7 research outputs found

    POLDER SEMARANG TIMUR

    Get PDF
    Saat ini wilayah Semarang Timur sistem drainasenya sangat dipengaruhi oleh adanya air laut pasang. Hal ini menyebabkan kerugian sosial dan ekonomi akibat genangan rob yang menggenangi wilayah pantai utara Jawa Tengah, oleh karena itu perlu kajian untuk mengatasi masalah banjir dan rob yang ada. Penanggulangan air laut pasang yang masuk daratan (yang disebut rob) dilakukan dengan membangun tanggul yang menghubungkan tanggul kanan Kanal Banjir Barat dengan tanggul kiri Kali Babon. Untuk membuang air banjir dari Kali Tenggang dan Kali Sringin diperlukan pompa dengan kolam detensi agar kapasitas pompa dapat dapat diminimalkan. Permasalahan sosial yang mungkin timbul adalah merubah penggunaan lahan dari tambak menjadi lahan kering, atau merubah tambak air payau menjadi tambak air tawar. Penyusunan Basic Design ini dimaksudkan untuk mendapatkan teknik pengendalian banjir dan rob untuk disampaikan pada pemerintah dalam hal ini adalah Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana. Sistem pengendalian banjir dan rob yang sesuai adalah sistem polder, dengan komponen infrastrukturnya adalah: tanggul laut yang dimanfaatkan sebagai proteksi terhadap masuknya air pasang (rob) kearah daratan DAS Kali Tenggang dan DAS Kali Sringin. Pengeluaran air hujan yang turun di DAS tersebut menggunakan pompa dan kolam detensi

    Edukasi K3L kepada Tenaga Kerja Proyek Peningkatan Jalan Pulokulon-Tuko R.55 Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan

    Get PDF
    Occupational safety, health, and environment (OSH) is inseparable from the labor and human resources system. Not only are safety, health and the work environment very important for employees, but safety, health, and the work environment also determine workplace productivity. According to Law Number 13 of 2003 concerning Employment, what is meant by employment for workers is the obligation to provide protection, including the welfare of body and soul, safety, and health of workers. Companies take various steps to protect their employees from the dangers of work accidents. Personal Protective Equipment (PPE) is an effort to protect part or all of the body from the potential hazards of work accidents and occupational diseases. This activity aims to foster a sense of responsibility among workers regarding the importance of implementing OSH so that they can minimize the number of work accidents. The method used in socialization is lectures. The results obtained are an increase in workers' understanding and discipline regarding the importance of OSH in the field

    Pemodelan Dry Dam dengan HEC-HMS di Daerah Aliran Sungai Bringin

    Get PDF
    Banjir yang terjadi di Sungai Bringin menyebabkan kerugian finansial bagi masyarakat di sekitarnya. Penelitian ini bermaksud menentukan system pengendali banjir yang paling efisien dan merespon keinginan masyarakat sekitar Sungai Bringin tentang upaya-upaya pengelolaan banjir. Perhitungan debit banjir dilakukan dengan menggunakan pemodelan (Hydrologic Modeling System) HEC-HMS. Hasil analisis diperoleh bahwa debit untuk kondisi eksisting di hilir Sungai Bringin dengan kala ulang 100th sebesar 425,7 m3/dt. Pada perencanaan, terdapat delapan lokasi embung potensi. Pada analisis di rencanakan 2 simulasi yaitu pengendalian banjir dengan embung dan dry dam. Hasil analisis debit dengan adanya rencana embung, ditinjau pada hilir Sungai Bringin dapat mereduksi banjir sebesar 151,8 m3/dt dengan Persentase 34,5 persen. Sedangkan hasil simulasi menggunakan dry dam dapat mereduksi banjir sebesar 210,8 m3/dt, dengan Persentase sebesar 48,3 persen. Dari hasil analisis diketahui bahwa pembangunan beberapa dry dam merupakan teknik terpilih sebagai upaya peredaman debit. Metode dry dam merupakan metode yang ideal untuk mengatasi banjir di Sungai Bringin

    PENGENDALIAN BANJIR SUNGAI JAJAR KABUPATEN DEMAK Flood Control of Jajar River at Demak Regency

    Get PDF
    Kejadian banjir dirasakan menjadi sesuatu yang luar biasa apabila kita tidak mampu lagi untuk mengendalikannya seperti fenomena pada Sungai Jajar. Dalam kondisi demikian kita tidak mungkin lagi menghindari timbulnya kerugian sebagai akibat dari bencana yang terjadi, dan yang masih mungkin bisa dilakukan hanyalah mengurangi dampak kerugian yang ditimbulkan. Secara solusi struktural upaya pengaturan dan pengarahan banjir berupa Normalisasi dan pembuatan Floodway guna mengatasi limpasan yang terjadi di beberapa ruas sungai dengan menggunakan periode ulang 50 tahun. Dari perhitungan hidrologi dihasilkan debit sebesar 555.112 m3/dt yang dialirkan melalui ruas Sungai Jajar bagian hilir sepanjang 11.6 km, sedangkan debit sebesar 224.816 m3/dt dialirkan ke Sungai Branjangan sepanjang 12.76 km. Dengan menggunakan program HEC-RAS, dihasilkan Normalisasi Sungai Jajar dengan dimensi penampang ganda yaitu lebar dasar sungai 50 m, kemiringan lereng 1:2, lebar bantaran 10 m. Sedangkan Normalisasi Sungai Branjangan sebagai floodway dengan dimensi penampang tunggal yaitu lebar dasar sungai 30 m, kemiringan lereng 1:2. Untuk menstabilkan pembagian debit pada daerah percabangan, dibuat Bangunan Ambang Pengatur Muka Air Rendah (MAR) dengan dimensi bangunan 2.6 x 3 x 32 m dimaksudkan agar debit normal 11.335 m3/dt mengalir ke Sungai Jajar untuk memenuhi debit minimum Bendung Jajar. Dibuat juga Bangunan Girdel dengan dimensi 23.9 x 3 x 2.6 m, berfungsi untuk menahan erosi agar butiran tanah tidak ikut tergerus aliran air, sehingga pembagian debit tetap konstan. Kata Kunci : Normalisasi Sungai, Floodway, Bangunan Ambang ABSTRACT Flood can be an extraordinary thing if we are no longer able to control, like the phenomenon in Jajar River. In such circumstances it is impossible for us avoid losses as the result of the particular disaster and the reducing impact of it may be the only thing we can still do. The structural solution in the effort of setting up and directing the flood is in the form of several improvement including “Normalisasi” and floodway creating to overcome some overflows in several sections of the river by using a return period of 50 years. With the solution structure of a river improvement and flooodway to overcome the run off that occure several section of rivers. The hydrological calculations has resulted in debit for “Normalisasi” in the downstream segment Jajar River along 11.6 km of 555.112 m3/dt . While the discharge is channeled to the planning of Normalization in Branjangan River along 12.76 km of 224.816 m3/dt. By using HEC-RAS program, Normalization of Jajar River with a double cross-sectional dimensions of the riverbed 50 m wide, 1:2 slope, floodplain width of 10 m is produced. While the normalization of Branjangan River as a Floodway with a single cross-sectional dimension produces 30 m width of riverbed, and slope 1:2. To stabilize the discharge distribution at bifurcation area, the Building Regulatory Threshold “Muka Air Rendah (MAR)” is created the dimensions of the Building is 2.6 x 3 x 32 m so that the normal 11.335 m3/dt discharge flows into the Jajar River to fulfill its minimum discharge of Weir Jajar. The Girdel dam with the dimensions of 23.9 x 3 x 2.6 m, is also created to hold the soil erotion, so that beads of soil won’t be rubbed down by the water flow, and the distribution of discharge remains constant. Keywords: Normalization River, Floodway, Threshold Buildin

    PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DAS - GARANG (BKB)

    Get PDF
    Tulisan ini menguraikan upaya fisik pengelolaan sumber daya air dalampeningkatan manfaat sumber daya air derah aliran sungai Garang danmengurangi potensi meluapnya Banjir Kanai Barat (BKB) terhadap Kota Semarang. Pengelolaan sumber daya air di daerah aliran sungai yang telahdilaksanakan maupun yang masih rencana perlu mengacu pada tiga pilarutama dari lima pilar UU. No. 7 Tahun 2004, yaitu konservasi sumber daya air, pendayagunaan, pendalian daya rusak sumber daya air. Meskipun demikian pilar pemberdayaan masyarakat dan teknologi informasi juga diperhatikan. lnfrastruktur yang terkait dengan pengelolaan sumber daya air yang telah terbangun dan sedang dibangun saat ini berupa perbaikan sungai Banjir Kanai Barat, pembangunan waduk Jatibarang serta pembangunan dan pengendali sedimen. Hasil analisis neraca air dan analisis debit banjir menyimpulkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan air baku, pemeliharaan sungai serta pengendalian banjir saat mendatang masih diperlukan waduk lain. Konservasi lahan di daerah aliran sungai sangat diperlukan dalam upaya mengendalian banjir dan mempertahankan umur waduk, karena fungsi utama waduk-waduk di wilayah ini adalah untuk pengendalian debit banjir dan pengawetan air. Berdasar hasil analisis dan pengamatan angkutan sediment selama beberapa tahun, sungai Banjir Kanai Barat mempunyai masalah pendangkalan yang sangat tinggi. Pendayagunaan sumber daya air yang dominan di wilayah ini adalah sebagai sumber air baku kota Semarang. Hasil analisis dapatlah diketahui maksimum air baku tambahan dari waduk Jatibarang adalah sebesar 1 m/det dan air untuk perneliharaan sungai sebesar 0.25 m3/det. Potensi waduk-waduk lain yang adalah waduk Mundingan, Kirpik, dan waduk Kaligarang yang lokasinya di kota Semarang sangat diperlukan sebagai sumber air kota Semarang. Pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi dan model hidrologi guna membangun sistim informasi dini peringatan bahaya banjir sangat diperlukan dan perlu dikembangkan, karena waktu terjadinya puncak banjir (Time to peak) sangat pendek (Flash Flood). Sistim data dasar hidrometeorologi serta data pengoperasian dan' pemeliharaan waduk dan sungai di Daerah Aliran Sungai Garang yang spasial dan digital sangat diperlukan dan perlu dikembangkan guna mengembangkan teknik pengelolaan sumber daya air sehingga sumber daya air dari daerah aliran sungai dapat dimanfaatkan secara optimal. Koordinasi dan kerjasama dari berbagai institusi pemerintah maupunorganisasi masyarakat seperti BBWS PEMALI-JUANA, BPDAS, BMKG,pernerintah propinsi, pemerintah kota, dan UNDIP sangat diperlukan dalam pelaksanaan pengelolaan DAS yang optimal. Berdasar lokasi geografisnya dan potensi pemanfataannya DAS Garang sangat potensial untuk dijadikan sebagai wilayah aplikasi pengembangan teknologi pengelolaan Sumber Daya Air yang terintegrasi untuk berbagai bidang ilmu bagi Universitas Diponegoro. Pemberdayaan masyarakat dalam mengelola Banjir Kanai Barat dapat mengacu "Pilot Project" pengelolaan Paider Banger yang dilaksanakan oleh wakil-wakil masyarakat, pengusaha, personil Kota Semarang dan akademisi dari beberapa universitas di Kota Semarang

    ANALISIS PENGEMBANGAN JARINGAN SPAM DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN AIR DI DESA BERGAS LOR KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG

    No full text
    Air bersih yang digunakan sehari-hari harus memiliki kualitas yang baik untuk konsumsi sesuai dengan standar air minum di Indonesia yaitu PP No.82 Tahun 2001 dan KepMen No.907 Tahun 2002. Secara umum kebijakan pemerintah dalam bidang pembangunan prasarana penyediaan air bersih direalisasikan dengan membangun sistem perpipaan.  Beberapa sumber air baku yang dapat digunakan untuk penyediaan air minum antara lain air hujan, air permukaan, mata air, air tanah. Penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari sangat beragam tergantung dari jenis pemakaiannya. EPA NET adalah program komputer yang secara luas melakukan periode simulasi dari hidrolika dan kualitas air dalam jaringan pipa bertekanan. Jaringan tersebut dapat terdiri dari sumber air, tangki penyimpanan atau reservoir, pipa, titik percabangan pipa, pompa, dan katup. EPA NET juga dapat mensimulasikan konsentrasi zat kimia yang ditambahkan pada suatu jaringan, umur air dan pola outflow dari sumber air. Dari hasil simulasi pemodelan program epanet 2.2 dengan periode waktu 72 jam diperoleh debit air yang dibutuhkan untuk menuhi 1570 jiwa jumlah penduduk sebesar 2,56 lt/detik,  sisa tekan minimum 1,64 meter kolom air di Patok 30 pada jam puncak pada (di seting padan jam 08.00 ). sisa tekan masimum 22,86 meter kolom air di Patok 8 pada jam puncak (di seting padan jam 08.00 ). kecepatan air dalam pipa minimum sebesar 0,03 m/detik dan maksimum 1,31 m/detik. Untuk memenuhi kebutuhan air dengan jumlah jiwa 1750 dengan kebutuhan air rata sebesar 2,03 liter/detik diperlukan kapasitas Bak penampung sebesar 20 m3

    Analisis Peningkatan Sinergi Antara Pasar Tradisional Dan Modernitas Guna Mencapai Penyeluruhan Pembangunan Ekonomi Masyarakat Indonesia

    No full text
    The purpose of this article is to: 1) Map the allocation chart of traditional and modern markets 2) Review the classification of traditional and modern markets. 3) Evaluate the range of traditional and contemporary market services; 4) Analyze the advantages of traditional and contemporary market players; 5) Formulate policy proposals to strengthen the synergy between traditional markets and modern markets. Strengthening an effective and efficient intra-regional trading system requires support from all stakeholders, including the government, private business actors, BUMN and science. Therefore, the implementation of all predetermined action plans requires strong support, commitment and collaboration from all stakeholders
    corecore