33 research outputs found

    Penggunaan Technology Roadmap Dalam Penentuan Prioritas Penelitian Dan Pengkajian

    Full text link

    Ketahanan Pangan Indonesia dalam Ancaman

    Get PDF
    Posisi geografis Indonesia yang berada di antara Benua Asia dan Australia dan diapit oleh Samudera Hindia dan Samudera Pasifik mempunyai keunggulan dan kelemahan. Sisi keunggulannya adalah iklim muson yang memberi peluang bagi intensifikasi pertanian pangan. Deretan gunung berapi, yang beberapa di antaranya masih aktif, memuntahkan abu vulkan yang menyuburkan tanah dan memperkaya keanekaragaman hayati. Posisi geografis tersebut juga membebaskan Indonesia dari kerusakan parah akibat dari taifun atau tornado. Sisi kelemahannya adalah pola curah hujan yang sulit diprediksi sehingga menyebabkan keberhasilan program intensifikasi pangan yang fluktuatif. Jenis tanah yang terbentuk dari proses pelapukan abu vulkan umumnya peka terhadap erosi. Curah hujan tinggi yang menerpa permukaan tanah yang peka erosi pada topografi belerang memacu terjadinya sedimentasi sungai dan waduk, maka menimbulkan banjir pada musim hujan dan kering pada musim kemarau. Dampak negatif dari iklim ekstrim akibat perubahan iklim global diperparah oleh degradasi DAS (Daerah Aliran Sungai) dan mengancam ketersediaan air bagi pertanian pangan. Laju pertambahan jumlah penduduk dan konversi lahan pertanian produktif yang tidak terkendali selain menyebabkan kerusakan DAS semakin luas, juga menyebabkan kesenjangan antara penyediaan (supply) dan kebutuhan (demand) pangan semakin lebar. Diperkirakan ketergantungan Indonesia terhadap beras impor akan berlanjut sampai tahun 2025. Volume beras impor terendah akan diperoleh pada skenario peningkatan laju kenaikan produksi tinggi, walaupun skenario ini perlu dana yang tinggi pula. Program P2BN dicanangkan untuk memacu laju kenaikan produksi padi yang tinggi. Teknologi PTT yang diterapkan dalam P2BN terbukti mampu meningkatkan produksi padi ke tingkat swasembada beras yang kedua tahun 2009. Teknologi SRI juga ditawarkan, tetapi adopsinya oleh petani terhambat karena keterbatasan ketersediaan pupuk organik dan keterbatasan bahan baku dari biopestisida. Supply chain bahan baku perlu diperhatikan oleh penganjur teknologi SRI. Pendekatan eko-antroposentris perlu ditempuh agar ada kompromi antara program intensifikasi pertanian dengan program pelestarian sumberdaya alam. Karena luas lahan sawah terbatas, bahkan cenderung menyusut, maka teknologi PTT dengan modifikasi perlu dianjurkan ke lahan sawah tadah hujan, lahan rawa dan pasang-surut dan lahan kering. Pendekatan holistik dan komprehensif perlu ditempuh untuk mengubah kondisi pembangunan pertanian pangan dari the vicious circle ke virtuous circle ke depan

    Prospek "Rice Garden" di Indonesia

    Get PDF
    IndonesianTehnik bercocok tanam "rice garden" telah dipraktekkan pertama kali oleh seorang petani di Philipina bernama Lorenzo. P. Jose. Petani tersebut melakukan cara ini pada sebidang tanah sawah seluas kurang lebih satu hektar lalu dibagi menjadi tigabelas petak kecil. Petak-petak sawah tersebut ditanami berturut-turut dalam selang satu minggu sehingga dapat dipanen setiap minggu. Oleh IRRI teknik ini telah disempurnakan lagi sehingga memperoleh hasil maupun pendapatan yang lebih tinggi. Tehnik "rice garden" yang telah disempurnakan IRRI, dicoba kembali di Balai Penelitian Tanaman Pangan Sukamandi dengan mempergunakan lahan yang hampir sama dibagi dalam tigabelas petak (750 m2/petak). Hasil gabah rata-rata yang diperoleh dari tehnik ini adalah 267,3/petak/minggu, dengan pendapatan Rp 25.393,50 (harga gabah Rp 95,00/kg) sedang biaya produksi yang dikeluarkan perpetak/minggu adalah Rp 19.471,50. Keuntungan bersih diperoleh sebesar Rp 5.922/petak/minggu. Keuntungan tersebut masih belum memuaskan bila dibandingkan dengan hasil yang dicapai di IRRI

    Prospek "Rice Garden" Di Indonesia

    Full text link
    Tehnik bercocok tanam "rice garden" telah dipraktekkan pertama kali oleh seorang petani di Philipina bernama Lorenzo. P. Jose. Petani tersebut melakukan cara ini pada sebidang tanah sawah seluas kurang lebih satu hektar lalu dibagi menjadi tigabelas petak kecil. Petak-petak sawah tersebut ditanami berturut-turut dalam selang satu minggu sehingga dapat dipanen setiap minggu. Oleh IRRI teknik ini telah disempurnakan lagi sehingga memperoleh hasil maupun pendapatan yang lebih tinggi. Tehnik "rice garden" yang telah disempurnakan IRRI, dicoba kembali di Balai Penelitian Tanaman Pangan Sukamandi dengan mempergunakan lahan yang hampir sama dibagi dalam tigabelas petak (750 m2/petak). Hasil gabah rata-rata yang diperoleh dari tehnik ini adalah 267,3/petak/minggu, dengan pendapatan Rp 25.393,50 (harga gabah Rp 95,00/kg) sedang biaya produksi yang dikeluarkan perpetak/minggu adalah Rp 19.471,50. Keuntungan bersih diperoleh sebesar Rp 5.922/petak/minggu. Keuntungan tersebut masih belum memuaskan bila dibandingkan dengan hasil yang dicapai di IRRI

    Recensiones [Revista de Historia Económica Año IV Invierno 1986 n. 1 pp. 209-252]

    Get PDF
    Frencesco de Martino. Historia Económica de la Roma Antigua (Por Luis A. García Moreno).-- Manuel Tuñón de Lara (dir.). Textos y documentos de Historia Antigua, Media y Moderna hasta el siglo XVI (Selección de Mangas, Sayas, García Moreno, Valdeón, Salrach, Mina, Arizcun, Arié y Pérez). (Por Javier Faci).-- Manuel Martín Rodríguez. Pensamiento económico español sobre la población. De Soto a Matanegui (Por Vicente Pérez Moreda).-- P. Bairoch y A. M. Piuz (eds.). Les passages des économies traditionnelles européennes aux sociales industrielles (Por Jaume Torras Elías).-- Annales, Économies, Sociétés, Civilisations, año 39, 1984, núm. 5 (Por Gregorio Núñez Romero-Balmas).-- Josep Oliveras i Samitier. Desenvolupament industrial i evolució urbana a Manresa (1800-1870) (Por Caries Sudrià).-- Juan Antonio Vázquez García. La cuestión hullera en Asturias (1918-1935) (Por Sebastián Coll Martín).-- Ignacio Villota Elejalde. Vizcaya en la política minera española. Las asociaciones patronales, 1886-1914 (Por Mercedes Cabrera).-- José García Lasaosa: Basilio Paraíso. Industrial y político aragonés de la Restauración (Por Guillermo Cortázar).-- Bill Albert y Adrian Graves (eds.). Crisis and Change in the International Sugar Economy 1860-1914 (Por Manuel Martín Rodríguez).-- G. R. Hawke. Economía para historiadores (Por Gabriel Tortella).-- Robert William Fogel y G. R. Elton. Which Road to the Past? Two Views of History (Por Donald R. Abbott)Publicad

    Cavour and North Italy: July 1859-1860

    No full text

    Sumbangan pemikiran strategi pencapaian dan pemantapan kemandirian pangan

    No full text
    ix, 266 hal.: ilus.; 24 c
    corecore