101 research outputs found

    Motif dan Kelembagaan Konflik Supporter Sepak Bola pada AREMANIA

    Full text link
    Seharusnya sepak bola dapat memberikan tontonan yang mengasyikan, memberikan suguhan yang atraktif, menghibur, dan juga bisa memberikan kepuasan bagi para penikmatnya, akan tetapi sepak bola yang ada di Indonesia selama ini lebih cenderung menggambarkan kondisi yang tidak baik, karena berita sepak bola dihiasi dengan persoalan korupsi, dualisme, hingga perkelahian supporter, terkait hal tersebut, seharusnya kita bisa mencermati, kenapa hal tersebut dapat terjadi, khususnya persoalan yang terkait dengan rivalitas sepak bola, ataupun konflik antar supporter, yakni konflik AREMANIA dengan BONEKMANIA. Fenomena kekerasan suporter yang ada di Indonesia, hal ini jika kita pahami dengan asumsi konflik maka akan memiliki bentuk dan pola, sehingga kita dituntut untuk mengetahui dan memahami kondisi tersebut supaya dapat menyelesaikan persolan itu. Kondisi ini perlu dikaji secara kontekstual di mana fakta–fakta tersebut akan dikaji secara kualitatif, menggunakan pendekatan kepustakaan (library Research), hal ini penting mengingat konflik yang sedang terjadi tidak memungkinkan untuk dilakukan suatu penelitian yang sifatnya observasi, maka penulis merasa sangat tertarik untuk mengkaji persoalan tersebut secara kritis. Dari hasil analisis penulis dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa konflik yang sedang terjadi antara Aremania dan juga Bonekmania, bukan persoalan tentang perihal salah dan benar, akan tetapi bagaimana para supporter memaknai konflik tersebut, sebagai reaksi atas berbagai peristiwa terkait proporsi keadilan, mengingat pada hakikatnya supporter itu menginginkan kompetisi yang berkualitas, prestasi yang membanggakan dari klub sepak bolanya, sehingga perlu pendewasaan terhadap perilaku atau tindak tanduk supporter baik di dalam maupun di luar lapangan, akibat rasa kecintaan, loyalitas, terhadap klub kesayangannya

    Inokulasi Mikoriza Glomus SP. Dan Penggunaan Limbah Cacing Tanah Untuk Meningkatkan Kesuburan Tanah, Serapan Hara, Dan Hasil Tanaman Mentimun

    Get PDF
    Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Wera, Subang mulai bulan Agustus sampai No vem ber2000. Tujuan penelitian adalah (i) mempelajari pengaruh inokulum mikoriza Glomus sp. dan limbah atau kotoranbekas cacing tanah (kascing) terhadap sifat-sifat kimia tanah, serapan N, P, dan K dan hasil buah mentimun, (ii)mengetahui efek inokulasi mikoriza dalam mengurangi pemakaian pupuk buatan NPK, dan (iii) mendapatkankombinasi pupuk hayati (mikoriza Glomus sp. dan kascing) dan pupuk NPK yang tepat dan efisien untuk mentimun.Rancangan penelitian menggunakan split-plot de sign dengan tiga ulangan. Perlakuan terdiri atas petak utama yaitupemberian mikoriza (tanpa dan dengan mikoriza), dan anak petak yaitu enam kombinasi penggunaan kascing + NPK.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kascing + NPK berpengaruh nyata terhadap serapan P vegetatiftanaman dan serapan N, P, dan K buah. Perlakuan mikoriza dan kascing dapat meningkatkan kesuburan (sifat kimiadan biologi) tanah. Dalam hal bobot buah, kascing dengan dosis 2,5 t/ha + ¾ x standar NPK merupakan aplikasi yangpal ing baik di antara perlakuan yang diuji.In oc u la tion of my cor rhi zal Glomus sp. and the use ofvermicompost to im prove soil fer til ity, nu tri ent up take, and cu cum ber yield. An experiment was conducted atWera ex per i men tal farm, Subang from Au gust to No vem ber 2000. The ob jec tives of the ex per i ment were: (i) to studymycorrhiza Glomus sp. in oc u la tion and vermicompost in im prov ing soil chem i cal prop er ties; NPK up take and yield ofcu cum ber, (ii) to find out the ef fect of my cor rhi za Glomus sp. in oc u la tion on the re duc tion of NPK fer til izer us age, and(iii) to screen the most ap pro pri ate and ef fi cient treat ment com bi na tion of biofertilizers (mycorrhyza) andvermicompost + NPK fer til izer on cu cum ber. A split plot de sign with three replications was used. Treat ments con -sisted of in oc u la tion of my cor rhi za (with and without in oc u la tion) as a main plot and six com bi na tions ofvermicompost + NPK fer til iz ers as subplot. Re sults of the ex per i ment in di cated that my cor rhi za and vermicompostap pli ca tion can im prove soil chem i cal and bi o log i cal fer til ity. Ap pli ca tion of vermicompost + NPK fer til izer sig nif i -cantly in flu enced P up take in plant veg e ta tive growth as well as N, P, and K up take in fruits. In terms of fruit weight,ap pli ca tion of vermicompost of 2.5 t/ha + ¾ x NPK stan dard was the best

    Studi Bedengan Kompos Permanen Pada Budidaya Mentimun Di Lahan Kering

    Get PDF
    . Sumarni, N. and Y. Hilman. 2008. Permanent Composting Bed for Cucumber Cultivations on Dryland.The problem of cucumber cultivation in dryland is the lack of water and nutrient availability. One of the efforts to overcome this problem was the utilization of permanent composting bed. The aim of the experiment was to study the effect of the use of permanent composting bed on the growth and yield of cucumber in dryland. A randomized block design with 6 replications and 4 treatments of permanent composting beds with different organic waste was used. Cucumber plants were planted at 1 month after composting process took place. Results of the experiment indicated that the use of permanent composting bed without NPK was unsuitable for growing cucumber. The conventional cultivation using regular soil bed with stable manure and NPK fertilizer was still the best method, with highest yield of cucumber (15.485 t/ha with land efficiency of 80%). Vegetable cultivation on permanent composting bed was applicable in the areas with inadequate stable manure and water supply

    Perbandingan Prestasi Belajar antara Siswa yang Mendapatkan Pembelajaran Matematika Berbasis Karakter dengan Konvensional

    Full text link
    In this paper, we compared two models of learning is a model-based learning and conventional teaching character to see how far these two learning models are instrumental in improving both student achievement or change in the character of students. Researchers want to see whether the learning ability of students get the learning model based character better than those getting conventional model?. Methods that researchers use to determine the extent to which the success of student learning and the changing character of both the gain and the character-based models that get a conventional model

    Status Hara Fosfat dan Kalium di Sentra Sayuran Dataran Rendah

    Get PDF
    . Data dasar status hara khususnya P dan K di sentra produksi tanaman sayuran khususnya di dataran rendah lahan kering belum tersedia, sedangkan data tersebut sangat diperlukan sebagai dasar untuk menentukan rekomendasi penggunaan pupuk. Selama ini rekomendasi penggunaan pupuk diperoleh dari percobaan dosis pupuk dan bukan didasarkan pada analisis hara tanah yang bersangkutan dan respons tanaman terhadap penggunaan pupuk sehingga hasil yang diperoleh tidak komprehensif. Informasi status hara P dan K pada sayuran diperoleh dengan membuat peta sebaran status hara P dan K pada beberapa lokasi. Untuk tahap awal, data status hara P dan K tersebut dihimpun dalam peta semidetail dengan skala 1:100.000 di mana setiap cm2 unit peta mewakili areal seluas 25 ha dengan jarak observasi di lapangan setiap 500 m.Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat dari bulan Juli sampai September 2003, menggunakan metode survei. Tujuan penelitian adalah (i) membuat peta status hara P dan K lahan dengan skala 1:100.000 dan (ii) menyediakan data sebaran status hara P dan K di sentra produksi sayuran dataran rendah sebagai informasi dasar dalam pembuatan rekomendasi pupuk P dan K. Hasil pemetaan menunjukkan bahwa luas lahan berdasarkan peta status hara P seluas 1.365,03 ha termasuk kategori sangat rendah, 3.395,37 ha rendah, 21.248,71 ha sedang, dan 13.978,87 ha tinggi, sedangkan peta status hara K adalah 6.337,79 ha termasuk kategori sangat rendah, 12.768,03 ha rendah, 17.243,78 ha sedang, dan 3.638,39 ha tinggi

    Respons Hama Lalat Buah Jantan terhadap Beberapa Jenis Atraktan dan Warna Perangkap di Kebun Petani

    Full text link
    . Penelitian respons lalat buah jantan terhadap beberapa jenis atraktan dan warna perangkap dilakukan dikebun buah dan sayur Padang Pariaman dari bulan Juni sampai Oktober 2006. Penelitian menggunakan rancangan acakkelompok pola faktorial dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama ialah warna perangkap (merah, kuning,hijau, oranye, dan transparan). Faktor kedua ialah atraktan ME sintetik (metil eugenol murni 90%), petrogenol (ME70%), dan cue-lure. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata jumlah lalat buah yang terperangkap/perangkap/haripada berbagai warna perangkap dan atraktan sintetik berbeda nyata. Lalat buah lebih banyak terperangkap, diperolehpada perangkap warna kuning (39 ekor), kemudian diikuti oleh perangkap warna merah, hijau, oranye, dan transparan,masing-masing 29,84, 27,99, 14,89, dan 14,3 ekor lalat buah/perangkap/hari. Jumlah lalat buah paling banyak tertarikpada perangkap dengan atraktan metil eugenol murni dibandingkan dengan perangkap ME 70% dan cue-lure. Perangkapwarna kuning dengan atraktan ME dapat menarik lebih banyak jenis lalat buah (11 spesies) kemudian diikuti olehperangkap transparan, perangkap warna merah, oranye, dan hijau, masing-masing dapat menarik berturut-turut 9,8, 8, dan 7 jenis lalat buah. Penggabungan antara warna perangkap dengan atraktan sintetik metil eugenol, dapatmeningkatkan kemampuan sebagai perangkap yang potensial dan juga sebagai alat monitoring lalat buah

    Pemupukan Fosfat Alam, Pupuk Kandang Domba, dan Inokulasi Cendawan Mikoriza Arbuskula terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Mentimun pada Tanah Masam

    Full text link
    Percobaan dilaksanakan di lahan petani Kabupaten Lebak, Banten, mulai bulan Juli sampai Oktober 2001. Jenis tanah masam adalah ultisols yang mempunyai ketersediaan P rendah dan sifat fisik jelek. Tujuan percobaan adalah mempelajari pengaruh inokulasi cendawan mikoriza arbuskula, penyediaan bahan organik dari pupuk kandang domba dan dosis fosfat alam (P) terhadap pertumbuhan, serapan P, dan hasil mentimun. Perlakuan terdiri atas 3 dosis fosfat alam, pupuk kandang domba, dan inokulasi mikoriza. Kombinasi perlakuan seluruhnya ada 12 dengan 3 ulangan yang disusun dalam rancangan acak kelompok faktorial. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang domba meningkatkan efisiensi penggunaan fosfat alam, pertumbuhan, bobot buah, dan infeksi akar. Pengaruh mikoriza tampak jelas jika disertai penggunaan pupuk kandang domba. Tanpa pupuk kandang domba maupun tanpa mikoriza, dosis P yang dibutuhkan untuk menghasilkan buah mentimun adalah 200 kg P2O5 /ha, sedangkan dengan pupuk kandang domba maupun dengan mikoriza dosis P yang dibutuhkan untuk menghasilkan buah mentimun yang sama hanya 100 kg P2O5 /ha. Tanpa pupuk kandang, mikoriza, dan pupuk P (kontrol), tanaman tidak menghasilkan buah mentimun. Teknologi yang diperoleh dari penelitian ini sangat berguna untuk pengembangan tanaman sayuran pada tanah-tanah masam atau lahan marginal seperti ultisols.The experiment was conducted at the farmer field in Lebak Distric of Banten Province, from July until October 2001. The soil type was ultisols with low P availability and poor physical property. The objectives of this experiment was to study the effect of application of rock phosphate, sheep manure, and arbuscular mycorrhiza fungi inoculation on the growth, P uptake, and yield of cucumber in acid soil. The treatments consisted of three rates of rock phosphate, 2 rates of sheep manure and 2 rates of mycorrhiza inoculation. All treatment combinations were arranged in a factorial randomized block design with 3 replications. The results showed that sheep manure application increased the efficiency of rock phosphate application, growth, yield of cucumber, and root infection. The effect of mycorrhiza inoculation was distinct when accompanied with sheep manure supply. Without sheep manure supply and without mycorrhiza inoculation, 200 kg P2O5/ha of rock phosphate was needed to produce cucumber, while sheep manure supply and mycorrhiza inoculation, only 100 kg P2O5/ha of rock phosphate was needed to produce equivalence cucumber fruit. Without rock phosphate application, sheep manure supply, and mycorrhiza inoculation (control), the plant did not produce any cucumber fruit. The results of the experiment can be usefull for developing vegetables cultivation on acid soils or marginal land such as ultisols
    corecore