49 research outputs found

    Penambahan Tepung Maggot Pada Pelet Tepung Komersil Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Patin Pangasius hypophthalmus

    Get PDF
    Potensi maggot Chrysomya megacephala sebagai bahan alternatif sebagai sumber protein dapat dimaanfaatkan untuk pakan benih ikan patin Pangasius hypophthalmus. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan yang bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan dan kelagsungan hidup benih ikan patin yang diberi pakan dengan tambahan tepung maggot dengan berbagai perlakuan  yaitu perlakuan A pelet tepung (100), perlakuan B pelet dengan tepung  maggot (75:25), perlakuan C pelet dengan tepung Maggot (50:50), dan perlakuan D tepung maggot (100). Hasil pengamatan menunjukkan penambahan tepung magot pada pakan menunjukkan hasil pertumbuhan berat tertinggi sebesar C 2,91 g dan terendah pada perlakuan D sebesar 1,99 g sedangkan pertumbuhan Panjang tertinggi terdapat pada perlakuan C sebesar 4,67, untuk kelangsungan hidup benih ikan patin yang memberikan nilai tertinggi sebebsar 93,3 % sehingga hasil analisis menunjukkan perlakuan B dan C berbeda nayata dengan kontrol

    ANALISIS TINGKAT PEMANFAATAN LAHAN, TOTAL PRODUKSI, DAN PRODUKTIVITAS IKAN BANDENG (Chanos chanos Forskal 1775) DI KECAMATAN TUGU KOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH

    Get PDF
    Abstrak Potensi budidaya bandeng di Kota Semarang seluas 139,40 Ha, permintaan pasar sekitar 600 ton/tahun, dan produksi 345,02 ton/tahun pada tahun 2011. Kegiatan usaha budidaya ikan bandeng tersebar di 4 desa di wilayah Kecamatan Tugu. Budidaya bandeng di Kota Semarang belum berjalan secara optimal dan produktivitas rendah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pemanfaatan lahan, total produksi, dan produktivitas. Penelitian telah dilakukan di Desa Mangkang Kulon, Desa Mangunharjo, Desa Mangkang Wetan, dan Desa Randugarut. Metode analisis data meliputi: analisis tingkat pemanfaatan lahan, produksi, dan produktivitas. Kecamatan Tugu memiliki total potensi dan tingkat pemanfaatan lahan bandeng 139,40 Ha serta produktivitas total 119,65 Ha/tahun. Program pengembangan usaha pembesaran ikan bandeng dari tingkat pemanfaatan lahan  melalui: optimalisasi pemanfaatan lahan kelas madya. Kata Kunci  : tingkat pemanfaatan lahan, total produksi, dan produktivita

    Analisis Kesesuaian Perairan untuk Keramba Jaring Apung di Kecamatan Sirah Pulau Padang Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan

    Get PDF
    Haris et al, 2019. The Analysis of Water Suitability for Floating Net Sprouts in Sirah Pulau Padang, Ogan Komering Ilir District, South Sumatra Province. JLSO 8(1):20-30.The purpose of this study is to analyze the level of water suitability of the floating net sprouts in sirah pulau padang, ogan komering river, Serdang Menang Village, OKI South Sumatra Regency based on water physical and chemical parameters. This study was conducted on July - August 2018 at the Komering River, Ulak Jermun village, Terusan Menang Village, and Mangun Jaya Village, OKI District, South Sumatra. The data of sampling was divided into 3 stations, they were; station 1 was Ulak Jermun Village (3 ° 18'45.48 "LS and 104 ° 53'5.32" BT), station 2 was Terusan Menang Village (3 ° 17'14.13 "LS and 104 ° 52'46.78 "BT), and station 3 was Mangun Jaya village (3 ° 18'14.92" LS and 104 ° 52'59.48 "BT). The data of Samples were tested at the chemical laboratory in Palembang Public Water Fisheries and Extension Research Institute directly. The results of the study was for Station 1, Station 2, and Station 3 with a value was  48% with a good feasibility information. The results of measurements of water quality parameters, the pH was about 6.6 - 6.7, temperature was about from 24., 53 - 26.93oC, DO 3.93 - 4.36 mg / l, ammonia was about 0.78 - 0.16 mg / l, water brightness was about from 34.67 - 43.33 cm, CO2 4.53 - 5.03 mg / l, depth 2.36 - 2.47 m, current velocity was about 0.38 - 0.44 m / s, nitrate was about 0.37 - 0.439 mg / l, phosphate was about 0.009 - 0.225 mg / l and the bottom substrate of water was mud

    STUDI PARAMETER FISIKA KIMIA AIRUNTUK KERAMBA JARING APUNG DI KECAMATAN SIRAH PULAU PADANG KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis parameter fisika–kimia yang meliputi suhu, pH, DO, kecerahan, amoniak, nitrat, fosfor, CO2, Arus air, Kedalaman, Kecerahan dan material dasar. Dari hasil penelitian Analisis Kesesuaian Lahan Keramba Jaring Apung Di Sungai Komering Desa Serdang Menang Kabupaten OKI Sumatera Selatan bahwa untuk Stasiun 1, Stasiun 2, dan Stasiun 3 dengan nilai48 % dengan keterangan kelayakan baik. Dari hasil pengukuran parameter kualitas air didapat pH kisaran 6.6 – 6.7, suhu berkisar 24.,53 – 26.93oC, DO3.93 – 4.36 mg/l, ammonia 0.78 – 0,16 mg/l, kecerahan perairan berkisar 34.67 – 43.33 cm,CO24.53 – 5.03 mg/l, kedalaman 2.36 – 2.47 m, kecepatan arus 0.38 – 0.44 m/s, nitrat 0.37 – 0.439  mg/l, fosfat 0.009 – 0.225 mg/l dan subtrat dasar perairan adalah lumpur. Kata Kunci: Parameter Fisika dan Kimia, Keramba Jaring Apung

    Produksi dan Kandungan Nutrisi Maggot (Chrysomya Megacephala) Menggunakan Komposisi Media Kultur Berbeda

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini yaitu : 1. Mengetahui jumlah produksi maggot dari perlakuan limbah ikan dengan komposisi media kultur yang berbeda. 2. Mengetahui nilai nutrisi yang terkandung dalam maggot. Penelitian ini telah pada bulan November sampai bulan Desember 2015 di kampus C Fakultas Perikanan Universitas PGRI Palembang, Kecamatan Sematang Borang Palembang. Dari hasil identifikasi siklus pertumbuhan maggot, maggot akan melalui tahapan pertumbuhan yang dimulai dari telur (24 jam), maggot instar 1 (18 jam), maggot instar 2 (3 hari), maggot instar 3 (3 hari), pupa (7 hari) dan lalat deawasa. Dari tahapan tahapan-tahapan siklus pertumbuhan maggot yang dimulai dari telur sampai menjadi lalat dewasa membutuhkan waktu 14 hari 18 jam. Produksi maggot tertinggi terjadi pada perlakuan D (limbah ikan 3 kg + ampas kelapa 3 kg) dimana maggot yang dihasilkan mencapai 1.149,88 gram. Biaya produksi pada perlakuan D sebesar Rp.72/gr dengan rendemen sebesar 8,2347%.Untuk produksi berat maggot terendah terjadi pada perlakuan A (limbah ikan 6 kg), maggot yang dihasilkan hanya 494,08 gram dengan biaya produksi Rp. 72/gr dan rendemen sebesar 8,2347%. Kandungan nutrisi kandungan protein maggot tertinggi diperoleh pada perlakuan C. Pada perlakuan C kandungan protein yang terkandung pada maggot sebesar 41,22% dan protein terendah terjadi pada perlakuan A dimana protein yang terkandung sebesar 25,22%. Kata Kunci : Maggot, Produksi, Kandungan Nutrisi

    PRODUKSI DAN KANDUNGAN NUTRISI MAGGOT (Chrysomya Megacephala) MENGGUNAKAN KOMPOSISI MEDIA KULTUR BERBEDA

    Get PDF
    Abstrak Tujuan dari penelitian ini yaitu : 1. Mengetahui  jumlah  produksi  maggot  dari perlakuan  limbah  ikan dengan komposisi media kultur yang berbeda. 2. Mengetahui nilai nutrisi yang terkandung dalam maggot. Penelitian ini telah pada bulan November sampai bulan  Desember 2015 di kampus  C Fakultas Perikanan Universitas PGRI Palembang, Kecamatan Sematang Borang Palembang. Dari hasil  identifikasi  siklus  pertumbuhan  maggot,  maggot  akan melalui  tahapan  pertumbuhan  yang dimulai dari telur (24 jam), maggot instar 1 (18 jam), maggot instar 2 (3 hari), maggot instar 3 (3 hari), pupa (7 hari) dan lalat deawasa. Dari tahapan tahapan-tahapan siklus pertumbuhan maggot yang dimulai dari telur sampai menjadi lalat dewasa membutuhkan waktu 14 hari 18 jam. Produksi maggot tertinggi terjadi pada perlakuan D (limbah ikan 3 kg + ampas kelapa 3 kg)  dimana maggot yang  dihasilkan  mencapai  1.149,88  gram.  Biaya  produksi  pada  perlakuan  D  sebesar  Rp.72/gr dengan  rendemen sebesar 8,2347%.Untuk  produksi berat maggot terendah terjadi pada perlakuan A (limbah ikan 6 kg), maggot  yang dihasilkan hanya 494,08 gram dengan biaya produksi Rp. 72/gr  dan rendemen sebesar  8,2347%.  Kandungan  nutrisi  kandungan  protein  maggot  tertinggi diperoleh pada perlakuan C. Pada perlakuan C kandungan protein yang terkandung pada maggot sebesar 41,22% dan protein terendah terjadi pada perlakuan A dimana   protein yang terkandung sebesar 25,22%.  Kata Kunci  : Maggot, Produksi, Kandungan Nutrisi

    Nilai Ekonomi Ekosistem Lamun di Perairan Barat Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia: Sebagai Penyedia Sumberdaya Ikan

    Get PDF
    Ekosistem lamun memiliki keterkaitan dengan aktivitas ekonomi lokal, hal ini dapat diartikan bahwa kehidupan masyarakat pesisir memiliki ketergantungan terhadap keberadaan padang lamun. Ekosistem lamun menyediakan jasa penyediaan berupa sumberdaya ikan dan biotanya yang memiliki peran penting dalam ketahanan pangan dan kesejahteraan nelayan kecil, khususnya di Perairan Barat, Kabupaten Rote Ndao. Tujuan dari penelitian adalah menunjukkan nilai ekonomi yang diberikan oleh jasa ekosistem lamun dalam menyediakan sumberdaya ikan dengan pendekatan effect on production (EOP). Metode yang digunakan dalam penelitian adalah survey dengan teknik wawancara. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif dan penilaian ekonomi melalui pendekatan pendugaan surplus konsumen (CS) sumberdaya. keberadaan ekosistem lamun di Perairan Barat Kabupaten Rote Ndao telah terbukti dapat memberikan jasa penyediaan berupa sumberdaya ikan dan biota lainnya yang berasosiasi dengan lamun yang dimanfaatkan oleh nelayan dan masyarakat sekitar. Manfaat tersebut dapat dilihat dari perhitungan ekonomi dengan pendekatan Effect on Production (EOP), hasil analisis menyebtukan estimasi nilai ekonomi dari consumen surplus (CS) terhadap ekosistem lamun sebesar Rp. 13.035.481,00/Orang/Tahun dan nilai ekonomi total ekosistem lamun sebesar Rp. 1.381.760.996,00/tahun.  

    KOMBINASI MAGGOT PADA PAKAN KOMERSIL TERHADAP PERTUMBUHAN, KELANGSUNGAN HIDUP, FCR DAN BIAYA PAKAN IKAN PATIN SIAM (Pangasius hypophthalmus)

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Menganalisis pengaruh perbandingan pemberian pakan komersil dan maggot terhadap pertumbuhan, kelangsungan hidup, FCR dan biaya pakan ikan patin siam (Pangasius hypophthalmus). Penelitian dilaksanakan di kampus C Fakultas Perikanan Universitas PGRI Palembang. Kegiatan penelitian dilakukan selama 30 hari. Ikan uji yang digunakan adalah benih ikan patin ukuran 5-7 cm. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri 5 taraf perlakuan dengan 3 kali ulangan yaitu perlakuan A (Pakan komersil 100%), B (Pakan komersil 75% dan Maggot 25%), C (Pakan komersil 50% dan Maggot 50%). D (Pakan komersil 25% dan Maggot 75%) dan E (Maggot 100%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan berat rata-rata dan panjang benih ikan patin siam (Pangasius hypophthalmus) yang terbaik terdapat pada perlakuan D dengan berat 3,06 gram dan panjang 2,25 cm. Untuk kelangsungan hidup ikan patin siam (pangasius hypophtalmus) nilai tertinggi tertinggi terdapat pada perlakuan B dan E sebesar 90%. Konversi pakan nilai terendah terdapat pada perlakan A dengan rata-rata 1,45 dan untuk biaya pakan maggot memiliki harga yang lebih murah yaitu sebesar 4.200 pada perlakuan E. Serta secara keseluruhan dari perhitungan nilai pertumbuhan, kelangsungan hidup, FCR dan biaya pakan perlakuan terbaik selama masa pemeliharaan terdapat pada perlakuan D yang dilihat dari pertumbuhan yang baik serta biaya pakan yang murah. Kata Kunci  : Ikan Patin Siam (Pangasius hypophthalmus), Pakan komersil dan Maggo

    FEMINISASI PADA IKAN MAS (Cyprinus carpio) DENGAN PERENDAMAN EKSTRAK DAUN-TANGKAI BUAH TERUNG CEPOKA (Solanum torvum) PADA LAMA WAKTU PERENDAMAN BERBEDA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lama perendaman ekstrak daun-tangkai buah terung cepoka (Solanum torvum) yang tepat pada feminisasi Ikan Mas (Cyprinus carpio). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2014 di Kampus C, (WSPI) Fakultas Perikanan Universitas PGRI Palembang dan di Laboratorium Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Indralaya. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 taraf  perlakuan, masing-masing perlakuan dilakukan 3 (tiga) kali ulangan.  Perlakuan pada penelitian ini berupa lama perendaman ekstrak daun-tangkai buah terung sepoka yang berbeda yaitu : tanpa perlakuan, 20 jam, 25 jam, 30 jam, 35 jam. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : dilihat dari hasil pembedahan gonad, persentase betina ikan mas (Cyprinus carpio) tertinggi secara statistik terdapat pada perlakuan P3 (30 Jam perendaman ) dengan 93,63 %, dilihat dari kelangsungan hidup ikan mas (Cyprinus carpio) yang tertinggi secara statistik terdapat pada perlakuan P0 (Tanpa perlakuan) peningkatan lama perendaman untuk spesies tertentu akan menimbulkan efek berlawanan dan dapat berakibat tingginya mortalitas, dilihat dari bobot mutlak ikan mas (Cyprinus carpio) terbaik terdapat pada perlakuan P3 (30 jam perendaman ) dengan berat 1,08 g sedangkan yang terendah pada perlakuan P4 (35 jam perendaman) dengan berat 0,58 g hal ini disebabkan perendaman hormon terlalu lama atau berlebihan pada spesies tertentu akan menimbulkan rendahnya tingkat pertumbuhan. Kata Kunci : Terung cepoka, ikan mas, feminisasi
    corecore