2,642 research outputs found

    Kajian Potensi Sumberdaya Air untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di Kali Suci, Dusun Jetis, Semanu, Gunungkidul

    Full text link
    Kali Suci yang terletak di Kabupaten Gunung Kidul merupakan wilayah dengan potensi sumberdaya air yang melimpah, akan tetapi memiliki keterbatasan akses terhadap energi listrik. Melihat dari kondisi tersebut sangat penting adanya tindakan pemanfaatan sumberdaya air guna pemenuhan listrik di sekitar wilayah Kali Suci. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui karakteristik hidrologis wilayah Kali Suci dan mengetahui jumlah energi listrik yang mampu dihasilkan dari sumberdaya air Kali Suci. Besarnya energi listrik yang mampu dihasilkan dari sumberdaya air di Kali Suci dilakukan berdasarkan analisis debit andalan 80% dengan memperhatikan besar debit dan tinggi terjunan pada bendungan yang akan dipasang generator. Berdasarkan perhitungan debit andalan, daya yang mampu dihasilkan sebesar 3688 Watt

    Morfometri dan Potensi Sumberdaya Air Danau Laukawar

    Full text link
    Tujuan dari penelitian ini adalah membuat Peta Batimetri, mengetahui Kondisi Morfometri, dan menghitung Potensi Sumberdaya Air Danau Laukawar. Metode yang digunakan untuk membuat peta batimetri adalah dengan pengukuran langsung di lapangan dengan menggunakan pemberat yang diikat dengan tali ukur serta dicatat koordinatnya. Data titik kedalaman dan koordinat tersebut kemudian diinterpolasi dengan menggunakan metode krigging. Peta batimetri yang sudah dihasilkan digunakan untuk menghitung dan/atau mengukur aspek morfometri danau. Danau Laukawar menutupi luasan lebih dari 1 juta meter persegi, dengan kedalaman maksimal 18 meter dan volume 11 juta meter kubik. Kedalaman relatifnya adalah 1,5, yang berarti bahwa Laukawar memiliki nilai stabilitas yang rendah, mudah tercampur karena pengaruh angin. Luas tangkapan air danau sebesar lebih dari 9 juta meter persegi yang memiliki curah hujan pada kelas 2000 sampai 2500 meter persegi. Hujan yang sudah dikurangi penguapan menghasilkan air masuk sebesar 10 sampai dengan 15 juta meter kubik pertahun. Merujuk kepada aliran outlet Laukawar, yang melewati Kecamatan Naman Teran dan Kecamatan Simpang Empat, dan kebutuhan kedua kecamatan tersebut (6,3 juta meter kubik), Laukawar dan daerah tangkapan airnnya hanya dapat memenuhi kedua kecamatan tersebut secara utuh. Sisa air sebanyak 3,7 sampai dengan 8,7 juta meter kubik, meresap, atau tetap mengalir dan dipergunakan oleh kecamatan lain

    Pemetaan Kerawanan Banjir dengan Aplikasi Sistem Informasi Geografis di Sub DAS Karang Mumus Provinsi Kalimantan Timur

    Full text link
    Sub DAS Karang Mumus merupakan bagian dari sistem DAS Mahakam yang lebih besar, memiliki luas ±30.000 ha dianggap memiliki kontribusi dalam menentukan kerawanan banjir yang sering terjadi di Kota Samarinda dan sekitarnya. Tujuan penelitian ini adalah memetakan daerah yang termasuk dalam daerah rawan kebanjiran dan daerah yang berpotensi sebagai pemasok air banjir menggunakan metode teknik mitigasi bencana dan Sistem Informasi Geografis (SIG). Teknik mitigasi bencana membagi dua kajian utama, yakni kajian daerah rawan kebanjiran menggunakan parameter bentuk lahan, lahan kiri-kanan sungai, percabangan sungai, sinusitas sungai, bangunan air. Kajian daerah potensi pemasok air banjir menggunakan parameter hidrologi sungai yakni curah hujan, bentuk DAS, gradien sungai, kerapatan drainase, kemiringan lereng, penggunaan lahan. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode skoring dan pembobotan. Sistem Informasi Geografis digunakan sebagai permodelan spasial dalam memetakan kerawanan dan potensi banjir menggunakan teknik overlay/intersect dan merepresentasikannya dalam bentuk peta

    Pemodelan Debit Aliran DAS Bompon Menggunakan Metode Rasional Modifikasi

    Full text link
    Fluktuasi ketersediaan air yang cukup besar antara musim kemarau dan penghujan menimbulkan permasalahan hidrologis seperti banjir dan kekeringan. Hampir setiap penduduk selalu kekurangan air, khusunya air bersih. Identifikasi kondisi hidrologis DAS perlu dilakukan, salah satunya adalah mengetahui karakteristik debit aliran. Karakteristik debit aliran dapat ditentukan dengan pemodelan. Salah satunya adalah dengan aplikasi metode rasional modifikasi. Model ini diterapkan di DAS yang mempunyai luas 279,61 Ha.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui lengkung aliran dan mendeskripsikan karakteristik hidrologis. Teknik analisis yang digunakan merupakan teknik analisis deskriptif berdasarkan hidrograf aliran dan teknik komparatif antara DRO hasil pemodelan dan observasi. Lengkung aliran direkronstruksi berdasarkan dimensi bangunan air yang ada dan pencatatan tinggi muka air. Bangunan air memiliki tipe short crested weir.Validasi dilakukan berdasarkan tiga kejadian banjir, yaitu tanggal 21 Januari, 22 Januari, dan 10 Februari 2016. Setiap kejadian tersebut mempunyai karakteristik hujan yang berbeda. Parameter yang lain adalah karakteristik lahan (tekstur tanah, koeffisien manning, dan koefisien saturasi). Perhitungan debit aliran pada setiap piksel, kemudian dilakukan penelusuran menggunakan kinematic wave. Hasil dari pemodelan ini berupa hidrograf DRO dan simulasi debit aliran. Pemisahan DRO dan baseflow pada hidrograf observasi menggunakan data hasil pemodelan, menunjukan bahwa aliran yang melalui SPAS pada saat debit turun berupa aliran dasar. Hasil pemodelan dikalibrasi menggunakan hasil observasi (hidrograf rating curve). Semua proses perhitungan dilakukan pemrograman dengan menggunakan PC-Raster. Nilai akurasi yang cukup baik, yaitu 10-20%.Dari hasil kajian dapat disimpulkan bahwa lengkung aliran DAS Bompon dapat digunakan untuk merumuskan nilai debit aliran berdasarkan data TMA. Berdasarkan hasil pemodelan menunjukan adanya tanggapan yang berbeda antara aliran permukaan dan aliran dasar, dengan waktu mencapai puncak lebih cepat daripada waktu untuk surut. Aliran air yang keluar dari DAS didominasi oleh aliran dasar

    Kajian Ketersediaan Air Meteorologis Untuk Pemenuhan Kebutuhan Air Domestik Di Provinsi Jawa Tengah Dan DIY

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran ketersediaan air meteorologis, sebaran kebutuhan air domestik dan sebaran kekritisan air domestik di Provinsi Jawa Tengah dan DIY. Metode yang digunakan yaitu analisis deskriptif kuantitatif dan analisis spasial. Dalam penelitian ini, aspek curah hujan dan jumlah penduduk digunakan sebagai dasar utama dalam analisis. Curah hujan bulanan rata-rata digunakan untuk menghitung nilai ketersediaan air pada masing-masing desa di wilayah penelitian, sementara itu jumlah penduduk digunakan untuk menghitung nilai kebutuhan air domestiknya. Dengan begitu tingkat kekritisan air pada masing-masing desa di wilayah penelitian dapat diketahui yakni dengan membandingkan nilai keduanya.Hasil penelitian menunjukan kekritisan air domestik terjadi pada daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan atau memiliki curah hujan yang relatif rendah. Desa-desa tersebut diantaranya terdapat pada beberapa kota seperti di Tegal, Semarang, Surakarta, Yogyakarta, dan beberapa kabupaten yakni Kudus, Tegal, dan Rembang

    Karakterisasi Mataair di Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul

    Full text link
    Mataair yang telah diteliti terletak pada Perbukitan Baturagung di Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mengetahui karakter dari mata air dan daerah tangkapan air dari mata air, (2) mengetahui faktor makrorelief yang mempengaruhi debit dan fluktuasi mata air di daerah penelitian sehingga mengetahui tipe mata air. Metode pengambilan sampel adalah non probability sampling. Teknik pengumpulan data adalah melalui observasi, wawancara, dan membaca peta. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, asosiatif, dan analisiskausatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mata air di daerah penelitian adalah mata air retakan danmataair kontak. Mayoritas mata air memiliki <1 l/detik debit, dan lainnya memiliki debit >1 l/detik. Mataair yang memiliki debit >1 l/detik berada pada Formasi Kebobutak. Ketebalan formasi ini mempengaruhi jumlah air yang cukup besar meskipun kurangnya resapan dari air hujan. Faktor utama yang mempengaruhi debit dan fluktuasi mata adalah patahan dan arah perlapisan batua

    Penggunaan Air Domestik dan Willingness To Pay Air Bersih Pdam di Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung

    Full text link
    Penggunaan air domestik dapat berupa penggunaan air untuk memenuhi keperluan keluarga. Daerah penelitian memiliki kondisi airtanah bervariasi dan kebanyakan masyarakat mengunakan sumber air PDAM. Tujuan penelitian ini (1) untuk mengetahui kualitas fisik airtanah dan penggunaan air domestik, (2) Mengetahui kemauan penduduk membayar layanan air bersih PDAM (Willingness To Pay). Metode yang digunakan adalah survei wawancara dengan menggunakan kuesioner dengan teknik analisis tabulasi frekuensi. Penentuan kualitas fisik airtanah dilakukan pengukuran langsung dan analisis laboratorium. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis spasial. Hasil penelitian menunjukkan kualitas fisik airtanah di Kecamatan Temanggung cukup berpengaruh terhadap nilai Willingness To Pay. Sementara itu, penggunaan air di daerah penelitian sebesar 96,21 liter/orang/hari, tidak berpengaruh besar terhadap nilai Willingness To Pay. WTP air bersih PDAM untuk pelanggan PDAM tergolong tinggi, dengan bersedia membayar pada tarif antara Rp.550,00 Rp.700,00/1-10m3 pertama di atas tarif yang ditawarkan PDAM. WTP air bersih PDAM untuk pelanggan sumur tergolong rendah dengan bersedia membayar pada tarif Rp.350,00 Rp.500,00/1-10m3 pertama
    • …
    corecore