37 research outputs found

    Stabilization of Gambier Process Wastewater and Its Aplication as Silk Dye

    Get PDF
    Gambier liquid waste is a by-product from gambier (Uncaria gambier Roxb.) processing plant,  which is still contains a lot of untapped tannin. This waste could be used for textile dyes, but it is easily damaged during storage. So, the aim of this research is to treat gambier liquid waste so it could be used as silk dye. This research was carried out by concentrating the waste and using stabilizers such as lime (K), alum (T), lotus (F). The parameters tested include pH and fungal growth for up to three months. The results of the process could generate several different colors which is brownish red, brownish yellow and dark green. The waste could save more than 3 months. The color of the waste generated depends on stabilizer type and pH. The use  waste on silk produced brownish red color, golden yellow  and moss green to dark green

    Rasio pelarut etanol dan etil asetat pada proses ekstraksi terhadap karakteristik katekin dari gambir

    Get PDF
    Gambir salah satu tanaman herbal yang mempunyai banyak manfaat, terutama untuk produk farmasi, kosmetik, pewarna dan lain sebagainya. Kandungan senyawa katekin yang tinggi pada gambir sangat dipengaruhi oleh proses ekstraksi yang dilakukan. Tujuan penelitian adalah untuk melihat pengaruh dari rasio pelarut etanol dan etil asetat serta waktu ekstraksi yang digunakan terhadap rendemen dan karakteristik katekin gambir yang dihasilkan. Proses ekstraksi menggunakan pelarut etanol dan etil asetat, dengan rasio sebagai berikut : E1= etil asetat : etanol (0:1), E2 = etil aetat : etanol (1:0), E3= etil asetat : etanol (3 : 2),  E4 = etil asetat : etanol (4 : 1); waktu ekstraksi : 5 jam (T1) dan 6 jam (T2), rasio pelarut dan gambir tetap yaitu 1:2. Pada produk katekin yang didapatkan dilakukan perhitungan rendemen, kadar katekin, kandungan unsur mineral logam dan non logam dengan uji XRF dan morfologi SEM EDX. Perlakuan optimal didapat pada perlakuan E3T2 dengan rendemen 74,86% dan  kadar katekin 98,66%. Menurut uji XRF terdapat beberapa jenis unsur logam dan non logam yang lebih kompleks seperti Mg, Al, Si, P, Cl, K, Ca, Fe, Cu, Ag, S, Eu dan Cd, morfologi SEM menunjukkan bentuk partikel yang masih sama serta tidak teratur dengan ukuran partikel yang lebih kecil jika dibandingkan dengan ukuran partikel bahan baku gambir

    Pengujian Kemampuan Daya Samak Cube Black dan Limbah Cair Gambir Terhadap Mutu Kulit Tersamak

    Get PDF
    Leather tanning industries generally use sintetic tanner such as chrome (Cr+3) which can damage environment. Therefore, it is needed to find environmentally friendly tannery material, one is by using gambier. The aim of this research was to know tannic ability of gambier on goat’s leather and tuna fish. The gambier for tannery material contained high tannin (>70%) namely Cube black and liquid waste from gambier processing. Concentration of tannery material that would be used for tanned was 1 kg. Tanned leather was tested to tannery degree (DP) and physical test included pull strength, elongation, and rip strength, at same treatment compared to chrome tannery. Test results leather tanned showed that, the higher the concentration of tannery material the higher the results of DP, and the physical characteristic was better. Tanned leather from goat that used Cube black gambier concentration at 4% gave DP value approximately equal to chrome tanner (38,45% and 36,60%). For tanned tuna fish gave value of DP were 39,57% and 31,35%. Tannery material of gambier gave value of pull strength, rip strength, and elongation were higher than chrome’s. The value of pull strength of goat’s leather was 730,37 kg cm-2, tuna fish was 353,33 kg cm-2 got from liquid waste tanner. The value of rip strength fof goat’s leather was 353,33 kg cm-2, tuna fish skin 29,96 kg cm-2, and elongation value from tuna fish skin 202,0% was gotten from Cube black gambier. The result of the research showed that tannery material of gambier had tannery characteristic that can replace tanner of chrome.ABSTRAKIndustri penyamakan kulit umumnya menggunakan bahan penyamak sintetis seperti krom (Cr+3) yang dapat merusak lingkungan. Untuk itu, perlu dicari bahan penyamak yang ramah lingkungan, diantaranya menggunakan gambir. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui daya samak gambir terhadap kulit kambing dan ikan tuna. Gambir untuk  bahan penyamak mengandung kadar tanin tinggi (>70%) adalah Cube black dan limbah cair pengolahan gambir. Konsentrasi bahan penyamak yang digunakan dalam perlakuan adalah 2%, 3% dan 4% dengan berat kulit yang akan disamak sebanyak 1 kg. Kulit tersamak diuji terhadap derajat penyamakan (DP) dan uji fisik meliputi kekuatan tarik, kemuluran dan kekuatan sobek. Pada perlakuan yang sama dibandingkan dengan penyamak krom. Hasil uji kulit tersamak menunjukkan makin tinggi konsentrasi bahan penyamak makin tinggi nilai DP dan sifat fisik kulit makin baik. Kulit tersamak dari kambing menggunakan Cube black gambir pada konsentrasi 4% menghasilkan nilai DP mendekati sama dengan penyamak krom (38,45% dan 36,60%). Untuk kulit ikan tuna tersamak menghasilkan nilai DP 39,57% dan 31,35%. Bahan penyamak gambir menghasilkan nilai kekuatan tarik, kekuatan sobek dan kemuluran lebih tinggi dari penyamak krom. Nilai kekuatan tarik kulit kambing 730,37 kg/cm2, ikan tuna 353,33 kg/cm2 diperoleh dari penyamak limbah cair. Nilai kekuatan sobek kulit kambing adalah 353,33 kg/cm2, kulit ikan tuna 29,96 kg/ cm2 dan nilai kemuluran kulit ikan tuna 202,0% diperoleh dari Cube black gambir. Hasil penelitian menunjukkan bahan penyamak gambir memiliki sifat penyamak yang dapat menggantikan penyamak krom

    Formulasi katekin dari gambir dan vitamin C dalam pembuatan sabun wajah

    Get PDF
    Uncaria gambir Roxb dengan kandungan utama katekin, memiliki sifat daya astringensia, antibakteri, dan antioksidan. Aktivitas antioksidan dari katekin berfungsi bagi kesehatan kulit, dan mampu mempertahankan kekuatan dan elastisitas kulit. Katekin dari gambir memiliki stabilitas rendah pada pH lebih besar dari 7, sedangkan pH produk sabun yang dihasilkan antara pH 9-10. Peningkatan stabilitas katekin dari gambir dapat dilakukan dengan mengatur kondisi pH formula dengan vitamin C yang bersifat asam dan menurunkan nilai pH formula. Uji coba pembuatan sabun wajah menggunakan katekin dalam jumlah tetap dan variasi vitamin C bertujuan untuk mengetahui konsentrasi vitamin C yang dapat meningkatkan stabilitas katekin dan sifat fisik sabun selama masa penyimpanan. Sabun dibuat dengan metode setengah panas (semi-boiled), produk dalam bentuk padat, diformulasikan dengan bahan dasar NaOH, aquades, minyak, yaitu minyak zaitun dan VCO. Konsentrasi vitamin C yang ditambahkan adalah 5%, 10% dan 15% dengan kandungan katekin sebanyak 5%. Evaluasi sediaan meliputi warna, aroma, kadar air, pH, daya stabilitas dan iritasi pada kulit. Hasil uji coba menunjukkan semua formula memenuhi persyaratan evaluasi fisik, bentuk padat, warna krem kecoklatan, dan seluruh sabun beraroma khas katekin. Sabun dengan kandungan ekstrak katekin sebanyak 5% dan penambahan vitamin C 15% (F3) memiliki kualitas yang paling baik dan memenuhi standar pembersih wajah menurut SNI 16-4380-1996, yaitu stabilitas 84%, kadar air 3,22%, pH 6 dan tidak mengiritasi kulit

    Pengembangan Potensi Tepung Bengkuang (Pachyrrhizus erosus) Sebagai Matriks Enkapsulasi Yang Dimodifikasi Melalui Proses Litnerisasi Untuk Bahan Baku Kosmetik

    Get PDF
    Trend penggunaan bahan alam (back to nature) meningkat dengan tingginya kesadaran masyarakat dan keterbatasan penggunaan bahan baku sintetis dalam jangka panjang dapat merusak kesehatan, terutama untuk bahan baku kosmetik. Tepung bengkuang memiliki potensi dikembangkan sebagai sebagai penyalut tipis (enkapsulan) bahan aktif melalui proses modifikasi. Proses modifikasi tepung bengkuang dapat dilakukan diantaranya melalui proses litnerisasi atau hidrolisis asam secara lambat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakterisasi fisikokimia tepung bengkuang termodifikasi dengan variasi lama hidrolisis dan konsentrasi asam klorida (HCl). Perlakuan yang dicobakan adalah lama hidrolisis, yaitu 24, 48, 72 dan 96 jam dengan konsentrasi HCl 1%, 2% dan 3% pada suhu 40±5°C. Parameter yang diamati meliputi kadar amilosa, derajat Polimerisasi (DP), viskositas, kelarutan, aktivitas antioksidan (IC50) dan morfologi. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan optimum dihasilkan pada konsentrasi HCl 2% dan lama hidrolisis 72 jam. Tepung bengkuang termodifikasi menunjukkan terjadi penurunan DP dan kadar amilosa dengan makin lama lintnerisasi, yaitu 885%-22,34% dan 53,87%. Viskositas, kelarutan dan aktivitas antioksidan (IC50) meningkat, yaitu 228cP-155cP, dan 45,7%-90,8%, aktivitas antioksidan (IC50) dan granula tepung mengalami kerusakan walaupun bentuknya masih relatif tidak berubah. Kata kunci: tepung bengkuang, modifikasi,  litnerisasi, hidrolisis asam, karakterisasi

    Pengaruh konsentrasi ekstrak katekin Uncaria gambir terhadap umur simpan ikan teri (Stolephorus sp.)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi katekin dari Uncaria gambir terhadap ketahanan simpan ikan teri. Pengawetan ikan teri pada penelitian ini dilakukan melalui proses perendaman ikan teri dalam larutan katekin (konsentrasi        0%-15%) dengan perbandingan 1:4 selama ±2 jam. Ikan teri hasil perlakuan dikeringkan dalam oven pada suhu ±50oC selama 12-24 jam dan dikemas menggunakan plastik polipropilen (PP). Untuk mengetahui ketahanan simpan ikan teri dilakukan penyimpanan selama 30 hari, setiap 15 hari dilakukan analisis untuk mengetahui mutu produk. Hasil penelitian menunjukkan ikan teri yang diawetkan menggunakan katekin pada konsentrasi 10% (A3) dapat mengurangi jumlah bakteri (1,10x105 koloni/g) dengan kadar air 18,1339% dan abu 10,5358%. Uji organoleptik pada konsentrasi yang sama memiliki nilai sangat suka-suka terhadap tekstur dan aroma, tetapi warna kurang disukai panelis karena menghasilkan penampakan lebih gelap dibandingkan tanpa perendaman katekin (A1). Pengujian ketahanan simpan produk sampai 30 hari masih memenuhi standar ikan teri kering (SNI.01-3391-2000) dan uji organoleptik mengalami penurunan terhadap nilai tekstur dan warna, dimana produk menjadi kurang kompak dan warna menjadi lebih gelap

    Studi Penentuan Difusivitas Panas Mangga Arummanis Terproses Minimal

    Get PDF
    The important limitation in process design for agricultural products is the lack of information on their thermal properties. Although a lot of experimental data can be found, the variety of products and the differences in measurement method make limitation on the value of the available data, especially for Indonesian products. These data are required to get information about temperature change when product was processed like heating or cooling. It is worth to optimize efficiency of energy. The objective of this study was to predict thermal diffusivity and conductivity of minimmaly processed product of arummanis mangoes. The value was determined numerically with direct and indirect methods. The result showed that thermal conductivity was 0.6058 W/moC while thermal diffusivity was 1.70 x 10-7 m2/s (direct method).ABSTRAKPada perancangan suatu sistem pengolahan hasil pertanian diperlukan pengetahuantentang sifat-sifat panas suatu bahan diantaranya panas jenis, konduktivitas, dan difusivitas panas. Nilai-nilai tersebut untuk produk pertanian lokal sangat jarang ditemukan, sehingga dalam aplikasinya sering digunakan data sifat panas dari literatur luar yang belum tentu sesuai dan tepat dengan produk dalam negeri, hal ini dapat menyebabkan terjadinya bias dalam perhitungan dan perancangan. Studi ini bertujuan untuk menentukan sifat-sifat panas dari produk mangga arummanis terproses minimal. Hasil studi ini mendapatkan bahwa nilai panas konduktivitas panas mangga arummanis terproses minimal adalah 0.6058 W/moC, sedangkan nilai difusivitas panasnya adalah 1.70x10-7 m2/detik.</p

    Pengaruh Kecepatan Pengadukan dan Kehalusan Gambir Serta Variasi Komposisi Terhadap Beberapa Sifat Fisika dalam Pembuatan Tinta Cetak

    Get PDF
    Ink is a very important element that determines the quality of a printout. One of the potential natural materials that can be used as a raw material for making printing ink is gambier.The objective of this study was to observe the effect of stirring speed and particle size on some physical properties in the printing ink. The ink manufacturing was done in 2 phases, namely the manufacture of color pigment and ink formulation. Pigment ink was made by cleaning the gambier through dilution with hot water, filtration, and precipitation of fitrat. Furthermore the gambier was mashed with particle size variation 40, 60, 80 mesh. The adding saturated FeCl3 compounds in ethanol into the extract gambier slowly with stirring speed 250, 500, 750 rpm for 4 hours. The color of the pigment, viscosity, and the particle size was tested by using the PSA method (particle size analyzer). Manufacture of ink formula with additives propylene glycol 7.5; 10; 12.5 mL and polyethylene glycol 0.1; 0.3; and 0.5 mL for every 30 ml of extract gambier in ethanol. Best pigment was obtained from the use of gambier 60 mesh powder, stirring speed 250 rpm, the smallest pigment particle was 47.54 nm. The best ink formula was using propylene glycol and polyethylene glycol 12.5 mL and 0.5 mL. The characteristics of ink were black colored ink with a density 0.9633 at a temperature of 28-30°C, viscosity 0.9 cP, and surface tension 0.2539 N/m.ABSTRAK Tinta merupakan unsur yang sangat penting menentukan kualitas hasil cetakan. Salah satu bahan alam potensial yang dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan tinta cetak adalah gambir. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pengaruh kecepatan pengadukan dan kehalusan bahan baku gambir terhadap beberapa sifat fisika dalam pembuatan tinta cetak. Pembuatan tinta dilakukan 2 tahap yaitu pembuatan pigmen dan formula tinta. Pigmen tinta dibuat dengan cara membersihkan  gambir melalui pelarutan dengan air panas, penyaringan, dan pengendapan fitrat. Selanjutnya endapan gambir dihaluskan dengan variasi ukuran butiran sebesar  40, 60, 80 mesh. Penambahan senyawa FeCl3  jenuh dalam etanol pada ekstrak gambir dalam 25 ml etanol secara perlahan dengan kecepatan pengadukan bahan sebesar 250, 500, 750 rpm selama 4 jam. Pigmen diuji warna, viskositas, dan ukuran partikel dengan menggunakan metoda PSA (particle size analyzer). Pembuatan formula tinta dengan bahan aditif propilen glikol sebesar 7,5; 10; 12,5 ml dan polietilen glikol 0,1; 0,3; 0,5 ml untuk setiap 30 ml ektrak gambir dalam etanol. Pigmen yang terbaik diperoleh pada pemakaian bubuk gambir 60 mesh, kecepatan pengadukan 250 rpm, ukuran partikel pigmen yang terkecil adalah 47,54 nm. Formula tinta yang terbaik adalah tinta dengan menggunakan propilen glikol 12,5 ml dan polielen glikol 0,5 ml. Karakteristik  tinta bewarna hitam dengan berat jenis pada suhu 28-30oC sebesar 0.9633, viskositas      0,9 cP dan tegangan permukaan 0,2539 N/m.</p

    Studi Penentuan Difusivitas Panas Mangga Arummanis Terproses Minimal

    Get PDF
    The important limitation in process design for agricultural products is the lack of information on their thermal properties. Although a lot of experimental data can be found, the variety of products and the differences in measurement method make limitation on the value of the available data, especially for Indonesian products. These data are required to get information about temperature change when product was processed like heating or cooling. It is worth to optimize efficiency of energy. The objective of this study was to predict thermal diffusivity and conductivity of minimmaly processed product of arummanis mangoes. The value was determined numerically with direct and indirect methods. The result showed that thermal conductivity was 0.6058 W/moC while thermal diffusivity was 1.70 x 10-7 m2/s (direct method).ABSTRAKPada perancangan suatu sistem pengolahan hasil pertanian diperlukan pengetahuantentang sifat-sifat panas suatu bahan diantaranya panas jenis, konduktivitas, dan difusivitas panas. Nilai-nilai tersebut untuk produk pertanian lokal sangat jarang ditemukan, sehingga dalam aplikasinya sering digunakan data sifat panas dari literatur luar yang belum tentu sesuai dan tepat dengan produk dalam negeri, hal ini dapat menyebabkan terjadinya bias dalam perhitungan dan perancangan. Studi ini bertujuan untuk menentukan sifat-sifat panas dari produk mangga arummanis terproses minimal. Hasil studi ini mendapatkan bahwa nilai panas konduktivitas panas mangga arummanis terproses minimal adalah 0.6058 W/moC, sedangkan nilai difusivitas panasnya adalah 1.70x10-7 m2/detik
    corecore