20 research outputs found

    Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Total Alga Hijau Halimeda Opuntia Linnaeus Dan Halimeda Macroloba Decaisne Dari Perairan Teluk Totok

    Full text link
    Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis aktivitas antioksidan dari Halimeda opuntia Linnaeus dan Halimeda macroloba Decaisne. Sampel diperoleh dari perairan Teluk Totok, Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara dan dilanjutkan dengan analisis laboratorium. Analisis uji aktivitas antioksidan dengan alat Spektrofotometer dan menggunakan metode 1,1-phenil-2-pikrihidrazil (DPPH). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ekstrak pigmen total Halimeda opuntia dan Halimeda macroloba yang hidup di daerah relatif tercemar masih tetap berkembang dan memiliki kandungan antioksidan. Sesuai dengan presentase nilai inhibisi dari kedua ekstrak umumnya sangat tinggi. Karena semakin kecil nilai absorban maka semakin tinggi nilai inhibisi dimana aktivitas antioksidan pada ekstrak semakin tinggi

    Variasi Morfometrik Pada Beberapa Lamun Di Perairan Semenanjung Minahasa

    Full text link
    Lamun (seagrass) atau disebut juga ilalang laut. Istilah lamun untuk seagrass, pertama-tama diperkenalkan oleh Hutomo dimana merupakan satu-satunya kelompok tumbuhan hidup di perairan laut dangkal. Lamun tumbuh padat membentuk padang, sehingga dikenal sebagai padang lamun (seagrass beds). Penelitian pada ekosistem padang lamun dimana banyak terjadi kegiatan atau aktivitas pemanfaatan oleh manusia sangatlah terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini perlu diadakan sehingga dapat dijadikan sebagai informasi awal bagi peneliti di perairan semenanjung Minahasa. Pengumpulan data dilaksanakan di Perairan Semenanjung Minahasa Sulawesi Utara, khususnya di desa Arakan dan desa Tongkeina. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode jelajah. Sampel yang telah diperoleh (30 individu per species), diidentifikasi, diukur dengan aplikasi image-J gambar dan diolah menggunakan aplikasi SPSS versi 20.Rata-rata ukuran empat spesies yang diidentifikasi, memiliki variasi dan perbedaan antara spesies yang satu dengan spesies yang lain. Untuk spesies Cymodocea serrulata dan Thalassia hemprichii yang tumbuh di Tongkeina berukuran lebih panjang dibanding yang tumbuh di Arakan. Sedangkan untuk spesies Halodule pinifolia, terlihat yang tumbuh di Arakan yang memiliki ukuran lebih panjang dari Halophila ovalis. Hasil pengukuran menggunakan Hobo Pendant loggers di Arakan : intensitas cahaya 130000-139000 lux dan temperatur 36-37 0C. Di Tongkeina intensitas cahaya 230000-240000 lux dan temperatur 31-32 0C.Secara umum dapat disimpulkan bahwa ketiga spesies baik yang tumbuh di arakan maupun yang tumbuh di Tongkeina memiliki variasi morfometrik

    Komparasi Struktur Komunitas Lamun Di Bantayan Kota Dumaguete Filipina Dan Di Tanjung Merah Kota Bitung Indonesia

    Get PDF
    Lamun adalah tumbuhan berbiji tunggal (monokotil) dari kelas Angiospermae.Tumbuhan ini telah menyesuaikan diri untuk hidup terbenam di dalam laut. Lamun terdiri dari rhizome atau rhizoma (batang terbenam atau akar rimpang), daun dan akar. Perairan Bantayan, Kota Dumaguete dan perairan Tanjung Merah berbeda letak geografis, tetapi sama-sama memiliki padang lamun, sehingga perlu dilakukan penelitian dalam rangka menyediakan informasi ilmiah mengenai padang lamun tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji struktur komunitas lamun di kedua perairan tersebut. Pengambilan data dilakukan di daerah padang lamun kedua lokasi penelitian dengan luas masing-masing area 50 x 100 atau 5000 m2 (0,5 Ha) dengan menggunakan kuadran 50 x 50 cm pada 3 line transek.Hasil penelitian diperoleh sebanyak 8 spesies lamun di perairan Bantayan sedangkan di perairan Tanjung Merah diperoleh 7 spesies. Nilai kepadatan lamun di perairan Bantayan yaitu 0,4448 sedangkan di perairan Tanjung Merah adalah 0,3464 (kepadatan tertinggi di perairan Bantayan). Luas tutupan lamun di perairan Bantayan 0,00378 % sedangkan di perairan Tanjung Merah 0,00372 %. Indeks keanekaragaman (H\u27) lamun di perairan Bantayan yaitu 0,8574 sedangkan di Tanjung Merah 0,7074, dari hasil ini menujukkan bahwa keanekaragaman lamun di perairan Bantayan lebih tinggi dari perairan Tanjung Merah

    Morfologi Sargassum SP Di Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat

    Get PDF
    Sargassum sp. merupakan salah satu sumberdaya alam pesisir yang memiliki fungsi ekologis dan ekonomis bagi masyarakat pesisir. Di Kepulauan Raja Ampat ini belum banyak alga Sargassum yang di eksplorasi. Alga Sargassum memiliki berbagai macam bentuk morfologi tallus, misalnya ada yang berbentuk seperti benang yang halus, bercabang banyak, berbentuk gelembung, daun yang lebar, bergerigi pada bagian daun dan bertalus lebar.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan mendeskripsikan morfologi Sargassum yang ditemukan di Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat. Dari hasil penelitian ditemukan ada 4 spesies di Pulau Yeftip Yefnawam (S. paniculatum, S. grevillei, S. cristaefolium), dan yang ditemukan di Pulau Salawati (S. polycystum)

    Identifikasi Jenis Alga Koralin Di Pulau Salawati, Waigeo Barat Kepulauan Raja Ampat Dan Pantai Malalayang Kota Manado

    Get PDF
    Alga koralin merupakan kelompok alga laut (seaweed) yang diklasifikasikan kedalam Divisi Rhodophyta, Kelas Florideophyceae, Ordo Cryptonemiales, Famili Corallinaceae. Secara morfologi (external appearance) kelompok famili ini terbagi atas 2 bagian, yaitu: alga koralin bersegmen (articulated/geniculated Coralline Algae) dan alga koralin tidak bersegmen (non-articulated/nongeniculated Coralline Algae). Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi jenis alga koralin dan mendeskripsikan morfologi alga koralin. Pengambilan sampel dilakukan di Pulau Salawati, Waigeo Barat Kepulauan Raja Ampat dan Pantai Malalayang Kota Manado. Pengambilan sampel dilakukan dengan bantuan peralatan SCUBA dan diambil pada kedalaman 1-5 meter dengan menggunakan metode survey jelajah. Setiap alga koralin yang di ambil dimasukan ke dalam plastik sampel. Sampel alga koralin di bawah ke Laboratorium Biologi Kelautan FPIK UNSRAT. Selanjutnya, setiap alga diidentifikasi, dicatat dan didokumentasi menggunakan kamera. Penelitian ini berhasil mengidentifikasi berjumlah 4 spesies alga koralin. Keempat spesies tersebut yaitu 1 Mastophora rosea dari Waigeo Barat, 2 dari Pulau Salawati Amphiroa rigida dan Galaxaura rugosa, dan 1 dari Pantai Malalayang Peyssonnelia caulifera

    In Vitro Culture of Seaweed Kappaphycus Alvarezii Under Different Formulation of Growth Stimulating Substances and Culture Media

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh benih unggul secara berkelanjutan yang mengikuti karakteristik dari tanaman induk, menentukan formulasi terbaik dari substansi pertumbuhan merangsang. Secara umum, kombinasi sitokinin dan auksin digunakan, tetapi penelitian ini juga menambahkankombinasi sitokinin, giberelin, sitokinin dan asam absisat (AA). Parameter yang diukur adalah panjang tunas, jumlah tunas, dan tingkat kelangsungan hidup. Bakteri Vibrio Uji sp juga dilakukan sebagai penyebab kematian eksplan . Hasil penelitian menunjukkan bahwa tunas terpanjang terdapat pada perlakuan C (S + A 1: 2,5) kultur dalam toples, 1,343 mm, 38% hidup, sementara jumlah tertinggi tunas ditemukan pada perlakuan B (S + A 1: 2) 8.86 . Jumlah tunas paling sedikit terdapat pada perlakuan J (S + AA 1: 2,5) yang dikultur dalam toples, 0,093 mm, 2,64 tunas, 10% hidup, sedangkan eksplan yang dikultur dalam botol memiliki panjang 0.051 mm, 1. 50 tunas , 4% bertahan hidup. Sebagai kesimpulan, pertumbuhan terbaik merangsang zat ditemukan dalam perlakuan C untuk panjang tunas dan tingkat kelangsungan hidup, sementara jumlah tunas terbanyak ditemukan pada perlakuan B. Penggunaan wadah budaya terbaik adalah topless yang diaerasi. Kultur in vitro juga dapat menggunakan formulasi S + G. Kematian eksplan disebabkan oleh Vibrio charchariae . Penggunaan formulasi S + AA memiliki pertumbuhan yang lebih rendah dari pada pengobatan kontrol

    Isolation and Amplification of 16S RRNA Gen of Associated Microbial Isolates in Red Algae Kappaphycus Alvarezii From Belang, Southeast Minahasa Regency, North Sulawesi

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan isolat dan mengamplifikasi gen 16SrRNA bakteri asosiatif pada alga K. alvarezii. Metode penelitian diawali dengan pengambilan sampel alga K. alvarezii di lokasi pembudidayaan rumput laut di desa Belang, Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara. Selanjutnya, bakteri asosiatif pada alga K. alvarezii tersebut ditumbuhkan dalam media Nutrient Agar, isolat yang tumbuh kemudian dipisahkan berdasarkan karakteristik morfologinya. dan gen 16S rRNA masing-masing isolat diamplifikasi menggunakn PCR. Delapan isolat bakteri asosiatif pada alga K. alvarezii berhasil diisolasi dengan karakteristik morfologi berbeda yang didominasi dengan bentuk round, tepian smooth, elevasi convex, dan warna putih. Hasil ekstraksi DNA genom dari masing-masing isolat tersebut berhasil digunakan sebagai template untuk mengamplifikasi gen 16s rRNA

    Community Structure of Seaweed Beds in Mantehage Island, North Sulawesi, Indonesia

    Full text link
    Title (Bahasa Indonesia): Struktur komunitas rumput laut di Pulau Mantehage, Provinsi Sulawesi Utara Seaweeds are an important marine resource for coastal community. They are used as medicine, paper materials, biofuel and direct consumption as vegetable or in food industries. Data collection in Mantehage island used Seagrass Watch method combined with line transect method with quadrat. This study found 29 species of seaweeds consisting of 13 species of Chlorophyta, 4 species of Phaeophtya and 12 species of Rhodophyta. Water temperatures ranged from 28–30ºC and pH ranged from 8.14–8.69, while salinity ranged between 30.8–31.9 ppt. Mantehage island waters has 100 % visibility with the current speed range of 30–42 cm/sec. INP of Caulerpa racemosa has the highest value at all sites. Diversity index ranged from 0.799–1.093 considered as low and dominance index ranged between 0.635–0.697 categorized as normal. Eveness index ranged from 0.303–0.365 showing that the seaweed community was under pressures. Rumput laut pada saat ini menjadi komoditas penting bagi masyarakat pesisir. Manfaat rumput laut selain dikonsumsi juga dijadikan sebagai obat, bahan baku kertas dan biofuel. Data di pulau Mantehege dikumpulkan menggunakan metode Seagrass watch yang dikombinasikan dengan metode transek garis dan kuadran. Ditemukan 29 spesies rumput laut yang terdiri dari 13 alga hijau Clorophyta, 4 alga cokelat Phaeyophtya dan 12 alga merah Rhodophyta. Substrat pada lokasi penelitian berupa karang mati dan batu karang. Suhu di perairan Pulau Mantehage di lokasi penelitian berkisar 28–30ºC. pH di lokasi penelitian yaitu 8,14–8,69 dengan salinitas berkisar 30,8–31,9 ppt. Kecerahan di Pulau Mantehege yaitu 100% dan kecepatan arus di kisaran 30–42 cm/detik. Nilai INP Caulerpa racemosa mempunyai nilai tertinggi pada semua lokasi. Indeks Keanekaragaman (H') pada semua lokasi didapat berkisar 0,799–1,093 yang dikategorikan rendah dan biasa. Nilai Indeks Dominasi (D) pada semua lokasi berkisar antara 0,635–0,697 yang dikategorikan sedang. Indeks Keseragaman (J') berkisar 0,303–0,365 yang menggambarkan komunitas pada kondisi tertekan

    DNA Extraction and Amplification of the RbcL (Ribulose-1,5-bisphosphate Carboxylase/oxygenase Large Subunit) Gene of Red Seaweed Gracilaria SP. From Bahoi Waters, North Minahasa Regency

    Full text link
    Title (Bahasa Indonesia): Ekstraksi DNA dan Amplifikasi gen rbcL(ribulose-1,5-bisphosphate carboxylase/oxygenase large subunit) Alga Merah Gracilaria sp. dari Perairan Desa Bahoi, Kabupaten Minahasa Utara The quality of DNA extraction and gene amplification in algae are influenced by several factors includingthe characters and components of the algal cell wall. Therefore, extraction procedure that successfully works in one species of algae mayfail for another type of algae. The present study was aimed to examine several DNA extraction techniquesand rbcL (ribulose-1,5-bisphosphate carboxylase/oxygenase large subunit)gene amplifications of Gracilaria sp. collected inBahoi, North Minahasa (126043'48''N 12501'33”E). DNA genom of Gracilariasp. was extracted using conventional method (CTAB, Cetyltrimethyl ammonium Bromide), and commercial extraction kits (innuPrep Plant DNA Kit and Geneaid Genomic Plant Mini Kit). Amplification of rbcLgene employed 2 primers (rbcL-aF; ATGTCACCACAAACAGAGACTA AAGC, rbcL-aR; GTAAAATC-AAGT CCACCRCG, and rbcL-1F ATGTCACCACAAACAGAAAC, rbcL-724R TCGCATGTA-CC TGCAGTAGC under 2 different annealing temperatures (45 and 500C). Genomic DNA of Gracilariasp. was successfully extracted using Geneaid DNA Mini Kit (Plant) indicated by a DNA band on the agarose gel. RbcLgene of Gracilaria sp. could be amplified using primer 1F-724R and annealing temperature at 500C indicated bya sharp DNA band at 300-400 bp (1kb marker, Solis Biodyne) as a partial amplification of the target gene.Kualitas hasil ekstraksi DNA dan amplifikasi gen pada alga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah karakter dan komponen penyususun dinding sel alga itu sendiri. Oleh karena itu, prosedur ekstraksi yang berhasil dilakukan pada pada satu jenis alga dapat saja gagal dilakukan untuk jenis alga lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji beberapa teknik ekstraksi DNA dan kondisi amplifikasi gen rbcL(ribulose-1,5-bisphosphate carboxylase/oxygenase large subunit) pada alga jenis Gracilariasp. dari perairan Bahoi, Minahasa Utara (126043'48''N 12501'33”E). Ekstraksi DNA Gracilaria sp. dilakukan menggunakan metode konvensional (CTAB, Cetyltrimethyl ammonium Bromide), dan menggunakan kit ekstraksi komersil (innuPrep Plant DNA Kitdan Geneaid Genomic Plant Mini Kit). Amplifikasi gen rbcLdilakukkan menggunakan 2 pasang primer (rbcL-aF; ATGTCACCACAAACAGAGACTA AAGC, rbcL-aR; GTAAAATCAAGTCCACCRCG, dan rbcL-1F ATGTCACCACA AACAGAAAC, rbcL-724R TCGCATGTACCTGCAGTAGC dan 2 kondisi suhu annealingberbeda(45 dan 500C). DNA genom alga (Gracilariasp.) dapat diekstraksi menggunakan prosedur Geneaid DNA Mini Kit (Plant) yang ditandai adanya pita DNA pada gel agarose. Gen rbcLof Gracilaria sp. dapat diamplifikasi menggunakan pasangan primer rbcL1F dan 724R pada suhu annealing 500C yang ditandai dengan adanya pita DNA tebal pada posisi sekitar 300-400 bp (1kb marker, Solis Biodyne). Munculnya pita DNA target pada posisi tersebut mengindikasikan keberhasilan amplifikasi gen target secara parsial
    corecore