1,981 research outputs found

    Semiotic in “a Mild Go Ahead” Version on Television

    Full text link
    This research focused on semiotic used in A Mild Go Ahead. The aims are to find the use of semiotic and identify the meaning in A Mild Go Ahead.The data werethree television advertisements from A Mild Go Ahead entitled “Satu Aksi = Segalanya, We Are One and Free, and Orang Pemimpi. The researchwas conducted by using descriptive qualitative research.The findings show that there were three elements of semiotic used, such as representamen (qualisign, sinsign, legisign), object (icon, index, symbol), and interpretant (rheme, decisign, argument),which then devided into 9 types of semiotic;Qualisign (0),Legisign (9), Sinsign (34), Icon (12), Index (27), Symbol (4), Rheme (9), Decisign (19) and Argument (16). The most dominant type of semiotic in the advertisements is sinsign, and it means that A Mild Go Aheadpersuade their audiences by showing the real example of their products

    Pemanfaatan Lahan dan Sumber Daya Alam dalam Kerangka Pembangunan Masyarakat Desa Sekitar Hutan di Kabupaten Batanghari Propinsi Jambi

    Full text link
    Kegagalan berbagai program penanganan kemiskinan masyarakat sekitar hutan tidak terlepas dari kesalahan dalam mengidentifikasi pola pemanfaatan lahan dan sumber daya alam karena masyarakat sekitar hutan mempunyai pola pemanfaatan yang berbeda dengan masyarakat desa yang berbasis pertanian sawah umumnya sehingga pemahaman yang tepat terhadap sumber daya yang tersedia akan dapat menuntun langkah yang tepat pula dalam pembangunan masyarakat. Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi-potensi sumber daya alam yang dikembangkan masyarakat sekitar hutan sebagaisumber penghidupan tanpa merusak lingkungan hidup. Kajian bersifat deskriptif ini dilaksanakan di 4 (empat) desa sekitar Taman Nasional Bukit Duabelas Kabupaten Batanghari Propinsi Jambi.Hasil kajian menunjukkan sebagian besar masyarakat desa memanfaatkan lahan untuk mengembangkan komoditas karet walaupun tidak dapat dipungkiri terdapat kendala sosial-ekonomi antara lain masyarakat terjebak dengan pinjaman(barang dan uang) yang diberikan tauke sehingga harga karet ditentukan oleh tauke sementara itu KUD yang semestinya dapat mengakomodasikan kepentingan masyarakat belum mempunyai peranan kecuali hanya sebagai “kedok” untuk memanfaatkan hasil hutan. Hasil studi ini merekomendasikan berbagai program Departemen Sosial untuk masyarakat sekitar hutan lebih mempertimbangkan aspek pola-pola pemanfaataan lahan dan sumber daya alam sehingga program tersebut tepat sasaran dan berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat

    Kebijakan Penanggulangan Bencana Berbasis Komunitas: Kampung Siaga Bencana dan Desa/kelurahan Tangguh Bencana

    Get PDF
    Bencana alam sering terjadi di Indonesia, Kementerian Sosial membuat kebijakan programkampung siaga bencana dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana membuat kebijakan programdesa/kelurahan tangguh bencana. Keduanya, merupakan kebijakan pemerintah dalam penanggulanganbencana berbasis komunitas. Sehingga terkesan terjadi tumpang tindih program. Oleh karena itu penelitianini membandingkan kebijakan program kampung siaga bencana dan desa tangguh bencana dilihat darilembaga pembuat kebijakan, tujuan, konsep desa/kelurahan dan kampung, organisasi pelaksana, pelaksana,mitra organisasi, konteks ekologikal, protokol intervensi, populasi target.Hasil penelitian menunjukkan berbeda dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana,Kementerian Sosial RI tidak hanya sebagai pembuat kebijakan akan tetapi juga melaksanakan fasilitasilangsung pembentukan kelembagaan kampung siaga bencana. Konsep kampung pada kampung siagabencana cenderung pada merek program bukan kampung sebagai wilayah sedangkan pada desa/kelurahan merupakan konsep kewilayahan desa/kelurahan itu sendiri. Tujuan dari kampung siaga bencanacenderung lebih kompleks yaitu memberikan pemahaman dan kesadaran masyarakat, membentuk jejaringdan memperkuat interaksi sosial, mengorganisasikan, menjamin kesinambungan, mengoptimalkan potensidan sumber daya sedangkan pada desa/kelurahan tangguh bencana lebih cenderung sebagai upayapeningkatan penanggulangan berbasis komunita

    Gotong Royong pada Program Bantuan Stimulan Pemulihan Sosial di Mamuju, Sulawesi Barat

    Full text link
    Gotong royong merupakan salah satu karakter masyarakat Indonesia, namun nilai-nilai kegotongroyongan mulai memudar. Bantuan stimulan pemulihan sosial (bsps) merupakan bantuan tunai yang diberikan kepada korban bencana untuk rehabilitasi/rekonstruksi/relokasi yang dilakukan oleh masing-masing kelompok secara gotong royong. Oleh karena itu penelitian ini mengkaji gotong royong pada pelaksanaan BSPS di Mamuju, Sulawaesi Barat. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik: data sekunder, in-depth interview, dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian BSPS tidak mampu menumbuhkan kegiatan gotong royong dalam kelompok penerima manfaat. Hal tersebut disebabkan tidak terbangunnya kebersamaan sesama anggota, tidak terampilnya dalam membangun rumah, bahkan bantuan stimulan tersebut menimbulkan kecemburuan pada masyarakat yang tidak menerima bantuan

    Ekstraksi Tinggi Bangunan dengan Menggunakan Foto Udara Ortho dan Data Lidar

    Full text link
    Penginderaan jauh semakin berkembang khususnya dalam hal resolusi spasial. Foto udara ortho banyak digunakan karena resolusi spasial tinggi dan telah mengalami koreksi sehingga aspek relief displacement dapat dikurangi. Kemudian data LiDAR sebagai data detil yang dapat memberikan informasi ketinggian objek dengan akurasi tinggi.Penelitian ini bertujuan untuk melakukan ekstraksi data geometri bangunan, yaitu tinggi bangunan dan mengetahui akurasi dari ekstraksi informasi tinggi bangunan. Tahap awal dilakukan interpertasi tipe atap bangunan dari foto udara ortho. Ekstraksi tinggi bangunan dilakukan dengan menghitung nilai ketinggian maksimum bangunan dari N-DSM yang didapatkan dari kalkulasi DSM dan DTM LiDAR. Nilai tinggi tersebut dikoreksi dengan nilai tinggi objek atap bangunan berdasarkan tipe atapnyaHasil perhitungan uji akurasi cukup baik. Uji akurasi pemetaan dengan menggunakan data pengukuran lapangan menunjukkan bahwa akurasi ekstraksi tinggi bangunan sebesar 86.63%

    A dynamic analysis of output, energy consumption, and CO2 emissions in Malaysia

    Get PDF
    Present paper analyzes the interrelations between output, energy consumption, and carbon emissions in light of Malaysia’s development experience from a commodity-based economy to an industrial-based economy by means of a vector autoregression (VAR) framework. The results suggest substantial interactions among the three variables. Moreover, manufacturing output tends to exert persistent influences on carbon emissions, energy consumption, and non-manufacturing output. Meanwhile, the significant causal relations from non-manufacturing output to energy variables are found for first few years. These results are robust to the inclusion of additional variables – namely, trade openness, investment, and population – in the system
    corecore