6 research outputs found

    Development of Urban Community Through Creative Business Groups Towards Independent Village in Menteng Village Jekan Raya District Palangka Raya City

    Get PDF
    The purpose of this research is to find a strategy in developing Creative Business Groups in Menteng Village, precisely in the RT 05/RW XII environment and its surroundings. The group's efforts have been to recycle used tires into useful items, for example making flower pots and others, focusing on the environmental theme. Furthermore, mentoring is carried out because the group understands that they have potential in the field of business for the development of their group. They mobilize the community to join together in managing the business and its environment in collaboration with stakeholders (RT). The strategy used is to analyze pentagonal assets and determine asset advantages using the Orid Technique, which is then described in the program strategy analysis table (related to program potential, expectations, and plans). The summary of the agreed program is to strengthen group management and design development efforts for infrastructure development before the business is realized. The Asset Based Community-Driven Development (ABCD) approach is used as the method of this action research, namely community development carried out based on the assets owned, namely human, social, and supportive environmental assets. Community development process with independent participation (self-mobilization) through Appreciative Inquiry. The discovery of data is covered in the FGD process, interviews, observation and documentation, and the evaluation techniques used are before-after and historical plots. Program changes can be analyzed by looking at the development of a more structured group management and realizing the development of a business development plan. So that if the business starts operating, in the future it can have an impact on strengthening the economy, social and environment of the community

    REVITALISASI HARMONI SOSIAL MELALUI MODAL SOSIAL PEMIMPIN LOKAL

    Get PDF
    Penelitian ini terkait dengan proses revitalisasi harmoni sosial yang dilakukan oleh para pemimpin lokal dengan mendayagunakan potensi modal sosial yang dimiliki. Penelitian ini dilatarbelakangi adanya dinamika konfliktual pada masyarakat nelayan di Desa Kalirejo Pasuruan, namun pada akhirnya para pemimpin lokal mampu membangun harmoni sosial dusun Kisik dan Kaligung Desa Kalirejo. Pemimpin lokal yang mampu merevitalisasi harmoni sosial adalah para pemimpin lokal yang memiliki modal sosial sehingga mampu mempengaruhi warganya. Konsepsi modal sosial Bourdieu digunakan untuk melihat kepemilikan modal sosial pemimpin lokal. Perspektif peace building Galtung digunakan untuk mengidentifikasi harmoni sosial, sedangkan proses terbangunnya perdamaian dianalisis dari perspektif teori strukturasi Giddens. Adapun metode penelitiannya adalah penelitian diskriptif kualitatif. Hasil penelitian pertama, menunjukkan bahwa pemimpin lokal yang memiliki modal sosial berupa kepercayaan, jaringan yang luas di masyarakat berupa koneksi, mampu membangun rasa saling peduli dan memiliki, sehingga mampu merevitalisasi harmoni sosial dengan cara membangun makna dari sudut pandang para pemimpin lokal. Pemimpin yang berbasis kultur mentransformasi doktrin agama menjadi semangat persaudaraan sesama muslim yang melahirkan kebersamaan dan tokoh ekonomi membangun makna damai dengan menciptakan suasana kerja yang aman di Kisik dan Kaligung Desa Kalirejo. Hasil penelitian kedua, menunjukkan bahwa pada awalnya pemimpin lokal mengikuti pola perdamaian yang dibentuk oleh aparat keamanan. Selanjutnya pemimpin lokal membangun harmoni dengan memanfaatkan modal sosial yang dimiliki. Keberhasilan pemimpin lokal merevitalisasi harmoni sosial setelah terbangunnya kepercayaan, yang berupa sense of belonging antar warga. Perdamaian tahap pertama termasuk tipe perdamaian negatif Galtung, selanjutnya perdamaian positif dibangun pemimpin lokal di Kalirejo sehingga terwujud sebuah harmoni sosial. Proses membangun rasa saling memiliki antar warga menuju harmoni sosial tersebut ditemukan fakta yang berbeda dengan teori strukturasi Giddens. Pembangunan damai di Kalirejo diawali dengan intervensi dari pihak luar, sehingga perilaku pemimpin lokal mengikut struktur harmoni sosial yang dibentuk. Proses strukturasi terjadi setelah para pemimpin lokal mampu mengkomunikasikan makna damai dari sudut pandang agama dan ekonomi, sehingga terbangun makna damai di masyarakat Kalirejo sebagai kondisi yang menunjukkan tiadanya konflik, adanya keadilan dan tidak ada diskriminasi perlakuan. Pemimpin lokal dengan latar belakang pendidikan yang relatif rendah dan tanpa disertai pelatihan mengenai pembentukan harmoni sosial mampu menciptakan situasi yang harmoni di Kisik dan Kaligung, dengan memanfaatkan pengetahuan dan nilai lokalitas yang ada di masyarakat

    PERILAKU MEMILIH PEREMPUAN NU DI WILAYAH SURABAYA

    Get PDF
    Komponen penting yang sering diabaikan dalarn pembuatan kebijakan adalah perempuan. Sedikit sekali peran perempuan dalam sektor publik, khususnya peran politik. Fenomena ini bukan hanya terjadi di wilayah publik pemerintahan, akan tetapi pada lembaga keagamaan, seperti Nahdlatul Ularna yang basis mayoritas pengikutnya dari kalangan perempuan. Narnun dalarn penentuaan sikap dan kebijakan organisasi yang bersifat umum, perempuan jarang dilibatkan. Mereka dianggap ak:an satu suara dengan pimpinan yang ada di tubuh NTJ. Kuatnya kepatuhan para pengikut NU, khususnya perempuan yang dianggap sebagai sosok yang harus dilindungi dan dibimbing. stereotype yang melemahkan perempuan menjadikan tingginya tingkat ketergantungan terhadap sosok patron, kyai ataupun ularna serta instruksi segala keputusan yang dibuat NU

    Penguatan Kapasitas Petani Kopi Gunung Wayang Menuju Pengembangan Wisata Desa Sumberwuluh Melalui Metode CBPR

    Get PDF
    Gunung Wayang Tourism Development through coffee farmers in order to realize the optimization of the potential in Mount Wayang Sumberwuluh Village Candipuro District Lumajang Regency with Community based participatori researchMethod. The process of utilizing local natural resources from coffee farming as one of the development of the enthusiasm of local residents to make Sumberwuluh Village a tourist village. The results of the study were conducted through several processes of empowering coffee farmers in Sumberwuluh Village.The process of empowering coffee farmers continues in three stages, namely the implementation of inculturation, assistance and strengthening the capacity of coffee farmers. This study uses the CBPR method, research with several stages in the field starting from laying the foundation, research planning, gathering and acting on findings. Steps are taken to start deeper into the life and potential that exists in Sumberwuluh Village. Strategies in developing coffee capacity, by providing coffee in the form of ground coffee and coffee muffins. In this case, cooperation with village institutions is urgently needed. The results of this empowerment of coffee farmers, support to add to the aesthetic value of packaging coffee and processed coffee products with a modern touch as a souvenir in Gunung Wayang Tourism which is a product of Sumberwuluh Village. Forms of farmer empowerment, starting from planning, implementation and evaluation. Related to the challenges in empowering coffee farmers related to efforts to maintain old habits that have been implemented by coffee farmers before this innovation, the attitude of people who need can not be supported and try new things, the limited need for tourism assistance while improving promotional activities. Community empowerment through village development has implications for socio-cultural resilience including strengthening and various changes in social, cultural and environmental values. Keywords: Empowerment of Coffee Farmers; Gunung Wayang; Tourism Village Development Abstrak Pengembangan Wisata Gunung Wayang melalui optimalisasi potensi ekonomi petani kopi diDesa Sumberwuluh Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang melalui metode Community based participatori research. Proses pemanfaatan sumber daya alam lokal daripertanian kopi sebagai salah satu pembangkit semangat warga sekitar untuk mengembangkan potensi wisataDesa Sumberwuluh. Hasil proses pemberdayaan petani kopi yang didahului dengan penelitian di Desa Sumberwuluhberlangsung selama satu bulan, dalam tiga tahapan, yaitu tahap layying the foundation, research planning, gathering dan acting on finding. Langkah itu dilakukan untuk menelusuri lebih dalam kehidupan dan potensi yang ada Desa Sumberwuluh. Strategi dalam pengembangan kapasitas petani kopi hingga menghasilkan beberapa olahan dari kopi robusta, antara lain kopi original, kopi jahe dan kue muffin coffee. Hasil dari pemberdayaan petani kopi ini, bertujuan untuk menambah nilai ekonomi potensi desa dan estetika pengemasan produk kopisebagai olahan kopi dengan sentuhan modern sebagai buah tangan di Wisata Gunung Wayang yang menjadi produk dari Desa Sumberwuluh. Bentuk-bentuk pemberdayaan petani kopi melibatkan partisipasi masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi. Proses awal pemberdayaan membutuhkan bantuan stakeholder lokal dalam membangun komitmen masyarakat dalam mengembangkan wisata Gunung Wayang Desa Sumberwuluh. Kata Kunci: Pemberdayaan Petani Kopi; Gunung Wayang; Pengembangan Desa Wisat

    Diversifikasi Pengelolaan Hasil Tangkap Nelayan Dusun Kaligung Pasuruan sebagai Upaya Ketahanan Ekonomi Keluarga Pesisir

    No full text
    Green mussels are the main commodity produced by kaligung fishermen who do not know the seasons and are one of the cultivation commodities of the Pasuruan Regency government. In a day Kaligung fishermen can get 10-25 Kilos of Green Mussels in season, and throughout the year it becomes the mainstay of Kaligung fishermen. The purpose of this study is to increase the income of fishing families. Capacity building of women in fishing families in improving the fisherman's economy. One of the processes carried out is the management of green mussels into nuggets that are loved by children. The assistance was carried out for two months, using a community-based participatory research (CBR) action research methodology. The use of green mussels into nuggets, can be a great attraction for Kaligung children to love local food products that come from the sea. By introducing local food, it is hoped that it can preserve green mussels and improve the economy of fishing families in Kaligung Pasuruan.  Kerang hijau merupakan komoditas utama yang dihasilkan oleh nelayan kaligung yang tidak mengenal musim dan menjadi salah satu komoditas budidaya pemerintah Kabupaten Pasuruan. Dalam sehari nelayan Kaligung bisa mendapatkan 10-25 Kilo Kerang Hijau pada musimnya, dan sepanjang tahun menjadi andalan nelayan Kaligung. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pendapatan keluarga nelayan. Pengembangan kapasitas perempuan dalam keluarga nelayan dalam peningkatan ekonomi nelayan. Salah satu proses yang dilakukan adalah pengelolaan kerang hijau menjadi nugget yang di gemari anak-anak. Pendampingan dilakukan selama dua bulan, dengan menggunakan Metodologi penelitian aksi community based participatory research (CBR).  Pemanfaatan kerang hijau menjadi nugget, mampu menjadi daya tarik yang luar biasa bagi anak-anak Kaligung untuk mencintai produk pangan lokal yang berasal dari laut. Dengan memperkenalkan makanan lokal, diharapkan bisa melestarikan kerang hijau dan peningkatan ekonomi keluarga nelayan di Kaligung Pasuruan

    Domestikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi Keluarga Muslim di Kampung Cyber Surabaya

    Get PDF
    The aim of the research is to explain ; first, the basic argument for household muslims to domesticate information and communication technology. Second, the process of domestication of information technology. The third implication of the domestication of technology and information. This study used descriptive qualitative method with phenomenological approach. The goal is to understand the meaning behind the action naturally. The results of this study are: First, Domestication of the information and communication technology rests on reasoning awareness, that leads to understanding the meaning and function of information and communication technology for them (Purposeful actions). Second.The existence of kampoeng cyber as instrument of the process of domestication of information and communication technology.  Was apparently able to bring parents and children together in cultural negotiation space. The result is a process of aproriation, objectification, incorporation and conversion which accelerate the domestication of information and communication technology. Third, Moslem family awareness of the positive and negative impact that the process of domestication of information and communication technology influences their religious and social interactions. Therefore, the Cyber Kampoeng developed is used a medium of the construction awareness and values inheritance in the next generation
    corecore