208 research outputs found

    Kandungan Senyawa Alkaloida, Tanin Serta Nilai Nutrisi Beberapa Jenis Hijauan Yang Diberikan Padaternak Dl Pulau Timor (the Contents of Alkaloid, Tannin and Its Nutritional- Values From Several Browse Fed to Livestock in Timor Island)

    Full text link
    A study was conducted in determining the contents of alkaloid, tannin and nutritional Values from six browses fed to fattening cattle in Timor island. The samples Were gmelina (Gmelina arborea Roxb.),pates/lamtoro (Leucaena leucocephala [Lamk.J De Wit),daun kupu-kupu (Bauhinia malabarica Roxb.), gala-galaAuri (Sesbania grandiflora [Li Pers.l gamal (Gliriddia sep/um [lick] Steud.).and kabesak (Acacialeucoohloea Willd.).Samples were collected during wet and dry seasons.Results showed that total number of alkaloid compounds varied from 14 to 30.There was an increase in concentration for alkaloid and tannin from Wet to dry season, however the concentrations were low (< 1%).The increase in the concentrations between seasons Were ranged from 20% to 32096.Nutritional values of the browse during wet season were considered high, however there is a need in evaluating the nutritional values of the browses during dry season as well

    Benign intracranial hypertension and leukoencephalopathy due to venous sinus stenosis in an SLE patient

    Get PDF
    The final, definitive version of this article has been published in the Journal, LUPUS, 16/10, 2007, © SAGE Publications Ltd, 2007 by SAGE Publications Ltd at the LUPUS page: http://lup.sagepub.com/ on SAGE Journals Online: http://online.sagepub.com/ArticleLUPUS. 16(10): 839-840 (2007)journal articl

    Henoch-Schonlein purpura nephritis complicated by reversible posterior leukoencephalopathy syndrome

    Get PDF
    The original publication is available at www.springerlink.com.ArticleCLINICAL RHEUMATOLOGY. 26(10): 1761-1763 (2007)journal articl

    Lupus erythematosus profundus (lupus panniculitis) induced by interferon-beta in a multiple sclerosis patient

    Get PDF
    ArticleJOURNAL OF CLINICAL NEUROSCIENCE. 14(10): 997-1000 (2007)journal articl

    Fenomena Gitaran Sore Sore di PRO TV dalam Mendidik Masyarakat

    Full text link
    Sebagai sebuah acara hiburan yang mendidik, program acara “Gitaran Sore Sore” di ProTVdirasakan masih kurang mampu menarik minat masyarakat, khususnya di kalangan pelajar danmahasiswa sebagai targetnya. Hal ini dibuktikan walaupun Kota Semarang yang merupakan kotapelajar, namun animo pelajar dan mahasiswa untuk menonton acara “Gitaran Sore Sore” tergolongmasih rendah. Hasil survey suaramerdeka.com menegaskan fenomena yang serupa. Mengacufenomena di atas, peneliti tertarik untuk meneliti “mengapa acara Gitaran Sore Sore di ProTVkurang mampu menarik minat masyarakat?.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuikeunikan acara “Gitaran Sore Sore” di ProTV sehingga kurang mampu menarik minat masyarakat.Permasalahan penelitian di atas didekati melalui social learning theory dan model uses andgratification, di mana salah satu fokus dasarnya adalah adanya asumsi bahwa menarik tidaknyasuatu acara sangat tergantung dalam perseptual dan fokus dari penerima pesan. Model uses andgratification menekankan bahwa audiens akan cenderung mengkonsumsi suatu acara di mediamassa apabila sesuai dengan kepentingannya dan memperoleh kepuasan dari aktivitas konsumsiyang dilakukan terhadap media massa. Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian, makatipe deskriptif analitis yang digunakan, karena tujuan penelitian deskriptif analisis adalah untukmembuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifatpopulasi atau daerah tertentu. Narasumber yang digunakan sebanyak 5 (lima) orang yangdianggap mengetahui masalah penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian diketahui: 1) Terjadi penurunan minat menonton yang cukupsignifikan pada program acara yang edukatif dan menghibur di Pro TV, seperti; Made In Indonesia,Gitaran Sore Sore, Jejak Jelajah Wisata, Bio7 dan Cooking Show Dimarco, di mana pada saatyang sama mengalami penurunan pemasukan iklan, khususnya di tahun 2013 dan 2014. Kebijakanperubahan strategi programming yang kurang kondusif bagi segmentasi pasar yang dilakukanProTV diduga merupakan aspek dan faktor penting, yaitu sebagai determinasi pokok terhadapminat menonton ProTV; 2) Langkah strategis berupa Perubahan strategi programming ke arahacara yang lebih edukatif dan menghibur yang ternyata belum mampu meningkatkan minatmenonton, dapat dijelaskan dengan uses and gratification model yang mengidentifikasi segmentasidan target audience-nya sebagai salah satu informasi dalam menentukan format dan programacara yang disajikan, melakukan berbagai promo on air dan off air, di samping urgensi tentangperlunya melakukan monitoring terhadap pasar; 3) Program–program yang ditayangkan ProTVseperti; Gitaran Sore-Sore, dan program in house yang ditayangkan cukup memberikan imagestation Pro TV karena sesuai dengan segmentasi dan target audience-yang dibidiknya, walaupunsecara kuantitatif belum mampu meningkatkan minat menonton secara umum; 4) Perluasan pasaryang dilakukan ProTV yang diikuti dengan program– program yang lebih variatif beserta segalastrategi programming-nya ini mampu meningkatkan audience share ProTV yang berimbas pulapada meningkatnya pendapatan melalui iklan karena rating yang tinggi

    Hemophagocytic syndrome associated with rheumatoid arthritis: A case report and review of the literature

    Get PDF
    ArticleINTERNAL MEDICINE. 46(21):1809-1813(2007)journal articl

    Phenotypical analysis of lymphocytes using flow cytometry in dermatomyositis with and without interstitial pneumonia

    Get PDF
    ArticleJOURNAL OF NEUROIMMUNOLOGY. 178 Supple 1. 233 (2006)journal articl

    Serum levels of free light chain before and after chemotherapy in primary systemic AL amyloidosis

    Get PDF
    This is an electronic version of an article published in AMYLOID-JOURNAL OF PROTEIN FOLDING DISORDERS. 13: 71(2006) [AMYLOID-JOURNAL OF PROTEIN FOLDING DISORDERS] is available online at: http://www.informaworld.com/openurl?genre=article&issn=1350-6129&volume=13&issue=3&spage=71ArticleAmyloid-Journal of Protein Folding Disorders. 13(Suppl. 1): 45-45 (2006)journal articl

    HEAVY ION SECONDARY BEAMS

    Get PDF
    The possibility of producing secondary beams of radioactive nuclei is an interesting application of medium and high energy heavy ion beams. After a first attempt at CERN (1) , two experiments have been performed at GANIL, using 44 MeV/u 40Ar (2) and 65 MeV/u 180 projectiles. This paper recalls the results of the Ar experiment, and presents new data obtained with the 180 beam

    βdecay of the 21/2^+ isomer in ^<93>Mo and level structure of ^<93>Nb

    Full text link
    The γ rays associated with β decay of the 21/2^+ isomer in ^Mo (Ex=2.425 MeV, T_=6.85 h) were measured with a selective sensitivity to long-lived isomer decays. A new 1262-keV transition was found in the γ-γ coincidence measurement, and it was attributed to a transition in ^Nb, which is the daughter nucleus of the β decay of the ^Mo isomer, from the 2.753- to the 1.491-MeV levels. Accurate γ-ray intensity balances have determined the β-decay intensity from the ^Mo isomer to the 2.753-MeV level in ^Nb and placed no appreciable intensity for the previously reported β-decay branching to the 2.180-MeV level, for which a recent in-beam γ-ray experiment assigned to be I^π = 17/2^-. Based on the γ-ray intensities from the 2.753-MeV level, spin-parity assignment of this level was revised from 21/2^+ to 19/2^+. The observed β-decay intensity and the spin-parity assignment were explained by the jj-coupling shell model calculations
    corecore