30 research outputs found

    KARAKTER DAN PENGEMBANGANNYA DALAM SISTEM PENDIDIKAN JARAK JAUH

    Get PDF
    The study of the character and its development at distance education system is a new intensive effort since the 2000s period. Nevertheless, various studies show a clear trend to the development of four characters that were performance, relational, moral, and spiritual. The four character developments have reflected and integrated in the various contexts of using and designing of DE technologies, and it also became a main characteristic in the study and development of character at DE. This paper reviews the various studies about the characters and its developments in the DE context, and some of the efforts made by DE providers.   Studi tentang karakter dan pengembangannya dalam sistem pendidikan jarak jauh (SPJJ) masih merupakan ikhtiar yang baru intensif dilakukan sejak periode 2000an. Sekalipun demikian, berbagai studi memperlihatkan kecenderungan yang jelas pada 4 pengembangan karakter, yaitu karakter kinerja, relasional, moral, dan spiritual. Pengembangan keempat karakter tersebut direfleksikan dan terintegrasi di dalam berbagai konteks penggunaan desain dan medium teknologi PJJ, dan sekaligus menjadi karakteristik atau ciri khas dalam studi dan pengembangan karakter pada SPJJ. Tulisan ini akan meninjau berbagai studi tentang karakter dan pengembangannya dalam konteks SPJJ; dan beberapa ikhtiar yang telah dilakukan oleh institusi PJJ dalam pengembangan karakter

    Bhinneka Tunggal Ika [Unity in Diversity]: From Dynastic Policy to Classroom Practice

    Get PDF
    The purpose of this article is to discuss the concept of Bhinneka Tunggal Ika, in its narrowest sense, a policy on religious tolerance, as it is operationalized in social studies textbooks and in classroom practice in Indonesia. The focus of the research is on six electronic textbooks used by students aged 7-12 years, in Indonesian elementary schools which are further considered in the context of Indonesian teachers’ actual experience of the operationalisationof Bhinneka Tunggal Ika in a classroom setting. The study shows that the textbooks and classroom practice are able to describe and transform a concept such as  Bhinneka Tunggal Ika into a real and meaningful concept or practice for students as practiced in the family, the school, the wider community and at a national level as well as in  religious ceremonies, architecture, and gotong-royong (or reciprocal) activities. However, the state also has a political goal and this concept should also be viewed as underlying cultural policy designed to build a character and civilization appropriate to a pluralistic Indonesian nation

    Peran Tenaga Edukatif Dalam Pengembangan UPBJJ-UT

    Get PDF

    Pembangunan Pendidikan Bagi Masyarakat Petani Tradisional (Peasant Society)

    Get PDF
    Pembangunan pendidikan (SO) dihadapkan pada masalah-masalah sosial dan budaya berkaitan dengan peningkatan profesionalisme dan tanggung jawab profesi guru, maupun peningkatan partisipasi masyarakat dalam pendidikan. Bagaimana menyelaraskan dan memadukan antara kepentingan dan kebutuhan sosial dan budaya pendidikan dengan masyarakat petani tradisional; dan hagaimana kebijakan pendidikan nasional dibangun di atas perpaduan antara realitas obyektif pendidikan dan makna-maka subyektif dari para pe!aku dan sasaran pada latar masyarakat petani di pedesaan, merupakan persoalan dan tujuan pokok penelitian ini. Persoalan dikaji dan didekati dengan menggunakan kerangka teori "ekologi pendidikan'', dan pendekatan "fenomenologi" atau "naturalistic inquiri". Data penelitian• dikumpulkan atas dasar- priinsip "peneliti sendir-i" (human instrument) melalui metode wavancara, observasi dan dokumentasi selama tiga bulan (April s.d juni 2001), dan diperpanjang !agi selama 2 bulan (juli s.d Agustus 2001) untuk memverifikasi kernbali temuan dan simpulan sementara (hipotetik) yang telah disusun. Subyek (informan) penelitian terdiri dari 10 orang guru SO dan 3 orang kepala SD dari 3 SD di pedesaan; 2 onng Pengawas SD; 2 orang petani tradisional dan 2 orang tokoh masyarakat desa yang dipi!ih secara •'sampling bertujuan" (purposive samrpling). Situs penelitian ada!ah kecamatan Pegantenan dan Palengaan yang pemiiihannya didasarkan pada karakteristik masyarakat petani tradisional (peasant society)). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan pendidikan bagi masvarakat oetani tradisional di pedesaan kabupaten Pamekasan: (1) secara kuantitatif telah menunjukkan keberhasilannya (jumlah gedung, guru, sara dan prasarana fisik) sejak adannya Inpres tahun 1970-an, walaupun belum mencapai kebutuhan rasional; (2) secara kualitatif juga ada indikasi mngalami peningkatan, tetapi masih banyak kendala yang bisa merintangi ketercapaian visi, misi dan tujuan pembangunan pendidikan baik bersumber dari factor internal (personal, institusi, pendanaan, maupun manajeriai) maupun factor eksternal Clemah dan labi!nya kepercayaan, kepedulian, partisipasi dan dukungan masyarakat sekitar sekolah) yang dapat dirujuk pada latar belakang historis, sosiologis-kultural, maupun ekologis. Direkomendasikan agar: (1) BP3 direvitalisasi dan direkonstuksi sesuai fungsinya semula; (2) dikemas dan dikembangkan "pertemuan berkala" antara orang tua/tokoh masyarakat; dan (3) dikemas "program bersama" antara sekolah dan masyarakat daiam bentuk kegiatan-kegiatan kemasyarakatan dengan memanfaatkan hari-hari besar nasional atau program desa; (4) dikembangkan otonomi pendidikan di tingkat Kabupaten(Kecamatun dengun model Managemen Berbasis Daerah Setempat yang bertumpu pada tiga stakeholder yaitu Pemda (Depdiknas), Sekolah dan Masyarakat karena kondisi SD belum memungkinkan; dan (5) dikembangkan pola "pembinaan kolaboratif' bagi terciptanya interactive professionalism antar guru(kepala sekolah pengawas

    Pendidikan IPS Konstruktivistik dan Transformatif

    Get PDF

    Masalah-Masalah Belajar Mandiri dalam Sistem Belajar Jarak Jauh pada Mahasiswa P2MGSD Setara D-II di Kabupaten Pamekasan

    Get PDF
    Kemandirian belajar mahasiswa menjadi prasyarat utama bagi keberhasilan pendidikan yang menggunakan sistem bela jar jarak jauh. Realitas bahwa tidak semua mahasiswa memiliki kemampuan belajar mandiri dan tidak semua merasa cocok dengan sistem belajar mandiri menimbulkan masalah-masalah yang perlu segera diidentifikasi dan dicarikan jalan pemecahannya melalui penelitian.Penelitian ini bertujuan mengkaji, mengidentifikasi dan mendeskripsikan masalah-masalah belajar mandiri, faktor-faktor penyebab dan faktor-faktor kontributifyang bisa dipertahankan dan ditingkatkan guna mengatasinya pada mahasiswa P2MGSD setara D.II. Sehingga dapat digunakan sebagai sebagai bahan informasi empirik baik bagi mahasiswa sendiri, tutor, dan pelaksana/pengelola SBJJ di daerah, serta pihak Universitas Terbuka sebagai penyelenggara program mengenai berbagai aspek aktivitas belajar mandiri mahasiswa P2MGSD setara D.II. Subyek penelitian sebanyak 42 (28%) orang para mahasiswa P2MGSD setara D.Il angkatan tahun akadernik 1991-1992 yang terdapat di pokjar Kecarnatan Baturnarmar, Waru, Tlanakan, Pegantenan, dan Proppo Kabupaten Pamekasan. Yang dipilih secara acak Data penelitian dijaring melalui angket/questioner tipe pilihan ganda tertutup, dan analisis hasilnya dilakukan melalui teknik accounting atau prosentase. Selanjutnya dibahas secara urnurn. Temuan penelitian menunjukkan adanya tiga masalah pokok yang dihadapi mahasiswa P2MGSD setara D.II, berkenaan dengan rnasalah sikap dan kebiasaan belajar mandiri, pengaturan dan penggunaan waktu bela jar mandiri (individual dan kelompok), serta pemerolehan pengetahuan. Ketiga masalah pokok ini disebabkan oleh kurang terciptanya iklim belajar mandiri baik karena faktor mahasiswa sendiri, tutor, bahan dan surnber belajar (modul) termasuk mekanisme pendistribusiannya, suasana lingkungan kelja di Sekolah Dasar tempat kelja mahasiswa, dan lingkungan keluarga. Penelitian ini juga menemukan faktor-faktor kontributif yang dapat dipertahankan dan ditingkatkan guna mengatasi masalah-masalah belajar mandiri yang dihadapi mahasiswa P2MGSD setara D.II, yang bersumber dari diri mahasiswa sendiri, seperti keyakinan, kesiapan, rninat dan perhatian, serta motivasi diri dalam dan untuk belajar

    Struktur Kurikulum Pendidikan Guru Untuk Mengembangkan Kompetensi Guru Yang Berkarakter Dan Berbasis Budaya

    Get PDF
    Selama ini, struktur kurikulum pendidikan guru masih terkait erat dengan struktur disiplin ilmu. Kurikulum pendidikan guru berbasis kompetensi pun, nuansa keilmuannya masih sangat kental. Bahwa penyusunan kurikulum pendidikan guru perlu didasarkan pada kompetensi yang akan dicapai dari tiap-tiap program studi sesuai bidang keilmuan, dengan pengalaman belajar yang juga dioperasionalkan dalam substansi atau materi kajian keilmuan masing-masing program studi. Realitas kurikulum seperti ini mengisyaratkan bahwa struktur kurikulum pendidikan guru secara ketat harus diturunkan dari struktur kajian disiplin keilmuan, dan/atau mengikuti garis dan cara berpikir ilmuwan (kurikulum esensialistik). Di sisi lain, berbagai perangkat yuridis-formal mensyaratkan bahwa Guru harus memiliki kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial, yang secara holistik dan integratif tercermin dalam kinerja guru sebagai agen pembelajaran. Keempat kompetensi guru tersebut jelas tidak selalu berlandaskan dan berorientasi pada pembentukan sosok guru sebagai seorang pendidik keilmuan, melainkan juga banyak bersinggungan dengan sosok guru sebagai seorang pendidik yang berkarakter dan berbudaya. Dalam konteks reformasi kurikulum, makalah ini mendiskusikan dan mengajukan konsep kurikulum pendidikan guru yang dikembangkan atas dasar tiga struktur dasar kurikulum, yaitu: struktur substantif, struktur sintaktik, dan struktur normatif. Ketiga struktur dasar kurikulum pendidikan guru ini dikembangkan berdasarkan pendekatan “eklektisisme”, dengan memasukkan pemikiran-pemikiran kurikulum konstruktivisme dan posmodernisme yang merupakan kecenderungan baru dalam pengembangan kurikulum abad ke-21. Dengan pendekatan eklektisisme, diharapkan struktur dasar kurikulum pendidikan guru lebih bersifat integratif dan sinergis, serta mampu mengembangkan kompetensi guru yang tidak hanya berdimensi keilmuan, melainkan juga bermuatan karakter dan berbasis budaya bangsa

    Eksperimentasi model pembelajaran the inquiry-conceptual matakuliah pendidikan IPS 2 dalam proses tutorial PPD2GSD

    Get PDF
    Pandidikan IPS sebagai salah satu komponen dalam struktur matakuliah pada PPD2GSD memiliki sasaran pokok melatih kembangkan pola dan proses berfikir kritis dan kreatif. Hal ini sejalan dengan konsep dasar tutorial sebagai suatu aktivitas bantuan pembelajaran mahasiswa yang menekankan pada proses pengkajian bidang keilmuan melalui proses-proses berfikir tingkat tinggi (metakognitif). Karena itu sangat penting penggunaan suatu model pembelajaran dalam proses tutorial yang dapat melatihkembangkan proses-proses berfikir dan inquiry yang mencakup operasi berfikir dan kognitif. Penelitian eksperimentasi ini bertujuan mengadakan suatu eksperimen tentang penggunaan/penerapan model pembelajaran The Inquiry-Conceptual matakuliah Pandidikan IPS 2 dalam proses tutorial PPD2GSD, serta melihat apakah penggunaan model pemeblajaran The Inquiry-Conceptual untuk matakulian Pendidikan IPS 2 dalam proses tutorial PPD2GSD dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Dalam peneltian eksperimentasi ini, subjek penelitian terdiri dari mahasiswa PPD2GSD di Kabupaten Pamekasan yang berada di Pokjar Kecamatan Waru dan Kecamatan Pamekasan yang berjumlah 80 orang,. Subjek penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen melalui teknik random dengan sistem undian. Sistem ini sesuai dengan disain penelitian yang digunakan yaitu randomized control group pre-test post-test
    corecore