15 research outputs found

    Proses Pembuatan Biokomposit Polimer Serat untuk Aplikasi Kampas Rem

    Get PDF
    Kecenderungan teknologi biokomposit polimer berpenguat serat khususnya serat alam saat ini mulai diminati alasannya ramah lingkungan, ketersediaan dialam banyak, dan biaya produksi yang rendah. Biokomposit merupakan jenis komposit yang terdiri dari bahan matriks polimer dan penguat serat alam. Penelitian ini bertujuan untuk mebuat biokomposit polimer serat kulit buah pinang yang ditambahkan serbuk alumina dan melakukan pengujian kekerasan dan keausan untuk aplikasi kampas rem. Serat alam dari kulit buah pinang diberikan perlakuan 5% NaOH selama 1 jam dan didekortikasi secara manual. Polyester dicampurkan masing-masing 0, 3, 5, 7, dan 9% berat serbuk alumina selama 30 menit menggunakan pengaduk. Campuran resin dan serbuk alumina dituangkan kedalam serat sampai merata (homogen). Campuran tersebut dicetak untuk menghasilkan biokomposit polimer kampas rem. Biokomposit yang telah jadi dibentuk spesimen uji dan dilakukan pengujian kekerasan dan keausan. Hasil penelitian didapatkan bahwa serat dari kulit buah pinang yang dicampur dengan polyester ditambahkan 5% serbuk alumina dapat dibuat produk biokomposit kampas rem. Biokomposit kampas rem didapatkan sifat nilai kekerasan Vickers 23,26 kg/mm2 dan keausan 2.506E-06 gr/mm2.detik. Hasil pengujian kekerasan dan keausan dapat diaplikasikan pada proses pembuatan kampas rem pengganti kampas rem dari bahan asbestos

    PENGARUH KOMPOSISI CAMPURAN HARDENER DENGAN RESIN POLYESTER TERHADAP KUAT TARIK DAN BENDING POLIMER TERMOSET

    Get PDF
    Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi campuran yang ideal dalam proses pembuatan polyester pada polimer termoset, di mana komposisi campuran ini akan memiliki kekuatan tarik dan kekuatan bending yang  tinggi. Polimer termoset ini dibuat dengan mencampurkan resin polyester dengan dengan hardener yang bervariasi antara 1 %, 3 %, 5 %, 7 %, dan 9 %. Resin polyester yang telah dicampur dengan hardener dituang ke dalam cetakan. Setelah mengering, polimer ini dimasukan ke dalam oven untuk dipanaskan sampai suhu 800C. Setelah dingin kembali, dibuat spesimen uji tarik dan uji bending. Pengujian tarik dilakukan dengan  menggunakan standar ASTM D 638-02 tipe 4, dan pengujian bending dilakukan dangan standar ASTM D709-02 tipe 4. Hasil pengujian menunjukan kekuatan tarik dan bending maksimum pada komposisi campuran 99 % : 1 % dengan nilai masing-masing sebesar 57,43 N/mm2 dan 91,826 N/mm2

    RANCANG BANGUN DAN UJI COBATUNGKU KRUSIBEL DARI TABUNG GAS BEKAS DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER PANAS GAS LPG

    Get PDF
    The availability of crucible furnaces is still limited, so the price in the market is relatively expensive, even though this tool is very important, especially in educational institutions as media for the practice of metal casting. The purpose of this study is to design, build and test the work of a crucible furnace that utilizes used cylinders by using LPG gas heat sources. The design of the furnace uses the autodesk inventor application while the manufacture uses machine tools. Technical data from this crucible furnace is that the body is made from used gas cylinders with an outer diameter of 280 mm, an inner diameter of 140 mm and a height of 490 mm. In the combustion chamber installed a 25.4 mm diameter gas pipeline with a length of 370.5 mm and an air channel diameter of 50.8 mm with a length of 367 mm. Kowi is made of steel with a 110 mm dimension and a height of 280 mm. The results of trials with aluminum smelting show that the crucible furnace is capable of melting 5 kg aluminum for 60 minutes with fuel consumption of 3 kg gas. The maximum temperature that can be reached 1367 oC for 15 minutes by a crucible furnace.Keywords: design, manufacture, furnace trial

    ANALISIS SISTEM HEAT RACE NET PLANT (NPHR) DI NII TANASA PADA PEMBANGKIT TENAGA UAP DENGAN KAPASITAS 2 x 10 MW

    Get PDF
    Net heat plant race (NPHR) adalah jumlah energi input yang dibutuhkan untuk menghasilkan energi listrik dari pembangkit, semakin tinggi nilai NPHR, semakin rendah efisiensi termal pembangkit listrik tenaga uap. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai perlombaan panas pembangkit listrik netto (NPHR) dari pembangkit listrik tenaga uap. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Direct(Langsung), yaitu bahan bakar akan dibandingkan langsung dengan energi output yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan Net Race Heat Value (NPHR) Nilai rata-rata 4.986,87 kkal / kWh pada Januari 2018 dan nilai rata-rata 5.080,40 kkal / kWh pada Juni 2018. Ini menunjukkan bahwa nilai tersebut relatif tinggi untuk kapasitas daya ≤ 100 MW

    Kajian Jejak Emisi Karbon-Dioksida di Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo Indonesia

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung  jumah emisi karbon-dioksida yang dihasilkan di Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo Indonesia. Perhitungan dilakukan dengan menjumlahkan emisi yang dihasilkan oleh penggunaan listrik dan  emisi kendaraan dengan menggunakan nilai faktor emisi dari beberapa referensi. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo pada bulan April sampai Juli  2015.  Hasil penelitan ini menunjukan bahwa jumlah rata-rata emisi karbon yang dihasilkan dari pemakaian listrik adalah sebesar 826.8 Kg CO2, yang didapatkan  dari penggunaan listrik sebesar 0.78 x 1000 KWH per-hari. Jumlah emisi karbon dari sektor kendaraan per-harinya adalah sekitar 30.22 kg CO2, yang didapatkan dari penjumlahan total emisi per-hari dari mobil dan motor. Jumlah keseluruhan emisi karbon di Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo adalah sebesar 857.02 kg CO2 per hari, atau 0.13 ton CO2 per-tahun per-kapita, yang masih lebih rendah daripada emisi karbon per-kapita di Indonesia (2.3 ton CO2 per-tahun).

    ANALISIS SPESIFIK KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP DI NII TANASA DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR RENDAH KALOR

    Get PDF
     Konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) dalam pembangkit listrik tenaga uap sangat penting untuk diketahui karena terkait dengan perbandingan total konsumsi bahan bakar, di mana Pembangkit Listrik Tenaga Uap Nii Tanasa menggunakan bahan bakar batubara terhadap tenaga listrik yang dihasilkan oleh generator listrik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa efisien pembangkit listrik di industri pembangkit listrik di pembangkit listrik tenaga uap di Nii Tanasa dan juga untuk kemungkinan nilai kalor bahan bakar yang akan digunakan untuk pembakaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Konsumsi Bahan Bakar Spesifik yang dibutuhkan dalam pembangkit listrik tenaga uap. Metode yang digunakan adalah metode langsung, input yang diperlukan adalah Gross kWh, Net kWh, penggunaan bahan bakar batubara. Jenis bahan bakar yang digunakan adalah lignit rendah kalori. Hasil Konsumsi Bruto pada bulan Januari terlihat 1,08 kg / kWh sedangkan Konsumsi Bahan Bakar Bersih adalah 1,25 kg / kWh. Pada bulan Desember nilai Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Bruto adalah 1,04kg / kWh sedangkan jumlah Konsumsi Bahan Bakar Spesifik adalah 1,17kg / kWh. Nilainya relatif tinggi pada kapasitas ≤ 100 MW.Kata Kunci: Specific fuel consumption, Tenaga Uap, batu bara, Listrik, Pembakaran  

    EKSPERIMENTAL PENGARUH JARAK EKSITER TERHADAP KARAKTERISTIK GETARAN APLIKASI PADA SAYAP PESAWAT TERBANG

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk membuat alat praktikum getaran untuk membandingkan getaran suatu bahan misalnya,  membandingkan karakteristik getaran (frekuensi natural dan kekakuan) antara bahan aluminium dan bahan baja. Penelitian ini menggunakan metode spektrum, dimana eksiter divariasikan pada 10 perletakan, dan menggunakan tumpuan kantilever dengan dimensi balok yaitu panjang bahan 100 cm, tebal bahan 2,55 cm, dan tinggi bahan 1,25 cm, dan alat yang digunakan adalah IRD analyzer yang terdiri dari sensor getaran, unit pengatur kecepatan, dan motor penggetar. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa bahan baja mempunyai nilai karakteristik yang lebih tinggi dibanding bahan aluminium, dan nilai dari frekuensi pribadi dan kekakuan menunjukkan tidak ada pengaruh dari jarak perletakan eksiter terhadap karakteristik getaran (frekuensi pribadi dan kekakuan)

    EKSPERIMENTAL PENGARUH MOTOR PENGGETAR PADA BALOK BAJA DAN ALUMINIUM TERHADAP KARAKTERISTIK GETARAN

    No full text
    ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan frekuensi pribadi dari sistem balok dengan tumpuan jepi-bebas pada masing-masing bahan uji secara eksperimental. Pada penelitian ini secara eksperiment frekuensi pribadi dan karakteristik getaran digunakan metode analisis spektum. Jenis pengukuran yaitu Defleksi / simpangan balok getar, Fungsi Respon Frekuensi (FRF), dan Spektrum. Posisi perletakan eksiter bervariasi dari 1/5L; 2/5L; 3/5L; 4/5L; dan L. Bahan dan peralatan yang akan digunakan adalah Baja karbon dan Aliminium yang berbentuk balok, dengan dimensi sebagai berikut Panjang(L) 100 cm, Lebar(b) 2.55 cm, dan Tebal (h)  1.25 cm. Sedangkan Alat pada penelitian ini yaitu, IRD Analyser untuk pengukuran simpangan, dan untuk pengukuran kecepatan getaran (vibrasi), Unit pengatur kecepatan, Tachometer untuk mengukur kecepatan motor penggetar (eksiter) yang digunakan, dan Motor Penggetar (Eksiter). Hasil penelitian yang diperoleh adalah dari kaji eksperimental, untuk bahan baja frekuensi natural (ωn) tertinggi adalah 3200 cpm yang terjadi pada perletakan jarak eksiter 20 cm  dan terendah adalah 2620 cpm yang terjadi pada perletakan jarak eksiter 50 cm. Sedangkan untuk bahan aluminium frekuensi natural (ωn) tertinggi adalah 3190 cpm yang terjadi pada perletakan jarak eksiter 40 cm. dan terendah adalah 2610 cpm yang terjadi pada jarak eksiter 30 cm. Frekuensi pribadi (ωn) pada eksperimental bahan baja lebih tinggi dibandingkan dengan bahan aluminium. Kata kunci: karakteristik getaran, frekwensi natural, eksiter, analisis spektrum, eksperimental, baja, aluminium. ABSTRACT [Experimental Effect of Vibrating Motor Placement against Vibration Characteristics of Steel and Aluminum]. The purpose of this study was to determine the natural frequency of the beam system with free support for each test material experimentally. In this study, experimentally the natural frequency and vibration characteristics were used by the spectrum analysis method. The types of measurements are the deflection of the vibrating beam, the Frequency Response Function (FRF), and the Spectrum. The position of the exciter placement varies from 1/5L; 2/5L; 3/5L; 4/5L; and L. Materials and equipment to be used are carbon steel and aluminum in the form of a beam, with the following dimensions Length (L) 100 cm, Width (b) 2.55 cm, and Thickness (h) 1.25 cm. While the tools in this study are the IRD Analyzer for measuring the deviation, and for measuring the speed of vibration (vibration), the speed control unit, the Tachometer for measuring the speed of the vibrating motor (exciter) used, and the Vibrating Motor (Exciter). The results obtained are from experimental studies, for steel materials the highest natural frequency (ωn) is 3200 cpm which occurs at 20 cm exciter spacing and the lowest is 2620 cpm which occurs at 50 cm exciter spacing. Meanwhile, for aluminum material, the highest natural frequency (ωn) is 3190 cpm which occurs at a 40 cm exciter distance. And the lowest is 2610 cpm which occurs at an exciter distance of 30 cm. The personal frequency (ωn) in the experimental steel material is higher than that of the aluminum material. Keywords: vibration characteristics, natural frequency, vibrator, spectrum analysis, experimental, steel, aluminum

    KAJI EKSPERIMENTAL GETARAN BALOK KOMPOSIT EPOKSI YANG DIPERKUAT SERAT IJUK

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisa frekuensi pribadi (wn ), dan kekakuan (k)  pada balok komposit serat ijuk, (2) menentukan modulus Elastisitas (E) melalui pengujian tarik. Metode penelitian adalah metode spectrum untuk analisa eksperimental menggunakan lima posisi exciter dan menggunakan tumpuan bebas (kantilever) yang terbuat dari komposit epoksi yang diperkuat dengan serat ijuk  dalam bentuk bolak-balik dengan panjang 50 cm, lebar 3 cm, dan ketebalan 2cm. Setiap komposit terdiri dari tiga jenis laminasi yakni: 0°/0° , 0°/45°, dan 0°/90°.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai frekuensi pribadi (wn), kekakuan (k), modulus elastisitas (E) dipengaruhi oleh laminasi serat. Nilai dari frekuensi pribadi (wn), dan kekakuan(k)  menurun terhadap peningkatan jarak dari posisi exciter dan tumpuan kantilever. Secara eksperimental, nilai frekuensi pribadi (wn), dan kekakuan (k) yang diperoleh lebih besar dari pada nilai yang diperoleh secara numerik
    corecore