167 research outputs found

    Prospek Teknologi Budi daya Ikan Sistem Bioflok Sebagai Alternatif Model Perikanan Perkotaan di DKI Jakarta : Prospectus of Bio-Floc Aquaculture Technology for Urban Fisheries Model in Jakarta Province

    Get PDF
    Sekitar 10,37 juta jiwa jumlah penduduk DKI pada tahun 2017. Kondisi ini memerlukan pasokan bahan pangan yang cukup besar dan terjamin. Salah satu sumber protein yang dapat dihasilkan dalam jumlah massal dan cepat adalah produk perikanan air tawar. Saat ini telah dikembangkan teknologi bioflok (BFT) yang hemat lahan dan air sangat cocok untuk dikembangkan didaerah perkotaan atau hunian padat penduduk yang juga merupakan pasar produk yang dihasilkan. Tingkat produktifitas BFT adalah 80-100 kg per m3 air untuk ikan lele, sedangkan ikan nila mempunyai tingkat produksi 16-23 kg/m3 air. Dengan masa pemeliharaan yang berkisar antara 2-4 bulan serta Harga Pokok Produksi (HPP) sekitar Rp 14-17 ribu per kg, maka diperkirakan BFT ini akan menjadi suatu terobosan selain sebagai pendukung program ketahanan pangan dalam rangka pasokan protein yang cukup (misalnya dalam mengurangi masalah stunting) juga dapat digunakan sebagai mata pencarian alternatif yang lebih bermartabat di DKI

    CAPABILITY OF MITOCHONDRIA DNA D-LOOP MARKERS FOR SHARK SPECIES IDENTIFICATION

    Get PDF
    ldentification of dry-fin shark was conducted by mitochondria DNA (mtDNA) D-loop markers. Eighteen of thiity samples have been successfully amplified the mtDNA D-loop region

    ANALISIS SISTEM DU PONT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN” (Studi pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Periode 2010-2014)

    Get PDF
    ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dengan menggunakan Sistem Du Pont. Sistem Du Pont memperlihatkan bagaimana marjin laba atas penjualan, rasio perputaran total aktiva, dan penggunaan hutang akan saling berinteraksi untuk menentukan tingkat pengembalian atas ekuitas. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian bertempat di PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan yang telah dicapai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) periode 2010-2014 mengalami fluktuatif dengan perolehan pendapatan yang terus meningkat sedangkan laba mengalami fluktuatif. Kinerja keuangan perusahaan yang diukur menggunakan Sistem Du Pont dinilai stabil dilihat dari nilai ROE, walaupun nilai ROA dan profit margin yang TATO dan equity multiplier mengalami fluktuatif dalam lima tahun terakhir. Perusahaan harus mengambil langkah untuk lebih efisiensi biaya, meningkatkan efektifitas pemanfaatan aset, dan perlu mengoptimalkan penggunaan hutangnya. Kata kunci: Kinerja Keuangan, Sistem Du Pon

    Giant freshwater prawn culture in Indonesia

    Get PDF
    Indonesia is one of the countries in Asia with rich biodiversity, particularly in terms of the number of endemic freshwater aquatic organisms. Numerous indigenous freshwater fish species are found in Sumatera (30 spp.), Kalimantan (149 spp.), Java (12 spp.), and in Sulawesi (52 spp.) (Anonymous, 1994; Kottelat et al., 1993). These fauna are distributed in a total of 55 million hectares of freshwater resources consisting of lakes, dams, swamps, etc. The potential area for freshwater fish pond culture is estimated at 233,124 ha with a production of 334,085 mt/year (DGF, Indonesia. 2001), of which about 5,140 metric tons come from giant freshwater prawn culture. Freshwater prawns are farmed in West Java, i.e., in Ciamis (Tambaksari, Pamarican and Kalipucang) and Tasikmalaya. Government- and privately-owned commercial hatcheries are mostly found in Jogjakarta. In East Java, Macrobrachium culture is done in brackishwater ponds. Freshwater prawn culture has also spread to Bali Island, e.g., Gianyar, Klungkung, Buleleng and Tabanan. Indonesia is recognized as the center of origin of freshwater prawns and to date, there are about 19 species found in its natural waters (Holthuis, 1980). Despite the advanced development of freshwater prawn culture and the availability of natural prawn populations in Indonesia, slow prawn growth rate, diseases and small edible portion remain unsolved. In recent years, the Indonesian Government through its fisheries research agency, has focused on improving the commercial production of the freshwater prawn through genetic means. Thus in 2001, a genetically improved stock of freshwater prawn has been developed and released for culture to local prawn farmers. This stock or strain has been referred to as the GI Macro or the Genetically Improved Macrobrachium rosenbergii

    Growth of GI Macro II strain in different locations

    Get PDF
    A selective breeding program was conducted to improve freshwater prawns with the use of a synthetic population formed from numerous breeders collected from Tanjung Air (Bekasi), Kalipucang (Ciamis) and Musi (Palembang). The stock from Tanjung Air was collected in February 1995 with an average body weight of 70 g/pc. Individual selection was applied to this stock to increase its edible portion. The stock from Kalipucang was collected in June 1996 with an average weight of 72g. Index selection was used in this stock to improve growth rate and edible portion. After two steps of selection, the synthetic population was constructed from these two stocks and incorporated to the stock from Musi (ABW=75g, collected in May 1997). Family selection was then applied to the synthetic population. Thus, in 2001, a new breed of freshwater prawn has been developed and released to the farmers. This strain was the GI Macro or the Genetically Improved Macrobrachium rosenbergii (Emmawati et al., 2001). This study was conducted to evaluate the capability or performance of GI Macro in different locations/environments. Growth of the GI Macro was evaluated in three different locations : low (250 m) than the sea surface level

    EVALUASI PRODUKSI LARVA BEBERAPA VARIETAS INDUK IKAN NILA UNGGUL

    Get PDF
    Berbagai varietas induk ikan nila unggul telah dihasilkan oleh anggota Jejaring Pemuliaan Ikan di antaranya adalah Nirwana, BEST, Selfam (Selabintana), dan Central Pertiwi (CP). Kualitas dari benih yang dihasilkan telah menunjukkan tren yang positif dalam pertumbuhan. Peningkatan kualitas ini perlu diimbangi dengan jumlah larva yang dihasilkan sehingga perpaduan antara keduanya dapat menaikkan efisiensi produksi yang merupakan salah satu pilar dalam prinsip “blue economy” yang sekarang sedang dikembangkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Evaluasi dilakukan untuk melengkapi informasi tentang ikan nila unggul yang telah dihasilkan. Pasangan NC (jantan Nirwana x betina CP) dan NN (jantan Nirwana dan betina Nirwana) menghasilkan jumlah larva yang paling banyak yaitu 132 ribu dan 104,467 ekor

    INDUSTRIALISASI IKAN TILAPIA: PENGALAMAN BERHARGA DARI CINA SEBAGAI PRODUSEN UTAMA TILAPIA DI DUNIA

    Get PDF
    Pengalaman Cina sebagai salah satu pemasok utama komoditas ikan nila di dunia dapat dijadikan pelajaran yang berharga bagi Indonesia yang telah menetapkan visinya sebagai penghasil produk perikanan yang terbesar di dunia pada tahun 2014. Berangkat dari upaya untuk memenuhi kebutuhan pasar akan pasokan daging nila, Cina telah berhasil mengembangkan suatu sistem industrialisasi yang komprehensif yang terdiri atas tiga pilar utama yaitu penggunaan benih unggul, pengembangan produksi secara massal dengan teknologi yang tepat guna dan pengolahan produk hasil budidaya yang efisien

    ‘ENDANG PAMULARSIH’ GURAME YANG JEMPOLAN

    Get PDF
    Bisnis ikan gurame terbagi menjadi beberapa skala bisnis, mulai dari telur, gabah, nguku, silet, korek, rokok, tampelan hingga konsumsi. Adanya skala ini dikarenakan ikan gurame tumbuh sangat lambat. Salah satu yang menjadi penyebab ikan gurame tumbuh lambat adalah kualitas benih yang dihasilkan masih belum memadai serta teknologi budidaya yang digunakan belum optimal. Beberapa ras ikan gurame banyak terdapat di masyarakat, namun belum diketahui produkivitas masing-masing ras sehingga kemungkinan untuk mendapatkan produk unggulan masih mengalami hambatan. Penggunaan hibrida unggul ikan gurame merupakan salah satu solusi pemecahan masalah yang ada dalam budidaya ikan gurame. Hibrida antara ras Soang dan Blue Safir dikenal sebagai gurame varietas “Endang Pamularsih”

    KAJIAN LAPANG BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG IKAN NILA “MANDIRI” DI WADUK CIRATA DAN JATILUHUR

    Get PDF
    Budidaya ikan nila berkembang sebagai agribisnis yang menguntungkan. Sentra budidaya ikan nila di Jawa Barat terdapat di Waduk Jatiluhur dan Cirata. umumnya budidaya ikan nila dilakukan melalui sistem “kolor” yaitu memelihara ikan nila di bagian bawah KJA sedangkan di atas dipelihara ikan mas (ikan nila tidak diberi pakan langsung). Pada sistem ini ketergantungan budidaya ikan nila terhadap ikan mas sangat besar. Dewasa ini pemeliharaan ikan mas di keramba jaring apung (KJA) semakin berkurang sebagai akibat dari wabah penyakit oleh koi herpesvirus (KHV), keadaan ini juga turut mempengaruhi budidaya ikan nila di bawahnya, di mana petani tidak lagi memelihara ikan nila sebagai ikan “ikutan”. Kajian lapang yang melihat kemungkinan ikan nila dipelihara secara “mandiri” di KJA telah dicoba di Waduk Jatiluhur dan Cirata. Kesinambungan bisnis ikan nila di Waduk Jatiluhur dan Cirata dapat dilakukan dengan menggunakan sistem peme-liharaan model mandiri dengan kepadatan 30 ekor/m2 dengan jaminan harga jual ikan nila di atas Rp 11.000,-/k
    • 

    corecore