28 research outputs found

    Peranan Anopheles Barbirostris Vander Wulp Sebagai Penular Penyakit

    Full text link
    An. barbirostris is one of mosquito of the genus Anopheles and was classified as 23-57 old days. It can be found at rice fields and swamps at an altitude of 2770 meters above sea level. The most preferred habitat is fresh water and pH 6-7. It is anthropolophilic and endophilic. This species in some areas, especially in East Nusa Tenggara role in transmitting malaria and filariasis

    Gambaran Dan Keadaan Masyarakat Terhadap Malaria Di Kecamatan Sebatik Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur (Daerah Lintas Batas IndonesiaMalaysia)

    Full text link
    Perilaku Masyrakat daerah endemis merupakan penentu akan adanya kasus malaria, meskipun lingkungan mendukungnya. Jika masyarakat mau merobah lingkungan yang tidak baik menjadi lingkungan yang bersih penyakit akan sulit menjadi endemik. Telah dilakukan penelitian mengenai perilaku masyarakat di pulau sebatik terhadap penularan malaria dengan hasil sebagai berikut: Perilaku penduduk berisiko tertular malaria adalah kegiatan keluar rumah pada malam hari dan tidak menggunakan pelindung diri dari gigitan nyamuk. Pengetahuan masyarakat masih rendah terhadap penularan malaria serta ditemukan keterlambatan serta pengobatan tidak tuntas. Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat tentang cara perlindungan diri/keluarga supaya tidak tertular malaria. Usaha pencegahan terjadinya penularan malaria: Meningkatkan surveilan kasus terhadap pendatang dan pengobatan kepada penderita. Dilakukan pelatihan penyegaran kepada mikroskopis di Puskesmas untuk mengurangi kesalahan pemeriksaan slide darah (penentuan spesies parasit). Perlu dilakukan pelatihan entomologi bagi staf Puskesmas, untuk pemantauan nyamuk vektor, sebagai USAha pencegahan dini penularan malaria

    Pemanfaatan Tanaman dalam Penanggulangan Malaria

    Full text link
    Upaya yang bersifat tradisional biasanya diproses secara sederhana dan digunakan turun-temurun secara tradisi yang dikenal oleh masyarakat sebagai jamu. Menurut Hariyatmi (1990) penggunaan obat dari bahan alam (tradisional) mempunyai keuntungan sebagai berikut: 1. Bahan alam mempunyai efek samping yang sangat kecil atau dapat dikatakan tanpa efek samping sama sekali, karena adanya faktor intrinsik yang dapat menetralisir efek samping yang ditimbulkan oleh zat aktif. 2. Penggunaan obat dari bahan alam kurang drastis aktifitas kerjanya bila dibandingkan dengan zat murni yang diisolasi dari bahan alam yang bersangkutan. 3. Bahan alam mempunyai khasiat yang lebih lengkap apabila dibandingkan dengan zat aktif tunggal yang diisolasi dari bahan alam

    Biologi Dan Peranan Aedes Albopictus (Skuse) 1894 Sebagai Penular Penyakit

    Get PDF
    S. Behavior of the mosquito Aedes albopictus is generally res ting outside the home with the brood in a natural or artificial containers protected from sunlight. Human biting activity between the hours of9:00 to 11:00 and between the hours of 17:00 to 18:00 inside and outside the home. The period of rest after sucking the blood 4-5 days and is ready to lie. Habitat or the environment that most coveted of th is mosquito is a forest or gar­den with temperatures of 24-30 0 C. eggs hatch after 4-5 days with a temperature of 24-30 0 C, the eggs usually form elus ters of 49-60 eggs Larvae and pupae usually found in contain­ers, pieces of bambo containing water. The period of the larvae to adults between 20-25 days. The spread of Ae albopictus mosquitoes from Africa, India, Pakistan, Sri Lanka, Thai­land, Malaysia, Vietnam, Papua New Guinea, northern Australia, and Indonesia. Role in disease transmission is a secondary vector or as the primary vector of dengue hemorrhagic fever. On viral diseases that attack the nerves like encephalistis Japanese, Western or East­ern encephalistis, and Chikuguya has been demonstrated by laboratories, as well as on ani­mal diseases caused by Dirofilaria immitis agent, Plasmodium lophurae, P. gallinaceum, and P. fallax

    Fauna Anopheles Di Desa Buayan Dan Ayah Di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah

    Get PDF
    Telah dilakukan pengamatan vektor malaria dengan hasil sebagai berikut: di Buayan, jenis nyamuk Anopheles yang ditemukan adalah An. aconitus, An. annularis, An. barbirostris, An. kochi, An. sundaicus, An. subpictus, An.tesselatus dan An. vagus. Berdasarkan hasil pembedahan ovarium ditunjukkan bahwa nyamuk yang diduga mampu menjadi vektor malaria di Buayan adalah Anopheles aconitus dan An. Vagus. Di Ayah, jenis nyamuk Anopheles yang ditemukan adalah An. aconitus, An. barbirostris, An. kochi, An. sundaicus, An.subpictus, An. Tesselatus, An. Vagus dan Anopheles yang mampu menjadi vektor sesuai hasil pembedahan ovarium adalah Anopheles sundaicus dan Anopheles vagus. Habitat nyamuk Anopheles vagus ditemukan pada sawah dan parit, sedangkan Anopheles sundaicus adalah lagun dan parit-parit yang dekat pantai

    Efektivitas Residu Insektisida Actellic 500EC Pada Berbagai Macam Permukaan Dinding Terhadap Kematian Nyamuk Anopheles Aconitus, Aedes Aegypti, Dan Culex Quinquefasciatus

    Get PDF
    Insecticide spray has been commonly practiced for malaria eradication program. Well chosen and accurate dose of insecticide is required to obtain the best result. In this study, a small scaletrial of Actellic 500EC residual spray with dosage ranges of 1.0 ml/m2, 2.0 ml/m2, 4.0 ml/m2 and 5.0 ml/m was applied on wall, shelf and bamboo surfaces. Three malaria vectors e.g. Anopheles aconitus, Aedes aegypti, andCulex quinquefasciatus mosquitoes, 3-4 days old and well fed were used for the experiment using bioassay test kit cone (WHO standard 1975). The result showed that 4.0 ml/m dosages of Actellic 500EC were more effective than the other dosages. The mosquito mortality was 100% in one week for An. aconitus, Ae. aegypti and Cx. quinquefasciatus

    Pengendalian Nyamuk Aedes Aegypti dan Culex Quinquefasciatus dengan Penyemprotan Sistem Pengasapan (Thermal Fogging) Menggunakan Insektisida Laden 500ec

    Full text link
    A trial of Laden 500 EC (dosage of 250, 500, 750 and 1000 ml/ha) was carried out using thermal fogging against DHF vector Aedes aegypti and filariasis vector Culex quinquefasciatus. Fogging was conducted in the morning arround human habitation of Salatiga Municipility in 2007. Air bioassay test showed that laden 500 EC dosages 750 and 1000 ml/ha were effective to control Ae. Aegypti and Cx. Quinquefasciatus over 90% mortalit
    corecore