4 research outputs found

    Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Masyarakat Gampong Lawe Cimanok terhadap Konservasi Orangutan Sumatera(Pongo Abelii L)

    Get PDF
    Orangutan Sumatera satu-satunya kera besar yang ada di Indonesia. Menurut IUCN keberadaan Orangutan Sumatera (Pongo abelii L.) saat ini termasuk satwa dengan status kritis yang merupakan status kepunahan tertinggi. Kepunahan Orangutan Sumatera di wilayah Kluet salah satunya disebabkan oleh pengalihan fungsi hutan Kluet menjadi lahan pertambangan yang menjadi faktor pemicu konflik manusia dengan Orangutan. Konflik manusia dengan Orangutan Sumatera dapat dihindari dengan mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap masyarakat sekitar habitat orangutan sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pengetahuan dan sikap masyarakat Gampong Lawe Cimanok terhadap konservasi Orangutan Sumatera. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes dan angket sikap. Data Pengetahuan dan sikap masyarakat dianalisis dengan rumus rata-rata dan hubungan keduanya dianalisis dengan rumus korelasi product moment. Hasil penelitian diperoleh bahwa nilai rata-rata pengetahuan masyarakat Gampong Lawe Cimanok terhadap konservasi Orangutan Sumatera (Pongo abelii L.) yaitu 62,766 dengan kategori cukup, nilai rata-rata sikap masyarakat Gampong Lawe Cimanok terhadap konservasi Orangutan Sumatera yaitu 62,857 dengan kategori cukup dan nilai korelasi keduanya yaitu 0,808113 yang menunjukkan tingkat korelasi yang tinggi. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis dengan membandingkan r hitung dengan r tabel. Diperoleh r hitung = 0,808113 dan r tabel= 0,168, maka r hitung > r tabel, sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang tinggi antara pengetahuan dengan sikap masyarakat Gampong Lawe Cimanok terhadap konservasi Orangutan Sumatera (Pongo abelii L.)

    Keanekaragaman Jenis Mollusca Hasil Tangakapan Nelayan Di Pangkalan Pendaratan Ikan Kuala Bubon Kabupaten Aceh Barat

    Get PDF
    Aceh merupakan Provinsi yang berada di ujung utara Pulau Sumatera dan merupakan Provinsi paling barat dalam wilayah Republik Indonesia dengan luas 56.758,8482 km2. Kabupaten Aceh Barat memiliki panjang garis pantai 50,55 km dengan luas perairan lautnya 80,88 km2 dengan berbagai variasi ekosistem, serta memiliki hasil tangkapan ikan laut yang beragam. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui jenis mollusca yang didaratkan di PPI Kuala Bubon Kabupaten Aceh Barat, Untuk mengetahui jenis mollusca yang dominan ditemukan di PPI Kuala Bubon Kabupaten Aceh Barat, Untuk mengetahui alat tangkap yang digunakan nelayan PPI kuala Bubon. Penelitian dilaksanakan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kuala Bubon terletak di Gampong Kuala Bubon Kecamatan Samatiga, PPI Kuala Bubon merupakan PPI yang ada di Aceh Barat. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif eksploratif, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung kelapangan untuk mengamati aspek-aspek yang tercakup dalam lingkup penelitian untuk menggambarkan kondisi empiris pada waktu sekarang. Berdasarkan hasil Penelitian hasil tangkapan mollusca di PPI Kuala Bubon  terdapat 19  jenis mollusca (pobinices hepatucus, Babylonia japonica, Melogena bispinosa, Murex falsitribulus, Tonna dolium, Turritella communis, Tibia fusus, Turricula javana, Conus patricius, Stigmaulax elenae, Conus flavidus, Bursina nobilis, Bosycon carica, Pugulina colosscus, Tritia reticulata). Jenis mollusca yang dominan yang di daratkan  PPI Kuala Bubon selama PKL adalah cumi-cumi (Loligo sp) dan sotong (spiida sp) dari family Loligonidae. Cumi – cumi Salah satu filum mollusca memiliki nilai ekoanomis tinggi yang banyak didaratkan di PPI. Alat tangkap yang digunakan nelayan di PPI kuala bubon adalah Rawai (longline), pukat tarik (seine nets), pukat cicin (purse seine), bubu, jaring insang. Kapal yang digunakan nelayan PPI kuala bubon memiliki muatan ukuran 3-12 GT

    ESTIMASI STOK KARBON TANAH DI HUTAN SEULAWAH AGAM DESA PULO KEMUKIMAN LAMTEUBA KECAMATAN SEULIMUEM KABUPATEN ACEH BESAR

    Get PDF
    Seulawah adalah salah satu gunung di Aceh yang berperan sebagai Kawasan Penyangga karena diselimuti oleh berbagai jenis tumbuhan. Keanekaragaman tumbuhan dipengaruhi salah satunya dipengaruhi oleh stok karbon tanah. Penelitian mengenai karbon tersimpan perlu dilakukan untuk mengetahui perubahan karbon tersimpan di suatu kawasan akibat penggunaan lahan. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 22 Mei 2016. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui stok karbon tanah gunnung Selawah Agam. Metode penelitian dilakukan dengan metode komposit. Penelitian ini dilakukan pada 10 plot dengan masing-masing 3 titik per plot. Hasil analisis stok karbon tanah di Hutan Selawah Agam memiliki konsentrasi yang bervariasi untuk setiap plot pengamatan. Stok karbon tanah di hutan Seulawah Agam diperoleh bahwa kandungan karbon tanah tertinggi terdapat pada plot ke-9 dengan vegetasinya berupa hutan primer yaitu 5,2796 g/cm2 atau 527,96 ton/ha. Sedangkan stok karbon tanah yang terendah didapatkan pada plot ke-2 dengan vegetasinya berupa hutan sekunder yaitu 1,04656 g/cm2 atau 104,656 ton/ha.Perbedan kadar stok karbon pada tiap plot dipengarui oleh keanekaragaman jenis pohon, kandungan karbon, faktor lingkungan, dan banyaknya serasah yang ada di sekitar plot pengambilan sampel dan jenis tana

    KEANEKARAGAMAN GASTROPODA DI EKOSISTEM MANGROVE KECAMATAN KUALA BATEE KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

    No full text
    Kondisi lingkungan ekosistem mangrove di Kecamatan Kuala Batee mengalami peralihan fungsi lahan menjadi perkebunan sawit dan pemukiman warga sehingga gastropoda yang terdapat di ekosistem tersebut menjadi terganggu karena tidak semua spesies gastropoda dapat hidup di kondisi lingkungan yang kurang baik. Penentuan stasiun pengamatan menggunakan teknik purposive sampling yang terdiri dari 3 stasiun pada bulan Desember 2022. Hasil yang didapatkan bahwa keanekaragaman spesies gastropoda yang terdapat di Ekosistem Mangrove Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya tergolong sedang. Nilai indeks keanekaragaman pada stasiun 1 memiliki nilai paling tinggi yaitu 1,321 tergolong sedang, pada stasiun 3 memiliki nilai terendah yaitu 0,655 tergolong rendah dan stasiun 2 adalah 1,264 tergolong sedang
    corecore