23 research outputs found

    Pengaruh Waktu Fermentasi Menggunakan Lactobacillus Plantarum Terhadap Kandungan Protein Pada Tepung Mosof (Modified Sorghum Flour)

    Full text link
    Sumber karbohidrat yang paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah beras dan terigu. Ketika permintaan pasar semakin meningkat sedangkan ketersediaan bahan terbatas akan terjadi permasalahan baru yaitu kelangkaan bahan pangan tersebut. Salah satu alternatif pemecah masalah kelangkaan bahan pangan adalah melalui substitusi dengan sorgum atau sering disebut dengan MOSOF (modified sorghum flour). Sorgum (Sorghum bicolor L. Moench) merupakan salah satu sumber karbohidrat. Pada proses fermentasi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kandungan protein terhadap waktu fermentasi. Pada penelitian kali ini fermentasi dilakukan dengan menggunakan mikroorganisme yaitu Lactobacillus plantarum. Dari hasil uji counting chamber ditetapkan jumlah sel mikroorganisme yang digunakan sebanyak 107 sel/ml, pada bakteri Lactobacillus plantarum pemanenan starter dilakukan pada jam ke 2,5. Dari data hasil laboratorium didapatkan data untuk sorgum yang difermentasi menggunakan Lactobacilus plantarum menurunkan protein dari 9,819 + 0,766 menjadi 7,428 + 0,931 %

    Pengaruh Prosentase Solvent Non Polar Dalam Campuran Pelarut Terhadap Pemisahan Senyawa Non Polar Dari Minyak Nyamplung

    Full text link
    Minyak nyamplung (Calophyllum inophyllum oil) dikenal sebagai minyak yang tidak dapat dikonsumsi. Oleh sebab itu, penelitian tentang minyak ini kebanyakan hanya terfokus pada konversi minyak menjadi biodiesel. Pada penelitian ini, diharapkan agar trigliserida (senyawa non polar) terpisah dengan resin beracun yang ada di dalam minyak nyamplung itu sendiri, dengan tujuan agar minyak nyamplung bisa dikonsumsi oleh manusia. Minyak nyamplung sendiri disinyalir mengandung senyawa anti HIV dan anti tumor yang sangat berfungsi bagi manusia. Resin beracun yang terdapat dalam minyak ini diidentifikasi sebagai phthalic acid ester (PAE). Trigliserida dalam minyak nyamplung sendiri berkisar antara 70-80%, sehingga jika trigliserida ini dapat terpisah dengan baik dari PAE atau komponen lain yang berbahaya dalam minyak nyamplung, bukan tidak mungkin minyak nyamplung nantinya akan dapat dikonsumsi oleh manusia. Proses isolasi trigliserida dimulai dengan memisahkan senyawa yang diinginkan dari lipid menggunakan ekstraksi pelarut-pelarut dengan dua macam variable solvent yaitu : n-hexane-methanol serta petroleum eter-methanol. Pemilihan pelarut berdasarkan atas nilai kepolaran yang dimilikinya karena solvent yang saling larut tidak dapat digunakan dalam ekstraksi ini. Rasio jumlah solvent non polar dan polar ini juga divariasikan, yaitu : 100:0, 75:25, 50:50 dan 0:100

    Pengaruh Fermentasi Pada Pembuatan Mocaf (Modified Cassava Flour) Dengan Menggunakan Lactobacillus Plantarum Terhadap Kandungan Protein

    Full text link
    Mocaf adalah tepung singkong yang dibuat dengan menggunakan prinsip modifikasi sel singkong secara fermentasi. Proses fermentasi singkong menghasilkan tepung dengan karakteristik kandungan protein yang tinggi dan HCN yang lebih rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh fermentasi pada pembuatan mocaf (modified cassava flour) dengan menggunakan ragi roti (Saccharomyces cereviseae), ragi tempe (Rhizopus oryzae) dan Lactobacillus plantarum terhadap kandungan zat nutrisi dan anti nutrisi.. Dari hasil penelitian didapatkan pada variabel waktu fermentasi 0, 12, 24, 36, 48, 60 dan 72 jam, kadar protein mengalami kenaikan (2,78%; 2,7975%; 2,8074%; 2,8148%; 3,0217%; 3,1237%; 3,39%

    CO2 Frost Phenomenon for Binary System of Methane-Carbon Dioxide Mixtures

    Get PDF
    In the present study, the CO2 frost phenomenon of CH4-CO2 mixtures has been observed for the rational design of CO2 removal from natural gas using a controlled freeze out area. The CO2 frost conditions were estimated using the ZNE method and process simulation software (Aspen HYSYS® v7.3). The experiment was carried out using a double pipe heat exchanger (DPHE) with the concentration of CO2 in the gas mixture at 5 and 10% and pressure of the gas mixture from 1 to 20 bar. The equilibrium temperature predictions of the ZNE method and the process simulation software only had a slight difference, with a magnitude deviation of less than 1% for pressures below 20 bar and 3% for pressures in the range of 20-30 bar, respectively. In the experimental study, CO2 frost formation was detected at pressures of 1, 5, 10 and 20 bar. The locations of the initial CO2 frost formation were determined using a pressure drop indicator associated with the predicted frost temperatures obtained from the ZNE method and the process simulation software. For all studied variables, the locations of initial CO2 frost formation were found at 0.887-1.531 m from the inlet

    Pengaruh Ragi Roti, Ragi Tempe Dan Lactobacillus Plantarum Terhadap Total Asam Laktat Dan Ph Pada Fermentasi Singkong

    Full text link
    Singkong (Manihot esculenta) merupakan tanaman pangan yang paling penting di banyak negara tropis seperti di Afrika, Amerika Selatan dan Asia. Batasan pemanfaatannya adalah karena asam sianida (HCN). Modifikasi produk singkong harus dilakukan untuk meningkatkan nilai singkong sebagai sumber makanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ragi roti, ragi tempe dan bakteri Lactobacillus plantarum terhadap total asam laktat dan pH singkong yang difermentasi. Pada penelitian ini digunakan rasioC/N dari singkong 28,407. Analisa yang digunakan meliputi pengukuran keasaman (pH), total asam laktat, dan perhitungan total mikroorganisme dengan masing-masing metode menggunakan pH meter, metode titrasi, dan metode counting chumber. Kondisi pertumbuhan tiap mikroorganisme berbeda-beda, mereka bisa hidup sampai pada pH (4,37 3,43, dan 3,93) untuk masing-masing ragi roti, ragi tempe dan bakteri Lactobacillus plantarum. Jumlah asam laktat yang dihasilkan oleh bakteri lactobacillus plantarum pada 96 jam adalah 0,895% (wt/vol) untuk larutan dan 0,493% (wt/vol) untuk padatan. Hasil ini lebih tinggi dibandingkan dengan ragi roti dan ragi tempe masing-masing ((0,552%, 0,878%) (wt/vol) untuk larutan dan (0.173%, 0,228%) (wt/vol) untuk padatan). Tingkat pertumbuhan lactobacillus plantarum signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan ragi roti dan ragi tempe

    Pemanfaatan Biji Buah Nyamplung (Callophylum Inophylum) Sebagai Bahan Baku Pembuatan Biodisel

    Full text link
    Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai terpanjang keempat di dunia. Sepanjang sekitar 95000 Km merupakan habitat penting bagi vegetasi mangrove dan biota nya. Sebuah survei tahun 2007 menunjukkan bahwa 20% dari garis pantai rusak, dan tanah aktif terancam oleh erosi. Reboisasi penanaman vegetasi pantai dilakukan oleh pemerintah daerah. Salah satunya adalah Calophyllum Inophyllum. Potensi penggunaan benih C.Inophyllum tidak jelas sampai sekarang. Oleh karena itu, komposisi dan analisia C. Inophyllum dan minyak akan diselidiki. Dari hasil, ditemukan bahwa biji buah C. inophyllum mengandung lemak kasar (63,1%), serat kasar (16,64%), abu (3,22%), protein (3,42%), kelembaban (4,15%), dan ekstrak nitrogen bebas (13.62%). Itu juga memiliki nilai kalori 6092 kal / g. Its lipid asam lemak bebas yang terkandung (8,23%), monogliserida (3,93%), digliserida (3,37%), trigliserida (81.06%) dan bioactive (3,4%)

    Pemisahan Campuran Etanol-Oktanol-Air Dengan Metode Distilasi Dalam Structured Packing

    Full text link
    Keberadaan bahan bakar minyak (BBM) yang merupakan bahan bakar berbahan fosil sudah menjadi suatu kebutuhan utama masyarakat dunia, namun keberadaannya saat ini semakin menipis. Salah satu potensi yang relatif besar adalah pengembangan bioetanol menggunakan metode fermentasi ekstraktif. Hasil bioetanol dari metode fermentasi ekstraktif masih rendah, yaitu sekitar 15% sehingga diperlukan penelitian untuk pemurniannya. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan kadar etanol tertinggi dengan metode distilasi dalam structured packing. Dari hasil penelitian didapatkan pada variabel suhu 80áµ’C pada porositas 20%, 40% dan 60% didapatkan kadar etanol sebesar 88,24% ; 91,95% dan 85,85%

    Identifikasi Kandungan Squalene Dari Minyak Nyamplung (Calophyllum Inophyllum)

    Full text link
    Sebuah studi baru mencatat temuan yang mengkhawatirkan. Sekitar 100 juta ekor ikan hiu mati setiap tahunnya. Berbagai eksploitasi telah dilakukan untuk keperluan manusia, salah satunya dengan memperdagangkan minyak hati ikan hiu, yang disebut squalene. Squalene kini menjadi salah satu bahan mahal untuk pembuatan kosmetik dan pelembap, serta kerap dijual dalam bentuk pil sebagai suplemen dan mampu mengobati berbagai penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari indentifikasi kandungan squalene (senyawa non polar) dari minyak nyamplung (Calophyllum inophyllum). Identifikasi dilakukan melalui hasil ekstraksi multi stage 8 kali dilanjutkan dengan metode stirred batch-wise. Ekstraksi dilakukan sebagai alternatif saponifikasi. Metode stirred batch-wise dilakukan pada suhu -6°C sebanyak 5 batch dan dicampur menjadi satu sampel. Setelah sampel diuji dengan TLC dan GC-MS, komponen squalene dapat teridentifikasi dan ter-recovery 100% dengan kadar 1,71 %

    Comparative Study of the Preparation of Reducing Sugars Hydrolyzed From High-Lignin Lignocellulose Pretreated with Ionic Liquid, Alkaline Solution and Their Combination

    Full text link
    The ionicliquid [MMIM][DMP] was synthesized from the reactants methyl imidazole [MIM] and trimethylphosphate [TMP] and verified using 1HNMR and FTIR. Coconut coir dust was pretreated with a 1% alkaline solution.Its crystalline structure increased significantly due to the dissolution of lignin and hemicelluloses under alkaline conditions, exposing the cellulose. After NaOH and IL were employed, the XRD showed that peak (002) decreased significantly and peak (101) almost vanished. This significant decrease in crystallinity was related to the alteration of the substrate from the cellulose I structure to the cellulose II structure. The pretreated substrates were hydrolyzed to convert them to reducing sugars by pure cellulase and xylanase,and the reaction was conducted at 60°C, pH 3, for 12 or 48 hours. The yields of sugar hydrolyzed from untreated and NaOH-pretreated substrates were 0.07 and 0.12 g sugar/g lignocellulose, respectively. Pretreatment with IL or the combination of NaOH+IL resulted in yields of reducing sugars of 0.11 and 0.13 g/g, respectively. These findings showed that IL pretreatment of the high-lignin lignocellulose is a new prospect for the economical manufacture of reducing sugars and bioethanol in the coming years
    corecore