4 research outputs found

    KONTRIBUSI POWER OTOT TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS PANGGUL TERHADAP HASIL KECEPATAN NOMOR 50 m SURFACE MONOFIN CABANG OLAHRAGA SELAM

    Get PDF
    Dalam nomor perlombaan 50m surface peselam membutuhkan beberapa komponen fisik yang membantu gerakan lebih efektif dan efisien diantaranya adalah power otot tungkai dan fleksibilitas panggul. Power otot tungkai dan fleksibilitas panggul salah satu komponen fisik yang sangat berperan dalam gerakan surface. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi power otot tungkai terhadap kecepatan 50m surface dan untuk mengetahui kontribusi fleksibilitas panggul terhadap kcepatan 50m surface. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif korelasional, dengan populasi yaitu Pelatcab Selam Kota Bandung yang mahir 50m surface yang berjumlah 10 atlet putra, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan nonprobability sampiling yaitu sampling jenuh dimana seluruh atlet selam putra dijadikan sampel. Instrumen penelitian yang digunakan adalah test power otot tungkai menggunakan alat force platform, test fleksibilitas panggul menggunakan alat sit and reach. Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang diperoleh, maka hasil pnelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara power otot tungkai dengan hasil kecepatan 50m surface dan fleksibilitas panggul terhadap hasil kecepatan 50m surface di Pelatcab Selam Kota Bandung.---In the race 50m fin swimming surface, swimmers need several physical components that help the movement to be more effective and efficient such as the leg muscles and flexibility of the pelvis. The Power of the leg muscles and flexibility of the pelvis are one of the components which are very involved in the surface movement. The purpose of this research is to know the power of leg muscles for the 50m surface and to know the flexibility of the pelvis for 50m surface speed. This study uses the method of research sort of descriptive set of merely correlational, with a population that is Finswimming Subdivision Training Bandung who is proficient at 50m fin swimming surface which consisted of 10 male athletes, with engineering samples using nonprobability sampling or saturated sampling where all the male athletes are the sample. The instrument of the research is the leg muscle test using a force platform, and for the flexibility of the pelvis using tools to sit and reach. Based on the results of the data processing and analysis of the data obtained, the result of this research is significant connection between the power of leg muscles towards the 50m surface and the flexibility of the speed towards 50m surface in Finswimming Subdivision Training in Bandung

    Effects of The Covid-19 Pandemic on Physical Activity, Diet, and Psychology in The First Year of Studying at ITB: Covid-19

    Get PDF
    Aktivitas fisik, pola makan, dan faktor psikologi terpengaruh dalam situasi pandemik Covid-19 ini. tujuan daripada penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran data melalui kuesioner terkait efek pandemik pada mahasiswa tahun pertama belajar, yang terfokuskan pada tiga variable yaitu aktivitas fisik, pola makan, dan psikologi. Pada penelitian deskriptif kuantitatif ini, melibatkan (n = 776) mahasiswa-mahasiswi tahun pertama yang belajar di Institut Teknologi Bandung (ITB), yang terdiri dari putra (n = 357), dan putri (n = 419). Seluruh peserta diwajibkan untuk mengisi kuesioner tentang aktivitas fisik mengacu pada physical activity International Physical Activity Questionnaire Short Form (IPAQ-SF), pola makan selama masa pandemik mengacu pada Short Diet Behaviours Questionnaire for Lockdowns (SDBQL), dan untuk psikolgy pada masa pandemik mengacu pada Short Mood and Feelings Questionnaire (SMFQ). Pada aktivitas fisik, mahasiswa-mahasiswi menjawab 57% melakukannya kurang dari dua kali per-minggu. Pada pola makan, 58.2% mahasiswa-mahasiswi mengatakan bahwa mereka menyadari akan meningkatnya jumlah konsumsi makanan, dan 82.7% daripada mereka mengetahui bahwa mereka mengkonsumsi makan-makanan ringan yang dinilai rendah akan nilai gizinya. Pada psikologi, 56.2% mahasiswa-mahasiswi mengalami ketakutan dan kekhawatiran dalam masa pandemik ini. Penelitian ini menunjukkan bahwa kurangnya angka melakukan aktivitas fisik, terdapat perubahan pola makan selama masa pandemik ini, dan tingginya level kecemasan akan pandemik Covid-19 pada mahasiswa-mahasiswi Tahap Persiapan Bersama ITB.Aktivitas fisik, pola makan, dan faktor psikologi terpengaruh dalam situasi pandemik Covid-19 ini. tujuan daripada penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran data melalui kuesioner terkait efek pandemik pada mahasiswa tahun pertama belajar, yang terfokuskan pada tiga variable yaitu aktivitas fisik, pola makan, dan psikologi. Pada penelitian deskriptif kuantitatif ini, melibatkan (n = 776) mahasiswa-mahasiswi tahun pertama yang belajar di Institut Teknologi Bandung (ITB), yang terdiri dari putra (n = 357), dan putri (n = 419). Seluruh peserta diwajibkan untuk mengisi kuesioner tentang aktivitas fisik mengacu pada physical activity (International Physical Activity Questionnaire Short Form (IPAQ-SF), pola makan selama masa pandemik mengacu pada diet behaviours (Short Diet Behaviours Questionnaire for Lockdowns (SDBQL), dan untuk psikolgy pada masa pandemik mengacu pada mood and feeling (Short Mood and Feelings Questionnaire (SMFQ). Pada aktivitas fisik, mahasiswa-mahasiswi menjawab 57% melakukannya kurang dari dua kali per-minggu. Pada pola makan, 58.2% mahasiswa-mahasiswi mengatakan bahwa mereka menyadari akan meningkatnya jumlah konsumsi makanan, dan 82.7% daripada mereka mengetahui bahwa mereka mengkonsumsi makan-makanan ringan yang dinilai rendah akan nilai gizinya. Pada psikologi, 56.2% mahasiswa mahasiswi mengalami ketakutan dan kekhawatiran dalam masa pandemik ini. Penelitian ini menunjukkan bahwa kurangnya angka melakukan aktivitas fisik, terdapat perubahan pola makan selama masa pandemik ini, dan tingginya level kekhawatir akan pandemik Covid-19 pada mahasiswa-mahasiswi tahun pertama belajar ITB

    PERBANDINGAN VO2max DAN KAPASITAS VITAL PARU ANTARA FINSWIMMER DAN KOMUNITAS SELAM

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan karakteristik antara finswimmer dan komunitas selam terhadap nilai VO2max dan Kapasitas vital paru. Populasi dalam penelitian ini adalah Selam Jawa Barat dan Komunitas Selam Apnea culture. Dimana 12 sampel diambil dengan teknik purposive sampling. Kemudian dibagi menjadi dua kelompok yakni kelompok finswimmer dan komunitas selam. Desain penelitian menggunakan observasional study. Data yang diolah pada penelitian ini menggunakan uji analisis one way anova untuk mengetahui hasil perbedaan antar kelompok. Dibuktikan dengan uji ANOVA pengukuran VO2max dengan nilai p-value sebesar 0,641 dan pada pengukuran FVC dengan nilai p-value sebesar 0,292 ANOVA mengungkapkan tidak adanya signifikan antara kedua grup. Menghasilkan kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan VO2max dan kapasitas vital paru antara kelompok finswimmer dan komunitas selam. Perlu adanya penelitian lanjutan yang membahas berbagai variabel yang berpengaruh pada selam ini seperti psikologi dan teknik sebagai indicator utama dalam menentukan performa perlombaan

    Exploring Physiology and Body Traits of Finswimming Athletes and Trained Swimmers

    Get PDF
    In practical situations, athletes often face certain limitations in the transition to finswimming. Consequently, coaching procedures focus on the conversion of trained-swimmers into finswimming athletes. This study aimed to conduct a comparative analysis of the anthropometric characteristics, aerobic capacity, and respiratory capacity of athletes engaged in finswimming and those trained in traditional swimming. Fifteen male finswimming athletes and trained-swimmers aged 18-19 years participated in the study. They performed a progressive maximal treadmill test under laboratory conditions for measuring their aerobic capacities. Respiratory capacity was measured using spirometer, while body fat percentage was measured using GE Lunar Prodigy DXA. The result showed that the finswimming athletes had statistically higher values of aerobic capacity and respiratory capacity compared to trained-swimmers. Meanwhile, trained-swimmers had statistically higher values of body fat percentage compared to finswimming athletes. Based on these findings, we conclude that finswimmers exhibit a pronounced advantage in aerobic capacity, body fat, and respiratory capacity. While certain parameters, notably respiratory and aerobic capacities, demonstrated marked disparities between the two cohorts, other elements showcased a parallel nature. This conveys the potential for trained swimmers, as identified in this study, to ascend to the levels of athletes by adopting analogous structured training schedules and nutritional regimes akin to those observed in finswimmers
    corecore