85 research outputs found

    PERBEDAAN NILAI KELELAHAN ANAEROBIK ATLET SEPAKBOLA YANG DIBERIKAN BUAH SEMANGKA MERAH DAN TIDAK DIBERIKAN BUAH SEMANGKA MERAH (Citrullus lanatus)

    Get PDF
    Latar Belakang: Kelelahan pada aktivitas anaerobik terjadi karena aktivitas dengan intensitas tinggi yang membutuhkan energi cepat dalam waktu yang singkat. Jika kelelahan terjadi pada atlet terus menerus maka performa atlet dapat menurun. Buah semangka merupakan salah satu buah yang banyak mengandung zat sitrulin yang dapat membantu menunda kelelahan pada aktivitas anaerobik. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai kelelahan anaerobik atlet sepakbola yang diberikan buah semangka merah dan yang tidak diberikan buah semangka merah. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan rancangan post test only with control group design. Subjek penelitian adalah 20 orang atlet laki-laki usia 15-18 tahun yang memenuhi kriteria inklusi, dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Kelompok kontrol diberikan plasebo berupa sirup bebas gula dan kelompok perlakuan diberikan buah semangka dengan dosis 72 gram. Buah semangka diberikan 60 menit sebelum tes dilakukan. Pengukuran kelelahan anaerobik menggunakan tes Wingate dinyatakan dalam nilai Anaerobic Fatigue (AF). Hasil: Pada karakteristik subjek tidak ada perbedaan umur dan status gizi (p>0,05) namun terdapat perbedaan persen lemak tubuh (p0,05). Berdasarkan uji Independent-t, terdapat perbedaan nilai kelelahan anaerobik pada kelompok perlakuan yaitu sebesar 80,04% sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 82,71%. Kesimpulan: Terdapat perbedaan nilai kelelahan anaerobik atlet sepakbola yang diberikan buah semangka merah dan yang tidak diberikan buah semangka merah

    HUBUNGAN KONSUMSI AIR, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN PERSEN LEMAK TUBUH PADA REMAJA PUTRI

    Get PDF
    Latar belakang Obesitas merupakan suatu kondisi akibat akumulasi lemak tubuh yang berlebihan. Kelebihan lemak tubuh dapat terjadi akibat ketidakseimbangan energi antara yang masuk dan energi yang keluar serta kurangnya aktivitas fisik. Konsumsi air dapat dikaitkan dengan penurunan persen lemak tubuh pada remaja putri. Tujuan Mengetahui hubungan konsumsi air, asupan zat gizi, dan aktivitas fisik dengan persen lemak tubuh pada remaja putri. Metode Penelitian observasional dengan pendekatan cross-sectional yang dilakukan di SMP Pangudi Luhur Domenico Savio Semarang pada bulan Juni 2014. Penelitian ini melibatkan 104 siswi berusia 13-15 tahun. Data konsumsi air, asupan energi, dan zat gizi diperoleh dengan menggunakan Food Frequency Questionaire (FFQ) semi kuantitatif. Data persen lemak tubuh diukur dengan Bioelectrical Impedance Analysis (BIA). Data aktivitas fisik diperoleh dengan menggunakan International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) short form. Analisis bivarat dianalisis dengan uji rank Spearman dan r Pearson. Hasil Sebanyak 29,8% subjek kurang mengonsumsi air. Didapatkan hubungan bermakna antara konsumsi air dengan persen lemak tubuh (r= -0,596; p<0,05). Didapatkan pula hubungan bermakna antara asupan karbohidrat dan lemak dengan persen lemak tubuh (masing-masing nilai r= -0,254; p=0,009 dan r=0,429; p<0,05). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara asupan energi, protein, dan aktivitas fisik dengan persen lemak tubuh. Kesimpulan Dalam penelitian ini terbukti bahwa konsumsi air, asupan karbohidrat, dan asupan lemak mempunyai hubungan dengan persen lemak tubuh pada remaja putri. Asupan karbohidrat dan asupan lemak menjadi prediktor dari persen lemak tubuh pada remaja putri

    HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT), PERSEN LEMAK TUBUH, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEPADATAN TULANG PADA REMAJA PUTRI

    Get PDF
    Latar Belakang : Kepadatan tulang yang rendah saat remaja dapat meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kepadatan tulang diantaranya asupan zat gizi , IMT , persen lemak tubuh, dan aktivitas fisik. Akan tetapi, penelitian terbaru menunjukkan bahwa obesitas dapat meningkatkan risiko osteoporosis. Tujuan : Mengetahui hubungan IMT, persen lemak tubuh, asupan zat gizi dan aktivitas fisik dengan kepadatan tulang pada remaja putri. Metode : Penelitian dilaksanakan di SMP PL Domenico Savio Semarang pada bulan Juni 2014. Desain penelitian cross-sectional dengan subyek 101 remaja putri usia 13-15 tahun dipilih dengan metode simple random sampling. Data yang diambil adalah berat badan, persen lemak tubuh, tinggi badan, asupan protein, kalsium, fosfor, vitamin D, tingkat aktivitas fisik, dan kepadatan tulang. Analisis bivariat dengan uji rank Spearman dan analisis multivariat menggunakan uji regresi linier ganda. Hasil : Sebagian besar subyek (70,3%) mengalami osteopenia dan 29,7% memilki kepadatan tulang kategori normal. Sebanyak 63,4% subyek memilki nilai z-score IMT kategori normal, 65,3% memilki persen lemak tubuh normal, 44,6% memiliki tingkat aktivitas sedang, dan 56,4% memilki asupan protein lebih dari AKG. Asupan kalsium, fosfor, dan vitamin D kurang dari AKG masing-masing 65,3%, 44,6%, dan 66,3%. Asupan protein, kalsium, fosfor, vitamin D dan aktivitas fisik tidak terbukti terdapat hubungan dengan kepadatan tulang (p>0,05). Akan tetapi, IMT (r=0,415) dan persen lemak tubuh (r=0,402) terbukti mempunyai hubungan bermakna dengan kepadatan tulang (p<0,05). Pada analisis regresi linier ganda, hanya persen lemak tubuh yang menjadi prediktor kepadatan tulang (B=0,032). Kesimpulan : Terbukti terdapat hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) dan persen lemak tubuh dengan kepadatan tulang. Akan tetapi, variabel yang menjadi prediktor terhadap kepadatan tulang hanya persen lemak tubuh

    PENGARUH PEMBERIAN JUS KULIT BUAH DELIMA MERAH (Punica granatum) TERHADAP KADAR LDL DAN HDL WANITA PENDERITA DISLIPIDEMIA

    Get PDF
    Latar Belakang : Dislipidemia merupakan salah satu faktor risiko terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah. Kulit delima mengandung anthocyanin yang dapat meningkatkan kadar HDL dan menurunkan kadar LDL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar LDL dan HDL wanita usia 30-49 tahun yang diberi dan tidak diberi jus kulit delima (Punica granatum). Metode : Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental dengan rancangan pre-post control group design. Subjek adalah wanita dislipidemia dengan kadar kolesterol LDL > 130 mg/dl dan kadar kolesterol HDL < 40 mg/dl, , Kelompok perlakuan mendapat 25 g/hari jus kulit delima dan kelompok kontrol mendapat plasebo. Perlakuan dilakukan selama 14 hari. Metode phosphotungstic precipilation digunakan untuk menganalisis kadar kolesterol HDL dan LDL sebelum dan setelah perlakuan, darah diambil setelah subjek berpuasa selama 10 jam. Uji beda kadar LDL dan HDL sebelum dan setelah perlakuan pada kelompok perlakuan menggunakan uji dependent t-test dan uji beda kadar kolesterol LDL dan HDL sebelum dan setelah perlakuan pada kelompok kontrol menggunakan uji non parametric Wilcoxon. Uji regresi linier berganda dilakukan untuk memprediksi besar pengaruh asupan zat gizi dan aktifitas fisik terhadap kadar LDL dan HDL. Hasil : : Dislipidemia sebagian besar terdapat pada wanita usia 40-49 tahun dan status gizi overweight sebesar 24,7% dan obesitas 25,55%. Aktivitas fisik subjek pada kelompok perlakuan 100% dalam kategori sedang, sedangkan pada kelompok kontrol 37,5% dalam kategori rendah dan 62,5% dalam kategori sedang. Rerata penurunan kadar kolesterol LDL pada kelompok perlakuan sebesar 2,52+31,86 mg/dl dan kelompok kontrol sebesar 4,56+25,23 mg/dl. Rerata penurunan kadar kolesterol LDL antara kelompok perlakuan dan kontrol tidak terdapat perbedaan (p>0,05). Rerata perubahan kadar kolesterol HDL pada kelompok perlakuan sebesar 0,00+6,80 mg/dl dan kelompok kontrol sebesar 2,25+3,80 mg/dl. Rerata perubahan kadar kolesterol HDL antara kelompok perlakuan dan kontrol tidak terdapat perbedaan (p>0,05). Perubahan kadar LDL 61,5% dipengaruhi oleh asupan protein. Perubahan kadar HDL 26,1% dipengaruhi oleh asupan serat. Kesimpulan : Pemberian jus kulit buah delima selama 14 hari dengan dosis 25 gram/hari pada wanita dislipidemia tidak berpengaruh terhadap kadar LDL dan HDL. Namun terjadi penurunan kadar LDL sebesar 2,52 mg/dl sedangkan kadar HDL tidak terjadi perubahan

    PENGARUH PEMBERIAN SUSU KEDELAI DAN JAHE TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA WANITA HIPERKOLESTEROLEMIA

    Get PDF
    Latar belakang: Hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner. Kedelai mengandung protein, serat dan isoflavon yang dapat menurunkan kadar kolesterol total. Susu kedelai dengan penambahan jahe dapat meningkatkan aktivitas antioksidan.Jahe mengandung senyawa oleoresin yang dapat menurunkan kolesterol total. Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian susu kedelai dan jahe terhadap kadar kolesterol total pada wanita hiperkolesterolemia Metode: Jenis penelitian adalah true experiment dengan rancangan control group pre–post test design. Subjek penelitian adalah 25 wanita usia 30-55 tahun dengan kadar kolesterol total 200- 250 mg/dl yang dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok perlakuan 1 memperoleh susu kedelai 430 ml, kelompok perlakuan 2 memperoleh susu kedelai jahe 430 ml dan kelompok kontrol memperoleh plasebo. Kadar kolesterol total diukur menggunakan metode CHOD-PAP. Asupan makanan selama intervensi diukur menggunakan metode food record dan food recall 24 jam dan dianalisis menggunakan program nutrisurvey. Aktivitas fisik dianalisis menggunakan kuesioner aktifitas fisik Baecke. Data dianalisis menggunakan One Way ANOVA, Kruskal Wallis, Wilcoxon dan Regresi Linier Ganda. Hasil: Rerata kadar kolesterol total pada kelompok perlakuan susu kedelai mengalami penurunan 15,63 mg/dl dan perlakuan susu kedelai jahe mengalami penurunan 5,50 mg/dl serta pada kelompok kontrol mengalami peningkatan 9,44 mg/dl. Terdapatperbedaankadarkolesterol total sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok perlakuan susu kedelai (p=0,028). Tidak terdapat perbedaan kadar kolesterol total sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok perlakuan susu kedelai jahe (p=0,24) dan kelompok kontrol (p=0,06). Terdapat perbedaan perubahan kadar kolesterol total antara ketiga kelompok (p=0,005). Simpulan: Pemberian susu kedelai 430ml/hari selama 14 hari dapat menurunkan kolesterol total secara bermakna sebesar 15,63 mg/dl. Tidak ada perbedaan kadar kolesterol sebelum dan setelah intervensi pada pemberian susu kedelai jah

    HUBUNGAN KALSIUM URIN DENGAN TEKANAN DARAH PADA WANITA USIA 18 – 24 TAHUN

    Get PDF
    Latar Belakang : Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, stroke, diabetes mellitus dan penyakit ginjal. Peningkatan tekanan darah dapat disebabkan oleh gangguan metabolisme kalsium. Gangguan metabolisme ini akan meningkatkan kadar kalsium intraselular yang berakibat pada kontraksi pembuluh darah dan peningkatan sekresi calcitonin. Peningkatan sekresi calcitonin akan menyebabkan terjadinya peningkatan kadar kalsium urin. Tujuan : mengetahui hubungan kalsium urin dengan tekanan sistolik dan diastolik pada wanita usia 18 – 24 tahun. Metode : Penelitian observasional dengan desain cross sectional pada 46 mahasiswi peternakan Universitas Diponegoro usia 18 – 24 tahun bulan Juni 2015. Wawancara recall asupan 4 x 24 jam pada 46 mahasiswi yang memenuhi kriteria inklusi. Urin 24 jam ditampung pada hari keempat ke dalam wadah penampungan yang telah diisi dengan 10 ml HCL (6mol/L) pada botol. Metode pengukuran kalsium urin meggunakan O-Cresolphthalein Complexon, sedangkan alat pengukuran tekanan darah menggunakan sphygmomanometer digital. Uji r Pearson untuk mengetahui hubungan kalsium urin dengan tekanan sistolik dan diastolik. Hasil : Kalsium urin tidak berhubungan dengan tekanan sistolik (p=0,397) dan tekanan diastolik (p=0,616). Kesimpulan : Kadar kalsium urin tidak berhubungan dengan tekanan sistolik (p=0,397) dan tekanan diastolik (p=0,616

    Hubungan Status Gizi dan Kebiasaan Minum Minuman Ringan dengan Kejadian Menarche Dini

    Get PDF
    Latar Belakang : Menarche dini dapat menjadi faktor risiko diabetes tipe 2, fatty-liver non-alkoholik, penyakit kardiovaskular, kanker ovarium dan kanker payudara di waktu dewasa. Status gizi obesitas dan kebiasaan minum minuman ringan cenderung meningkatkan kejadian menarche dini pada anak. Tujuan : Mengetahui hubungan status gizi dan kebiasaan minum minuman ringan dengan kejadian menarche dini. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross-sectional. 25 sampel pada kelompok kasus (mengalami menarche dini) diambil menggunakan consecutive sampling, sedangkan 25 sampel pada kelompok kontrol (tidak mengalami menarche dini) diambil menggunakan matching terhadap usia pada kelompok kasus. Kriteria status gizi menggunakan indikator IMT/U sedangkan kriteria kebiasaan minum minuman ringan menggunakan indikator frekuensi konsumsi minuman ringan/hari. Data dianalisis dengan uji deskriptif analisis, bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil : 80% subjek dengan status gizi obesitas, 59.5% subjek dengan jumlah asupan minuman ringan ≥495 ml/hari, dan 56.8% subjek yang sering minum minuman ringan mengalami menarche dini. Status gizi (RP=6.7 95%CI=1.6-28.5 p=0.005) dan jumlah asupan minuman ringan (RP=4.8 95%CI=1.1-20.7 p=0.024) merupakan faktor risiko terjadinya menarche dini. Frekuensi minum minuman ringan (RP=2.9 95%CI=0.76-11.34 p=0.107) bukan merupakan faktor risiko terjadinya menarche dini. Simpulan : 80% subjek dengan status gizi obesitas, 59.5% subjek dengan jumlah asupan minuman ringan ≥495 ml/hari, dan 56.8% subjek yang sering minum minuman ringan mengalami menarche dini. Status gizi dan jumlah asupan minuman ringan per hari merupakan faktor risiko terjadinya menarche dini

    HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN, FOSFOR, DAN KALSIUM DENGAN KEPADATAN TULANG PADA WANITA DEWASA AWAL

    Get PDF
    Latar Belakang : Asupan protein dan fosfor yang berlebihan berefek negatif terhadap kepadatan tulang. Hal tersebut dikarenakan dapat mempengaruhi keseimbangan asam–basa yang menyebabkan terjadinya peningkatan ekskresi kalsium dalam urin. Namun, mekanisme tersebut tidak terjadi jika asupan kalsium sesuai kebutuhan. Tujuan : Mengetahui hubungan asupan protein, fosfor, dan kalsium terhadap kepadatan tulang pada wanita dewasa awal. Metode : Penelitian bersifat observasional dengan desain cross-sectional. Subjek sebanyak 46 wanita dewasa awal berusia 19-24 tahun. Pengukuran berat badan dan tinggi badan menggunakan microtoise dan timbangan digital, pengukuran kepadatan tulang calcaneus dengan qualitative ultrasound, penilaian asupan dengan menggunakan formulir food frequency questionare, dan tingkat aktivitas fisik menggunakan record aktivitas fisik. Analisis data korelasi menggunakan Pearson Product moment dan rank-Spearman. Hasil : Terdapat kejadian osteoporosis sebesar 2,1% dan osteopenia sebesar 31,9%. Sebagian besar subjek memiliki asupan protein lebih (46,8%), asupan fosfor lebih (57,4%), asupan kalsium kurang (95,7%), dan memiliki aktivitas fisik yang tergolong ringan (78,7%). Aktivitas fisik memiliki hubungan dengan kepadatan tulang (r=0,422 0,003). Namun, asupan protein, fosfor, kalsium, tidak memiliki hubungan dengan kepadatan tulang (p>0,05). Kesimpulan : Asupan protein, fosfor, dan kalsium tidak memiliki hubungan dengan kepadatan tulang. Akan tetapi aktivitas fisik memiliki hubungan dengan kepadatan tulang

    PENGARUH PEMBERIAN MINUMAN TEH KOMBUCHA TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA WANITA USIA 40 – 55 TAHUN

    Get PDF
    Latar Belakang : Penderita prediabetes berisiko 2 sampai 10 kali berkembang menjadi diabetes mellitus tipe 2. Terjadinya diabetes mellitus tipe 2 dapat dicegah salah satunya dengan meningkatkan asupan tinggi antioksidan, salah satunya yaitu teh kombucha. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian minuman teh kombucha terhadap kadar glukosa darah puasa (GDP) pada wanita prediabetes usia 40 – 55 tahun. Metode : Sebanyak 22 subjek wanita prediabetes dibagi ke dalam 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan (n=11) dan kelompok kontrol (n=11). Kelompok perlakuan diberikan teh kombucha dan kelompok kontrol diberikan plasebo dengan dosis 75,25 ml selama 14 hari. Pemeriksaan kadar GDP dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan. Data diuji menggunakan uji Saphiro-Wilk, dependent t-test, independent t-test,Mann-Whitney dan paired t-test. Hasil : Tidak terdapat perbedaan rerata asupan energi, karbohidrat, protein, lemak, serat dan aktivitas fisik subjek pada kedua kelompok (p>0.05). Tidak terdapat perbedaan GDP pada kelompok perlakuan sebelum dan sesudah intervensi pada kedua kelompok (p>0.05). Terdapat perbedaan GDP sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok perlakuan dengan penurunan sebesar 5.36±6.23 mg/dl (p0.05). Terdapat perbedaan pada perubahan kadar GDP kelompok kontrol dan perlakuan setelah diberikan intervensi (p<0.05) Kesimpulan : Pemberian minuman teh kombucha dengan dosis 75.25 ml selama 14 hari berpengaruh terhadap kadar glukosa darah puasa wanita prediabetes dengan penurunan sebesar 5.36 mg/dl

    PENGARUH PEMBERIAN MINUMAN TEH KOMBUCHA TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA PADA WANITA USIA 40-55 TAHUN PENDERITA HIPERTRIGLISERIDEMIA

    No full text
    Latar belakang: Penyakit kardiovaskular dapat disebabkan karena kondisi hipertrigliseridemia. Teh kombucha mengandung tinggi antioksidan dapat membantu menurunkan kadar trigliserida dengan cara meningkatkan aktivitas enzim lipoprotein lipase yang bekerja memecah trigliserida. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian minuman teh kombucha terhadap kadar trigliserida darah pada wanita usia 40-55 tahun penderita hipertrigliseridemia. Metode: Sebanyak 20 subjek dibagi ke dalam 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan (n=10) dan kelompok kontrol (n=10). Kelompok perlakuan diberikan teh kombucha sebesar 75,25 ml/hari dan kelompok kontrol diberikan plasebo selama 14 hari. Pemeriksaan kadar trigliserida dilakukan sebelum dan setelah perlakuan. Data diuji menggunakan uji statistik Saphiro-Wilk, independent t test, Mann Whitney,dan dependent t test. Hasil: Tidak ada perbedaan rerata asupan energi, karbohidrat, protein, lemak, serat dan aktivitas fisik pada kedua kelompok (p>0,05). Tidak ada perbedaan rerata kadar trigliserida sebelum perlakuan pada kedua kelompok (p=0,946). Terdapat perbedaan rerata kadar trigliserida setelah perlakuan pada kedua kelompok (p=0,001). Terdapat perbedaan rerata kadar trigliserida sebelum dan setelah perlakuan pada kelompok perlakuan (p=0,001). Terdapat perbedaan rerata kadar trigliserida sebelum dan setelah perlakuan pada kelompok kontrol (p=0,016). Terdapat perubahan rerata kadar trigliserida setelah perlakuan pada kedua kelompok (p=0,001). Rerata penurunan kadar trigliserida pada kelompok perlakuan adalah 10,70±4,191 mg/dl. Rerata peningkatan kadar trigliserida pada kelompok kontrol adalah 8,30±8,908 mg/dl. Simpulan: Pemberian minuman teh kombucha sebesar 75,25 ml/hari selama 14 hari pada wanita usia 40-55 tahun penderita hipertigliseridemia dapat menurunkan rerata kadar trigliserida sebesar 10,70±4,191 mg/dl
    • …
    corecore