3 research outputs found

    PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LEARNING START WITH AQUESTION DALAM MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK KELAS IX DI MTs AL-AMIEN BUGIH KECAMATAN PAMEKASAN

    Get PDF
    Abstrak: Pelaksanaan metode pembelajaran learning start with a questiondalam mata pelajaran akidah akhlak kelas IX yang diterapkan di MTs Al-Amien bugih kecamatan pamekasan. merupakan salah satu metode yang dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam bertanya. Dengan ini siswa dituntut untuk memahami sendiri materi pelajarannya, tanpa dijelaskan oleh guru. Sehingga metode ini dapat merangsang siswa untuk bertanya mengenai hal yang tidak dimengerti tetang materi pelajaran yang akan dipelajari, dan metode ini sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran untuk menciptakan siswa yang berani mengemukakan pendapat, berpikir ktritis dan kreatif. Fokus penelitian ialah penerapan metode learning start with a question dalam mata pelajaran Akidah Akhlak kelas IX dan faktor pendukung dan penghambat dalam menerapkan metode learning start with a question dalam mata pelajaran Akidah Akhlak kelas IX di MTs Al-Amien Bugih Kecamatan Pamekasan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian inkuiri naturalistik. Hasil penelitian menunjukan bahwa: Pertama,Penerapan metode learning start with a question yang ada pada penelitian ini, yaitu sebelum guru mata pelajaran Akidah Akhlak kelas IX di MTs Al-Amien Bugih Kecamatan Pamekasan memulai pembelajaran, terlebih dahulu guru memberikan materi kepada siswa yang berupa bahan bacaan terkait materi yang akan dipelajari kemudian guru memberikan waktu beberapa menit kepada siswa untuk mempelajari materi yang sudah diberikan, setelah itu  guru memerintahkan kepada siswa jika ada materi yang tidak dipahami di catat dan nantik disuruh bertanya apabila sudah sampai waktunya. Setelah siswa selesai bertanya sambil lalu guru menjelaskan materi yangdipelajari dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari siswa dan meluruskan pendapat siswa yang keluar dari materi pembelajaran. Kedua,penerapan proses pembelajaran learning faktor pendukung dan juga penghambatnya ialah siswa siswa mengalami kesulitan untuk memahami pembelajaran sehingga membutuhkan pembiasaan terlebih dahulu dikarenakan belum terbiasa dengan metode pembelajaran seperti ini.Abstrak: Pelaksanaan metode pembelajaran learning start with a questiondalam mata pelajaran akidah akhlak kelas IX yang diterapkan di MTs Al-Amien bugih kecamatan pamekasan. merupakan salah satu metode yang dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam bertanya. Dengan ini siswa dituntut untuk memahami sendiri materi pelajarannya, tanpa dijelaskan oleh guru. Sehingga metode ini dapat merangsang siswa untuk bertanya mengenai hal yang tidak dimengerti tetang materi pelajaran yang akan dipelajari, dan metode ini sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran untuk menciptakan siswa yang berani mengemukakan pendapat, berpikir ktritis dan kreatif. Fokus penelitian ialah penerapan metode learning start with a question dalam mata pelajaran Akidah Akhlak kelas IX dan faktor pendukung dan penghambat dalam menerapkan metode learning start with a question dalam mata pelajaran Akidah Akhlak kelas IX di MTs Al-Amien Bugih Kecamatan Pamekasan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian inkuiri naturalistik. Hasil penelitian menunjukan bahwa: Pertama,Penerapan metode learning start with a question yang ada pada penelitian ini, yaitu sebelum guru mata pelajaran Akidah Akhlak kelas IX di MTs Al-Amien Bugih Kecamatan Pamekasan memulai pembelajaran, terlebih dahulu guru memberikan materi kepada siswa yang berupa bahan bacaan terkait materi yang akan dipelajari kemudian guru memberikan waktu beberapa menit kepada siswa untuk mempelajari materi yang sudah diberikan, setelah itu  guru memerintahkan kepada siswa jika ada materi yang tidak dipahami di catat dan nantik disuruh bertanya apabila sudah sampai waktunya. Setelah siswa selesai bertanya sambil lalu guru menjelaskan materi yangdipelajari dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari siswa dan meluruskan pendapat siswa yang keluar dari materi pembelajaran. Kedua,penerapan proses pembelajaran learning faktor pendukung dan juga penghambatnya ialah siswa siswa mengalami kesulitan untuk memahami pembelajaran sehingga membutuhkan pembiasaan terlebih dahulu dikarenakan belum terbiasa dengan metode pembelajaran seperti ini

    BAHASA ARAB DALAM TINJAUAN FILSAFAT PENGETAHUAN (Studi Korelasi Filsafat Sebagai Sentrum Kajian Bahasa Arab)

    Get PDF
    Filsafat sering kali diartikulasikan sebuah pemikiran yang mendalam, dan tanpa disadari pemikiran tersebut tidak dapat tersampaikan dan dipahami oleh orang lain tanpa bahasa. Begitu juga tanpa adanya pemikiran, bahasa tidak akan mengalami perkembangan hingga saat ini. Artikel ini bertujuan untuk mengungkap keterkaitan antara filsafat dan bahasa, serta mengekplorasi konsep bahasa dalam paradigma filsafat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis kajian kepustakaan. Sumber data didapat melalui berbagai literatur yang relevan dengan teknik dokumentasi dan arsip. Adapaun analisisnya menggunakan teknik analisis interaktif Miles dan Huberman. Hasil Penelitian ini adalah: 1) Bahasa sebagai sarana bagi filsafat untuk alat kominikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berfikir ilmiah, dan bahasa sendiri dapat menjadi objek kajian filsafat sebagai sebuah pengetahuan (ilmu) yang kemudian melahirkan filsafat bahasa; 2) Terdapat empat konsep bahasa dalam tinjauan paradigma filsafat yang erat kaitanya dengan ilmu bahasa, diantaranya: paradigma linguistik tradisional, paradigma linguistik struktural, paradigma lingusitik fungsional dan paradigma linguistik transformatif generatif

    Proteome-Wide Screening of Potential Vaccine Targets against Brucella melitensis

    No full text
    The ongoing antibiotic-resistance crisis is becoming a global problem affecting public health. Urgent efforts are required to design novel therapeutics against pathogenic bacterial species. Brucella melitensis is an etiological agent of brucellosis, which mostly affects sheep and goats but several cases have also been reported in cattle, water buffalo, yaks and dogs. Infected animals also represent the major source of infection for humans. Development of safer and effective vaccines for brucellosis remains a priority to support disease control and eradication in animals and to prevent infection to humans. In this research study, we designed an in-silico multi-epitopes vaccine for B. melitensis using computational approaches. The pathogen core proteome was screened for good vaccine candidates using subtractive proteomics, reverse vaccinology and immunoinformatic tools. In total, 10 proteins: catalase; siderophore ABC transporter substrate-binding protein; pyridoxamine 5′-phosphate oxidase; superoxide dismutase; peptidylprolyl isomerase; superoxide dismutase family protein; septation protein A; hypothetical protein; binding-protein-dependent transport systems inner membrane component; and 4-hydroxy-2-oxoheptanedioate aldolase were selected for epitopes prediction. To induce cellular and antibody base immune responses, the vaccine must comprise both B and T-cells epitopes. The epitopes were next screened for antigenicity, allergic nature and water solubility and the probable antigenic, non-allergic, water-soluble and non-toxic nine epitopes were shortlisted for multi-epitopes vaccine construction. The designed vaccine construct comprises 274 amino acid long sequences having a molecular weight of 28.14 kDa and instability index of 27.62. The vaccine construct was further assessed for binding efficacy with immune cell receptors. Docking results revealed that the designed vaccine had good binding potency with selected immune cell receptors. Furthermore, vaccine-MHC-I, vaccine-MHC-II and vaccine-TLR-4 complexes were opted based on a least-binding energy score of −5.48 kcal/mol, 0.64 kcal/mol and −2.69 kcal/mol. Those selected were then energy refined and subjected to simulation studies to understand dynamic movements of the docked complexes. The docking results were further validated through MMPBSA and MMGBSA analyses. The MMPBSA calculated −235.18 kcal/mol, −206.79 kcal/mol, and −215.73 kcal/mol net binding free energy, while MMGBSA estimated −259.48 kcal/mol, −206.79 kcal/mol and −215.73 kcal/mol for TLR-4, MHC-I and MHC-II complexes, respectively. These findings were validated by water-swap and entropy calculations. Overall, the designed vaccine construct can evoke proper immune responses and the construct could be helpful for experimental researchers in formulation of a protective vaccine against the targeted pathogen for both animal and human us
    corecore