2 research outputs found

    Penerapan Knowledge Management pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Pekanbaru

    Full text link
    Regional Development Planning Agency (Bappeda) of Pekanbaru city is one of the local government institutions accordance with their tasks to help heads of regions in organizing of government in development planning. Regional development planning must reflect the reality of the needs of an area, which be functioning as a plan to improve the use of available public resources in the region. One of the problems that occur is Bappeda can not be separated from the various constraints such as the lack of documents availability of study results or study to formulate the development planning program. There are still a lack of quantity and quality of human resources in the Bappeda environment, so it is difficult to make a quality and on time planing. Meanwhile, high and rapid of development and growth of the Pekanbaru city which must be balanced by Bappeda to produce planning products that can answer development and changes of region in the future. By applying the knowledge management is believed to have an important role in helping to improve the effectiveness of Bappeda because it can encourage the use of prior knowledge to improve the quality of decision making process. In addition, knowledge management can also serve as a tool in the process of organizational change, because the knowledge management can help to build a culture of learning within an organization. Learn to perform activities which they are responsible should be getting better over time. Based on this, researchers interested in conducting a qualitative research on the application of knowledge management in Bappeda Pekanbaru City.Theoretical concept used by the author is the theory of knowledge management Ismail Nawawi are: human, process, technology, content and the factors that affect the implementation of knowledge management in the organization. This study used a qualitative research with descriptive study. In collecting the data, the researcher used interview, observation and documentation.The results of this study indicate that Bappeda has implemented knowledge management, although there are still deficiencies in the implementation process, for example such as lack of awareness to share information among employees outside the meeting activities. But the advantages are Bappeda continue to make changes for the better as the enactment of theimplementation of an online system to provide information of evelopment activities to the society which is currently only up to the district level

    Pergerakan Larva Karang (Planula) Acropora di Kepulauan Seribu, Biawak, dan Karimunjawa Berdasarkan Kondisi Oseanografi

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pergerakan planula Acropora Kepulauan Seribu, Biawak, dan Karimunjawa berdasarkan kondisi oseanografi (arus, batimetri, dan pasang surut) Laut Jawa. Metode yang digunakan adalah simulasi hidrodinamika (HD) dan particle tracking (PT) yang dilakukan pada bulan Januari, April, Oktober, dan November 2016. Area penelitian meliputi 6 pulau di bagian timur Kepulauan Seribu; Pulau Biawak, Gosong, dan Candikian; dan 6 pulau di bagian barat Kepulauan Karimunjawa. Semua pulau mewakili zona inti, perlindungan, pemanfaatan, dan pemukiman. Data yang digunakan adalah data hidrodinamika yaitu angin, pasang surut, dan batimetri serta data partikel yaitu berat dan flux planula. Hasil simulasi model HD menunjukkan pergerakan arus di area model memiliki pengaruh yang kuat dari pasang surut dengan pola yang bolak-Balik. Kecepatan arus berubah-ubah seiring kondisi air laut saat pasang dan surut. Hasil simulasi model PT menunjukkan pergerakan planula di Kepulauan Seribu memiliki pola bergerak ke utara dan selatan dengan pergerakan terjauh adalah 7,89 km; di Kepulauan Biawak polanya bergerak ke tenggara dan barat laut dengan pergerakan terjauh 5,93 km; di Kepulauan Karimunjawa polanya bergerak ke timur dan barat dengan pergerakan terjauh 9,32 km. Wilayah yang potensial untuk pertumbuhan planula adalah Pulau Tondan Barat, Tondan Timur, dan Menjangan Besar sehingga ketiga pulau yang termasuk zona pemanfaataan ini dapat dimanfaatkan untuk rehabilitasi atau direkomendasikan menjadi zona inti. Kepulauan Biawak yang merupakan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) memiliki Pulau Biawak sebagai daerah potensial pertumbuhan karang dan dapat dijadikan wilayah rehabilitasi
    corecore