The effectiveness of Biofumigants from Brassicaceae and Non-Brassicaceae to control root knot Nematodes on tomato

Root-knot nematodes (Meloidogyne spp.) are considered as one of the main limiting factors in crop production systems. Currently, several eco-friendly root-knot nematodes control technologies have been developed, one of which is biofumigants. The purpose of this study was to determine the effectiveness of biofumigants from Brassicaceae and Non-Brassicaceae to control root-knot nematodes. The study was conducted using a one-factor Completely Randomized Design (CRD) with 5 treatments. The results showed that the application of biofumigants from both brassicaceae and non-brassicaceae had no significant effect on the height and number of leaves of tomato. The effectiveness of cabbage biofumigant suppressing the population of RKN in this study was 69.5% compared to control (untreatment). While the treatment of sorghum biofumigant was the better treatment as a biofumigant plant from Non-Brassicaceae with an effectiveness level of suppressing the population of RKN was 55.8% compared to control. While the effectiveness level of suppressing the population of RKN biofumigant tagetes was 36.6% compared to control

INTENSIFIKASI USAHA PEMBIBITAN AYAM KAMPUNG UNGGUL BALITBANGTAN (KUB) MELALUI PENGUATAN KELEMBAGAAN KELOMPOK USAHA BERSAMA

Program pengembangan desa binaan ini dilakukan di Desa Purwoasri, Kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember yang merupakan salah satu desa binaan Universitas Jember. Tujuan yang ditetapkan pada program ini adalah terjadinya peningkatan atau intensivikasi budidaya ayam kampung unggul dengan menerapkan teknologi pembibitan dengan menggunakan mesin tetas otomatis, peningkatan Sumber daya peternak melalui pelatihan, praktek, dan pendampingan tentang manajeman budidaya ayam kampung unggul. Metode pelaksanaan pengembangan desa binaan diawali dengan: kegiatan sosialisai program pengabdian pada masyarakat, Pelatihan dan pendampingan manajeman pembibitan ternak (teknik penetasan telur menggunakan mesin tetas otomatis) untuk mendapatkan bibit ayam kampungunggul, pelatihan manajeman pemeliharaan, manajeman pakan (formulasi ransum berbahan pakan lokal), manajeman kesehatan ternak guna meningkatkan sekil dan ketrampilan peternak dalam hal budidaya ternak ayamkampung, pelatihan penguatan kelembagaan, Pembentukan kelompok usaha bersama (KUBE), meningkatkan akses pasar, disfersivikasi usaha untuk meningkatkan kemandirian dan kesejahteraanpeternak, dan pendampingan kegiatan untuk memastikan keberlanjutan Program Desa Binaan. Target dari kegiatan ini yaitu bersama dengan pemerintah Desa Purwoasri dan kelompok peternak ayam kampung unggul melakukan intensifikasi usaha budidaya ayam kampung unggul guna meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan peternak

Toxicology of Nuclear Polyhedrosis Virus, Botanical and Synthetic Pesticides on Mortality Rate of Crocidolomia binotalis (Zeller)

Crocidolomia binotalis (Cb) (Zeller) هي واحدة من الآفات الرئيسية للملفوف التي يصعب على المزارعين السيطرة عليها في منطقة بركان ايجن في إندونيسيا. يتزايد الطلب على الملفوف في إندونيسيا كل عام، لذلك يتم بذل جهود مكثفة باستمرار. يستخدم المزارعون بشكل مكثف مبيدات الآفات الاصطناعية كعنصر تحكم أساسي في Cb. ان الغرض من هذه الدراسة هو فحص العديد من عوامل التحكم التي يمكن استخدامها كبديل لمبيدات الآفات الاصطناعية. بعد ذلك، تقديم توصيات إلى مزارعي ايجن Crater للمساهمة في الحد من استخدام المبيدات الحشرية الاصطناعية. اعتمد المبيد الحيوي المستخدم على سلالات فيروس تعدد التعرق النووي من Spodoptera litura (SlNPV))) و Helicoverpa armigera (HaNPV))) ، ومبيدات الآفات النباتية ، ومبيدات الآفات الاصطناعية كعلاج مقارن. تم الحصول على عزلات SlNPv و HaNPV من المعهد الإندونيسي لأبحاث التحلية ومحاصيل الألياف. تأتي تركيبات مبيدات الآفات النباتية من مزيج من Azadiracta indica وAglaia  odorata  و Ageratum conyzoides والتي تم تجفيفها لمدة أسبوع وتم اقتراحها لتكوين دقيق. بعد ذلك، تم استخلاصه باستخدام 96٪ مذيب إيثانول، 0.5٪ بين 90 باستخدام مبخر دوار عند درجة حرارة 40 درجة مئوية. بالنسبة لمبيدات الآفات الاصطناعية، تستخدم المعالجة باستخدام المكون الفعال بيرميثرين 20 مجم L-1. تمت إعادة ترشيح cb الذي تم جمعه من الحقل في طبق بتري عن طريق توفير علف اصطناعي تم نقعه بهذه المادة لمدة 5 دقائق. تم العثور على أعلى نتائج اختبار الوفيات في صيغة مبيدات الآفات النباتية بقيمة 100٪ في 72 ساعة. تميل الوفيات في SlNPV و HaNPV إلى الاستقرار بحد أقصى 72.02٪. يمكن أن تكون نتائج اختبار الوفيات في المختبر توصية بمكافحة بديلة لآفات Cb في نباتات الملفوف في الحقل. في هذه الحالة، يُعد هذا جهدًا لتقليل اعتماد المزارعين على استخدام مبيدات الآفات الاصطناعية.Crocidolomia binotalis (Cb) (Zeller) is one of the main pests of cabbage which is difficult for farmers to control in the Ijen Crater in Indonesia. The demand for cabbage in Indonesia is increasing every year, so intensification efforts are continuously being made. Farmers intensively use synthetic pesticides as the primary control of Cb. The purpose of this study is to examine several control agents that can be used as an alternative to synthetic pesticides. Then, it provides recommendations to Ijen Crater farmers to adapt in reducing the use of synthetic pesticides. The biopesticide used was based on the Nuclear Polyhedrosis Virus strains of Spodoptera litura (SlNPV) and Helicoverpa armigera (HaNPV), botanical pesticides, and synthetic pesticides as a comparison treatment. SlNPv and HaNPV isolates were obtained from the Indonesian Sweetener and Fiber Crops Research Institute. The botanical pesticide formulas come from a combination of Azadiracta indica, Aglaia odorata, Ageratum conyzoides dried for one week and proposed to form flour. Then, it was extracted using 96% ethanol solvent, 0.5% tween 90 using a rotary evaporator at a temperature of 40oC. For synthetic pesticide, the treatment used the active ingredient Permethrin 20 mgL-1. The cb collected from the field was re-filtered in a Petri dish by providing artificial feed soaked with this material for 5 minutes. The highest mortality test results were found in the botanical pesticide formula with a value of 100% at 72 hours. Mortality in SlNPV and HaNPV tended to be stable with a maximum value of 72.02%. The results of mortality testing in the laboratory can be a recommendation for alternative control of Cb pests in cabbage plants in the field. In this case, it is an effort to reduce farmers' dependence on using synthetic pesticides

The effectiveness of Biofumigants from Brassicaceae and Non-Brassicaceae to control root knot Nematodes on tomato

Root-knot nematodes (Meloidogyne spp.) are considered as one of the main limiting factors in crop production systems. Currently, several eco-friendly root-knot nematodes control technologies have been developed, one of which is biofumigants. The purpose of this study was to determine the effectiveness of biofumigants from Brassicaceae and Non-Brassicaceae to control root-knot nematodes. The study was conducted using a one-factor Completely Randomized Design (CRD) with 5 treatments. The results showed that the application of biofumigants from both brassicaceae and non-brassicaceae had no significant effect on the height and number of leaves of tomato. The effectiveness of cabbage biofumigant suppressing the population of RKN in this study was 69.5% compared to control (untreatment). While the treatment of sorghum biofumigant was the better treatment as a biofumigant plant from Non-Brassicaceae with an effectiveness level of suppressing the population of RKN was 55.8% compared to control. While the effectiveness level of suppressing the population of RKN biofumigant tagetes was 36.6% compared to control

PROGRAM INISIASI DESA AGRO MANDIRI BUAH-BUAHAN MELALUI PEMBENTUKAN KAWASAN PRODUSEN BIBIT DI DESA KARANGHARJO, JEMBER

Silo merupakan kecamatan yang berada di bagian utara kabupaten jember. Terletak di lereng pegunungan mrawan, Desa Karangharjo Kecamatan Silo sangat berpotensi untuk dikembangkannya Industri di bidang pertanian. Kelembaban harian relatif tinggi dengan rata-rata lebih dari 85%. Kondisi yang demikian sangat cocok untuk kawasan pembibitan tanaman keras. Potensi sumberdaya alam ternyata tidak sebanding dengan pemanfaatan dari masyarakat sekitar. Kaula muda desa setempat lebih berminat untuk merantau bekerja di ibukota maupun bertindak sebagai TKI di luar negeri. Dari Jumlah Penduduk silo sebanyak 98 ribu penduduk usia produktif tercatat hampir 65% berpenghasilan dari daerah lain. Dari sini dapat dilihat bahwa di kawasan Desa Karangharjo sangat minim lapangan pekerjaan atau lapangan pekerjaan yang sudah ada kurang menarik di era milenial kini. Pengembangan Desa yang dilakukan salah satu tujuannya memberikan lapangan kerja bagi masyarakat usia produktif. Masyarakat akan didampingi untuk membentuk suatu kawasan produsen bibit secara mandiri di Desa Karangharjo, Kecamatan Silo. Diharapkan dengan terbentuknya Desa Mandiri Produksi Bibit Buah secara masal dapat mendukung program orange revolution. Sebagai informasi revolusi orange sendiri merupakan program swasembada buah-buahan di Indonesia. Peningkatan taraf hidup masyarakat akan membawa tren kesadaran hidup sehat, dimana konsumsi beras (sumber karbohidrat) akan berkurang, sedangkan konsumsi buah-buahan (sumber vitamin dan mineral) akan meningkat. Potensi lonjakan permintaan konsumen akan buah-buahan di hari yang akan datang menjadi latar belakang dalam produksi bibit buah secara masal di masa sekarang. Kata Kunci — Desa Karangharjo, Produsen Bibi

Pengembangan Budidaya Sayur Organik di Pesantren Nurul Islam Jember dengan Teknologi Komposting Takakura dan Sistem Tanam Vertikultur

Nurul Islam Islamic boarding school Jember is one of the modern Islamic boarding schools that teaches religion, science, and technology. Organic vegetable cultivation training using Takakura technology and a verticulture planting system aims to increase the knowledge awareness, and skills of the students. Besides, this activity has a positive impact on health, waste management, environmental harmony, vegetable crop production, land effectiveness and adds economic value. Takakura technology produces odorless and nutritious compost products. Takakura compost is used as a growing medium in verticulture pipes. The skills of cultivating organic vegetables using Takakura technology and a verticulture planting system are very useful for the students. Technically, the implementation of this program includes material presentation, leaflet giving, and hands-on practice. Cultivation that is carried out includes making media, preparing seeds, preparing planting media, transplanting seeds into verticulture media, and plant care. The result of training activity can improve the knowledge and competence of student to produce organic fertilizer and vegetable through the technology that transfer for them