13 research outputs found

    HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP BEBAN TUGAS DENGAN STRES AKADEMIK MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sikap terhadap beban tugas dengan stres akademik mahasiswa fakultas kedokteran. Jenis penelitian yang dilakukan adalah correlational research (penelitian korelasional), karena penelitian ini ingin mengetahui sejauhmana hubungan variabel sikap terhadap beban tugas dengan stres akademik mahasiswa fakultas kedokteran. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuisioner. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan probability sampling dengan jenis simple random sampling, didapatkan sampel sebanyak 149 mahasiswa. Dengan variabel dependen stres akademik. Sedangkan variabel independen penelitian ini adalah sikap terhadap beban tugas. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji korelasi pearson menunjukkan hubungan yang signifikan antara stres akademik dengan sikap terhadap beban tugas pada mahasiswa Kedokteran dengan arah hubungan yang positif dan kekuatan hubungan kuat (p=0.000; r=0.626). Kata kunci: stres akademik, sikap terhadap beban tugas, mahasisw

    PENGARUH SINDROM PREMENSTRUASI TERHADAP KECEMASAN MAHASISWI

    Get PDF
    Sindrom premenstruasi adalah kumpulan dari gejala-gejala yang bisa mengganggu siklus menstruasi yang umum terjadi pada wanita usia 20-50 tahun. Beberapa penelitian pada populasi mahasiswa menunjukkan prevalensi kecemasan dan prevalensi sindrom premenstruasi yang cukup tinggi. Faktor psikologis, adalah kecemasan, termasuk faktor risiko sindrom premenstruasi.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Sindrom Prementruasi Terhadap Kecemasan Mahasiswi Kedokteran Angkatan 2013-2014 di Universitas Muhammadiyah Purwokerto.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah Mahasiswi Kedokteran Angkatan 2013-2014 di Universitas Muhammadiyah Purwokerto.Dengan menggunakan teknik purposive sampling, didapatkan sampel sebanyak 40 mahasiswi.Dengan Variabel independen penelitian ini adalah tingkat kecemasan.Sedangkan variabell dependen penelitian ini adalah sindrom prementruasi. Dengan melakukan pendataan yaitu Data skor kecemasan diperoleh dari kuesioner TMAS (Taylor Manifest Anxiety Scale) dan data skor sindrom premenstruasi diperoleh dari kuesioner SPAF (Shortened Premenstrual Assessment Form).Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji korelasii Pearson. Dimana Hasil Penelitian yaitu Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan hubungan yang signifikan antara kecemasan dengan sindrom premenstruasi pada mahasiswi Kedokteran angkatan 2014 di Universitas Muhammadiyah Purwokerto dengan arah hubungan yang positif dan kekuatan hubungan sedang (p = 0,001; r = 0,386). Kata kunci : kecemasan, sindrom premenstruasi, mahasisw

    KARAKTERISTIK MIOMA UTERI DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO BANYUMAS

    Get PDF
    Latar belakang: Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos uterus yang terdiri dari sel-sel jaringan otot polos, jaringan pengikat fibroid dan kolagen. Mioma uteri ditemukan di Indonesia antara 2,39%-11,70% pada semua penderita ginekologi yang dirawat. Gejala mioma uteri secara medis dan sosial cukup meningkatkan morbiditas, termasuk menoragia, ketidaknyamanan daerah pelvis, dan disfungsi reproduksi. Faktor penyebabnya tidak diketahui secara pasti. Tujuan: Mengetahui karakteristik penderita mioma uteri berdasarkan usia penderita, jumlah paratis, Indeks Massa Tubuh, keluhan utama, kadar hemoglobin, jenis mioma uteri, dan terapi yang diberikan. Metode: Penelitian menggunakan desain observational diskriptif dengan menggunakan teknik sampling fixed disease sampling. Subjek dalam penelitian ini adalah semua pasien wanita RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo yang mengidap mioma uteri mulai Februari 2014 - Februari 2015. Hasil dan simpulan: Penderita mioma uteri terbanyak ditemukan pada usia 40-50 tahun sebesar 63,33 %, terbanyak pada paratis nullipara sebesar 26,32%, terbanyak pada IMT 18,5 -25 sebanyak 33,34%, terbanyak keluhannya berupa pendarahan (50,03%), terbanyak dengan kadar Hb 7,1 – 11,9 sebesar 57,02%, terbanyak berjenis mioma intramural sebesar 48,25%, dan terapi terbanyak adalah histerektomi sebesar 70,18%

    PENGARUH PENDIDIKAN FORMAL ORANG TUA TERHADAP SIKAP PREVENTIF KELUARGA DALAM MENGATASI PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

    Get PDF
    Di Indonesia penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masihmerupakan masalah kesehatan yang serius. Jumlah kasus DBD cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Salah satu penyebab belum berhasilnya strategi yang di lakukan oleh pemerintah adalah masih kurangnya pengetahuan warga. sikap preventif orang tua sangat di perlukan dalam menjaga kebersihan lingkungan seperti kebersihan tempat penampungan air dan sampah yang menampung air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan formal orang tua terhadap sikap preventif keluarga dalam mengatasi penyakit demam berdarah dengue (DBD). Metode penelitian yang digunakan dalam Penelitian ini adalah penelitian analitik observasionaldengan pendekatan cross sectional. Subyek penelitian adalah warga di salah satu daerah endemis demam berdarah dengue yaitu di Kelurahan Kalibagor Banyumas. Perilaku Orangtua diukur dengan menggunakan kuesioner yang meliputi kuesioner pengetahuan, sikap, dan tindakan orangtua terhadap pencegahan demam berdarah dengue yang terdiri atas 20 item pertanyaan.Hasil penelitian 70 sampel didapatkan skor rata-rataperilaku preventif 65 dari skor 80, sedangkan untuk latar belakang pendidikan formal yaitu SD sebanyak 31,43%, SMP 15,71%, SMA 44,29%, Perguruan Tinggi 8,57%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tingkat pendidikan formal orang tua berpengaruh positif secarastatistik signifikan dengan sikap preventif dalam mengatasi penyakit demam berdarah dengue pada keluarga. Makin tinggi tingkat pendidikan ibu, makin baik perilku preventif DBD. Kata Kunci : Pendidikan Formal Orangtua, Sikap Preventif, Demam Berdarah Dengue (DBD

    HUBUNGAN ANTARA SIKAP, NORMA SUBYEKTIF DAN PENGALAMAN AKTUAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMILIHAN PELAYANAN MEDIS PERSALINAN DI RSUD KARANGANYAR

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara antara sikap, norma subyektif dan pengalaman aktual yang mempengaruhi keputusan pemilihan pelayanan medis persalinan di RSUD Karanganyar. Jenis penelitian yang dilakukan adalah explanatory research (penelitian penjelasan), karena penelitian ini menjelaskan hubungan antara sikap, norma subyektif dan pengalaman aktual dengan keputusan pemilihan pelayanan medis persalinan di RSUD Karanganyar.Penelitian dilakukan dengan metode survey, wawancara dan kuesioner. Metode survey dilakukan dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara quota sampling. Uji statistik yang digunakan adalah Rank Spearman Test. Rank Spearman Test ini digunakan untuk menganalisis pengaruh antar variabel terikat (keputusan pemilihan pelayanan medis persalinan di RSUD Karanganyar) dengan beberapa variabel bebas (sikap, norma subyektif dan pengalaman aktual), dan juga untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel-variabel tersebut dan mengukur tingkat hubungan variabel-variabelnya. Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 45 orang.Hasil analisis menunjukkan nilai p = 0,030. Karena nilai p < α (0,05) maka kesimpulannya ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan keputusan pemilihan pelayanan medis persalinan. Dari hasil uji hubungan antara norma subyektif dengan keputusan pemilihan pelayanan medis persalinan menunjukkan nila p (signifikan) = 0,015. Karena nilai p < α (0,05) maka kesimpulannya ada hubungan yang bermakna antara norma subyektif dengan keputusan pemilihan pelayanan medis persalinan. sedangkan dari hasil uji hubungan antara pengalaman aktual dengan keputusan pemilihan pelayana

    Mencegah Faktor Risiko Penularan Toxoplasma Gondii pada Wanita Usia Subur di Puskesmas I Sumbang

    Get PDF
    Pengetahuan mengenai penyakit toksoplasmosis sangat penting untuk pencegahan dan pengendalian infeksi yang disebabkan Toksoplasma gondii. Gejala klinis awal terinfeksi toksoplasmosis pada Wanita usia subur (WUS) yang imunokompeten, termasuk didalamnya ibu hamil sangat sulit dideteksi karena biasanya tidak terdapat gejala apa pun. Skrining serologi Toxoplasma memiliki implikasi sebagai satu-satunya cara untuk menentukan infeksi toksoplasmosis pada ibu hamil selama trimester pertama dapat menularkan infeksi pada janin berupa konsekuensi kelainan kongenital yang serius. Pemeriksaan laboratorium toksoplasmosis dengan menggunakan deteksi serologi berbagai antibodi Toxoplasma di Indonesia masih terbilang cukup mahal. Maka dari itu, tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan pencegahan faktor risiko toksoplasmosis pada Wanita usia subur. Dalam kegiatan ini, Wanita usia subur diberikan pretes, dilanjut dengan memberikan penyuluhan dan pembagian leaflet tiga Langkah higientitas pencegahan toksoplasmosis dan diakhiri dengan pengisian postes; dengan jumlah peserta 20 orang WUS. Hasil pretes dan postes dibandingkan dan data terkumpul dianalisis dengan uji Wilcoxon. Rerata hasil skor pengetahuan awal kegiatan adalah 73.15 dan setelah kegiatan adalah 87.4 dengan hasil analisis yang diperoleh p = 0.000 (p<0.005).  Pengabdian masyarakat ini didapati bahwa penyuluhan dan pembagian leaflet tiga Langkah higienitas pencegahan toksoplasmosis berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan pada Wanita usia subur. Knowledge of toxoplasmosis is very important for the prevention and control of infections caused by Toxoplasma gondii. Early clinical symptoms of infection with toxoplasmosis in immunocompetent women of childbearing age, including pregnant women, are very difficult to detect because usually there are no symptoms. Toxoplasma serologic screening has implications as the only way to determine whether toxoplasmosis infection in pregnant women during the first trimester can transmit infection to the fetus in the form of serious congenital abnormalities. Toxoplasmosis laboratory examination using serological detection of various Toxoplasma antibodies in Indonesia is still quite expensive. Therefore, the purpose of this community service activity is to determine the level of knowledge of preventing toxoplasmosis risk factors in women of childbearing age. In this activity, women of childbearing age were given a pretest, followed by providing counseling and distributing leaflets of three hygiene steps to prevent toxoplasmosis and ending with filling out the posttest; with 20 participants. The results of the pretest and posttest were compared and the collected data were analyzed using the Wilcoxon test. The mean score of the initial knowledge of the activity was 69.00 and after the activity was 78.90 with the results of the analysis obtained p = 0.000 (p<0.005). From this community service, it was found that counseling and distributing leaflets of three hygiene steps to prevent toxoplasmosis had an effect on increasing knowledge in women of childbearing age

    HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TEKANAN DARAH LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS 1 SUMBANG, KECAMATAN SUMBANG, KABUPATEN BANYUMAS

    Get PDF
    Latar Belakang : Pada tahun 2012 penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia telah mencapai angka sejumlah 7% dari total keseluruhan penduduk. Seiring dengan proses degeneratif, para lansia ini kemudian mengalami berbagai macam penurunan fungsi organ yang menyebabkan timbulnya penyakit. Hipertensi menjadi penyakit tidak menular nomor satu yang banyak diderita lansia dan mensjadi masalah di bidang kesehatan karena sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer. Menurut penelitian sebelumnya, penderita hipertensi sangat membutuhkan perhatian dan bantuan dari orang lain dalam rangka beradaptasi dengan keadaannya yang baru dan juga terapinya. Dukungan keluarga dianggap paling mampu untuk berperan dalam hal pemulihan tekanan darah terkait dengan kebiasaan yang serupa dan fungsi keluarga sendiri.Tujuan : Untuk mengetahui dukungan keluarga pada pasien hipertensi di Puskesmas 1 Sumbang, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas.Metode : Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian melibatkan sampel sejumlah 43 lansia  penderita hipertensi dengan metode pemilihan random sampling. Selanjutnya data penelitian dianalisis menggunakan sommer’s d. Hasil : Hasil uji statistik menunjukkan terdapat 6 orang subjek dengan dukungan keluarga baik (50,0%) memiliki tekanan darah normal dan terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan tekanan darah lansia penderita hipertensi.Kesimpulan : Terdapat hubungan yang rendah dengan nilai  P value 0,009 (p<0,05)

    Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan Terhadap Perilaku Individu dalam Pemanfaatan Layanan BPJS

    No full text
    Economic development's primary goal is to make the community prosperous. EBSCO, ScienceDirect, and Proquest databases are used for both international and domestic literature searches. In the initial rounds of looking for journal articles, we discovered 25 papers between 20 and 22 using the keywords "health services," "BPJS," and "health professionals." Only roughly 10 of them are thought to be important. Only eight products, two of low quality, and five of medium quality satisfied all requirements. Increased health behavior among BPJS members is a result of the interaction between the structure and function of social agents in administering the health service system. Participants in BPJS Kesehatan in Wonogiri shown notable cooperation with hospitals and Puskesmas.Tujuan utama pembangunan ekonomi adalah untuk menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat. Pencarian literatur global dan domestik yang memanfaatkan database EBSCO, ScienceDirect, dan Proquest. Dengan menggunakan kata kunci “pelayanan kesehatan”, “BPJS”, dan “petugas kesehatan”, ditemukan 25 publikasi antara 20 dan 22 pada tahap awal pencarian artikel jurnal. Hanya sekitar 10 di antaranya yang dianggap signifikan. Lima artikel berkualitas sedang, dua artikel berkualitas rendah, dan hanya delapan artikel yang memenuhi semua standar. Hubungan peran dan struktur agen sosial dalam mengimplementasikan sistem pelayanan BPJS Kesehatan berpengaruh terhadap peningkatan perilaku kesehatan peserta BPJS. Peserta BPJS Kesehatan di Wonogiri menunjukkan kerjasama yang signifikan dengan Puskesmas dan rumah sakit

    Pengaruh Frekuensi Konsumsi Kafein Terhadap Sindrom Premenstruasi Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Angkatan 2013 – 2015 Universitas Muhammadiyah Purwokerto

    No full text
    Sindrom Premenstruasi adalah sekumpulan gejala berupa perubahan fisik dan psikis yang dialami oleh wanita 7-10 hari menjelang menstruasi dan menghilang beberapa hari setelah menstruasi. Keluhan yang ditimbulkan bisa bervariasi bisa menjadi lebih ringan ataupun lebih berat sampai berupa gangguan mental (mudah tersinggung, sensitif) maupun gangguan fisik. Salah satu faktor yang memengaruhi terjadinya sindrom premenstruasi adalah faktor kebiasaan yaitu konsumsi kafein. Mengkonsumsi kafein dalam jumlah yang berlebih dapat menimbulkan efek salah satunya adalah sindrom premenstruasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh frekuensi konsumsi kafein terhadap sindrom premenstruasi pada mahasiswa kedokteran angkatan 2013 - 2015 Universatas Muhammadiyah Purwokerto. Metode dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sample random sampling. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswi fakultas kedokteran angkatan 2013-2015 Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Subjek dalam pnelitian ini 40 subjek penelitian, data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney dan regresi logistik. Dari penelitian ini didapatkan bahwa frekuensi konsumsi kafein pada mahasiswi kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto dengan nilai (p=0,235). Kafein dikontrol usia, usia menarche, dan Indeks Massa Tubuh tidak meningkatkan risiko terjadinya sindrom premenstruasi (OR=1,05; CI 95%=0,98-1,09; p=0,105). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa frekuensi konsumsi kafein tidak berpengaruh pada sindrome premenstruasi pada mahasiswi kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Kata kunci: frekuensi konsumsi kafein, sindrom premenstruasi, mahasisw

    Pengaruh Modal Sosial terhadap Fungsi Kognitif pada Pasien Skizofrenia di RSUD dr. Soeselo

    No full text
    This study wanted to look at the relationship and influence of social capital on cognitive function in schizophrenic patients. Social capital is a concept that arises from the results of interaction in society with a long process and is believed to be one of the main components in driving togetherness, mobility of ideas, mutual trust and mutual benefit to achieve mutual progress. Interactions that form networks in togetherness in social capital contain norms, values and mutual understanding that facilitate cooperation in a group. Social capital is generally associated with health and is considered an important etiology in schizophrenia where in the early stages of schizophrenia there are significant cognitive symptoms making it very difficult for people with the disorder to work, study or work in social life. This research method uses the design of latitude cut study, conducted in dr. hospital. soeselo and using MMSE instruments. The results of the study found a link between social capital and cognitive symptoms in schizophrenic patients where in individuals with good social capital was shown to better adjust to cognitive function. Conclusions on individuals with good social capital can adjust better because individuals have had better coping, perception and adjustment about themselves and their environment, individuals already have the ability to maintain their communication and interaction in public life.Penelitian ini ingin melihat hubungan dan pengaruh modal sosial terhadap fungsi kognitif pada pasien skizofrenia. Modal sosial merupakan suatu konsep yang muncul dari hasil interaksi di dalam masyarakat dengan proses yang lama dan diyakini sebagai salah satu komponen utama dalam menggerakkan kebersamaan, mobilitas ide, saling kepercayaan dan saling menguntungkan untuk mencapai kemajuan bersama. Interaksi yang membentuk jaringan dalam kebersamaan pada modal sosial berisi norma, nilai dan pemahaman bersama yang memfasilitasi kerjasama didalam sebuah kelompok. Modal sosial secara umum dikaitkan dengan kesehatan dan dianggap sebagai etiologi penting dalam skizofrenia dimana pada fase awal skizofrenia terdapat gejala kognitif yang signifikan sehingga sangat sulit bagi orang-orang dengan gangguan tersebut untuk bekerja, belajar atau mejalani kehidupan sosial. Metode penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang, dilaksanakan di RS dr. Soeselo dan menggunakan instrument MMSE. Hasil penelitian terdapat hubungan antara modal sosial dan gejala kognitif pada pasien skizofrenia dimana pada individu dengan modal sosial yang baik terbukti dapat menyesuaikan diri lebih baik dalam fungsi kognitif. Kesimpulan pada individu dengan modal sosial yang baik dapat menyesuaikan diri dengan lebih baik karena individu telah memiliki koping, persepsi dan penyesuaian yang lebih baik tentang diri dan lingkungannya, individu telah memiliki kemampuan untuk menjaga komunikasi dan interaksinya di dalam kehidupan bermasyaraka
    corecore