335 research outputs found

    Uji Ekstrak Biji Mahoni (Swietenia Macrophylla) Terhadap Larva Aedes Aegypti Vektor Penyakit Deman Berdarah

    Full text link
    Demam berdarah merupakan salah satu penyakit di daerah tropis yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Penggunaan biji mahoni sebagai larvasida Aedes aegypty karena biji tumbuhan tersebut mudah didapatkan dan ramah lingkungan jika dibandingkan larvasida yang mengandung bahan kimia. Penelitian ini bertujuan menguji daya larvasida ekstrak biji mahoni (Swietenia macrophylla) terhadap larva nyamuk Aedes aegypty sebagai vektor penyakit demam berdarah dengue. Metode yang digunakan adalah biji mahoni diekstrak secara maserasiperkolasi dengan menggunakan pelarut etanol 95%. Uji toksisitas terhadap larva dilakukan dengan cara mencampurkan lima konsentrasi (0 ppm, 200 ppm, 400 ppm, 600 ppm dan 800 ppm) ekstrak etanol pekat biji mahoni kedalam wadah larva. Hasil menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentarasi yang diberikan, maka mortalitas larva akan meningkat. Uji Anova didapatkan nilai signifikasi <0,05, hal ini menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata jumlah kematian larva antar perlakuan. Nilai LC 50 pada 6, 12, 18 dan 24 jam setelah aplikasi masing-masing sebesar 921,55 ppm, 358,09 ppm, 221,60 ppm dan 142,14 ppm. Hal ini berarti nilai LC 50 di bawah 1000 ppm, sehingga dapat dinyatakan bahwa senyawa allelokimia yang terkandung dalam ekstrak etanol biji mahoni bersifat bioaktif. Hasil analisis fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak biji mahoni positif mengandung flavanoid, alkoloid, saponin, steroid dan terpenoid

    Persepsi Pemustaka Pada Layanan Penelusuran Informasi Melalui Online Public Access Catalogue (Opac) Di Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi “Yayasan Pharmasi Semarang”

    Full text link
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi pemustaka pada Layanan Penelusuran Informasi Melalui Online Public Access Catalogue (OPAC) di Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi “Yayasan Pharmasi Semarang”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Adapun subjek penelitian yang dijadikan sumber dalam peneliti ini sebanyak 10 (sepuluh) informan. Penelitian ini memilih karakteristik orang yang berbeda-beda yaitu pemustaka yang sering datang ke perpustakaan, pemustaka yang sering mencari informasi melalui OPAC, dan pemustaka yang bersedia menjadi informan. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan studi pustaka. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil yang diperoleh dari penyediaan layanan OPAC di perpustakaan mempengaruhi cara mereka mendapatkan buku yang dimaksud yaitu sebelum adanya OPAC mereka rata-rata bertanya kepada petugas perpustakaan. Namun sekarang rata-rata dari mereka sudah beralih menggunakan OPAC di perpustakaan karena layanan ini bisa diakses sendiri tanpa bertanya kepada orang lain baik itu petugas perpustakaan maupun sesama teman. Akan tetapi, ada juga mahasiswa yang bertanya kepada petugas perpustakaan jika dalam menggunakan OPAC tersebut menemukan kendala. Simpulan dari penelitian ini adalah pemustaka mempunyai persepsi yang baik dengan keberadaan OPAC yang ada di perpustakaan. Pemustaka tersebut juga menilai bahwa penelusuran menggunakan OPAC lebih cepat, mudah, dan efisien. Sedangkan dari komputer yang digunakan untuk OPAC, semua informan mempunyai persepsi bahwa jumlah komputer yang digunakan kurang memadai, kemampuan komputer yang digunakan kurang memenuhi, serta dari sinyal wifi yang digunakan perpustakaan kurang baik yaitu dari kecepatan sinyal sering menurun ketika banyak mahasiswa yang menggunakan

    Faktor-faktor yang Menyebabkan Remaja Desa Tidak Melanjutkan Pendidikan Kejenjang Sekolah Lanjutan

    Get PDF
    The purpose of this study is to clarify the effect of the importance of education for Youths in Hamlet Cisarua district. Natar Kab. South Lampung Year 2013. The method of research used descriptive method. This study is a population of 30 respondents make use of questionnaire data collection techniques and qualitative data analysis. The results of the data distribution of the questionnaire showed 15 of 30 respondents or 50% stated that economic factors, parents, the community, the willingness and ability to be a very influential factor to the cause of teen ladder village do not attend secondary school education, the reduction of these factors will facilitate the teens in continuing education ladder school.Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan pengaruh pentingya pendidikan bagi Generasi Muda di Dusun Cisarua Kec. Natar Kab.Lampung Selatan Tahun 2013. Metode penelitian yang digunakan metode deskriptif. Penelitian ini merupakan penelitian populasi yang berjumlah 30 responden teknik pengumpulan data menggunakan angket dan analisis data kualitatif. Hasil penelitian dari data distribusi angket menunjukan 15 dari 30 responden atau 50% menyatakan bahwa faktor ekonomi, orang tua, lingkungan masyarakat, kemauan dan kemampuan menjadi faktor sangat berpengaruh terhadap penyebab remaja desa tidak melanjutkan pendidikan kejenjang sekolah lanjutan, semakin berkurangnya faktor tersebut maka akan mempermudah remaja dalam melanjutkan pendidikan kejenjang sekolah lanjutan

    Identifikasi Dan Pemanfaatan Tumbuhan Obat Suku Dani Di Kabupaten Jayawijaya Papua

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikas spesies tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat dan cara penggunaannya sebagai obat tradisional. Metode penelitian yang digunakan adalah survey eksploratif dan Participatory Rural Appraisal melalui wawancara dengan dukun kampung bersamaan dengan pengambilan sampel dan identifikasi tumbuhan obat di lokasi penelitian. Hasil penelitian identifikasi dan pemanfaatan tumbuhan obat di 9 desa di Kecamatan Asologaima, Kurulu dan Wamena, ditemukan 16 spesies tumbuhan obat dari 12 famili yang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat dengan khasiat dan cara penggunaan yang berbeda-beda dan sederhana namun umumnya dengan merebus tumbuhan dan air rebusannya diminum. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai November 2015. Berdasarkan habitusnya yang paling banyak ditemukan adalah semak sedangkan bagian tumbuhan yang banyak digunakan adalah bagian daun.This research aims for identifying plant species which particularly have ability as medicine and can be used as traditional medicine. Research methods used are explorative survey and Participatory Rural Appraisal through interview with a village shaman (or called person who has ability and experience with traditional medicine) followed with sampling and identifying medication plant in research location. Result of identifying research and used of medication plant in 9 villages in Asologaima, Kurulu, and Wamena Districts, found that 16 species of plant medication of 12 family which used by local society with different benefits and the way it is used and simple but commonly with boiled the medication and drink the water. This research held in September to November 2016. Based on the place of habits the most found plants is shrub, meanwhile the most useful part of the plant is lea

    Banjir Bandang di DAS Batang Kuranji Kec. Kuranji Kotapadang dengan Sistem Informasi Geografis (Sig)

    Full text link
    The research aims to map hazard flash flood sand Inundation mapping the spatial distribution(affected by) flash floods and analyze the factors causing flash floods in Batang Kuranji Watershed Sub- District Kuranji Padang. The method used is a 3D analysis of data raster DEM, topographic slope, Slope, flood elevation data, and river network data, for mapping the spatial distribution affected by the flash floods using survey methods to map land units as mapping unit. GPS tracking is then performedin the field to produce spatial distribution maps Inundation (affected by) flash floods and flash floods causing factor data were analyzed using the scoring methodo fland characteristics as determinants offlash flood hazard. From this research, the proportion of flood hazard zones with high hazard category with abroad zone of 1320 ha, or 6,15% of the region Batang Kuranji. Medium hazard zones are an area of 1243 ha or 5,7% of the region Batang Kuranji, and low hazard zones in the study region has an area of 18 885ha with aproportion of 88,15% of the total land area ofresearch Batang Kuranji and spatial distribution of the inundations flash floods in the area along Kuranji watershed in Koto Tangah subdistrict, Kuranji subdistrict, Nanggalo subdistrict, North Padang subdistrict, and Pauh subdistrict. Causing factor flash flood in the research area are mass movement that of caused landform, slope, slopeform, long of slope, and geomorphology process

    Limited path percolation in complex networks

    Full text link
    We study the stability of network communication after removal of q=1pq=1-p links under the assumption that communication is effective only if the shortest path between nodes ii and jj after removal is shorter than aij(a1)a\ell_{ij} (a\geq1) where ij\ell_{ij} is the shortest path before removal. For a large class of networks, we find a new percolation transition at p~c=(κo1)(1a)/a\tilde{p}_c=(\kappa_o-1)^{(1-a)/a}, where κo/\kappa_o\equiv / and kk is the node degree. Below p~c\tilde{p}_c, only a fraction NδN^{\delta} of the network nodes can communicate, where δa(1logp/log(κo1))<1\delta\equiv a(1-|\log p|/\log{(\kappa_o-1)}) < 1, while above p~c\tilde{p}_c, order NN nodes can communicate within the limited path length aija\ell_{ij}. Our analytical results are supported by simulations on Erd\H{o}s-R\'{e}nyi and scale-free network models. We expect our results to influence the design of networks, routing algorithms, and immunization strategies, where short paths are most relevant.Comment: 11 pages, 3 figures, 1 tabl

    Folded Supersymmetry and the LEP Paradox

    Full text link
    We present a new class of models that stabilize the weak scale against radiative corrections up to scales of order 5 TeV without large corrections to precision electroweak observables. In these `folded supersymmetric' theories the one loop quadratic divergences of the Standard Model Higgs field are cancelled by opposite spin partners, but the gauge quantum numbers of these new particles are in general different from those of the conventional superpartners. This class of models is built around the correspondence that exists in the large N limit between the correlation functions of supersymmetric theories and those of their non-supersymmetric orbifold daughters. By identifying the mechanism which underlies the cancellation of one loop quadratic divergences in these theories, we are able to construct simple extensions of the Standard Model which are radiatively stable at one loop. Ultraviolet completions of these theories can be obtained by imposing suitable boundary conditions on an appropriate supersymmetric higher dimensional theory compactified down to four dimensions. We construct a specific model based on these ideas which stabilizes the weak scale up to about 20 TeV and where the states which cancel the top loop are scalars not charged under Standard Model color. Its collider signatures are distinct from conventional supersymmetric theories and include characteristic events with hard leptons and missing energy.Comment: 18 pages, 5 figures, references correcte
    corecore