11 research outputs found

    EFEKTIVITAS VIDEO EDUKASI ANEMIA GIZI BESI TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DI BANTUL

    Get PDF
    Anemia pada remaja cenderung meningkat dengan bertambahnya usia dan sebagai respon terhadap pertumbuhan selama masa remaja. Persentase anemia pada remaja putri di Kabupaten Bantul sebesar 54,8%, dengan kategori status anemia menurut WHO termasuk prevalensi tinggi yaitu >40%. Edukasi merupakan salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan anemia pada remaja. Penelitian ini termasuk kuantitatif dengan pendekatan eksperimen semu (quasi-experimental) dan menggunakan desain pre-post-test group design yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas edukasi gizi menggunakan media video terhadap tingkat pengetahuan remaja mengenai anemia. Populasi yang digunakan adalah remaja putri SMP dan SMA di wilayah Bantul. Pemilihan sekolah dilakukan secara cluster random sampling dan jumlah sampel diambil menggunakan rumus analitik berpasangan sebanyak 149 siswi. Penelitian dilakukan dibulan Desember 2021 – Maret 2022. Analisa data menggunakan uji wilcoxon. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada pengaruh edukasi gizi menggunakan media video terhadap tingkat pengetahuan remaja mengenai anemia di SMP dan SMA wilayah Bantul (p value = 0,0000). Kesimpulan: edukasi gizi dengan media video efektif meningkatkan pengetahuan remaja mengenai anemia di SMP dan SMA di Kabupaten Bantul

    Parental Feeding Styles Related to the Stunting in Sleman, Indonesia

    Get PDF
    The study aimed to determine the correlation between parental feeding style and stunting in toddlers. This study was an observational method with a cross-sectional design. The population of this study were all mothers of toddlers who were in the Minggir Puskesmas (Public Health Center) working area. The sample size in this study was 114 mothers of toddlers, and the sample was chosen using the cluster random sampling technique. Determination of parenting style variables based on demandingness and responsiveness scores. There are four categories of parental feeding styles, namely democratic, authoritarian, permissive, and neglect parenting. Anthropometric measurements of toddlers were carried out directly, and interviews using the parental feeding style questionnaire that had been tested for validation and reliability. That the data was analyzed with Fisher’s Exact test. The Fisher’s Exact test revealed that there was a correlation between parental feeding styles approaches to the stunting incidence with the value of p=0.000 (p<0.05). The parental feeding style that mostly applied to cause stunting is the neglect-feeding style (8.8%). Parents should further improve their parenting patterns by always paying attention to food intake, especially the amount, frequency of feeding, and type of food

    Kepatuhan konsumsi suplemen mikronutrien tidak terpengaruh oleh bentuk suplemen

    Get PDF
    Compliance of micronutrients supplement consumption was not affected by supplements formBackground: Taburia is micronutrient sprinkle produced by Ministry of Health Indonesia to overcome malnutrition problem in Indonesia. Compliance of Taburia consumption is an important indicator for the success of the supplementation program. Taburia’s compliance in some regions is low (0.05). Several factors affected the compliance level such as mother’s employment status, gender of the children, and age of the children. Conclusions: The compliance level of Taburia sprinkle and fortified gummy candies was similar. Hence fortified gummy candies could be used as an alternative of micronutrient supplement to overcome nutrition problem in Indonesia

    Analysis of the relationship between food role models and nutritional status of toddlers among working mothers in Yogyakarta

    Get PDF
    The nutritional status of children under five years old is influenced by their food intake and maternal feeding behavior. Research shows that mothers who work longer hours tend to have children with poor nutritional intake. Maternal behavior in providing food role models also has a significant effect on children's nutritional status. This study aims to find out the influence of dietary recommendations on toddlers nutritional status in working mothers. This research is an analytical observational empirical research with a cross sectional design. The reachable population is all working mothers who have toddlers in D.I. Yogyakarta. Samples were taken by purposive sampling. The research sample was 211 mother-toddler pairs. Data was collected using self-administered offline and online questionnaires consisting of questionnaires on respondent characteristics (mothers and toddlers), and a questionnaire for food role models, namely Musher-Eizenman's Comprehensive Feeding Practices Questionnaire. The statistical test carried out was the Kruskall Wallis test. The majority of mothers are 30 years old and have worked for around 5 years and the average income received is around 2 million rupiah. Most mothers work as private sector workers, with the majority holding positions as employees. After measuring the nutritional status of toddlers, it was found that the majority (59%) of toddlers had good nutrition (n=124). %). The highest average food role model score in the eating model component was 3.97 ± 0.67). The relationship between the three components of the food role model and nutritional status was analyzed, eating model (X2(2) = 2.516, p-value = 0.2842), food education (X2(2) = 0.847, p-value = 0.6547), and overall (X2(2) = 2.165, p-value = 0.3388). It was found that food role model is not significantly related to nutritional status of toddlers

    KANDUNGAN PROTEIN PADA ABON IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) KOMBINASI SEBAGAI PRODUK PANGAN DARURAT SAAT BENCANA

    Get PDF
    Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik faktor alam atau faktor non alam maupun faktor manusia.Dampak bencana yaitu kerusakan sarana prasarana dan dampak kesehatan, dampak kesehatan yang paling mendasar yaitu kecemasan yang berlebihan, hal ini akan menurunkan kekebalan tubuh dan mengakibatkan kekurangan protein. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapakah kandungan protein pada abon ikan lele dumbo kombinasi sebagai alternatif pangan darurat. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan desain metode penelitian RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan 3 taraf perlakuan dan setiap perlakuan dilakukan 3 kali ulangan, sehingga didapatkan 9 satuan percobaan. Proses pembuatan Abon ikan lele dumbo kombinasi dilakukan dengan 3 formulasi dari kombinasi ikan lele dengan ikan gabus atau belut, dengan hasil formulasi 3 yaitu 38,1 % formulasi 1 yaitu 26,6 % protein dan terendah formulasi 2 yaitu 21,5 % protein per 100 gram dan telah memenuhi SNI abon 15 %. Penyajian 150 gram/orang/ hari formulasi 3 abon ikan lele dumbo kombinasi yang dibagi dalam 3 kali makan dapat memenuhi kriteria kebutuhan protein pada pangan darurat, dengan total protein yaitu 57,2 gram/orang/hari. Kandungan protein pada Formulasi 1,2 dan 3 dipengaruhi oleh tahapan pembuatan yaitu pada tahapan pengukusan atau perebusan, penumisan, penggorengan dan pemisahan minyak. Perlunya dilakukan penetapan suhu dan waktu dalam setiap tahapan pembuatan agar mendapatkan kandungan protein yang tinggi pada formulasi

    Hubungan keterjangkauan makanan terhadap prestasi belajar mahasiswa di Lampung

    Get PDF
    Latar belakang : Komponen keterjangkauan makan terdiri uang saku, harga makanan dan bantuan program makan. komponen ini di akan mempengatuhi asupan makan yang tidak sehat. asupan makanan menjadi salah satu faktor menurunya produktivitas terutama pada perfoma belajar. Prestasi belajar mahasiswa merupakan salah satu faktor penting dalam kesuksesan mahasiswa dimasa depan. Tujuan penelitian : Penelitian ini adalah mengetahui hubungan keterjangkauan makanan terhadap terhadap prestasi mahasiswa di lampung. Metode penelitian : Penelitian ini dengan metode kuantitatif yang termasuk jenis penelitian empirik observasional analitik dengan desain cross sectional. Teknik sampling yang di gunakan pada penelitian ini menggunakan snowball sampling, jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 196 mahasiswa aktif di kota lampung. Pengumpulan keterjangkauan makan di peroleh dari kuesioner, sedangkan untuk prestasi belajar diperoleh dengan nilai IPK (Indeks Kumalatif Mahasiswa) satu tahun terakhir dan analisis ini yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Analisis uji Independent Sample T-Test. Hasil penelitian : menunjukkan bahwa Tidak ada hubungan keterjangkauan makan dengan prestasi belajar. hasil ini bisa di lihat dari perhitungan Hasil uji Independet t-test di ketahui indikator pengeluaran untuk makan P 0,064 > 0,05, Daya beli P 0,96> 0,05, dan bantuan program makan P 0,24> 0,05, maka Ho diterima menunjukkan tidak ada hubungan. Kesimpulan dan saran : Komponen keterjangkauan makan tidak berhubungan dengan prestasi belajar baik dari indikator Pengeluaran Makan, Daya Beli dan bantuan program makan. Harapannya Mahasiswa Memilih makan sesuai dengan pedoman gizi seimbang membantu lebih berkosentrasi dalam menerima materi yang di berikan sehingga dapat meningkatkan prestasi

    Data Quality of Nutritional Status among Children Using WHO Anthro Application: A Quasi-Experimental Study

    Get PDF
    This study aims to look at improving the quality of nutritional status data through WHO Anthro training in stunting focus areas. This study used a quasi-experimental quantitative method with a pretest-posttest equivalent repeated measures framework approach, using two groups. A total of 40 kindergarten teachers were sampled, divided equally into two groups. The control group was taught how to plot nutritional status using WHO charts and the intervention group was trained how to use the WHO Anthro application. Data was analyzed by non-parametrical means with a Friedman test to compare the pre-mid-post data in each group of different samples. The group trained by WHO Anthro showed that the data quality on nutritional status was significantly different, with a p=0.000. The evaluation conducted after two months of training proved to be significantly different in terms of information and data accuracy with p=0.030 and p=0.040, respectively. WHO Anthro is proven to be able to facilitate kindergarten teachers in determining the nutritional status of students, and the resulting nutritional status reports are of higher quality because they are more accurate and useful for early detection of stunting in each school

    HUBUNGAN KONSUMSI SUMBER ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI SMP DAN SMA DI WILAYAH BANTUL

    No full text
    Masa remaja merupakan masa dimana proses pertumbuhan terjadi dengan cepat, sehingga kebutuhan gizi pada masa remaja turut meningkat. Zat gizi yang kebutuhannya meningkat adalah zat besi. Kekurangan zat besi dianggap sebagai penyebab paling umum dari kejadian anemia secara global. Anemia dapat berisiko terjadi pada semua kelompok usia antara lain usia sekolah, remaja, wanita usia subur, dan ibu hamil.Penelitian ini termasuk kuantitatif dengan jenis penelitian observasional analitik dan menggunakan desain cross sectional. Populasi yang digunakan adalah remaja putri SMP dan SMA di wilayah Bantul. Pemilihan sekolah dilakukan secara cluster random sampling dan jumlah sampel diambil menggunakan proportioned random sampling sebanyak 196 siswi. Subjek pada penelitian ini adalah remaja putri yang bersekolah di Bantul dan memenuhi kriteria insklusi serta eksklusi. Hasil penelitian menunjukkan responden dengan asupan zat besi kurang berstatus anemia sebesar 46,34%, sementara responden dengan asupan zat besi cukup berstatus anemia sebesar 53,66%. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,182. Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara konsumsi sumber zat besi dengan kejadian anemia pada remaja putri (p-value>0,05)

    Kadar beta karoten pada tepung wortel (daucus carota l.) dengan perlakuan perbedaan suhu dan lama pengeringan

    Get PDF
    vi KADAR BETA KAROTEN PADA TEPUNG WORTEL (Daucus carota L.) DENGAN PERLAKUAN PERBEDAAN SUHU DAN LAMA PENGERINGAN1 Yuni Meriska2, Faurina Risca Fauzia3 ABSTRAK Tingginya angka infeksi COVID-19 dan peningkatan yang terjadi di Indonesia menjadi perhatian terutama bagi masyarakat itu sendiri dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh guna mencegah infeksi COVID-19. Peningkatan sistem kekebalan tubuh sangat bergantung pada komunikasi sel yang mana dalam komunikasi tersebut terdapat peran β-karoten dalam menjaga sistem kerja sel imun dan juga meningkatkan sel-sel imun. satu sayuran terbaik dengan kandungan antioksidan yang dikenal sebagai β- karoten adalah wortel. Salah satu cara untuk memperpanjang masa simpan wortel yaitu dengan cara dikeringkan kemudian dijadikan tepung. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar beta karoten pada tepung wortel dengan suhu dan lama pengeringan yang berbeda. Metode penelitian yang dilakukan yaitu menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap dua faktor. Faktor pertama adalah suhu menggunakan suhu 40⁰C dan 60⁰C. Faktor kedua adalah waktu pengeringan menggunakan waktu 22 dan 30 jam dengan empat perlakuan. Pembuatan tepung wortel dilakukan dengan metode pengeringan buatan menggunakan alat pengering, dilanjutkan uji kandungan β-karoten menggunakan metode spektofotometri. Hasil penelitian diperoleh pembuatan tepung wortel yang dilakukan dengan empat perlakuan pada suhu dan waktu memiliki perbedaan kadar β-karoten dengan kandungan β-karoten tertinggi yaitu sampel dengan suhu 40oC dalam waktu 22 jam sebesar 773,84 μg/g. Sedangkan, kandungan β-karoten paling rendah sebesar 62,15 μg/g pada suhu 60oC selama 30 jam. Kesimpulan yaitu kandungan β-karoten tertinggi yaitu sampel dengan suhu 40oC dalam waktu 22 jam sebesar 773,84 μg/g. Sedangkan, kandungan β-karoten paling rendah sebesar 62,15 μg/g pada suhu 60oC selama 30 jam. Saran yang diberikan yaitu tepung wortel dengan kandungan tertinggi dapat dilakukan inovasi pembuatan produk

    Hubungan tingkat stress dengan kejadian kegemukan pada remaja putri smp dan sma di wilayah bantul selama pandemi covid-19

    Get PDF
    Pola pikir yang baik akan mempengaruhi tingkat stress pada remaja yang akan mengacu pada efektivitas melakukan kegiatan. Remaja yang mengalami stress akan mengalami perubahan pada nafsu makan. Remaja yang memiliki status gizi lebih dan obesitas lebih banyak melakukan pelarian pada makanan tinggi kalori dan lemak, sedangkan remaja berstatus gizi kurus lebih banyak mengurangi konsumsi energi. Stress bukti bahwa pemikiran seseorang menjadi negative yang akan mengakibatkan kondisi mental seseorang terganggu. Stress pada remaja dapat menganggu fungsi kognitif, berkurangnya konsentrasi saat pembelajaran, memori, perhatian, dan kemampuan beraktivitas sehraihari. Mengetahui Hubungan tingkat stress dengan kejadian kegemukan pada remaja putri SMP dan SMA di Wilayah Bantul selama Pandemi Covid-19. Jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan case control. Populasi penelitian adalah siswa SMP dan SMA di Wilayah Bantul dengan jumlah keseluruhan sampel 288 siswi remaja. Kelompok kasus berjumlah 73 siswi remaja dan kelompok kontrol 215 siswi remaja. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner DASS 21 dan pengukuran antropometri. Data akan dianalisis menggunakan uji statistic univariat, dan uji chi- square bivariat dengan software aplikasi statistik. Remaja putri yang depresi beresiko mengalami kegemukan sebesar 1,2 kali lebih besar dibandingkan remaja putri tidak depresi, sedangkan ansietas beresiko mengalami kegemukan sebesar 1,2 kali lebih besar dibandingkan remaja putri tidak ansietas, dan stress menunjukkan resiko mengalami kegemukan sebesar 1,3 kali lebih besar dibandingkan remaja putri tidak stress, namun hasilnya tidak siginifikan karena perbedaan yang dialami oleh setiap individu dalam hal stress yang harus ditanggani. Stress pada remaja putri beresiko mengalami kegemukan dibandingkan remaja yang tidak stress selama pandemi covid-19, walaupun secara statistic tidak signifikan
    corecore