6 research outputs found

    TEMPERATUR TRANSFORMASI FASA SHAPE MEMORY ALLOY - TiNi HASIL PEMADUAN TEKNIK ARC-MELTING

    Get PDF
    ABSTRAK TEMPERATUR TRANSFORMASI FASA SHAPE MEMORY ALLOY - TiNi HASIL PEMADUAN TEKNIK ARC-MELTING. Penelitian temperatur transformasi fasa paduan TiNi hasil pemaduan  dengan menggunakan teknik arc-melting telah dilakukan pada komposisi Ti - 53% berat Ni. Paduan yang terbentuk dipanaskan pada temperatur 900oC yang didinginkan cepat pada temperatur 20oC dan 5oC yang selanjutnya dikenai aging  pada temperaur 400oC selama 1, 4 dan 16 jam. Pemaduan Ti-53% berat Ni dilakukan untuk memperoleh paduan shape memory alloys berbasis TiNi. Paduan TiNi dianalisis dengan menggunakan mikroskop optik, difraksi sinar X dan Simultan Thermal Analyser.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik paduan TiNi pada temperatur saat terjadi transformasi fasa martensit - austenit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelat martensit berstruktur kristal BCT (body centre tetragonal) yang terbentuk pada temperatur kamar. Temperatur transformasi fasa martensit – austenit terjadi pada temperatur (162 ± 5)oC. Kata Kunci : Temperatur transformasi, shape memory alloy, arc-melting. ABSTRACT PHASE TRANSFORMATION TEMPERATURE OF SHAPE MEMORY ALLOY - TiNi PRODUCED BY ARC-MELTING TECHNIQUE. The observation of phase transformation temperature of TiNi alloys produced by arc-melting technique was carried out by alloying Ti – 53%w Ni. TiNi alloys were tempered at 900oC and then followed by quenching at 20oC and 5oC, and finally were aged at 400oC for 1, 4 and 16 hours. The Ti-53%w.Ni alloyed is applied to obtain a shape memory alloys base on TiNi. The TiNi sample was analyzed by optical microscope, X-ray diffraction and Simultaneous Symmetrical Thermoanalyzer (STA). The results show that the martensitic phase has a structure of BCT (Body Center Tetragonal) formed at room temperature. The phase transformation temperature from martensitic - austenitic phase was taken place at (162 ± 5)oC. Key Words : Transformation temperature, shape memory alloy, arc-melting

    Sintesis Kopolimer Ikatan Silang Gelatin Sisik Ikan-Kitosan Menggunakan Iradiasi Gamma

    Get PDF
    Gelatin merupakan salah satu komponen yang penting dari limbah sisik ikan. Pada saat ini perhatian terhadap manfaat dan cara pengolahan gelatin sisik ikan meningkat. Penelitian ini dilakukan guna meningkatkan sifat fisik gelatin hasil olah sisik ikan yang selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatannya. Gelatin (G) mudah terdegradasi atau larut dalam air pada suhu kamar, sehingga untuk memperpanjang umurnya perlu dimodifikasi, misalnya dengan kitosan. Kitosan (Ks) bersifat biodegradabel dan anti bakteri. Oleh karena itu, dalam penelitian ini larutan gelatin dicampurkan dengan larutan kitosan pada variasi perbandingan (100/0, 75/25, 50/50, 25/75, 0/100), dan dicetak pada suhu kamar menjadi film komposit, kemudian diuji efektifitas radiasi gamma pada dosis 10-40 kGy untuk pengikatan silang kedua polimer tersebut. Perubahan kimia film G-Ks diukur menggunakan Fourier Transform Infra Red (FTIR), fraksi gel ditentukan secara gravimetri, dan sifak mekanik tegangan putus dan perpanjangan putus diukur menggunakan Universal Testing Machine. Pada kondisi optimum (dosis 30 kGy dan konsentrasi kitosan 75%), fraksi gel, tegangan putus dan perpanjangan putus fmeningkat sehingga menyebabkan film komposit  lebih kuat dibandingkan film gelatin. Tetapi, sifat fisik tersebut menurun pada dosis 40 kGy. Spektrum FTIR menunjukkan terjadinya ikatan silang pada film G-Ks. Disimpulkan bahwa film G-Ks yang dibuat menggunakan iradiasi gamma dapat meningkatkan sifat mekaniknya dibandingkan film gelatin.Kata kunci : Gelatin, kitosan, film, radiasi, ikatan silang

    Pelapisan Hidroksiapatit Pada Logam KS-01 Dengan Metoda Sol – Gel

    Get PDF
    Telah dilakukan pelapisan hidroksiapatit (HAp) pada logam baja KS-01 buatan PT. Krakatau Steel. Sebelum dilapisi dengan HAp, baja KS-01 dinitridasi dengan metode nitridasi gas pada temperatur 525oC selama 3 jam. Tujuan pelapisan HAp pada permukaan sampel adalah untuk meningkatkan ketahanan korosi karena baja KS-01 adalah logam yang rentan terhadap korosi. Hasilnya lapisan FeN di permukaan sampel dapat menaikkan ketahanan korosi sehingga sampel dapat dilapisi dengan HAp, menggunakan metode sol – gel. Hasil pelapisan pada permukaan sampel menunjukkan lapisan yang homogen. Analisis difraksi sinar-X pada permukaan logam menunjukkan fasa yang dominan adalah fasa HAp, dan fasa lainnya adalah fasa apatit kelompok A dan fasa apatit kelompok B.

    Karakterisasi Bahan Perisai Radiasi Neutron Ultra High Molecular Weight Polyethyene Dengan Filler Gd2O3 Menggunakan Teknik Radiografi Neutron

    Get PDF
    Radiasi merupakan pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk energi, panas, partikel atau gelombang yang dapat diserap oleh bahan lain. Beberapa radiasi dapat mengionisasi bahan yang dilaluinya salah satunya radiasi neutron karena memiliki daya tembus yang tinggi sehingga sangat diperlukan perisai radiasi. Adapun kriteria dari perisai radiasi neutron harus memiliki kandungan hidrogen yang tinggi, memiliki nilai tampang lintang yang baik dan tidak bersifat korosi. Bahan UHMWPE (Ultra High Molecular Weight Polyethyene) memiliki kandungan hidrogen yang tinggi dan tidak mudah korosi dan bahan Gadolinium oxide (Gd2O3) sangat baik menyerap neutron karena mempunyai tampang lintang serapan neutron yang tinggi. Berdasarkan hal tersebut maka dibuat komposit UHMWPE-Gd2O3 dengan tujuan dapat meningkatkan nilai serapan neutron sehingga dalam aplikasinya bisa lebih efektif untuk memperlambat bahkan menahan radiasi neutron. Telah dilakukan karakterisasi bahan perisai radiasi neutron yang dibuat sendiri dengan teknik radiografi neutron. Bahan perisai radiasi dibuat dengan bahan utama UHMWPE dan penambahan filler Gadolinium Oxide (Gd2O3) dengan kompoisisi 70% : 30% massa menggunakan metode blending dan kompaksi. Bahan dibuat dengan ketebalan yang bervariasi dari 0,5 cm hingga 2 cm. Hasil karakterisasi XRD menunjukkan tidak terbentuk senyawa kimia antara kedua bahan dan karakterisasi menggunakan SEM terlihat hasil distribusi unsur yang terkandung dalam filler Gd2O3 merata pada bahan dasar polimer. Pengujian serapan neutron menggunakan teknik radiografi neutron dengan metode film. Dengan penambahan variasi ketebalan meningkatkan daya serap bahan dari 58,78% menjadi 67,89% dan nilai koefisien atenuasi diperoleh sebesar 1,025.Kata kunci: perisai radiasi, UHMWPE,Gd2O3, radiografi neutron, daya serap dan koefisien  atenuasi

    Pelapisan Hidroksiapatit Pada Logam KS-01 Dengan Metoda Sol – Gel

    No full text
    Telah dilakukan pelapisan hidroksiapatit (HAp) pada logam baja KS-01 buatan PT. Krakatau Steel. Sebelum dilapisi dengan HAp, baja KS-01 dinitridasi dengan metode nitridasi gas pada temperatur 525oC selama 3 jam. Tujuan pelapisan HAp pada permukaan sampel adalah untuk meningkatkan ketahanan korosi karena baja KS-01 adalah logam yang rentan terhadap korosi. Hasilnya lapisan FeN di permukaan sampel dapat menaikkan ketahanan korosi sehingga sampel dapat dilapisi dengan HAp, menggunakan metode sol – gel. Hasil pelapisan pada permukaan sampel menunjukkan lapisan yang homogen. Analisis difraksi sinar-X pada permukaan logam menunjukkan fasa yang dominan adalah fasa HAp, dan fasa lainnya adalah fasa apatit kelompok A dan fasa apatit kelompok B. </div

    Fast Swelling Superabsorbent Hydrogels Starch Based Prepared by Gamma Radiation Techniques

    No full text
    Fast swelling hydrogels were synthesized from the mixture of acrylamide (AAM)-acrylic acid (AA)-starch (15:5:1 w/v) solution by radiation crosslinking with varying irradiation doses (7.5-12.5 kGy) at room temperature. The copolymers were characterizated by Fourier transform infra red spectroscopy (FTIR) and Differential scanning calorimetry (DSC). It was found that hydrogels showed superabsorbent properties with higher swelling capacities (~400 g/g) and reached at a very short time (3 min). There was no significance difference between the effect irradiation dose on swelling of hydrogels. The hydrogels were also found to sensitive to the ionic strength of medium. The FTIR spectra and thermogram DSC of hydrogels were confirmed the crosslinking occurs in the hydrogels
    corecore