4 research outputs found

    Bunuh Diri Sosiopathik Sebuah Fenomena Sosial Keagamaan Hingga Sosial Ekonomi (Studi Kasus Di Desa Wonorejo, Srengat, Blitar)

    Get PDF
    Hal yang menarik dalam penelitian ini adalah adanya tindak bunuh diri karena masalah keturunan disamping masalah ekonomi. Bunuh diri yang biasa erat dikabarkan dengan isu ekonomi, sosial dan juga fenomena-fenomena mistis didalamnya seperti pulung gantung/pulung tambang ataupun banas pati beralih menjadi isu psikologis bila dikaitkan dengan masalah keturunan atau dalam ilmu psikologi disebut sebagai fenomena sosiopathik. Bunuh diri yang disebabkan oleh masalah keturunan ini merupakan sebuah bentuk penyimpangan yang dilakukan individu sebagai jalan keluar dari penyelesaian masalah yang sedang dihadapi dan menjadi contoh serta ditiru oleh individu lain ketika sedang mendapat masalah yang terekam oleh peristiwa dan waktu.Dari penelitian ini diketahui bahwa adanya fenomena bunuh diri ini dikarenakan faktor keturunan. Penyebab dari adanya bunuh diri tersebut dikArenakan adanya penyimpangan individu yang disebut sosiopathik yakni hasil proses dari individuasi dan differensiasi.  Kurangnya ketaatan kepada sang pencipta dan kurangnya interaksi sosial dengan masyarakat membuat fenomena bunuh diri karena keturunan ini terus menerus terjadi. Kurangnya interaksi, kepekaan, perhatian dan juga kepedualian sesama individu  dan juga keluarga maupun masyarakat kepada individu yang sedang depresi menjadi penyebab utama terjadinya bunuh diri.Penelitian ini dilakukan di Desa Wonorejo, Srengat, Blitar, Jawa Timur dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Selanjutnya, teori yang digunakan yaitu teori sosiologi agama dari Durkheim tentang bunuh diri dan Weber tentang motif sosial tindakan individu. Dalam hal ini, agama memiliki hubungan yang baik dengan tindak sosial individu di masyarakat. Selain itu, agama juga berfungsi sebagai motif sosial seseorang dalam melakukan sebuah interaksi. Adanya bekal agama pada individu dapat membuat individu tersebut membedakan tindakan yang baik dan juga dosa yang menyebabkan penyimpangan seperti bunuh diri.Kata Kunci: Bunuh Diri, Sosiopathik, Keturuna

    Advertising And Popular Culture: The Construction Of Beauty And Goodness In Advertising

    Get PDF
    This article discusses the influence of advertising and popular culture on the formation of an ideological identity of one's beauty and good looks in online media. The things discussed in this article include the meaning of beauty and good looks, the influence of advertising on the construction of thoughts about beauty and good looks, the influence of the myth of feminism and masculinity on oneself and the environment, and critical attitudes towards advertising in online media. Online media, such as websites, YouTube, Instagram, Facebook, and Tik-Tik, are not only channels of information and entertainment. However, the online media also displays various advertisements that become channels to build a world image such as beauty and good looks. For example, a skincare ad that constructs the idea that beautiful women are white, glowing,(athletic). The purpose of this article is to see how advertising in online media can shape the ideological identity of a person's beauty and good looks. This article uses a qualitative research method of literature study. The data sources in this article are data from various research references such as scientific journals, e-books, as well as other relevant and credible information data sources. The results of this article state that advertising and popular culture greatly affect the mindset of both male and female consumers. Advertising constructs a mindset towards a product as if the product displayed is real, causing people to set standards for a person's beauty and good looks based on their physical appearance. However, we must be able to be critical of the spread of information.Keywords:Advertising, popular culture, ideology, beauty and good look

    PERMASALAHAN SOSIAL EKONOMI DI KALANGAN AGEING HOUSEHOLD DI DAERAH TERPENCIL

    No full text
    Abstrak: Kemiskinan dan kesenjangan sosial sampai saat ini masih menjadi permasalahan di Indonesia, tidak terkecuali pada masyarakat berusia lanjut di daerah terpencil. Dalam penelitian ini penulis mengangkat isu mengenai masyarakat lanjut usia yang mengalami ketidakadilan di bidang sosial-ekonomi di daerah terpencil yaitu di Cilincing, Timur Tengah Selatan dan Gorontalo. Teori yang penulis gunakan adalah teori dari Rawls tentang teori kontrak atau sering disebut dengan The Original Position. Selanjutnya penulis juga menggunakan teori pembangunan menurut Meter dan Horn, mereka membagi lima variabel yang mempengaruhi implementasi dari pembangunan sosial yaitu (1) Standar dan sasaran kebijakan (2) Sumber daya (3) Komunikasi antar anggota dan penguatan aktivasi (4) Karakteristik agen pelaksana dan (5) Kondisi Sosial, ekonomi dan politik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan Teknik pengumpulan data studi literatur. Adapun penyebab permasalahan kemiskinan dan keenjangan sosial dikalangan masyarakat berusia lanjut meliputi keterpencilan dan keterbelakangan, keterbatasan kemampuan mengakses berbagai pelayanan sosial dasar karena ketunaan sosial, kecacatan, keterlantaran, keresahan sosial, serta konflik sosial. Permasalahan kesejahteraan sosial-ekonomi sampai saat ini masih diwarnai dengan permasalahan-permasalahan yang sifatnya konvensional dan perlu ditangani secara bersama antara pemerintah, masyarakat, organisasi sosial, dan lembaga swadaya masyarakat. Kata Kunci: Kesenjangan Sosial, Kemiskinan, Ageing Household, Kesejahteraan   Abstract: Poverty and social inequality are still a problem in Indonesia, including the elderly in remote areas. In this study, the authors raise the issue of elderly people who experience injustice in the socio-economic field in remote areas, namely in Cilincing, South Middle East and Gorontalo. The theory that the writer uses is Rawls's theory of contract theory or often called The Original Position. Furthermore, the authors also use development theory according to Meter and Horn, they divide five variables that influence the implementation of social development, namely (1) Policy standards and objectives (2) Resources (3) Communication between members and strengthening activation (4) Characteristics of implementing agents and (5) Social, economic and political conditions. This research uses a qualitative approach with data collection techniques of literature studies. The causes of the problem of poverty and social inequality among the elderly include remoteness and underdevelopment, limited ability to access various basic social services due to social disability, disability, neglect, social unrest, and social conflict. Socio-economic welfare problems are still characterized by problems that are conventional in nature and need to be handled jointly by the government, the community, social organizations and non-governmental organizations. Keywords: Social Inequality, Poverty, Aging Household, Welfar
    corecore