan air bersih dalam jangka waktu 10 tahun yang akan datang di Dusun Gelogor. Metode analisis yang digunakan sesuai dengan standar Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya PU, (1996) mengenai Kriteria Perencanaan Air Bersih . Hasil penelitian menunjukkan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 0,85 pada tahun 2031 jumlah penduduk 7439 jiwa dengan kebutuhan air sebesar 557,925 liter/hari melihat rata-rata debit bulanan mata air Kokok Tojang sebesar 0,88 m3/detik mata air Kokok Tojang diprediksi tidak memenuhi kebutuhan air penduduk sampai tahun 2031
    corecore