73 research outputs found

    KONDISI LINGKUNGAN SEKOLAH DASAR SEBAGAI FAKTOR RISIKO PENYEBARAN PENYAKIT DBD DI KECAMATAN MEDAN HELVETIA KOTA MEDAN

    Get PDF
    Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kota Medan DBD merupakan salah satu penyakit endemis yang keberadaannya selalu ada dan menyebar fluktuatif hampir diseluruh kecamatan. Menurut data Biro Pusat Statistik kota Medan tahun 2012, kecamatan-kecamatan yang paling banyak melaporkan kejadian DBD adalah kecamatan Medan Perjuangan, Medan Marelan, Medan Denai dan Medan Tuntungan. Menurut Kepala Dinas Kesehatan kota Medan, penderita DBD di kota Medan tahun 2014 mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013 yakni mencapai 60% terbanyak di kecamatan Medan Helvetia ada 30 kasus DBD yang ditemukan. Nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penyakit DBD mempunyai kebiasaan menggigit pada pagi,siang dan sore hari atau dengan kata lain pada jam-jam sekolah. Artinya kemungkinan besar murid-murid SD yang notabene pakai celana pendek digigit nyamuk pada waktu belajar di ruang kelas. Bangunan sekolah merupakan salah satu bangunan yang berppotensi sebagai tempat perkembangniakan nyamuk Aedes sp. Aedes sp terutama Aedes aegypti dikenal sebagai vektor atau serangga penyebar DBD. Nyamuk Aedes sp mempunyai kebiasaan menggigit manusia pada siang hari terutama pada pagi hari dan sore hari. Penelitian ini besifat deskriptif dengan desain “cross sectional study’’. Populasi adalah seluruh SD dikecamatan Medan Helvetia yakni sebanyak 22 SD Negeri dan 15 SD Swasta. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri dan SD Swasta Kecamatan Medan Helvetia dari bulan Februari 2015 s/d Agustus 2016. Pengumpulan data primer dilaksanakan dengan observasi langsung ke setiap sekolah dengan instrumen check list sesuai dengan standar Kementerian Kesehatan. Hasil uji chi Square diperoleh hasil p=0,732 (p > 0.05). Ini berarti dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh kelembaban terhadap penyakit DBD. Hasil uji chi Square diperoleh hasil p=0,000 (p < 0.05). Ini berarti dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh genagan air terhadap penyakit DBD. Hasil uji chi Square diperoleh hasil p=0,05 (p > 0.05). Ini berarti dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh penyediaan air terhadap penyakit DBD. Diharapkan Kepada Kepala Sekolah dan guru-guru agar tetap berkomunikasi kepada Dinas Pendidikan guna perbaikan gedung sekolah dasar tersebut untuk mengurangi terjadinya genangan air dan tempat perindukan aedes sp dilingkungan sekolah dasar dan menyarankan untuk selalu mengadakan gotong royong didalam membersihkan sekolahnya.  Kata Kunci : Kasus DBD, bangunan sekolah, dan faktor risik

    KONDISI LINGKUNGAN SEKOLAH DASAR SEBAGAI FAKTOR RISIKO PENYEBARAN PENYAKIT DBD DI KECAMATAN MEDAN HELVETIA KOTA MEDAN

    Get PDF
    Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kota Medan DBD merupakan salah satu penyakit endemis yang keberadaannya selalu ada dan menyebar fluktuatif hampir diseluruh kecamatan. Menurut data Biro Pusat Statistik kota Medan tahun 2012, kecamatan-kecamatan yang paling banyak melaporkan kejadian DBD adalah kecamatan Medan Perjuangan, Medan Marelan, Medan Denai dan Medan Tuntungan. Menurut Kepala Dinas Kesehatan kota Medan, penderita DBD di kota Medan tahun 2014 mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013 yakni mencapai 60% terbanyak di kecamatan Medan Helvetia ada 30 kasus DBD yang ditemukan. Nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penyakit DBD mempunyai kebiasaan menggigit pada pagi,siang dan sore hari atau dengan kata lain pada jam-jam sekolah. Artinya kemungkinan besar murid-murid SD yang notabene pakai celana pendek digigit nyamuk pada waktu belajar di ruang kelas. Bangunan sekolah merupakan salah satu bangunan yang berppotensi sebagai tempat perkembangniakan nyamuk Aedes sp. Aedes sp terutama Aedes aegypti dikenal sebagai vektor atau serangga penyebar DBD. Nyamuk Aedes sp mempunyai kebiasaan menggigit manusia pada siang hari terutama pada pagi hari dan sore hari. Penelitian ini besifat deskriptif dengan desain “cross sectional study’’. Populasi adalah seluruh SD dikecamatan Medan Helvetia yakni sebanyak 22 SD Negeri dan 15 SD Swasta. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri dan SD Swasta Kecamatan Medan Helvetia dari bulan Februari 2015 s/d Agustus 2016. Pengumpulan data primer dilaksanakan dengan observasi langsung ke setiap sekolah dengan instrumen check list sesuai dengan standar Kementerian Kesehatan. Hasil uji chi Square diperoleh hasil p=0,732 (p > 0.05). Ini berarti dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh kelembaban terhadap penyakit DBD. Hasil uji chi Square diperoleh hasil p=0,000 (p < 0.05). Ini berarti dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh genagan air terhadap penyakit DBD. Hasil uji chi Square diperoleh hasil p=0,05 (p > 0.05). Ini berarti dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh penyediaan air terhadap penyakit DBD. Diharapkan Kepada Kepala Sekolah dan guru-guru agar tetap berkomunikasi kepada Dinas Pendidikan guna perbaikan gedung sekolah dasar tersebut untuk mengurangi terjadinya genangan air dan tempat perindukan aedes sp dilingkungan sekolah dasar dan menyarankan untuk selalu mengadakan gotong royong didalam membersihkan sekolahnya.  Kata Kunci : Kasus DBD, bangunan sekolah, dan faktor risik

    BUDAYAKAN PROTOKOL KESEHATAN DEMI INDONESIA BEBAS COVID-19 DESA RAMBUNG KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG

    Get PDF
    Penyakit infeksi virus SARS-Cov2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2) atau yang lebih dikenal dengan Covid-19 (Corona virus disease) dengan gejala pneumonia yang misterius pertama kali dilaporkan pada bulan Desember 2019 di kota Wuhan, provinsi Hubei. Virus ini dapat ditularkan dari manusia ke manusia dan telah menyebar secara luas di Cina dan lebih dari 190 negara dan teritori lainnya. Di Indonesia sendiri, kasus covid-19 pertama kali diketahui pada tanggal 2 Maret 2020. Melihat kondisi pertambahan yang terus menerus meningkat, maka pemerintah pusat melalui gugus tugas percepatan penanganan covid-19 membuat strategi yang diharapkan akan dilaksanakan secara konsisten demi mengatasi pandemi virus covid-19. Untuk mengatasi virus covid-19, maka kita harus bagaimana cara penularan dari virus tersebut. Sesuai dengan cara transmisi atau penularan infeksi virus corona yang sudah disebutkan sebelumnya, maka pemerintah pusat bersama dengan WHO mendeklarasikan usaha promotif dan preventif yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko masyarakat terinfeksi virus covid-19 yaitu berupa penerapan dan pelaksanaan protokol kesehatan yang meliputi 3M (memakai masker, menjaga jarak setidaknya 1 meter dengan orang di sekitar, mencuci tangan pakai sabun). Hal tersebut menjadi penyebab perlunya dilakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang akan dilakukan di Desa Rambung Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang. Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada bulan Juni 2021 di Balai Desa, Desa Rambung Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang. Hasil Pengabdian ini bahwa Pemberian giveaway kepada masyarakat yang mampu mengikuti tantangan dari pemateri yaitu  memperagakan kembali cara mencuci tangan yang baik menurut WHO. Masyarakat Desa Rambung dapat terus konsisten dalam melaksanakan protokol kesehatan untuk menghindari infeksi covid-19 sehingga pandemi ini dapat segera berakhir. Diharapkan seluruh masyarakat tersebut dapat konsisten dalam melaksanakan protokol kesehatan dan bisa saling memberikan motivasi kepada semua sanak saudara yang belum memperoleh kesempatan untuk mendapatkan informasi mengenai protokol kesehatan tersebut sehingga semakin banyak masyarakat yang dapat ikut berpartisipasi untuk menurunkan angka penularan dan kesakitan infeksi covid-19 tersebut

    BUDAYAKAN PROTOKOL KESEHATAN DEMI INDONESIA BEBAS COVID-19 DESA RAMBUNG KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG

    Get PDF
    Penyakit infeksi virus SARS-Cov2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2) atau yang lebih dikenal dengan Covid-19 (Corona virus disease) dengan gejala pneumonia yang misterius pertama kali dilaporkan pada bulan Desember 2019 di kota Wuhan, provinsi Hubei. Virus ini dapat ditularkan dari manusia ke manusia dan telah menyebar secara luas di Cina dan lebih dari 190 negara dan teritori lainnya. Di Indonesia sendiri, kasus covid-19 pertama kali diketahui pada tanggal 2 Maret 2020. Melihat kondisi pertambahan yang terus menerus meningkat, maka pemerintah pusat melalui gugus tugas percepatan penanganan covid-19 membuat strategi yang diharapkan akan dilaksanakan secara konsisten demi mengatasi pandemi virus covid-19. Untuk mengatasi virus covid-19, maka kita harus bagaimana cara penularan dari virus tersebut. Sesuai dengan cara transmisi atau penularan infeksi virus corona yang sudah disebutkan sebelumnya, maka pemerintah pusat bersama dengan WHO mendeklarasikan usaha promotif dan preventif yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko masyarakat terinfeksi virus covid-19 yaitu berupa penerapan dan pelaksanaan protokol kesehatan yang meliputi 3M (memakai masker, menjaga jarak setidaknya 1 meter dengan orang di sekitar, mencuci tangan pakai sabun). Hal tersebut menjadi penyebab perlunya dilakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang akan dilakukan di Desa Rambung Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang. Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada bulan Juni 2021 di Balai Desa, Desa Rambung Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang. Hasil Pengabdian ini bahwa Pemberian giveaway kepada masyarakat yang mampu mengikuti tantangan dari pemateri yaitu  memperagakan kembali cara mencuci tangan yang baik menurut WHO. Masyarakat Desa Rambung dapat terus konsisten dalam melaksanakan protokol kesehatan untuk menghindari infeksi covid-19 sehingga pandemi ini dapat segera berakhir. Diharapkan seluruh masyarakat tersebut dapat konsisten dalam melaksanakan protokol kesehatan dan bisa saling memberikan motivasi kepada semua sanak saudara yang belum memperoleh kesempatan untuk mendapatkan informasi mengenai protokol kesehatan tersebut sehingga semakin banyak masyarakat yang dapat ikut berpartisipasi untuk menurunkan angka penularan dan kesakitan infeksi covid-19 tersebut

    BAHAYA MEROKOK DI KALANGAN REMAJA SMP AMAL LUHUR NO.116 KOTA MEDAN

    Get PDF
    Para remaja adalah penerus generasi bangsa. Namun, para remaja sekarang seringkali menganggap enteng kesehatan mereka. Mereka hanya memikir apa yang akan membuat mereka senang, seperti rokok. Para remaja lebih banyak menggunakan rokok di usia muda tanpa memperhatikan akibat yang akan di timbulkan dari kelakuannya tersebut. Kebiasaan  merokok  di Indonesia  sangat  memprihatinkan. Setiap saat kita dapat menjumpai masyarakat dari berbagai usia, termasuk pelajar. Padahal, berbagai penelitian dan kajian yang telah di lakukan menunjukan bahwa rokok sangat membahayakan kesehatan. Bukan hanya membahayakan para perokok, asap rokok juga sangat berbahaya apabila di hirup oleh orang-orang yang berada di sekitarnya (perokok pasif). Tujuan dari kegiatan Pengabdian Masyarakat ini adalah untuk mengetahui tentang pengertian rokok, untuk mengetahui pengaruh rokok terhadap remaja, untuk mengetahui tentang faktor penyebab perilaku merokok pada kalangan remaja, untuk mengetahui tentang dampak dari merokok, untuk mengetahui bagaimana upaya mengatasi merokok pada kalangan remaja. Pengabdian ini dilaksanakan di SMP Amal Luhur No. 116 Kota Medan. Dengan dilaksanakannya kegiatan Penyuluhan bahaya merokok pada kalangan remaja SMP Amal Luhur No. 166 Kota Medan maka seluruh siswa termotivasi untuk tidak lagi merokok dan memberikan motivasi juga kepada semua keluarga mereka sehingga keluarga terhindar dari asap rokok dan orang-orang merokok. Semua orang tua yang merokok tidak ada lagi yang di dalam ruamah melainkan merokok di luar rumah bahkan ada yang merokok di warung dan di posko

    FAKTOR PRILAKU DAN LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DESA TANJUNG LENGGANG KECAMATAN BAHOROK KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2017

    Get PDF
    Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh kelompok umur, penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat dengan Incidence Rate dan Case Fatality Rate pada tahun 2015 jumlah penderita DBD yang dilaporkan sebanyak 129.650 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 1.071 orang (IR/Angka kesakitan= 50,75per 100.000 penduduk dan CFR/angka kematian = 0,83%). Berdasarkan catatan Profil dari Puskesmas Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Tahun 2016 DBD merupakan salah satu penyakit endemis yang keberadaannya selalu ada dan menyebar di Desa, menurut Kepala Puskesmas Bahorok di Desa Tanjung Lenggang Kabupaten Langkat tahun 2016 ada sebanyak 822 KK yang mengalami Kasus DBD dengan jumlah kasus sebanyak 10 kasus. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain “cross sectional study†yaitu untuk melihat adanya hubungan perilaku dan lingkungan dengan kejadian DBD. Populasi dalam penelitian ini adalah 6.039  KK, sedangkan sampel dalam penelitian ini sesuai dengan hasil survei sementara sebanyak 98 orang yang menderita DBD. Penelitian dilakasanakan di Desa Tanjung Lenggang, pada bulan Mei s/d Agustus 2018. Hasil Penelitian  Ada hubungan signifikan antara kebiasaan melakukan 3M dengan kejadian DBD (0,000<0,05), Ada hubungan signifikan antara kebiasaan menggunakan anti nyamuk dengan kejadian DBD (0,021<0,05), Ada hubungan signifikan antara keberadaan jentik nyamuk dengan kejadian DBD (0,000<0,05), tidak ada hubungan signifikan antara tempat penampungan air dengan kejadian DBD (0,922<0,05). Disarankan kepada masyarakat agar merubah perilakunya terutama dalam hal melaksanakan 3 M, serta membersihkan lingkungan agar jentik nyamuk tidak bersarang lagi, serta memakai anti nyamuk seperti kelambu dan memasang kawatkasa di jendela, Disarankan kepada Puskesmas dalam upaya mengendalikan kepadatan jentik dan kebisaan melakukan 3 M yang sangat berpotensi dengan kejadian DBD dapat dilakukan dengan cara mengintervensikan program intervensi DBD dan memberdayakan masyarakat salah satunya adalah dengan membinasakan antara juru pemantau jentik dan pemeliharaan ikan pemakan jentik pada TPA serta melakukan upaya peningkatan pengetahuan dan perilaku masyarakat terkait DBD

    FAKTOR PRILAKU DAN LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DESA TANJUNG LENGGANG KECAMATAN BAHOROK KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2017

    Get PDF
    Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh kelompok umur, penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat dengan Incidence Rate dan Case Fatality Rate pada tahun 2015 jumlah penderita DBD yang dilaporkan sebanyak 129.650 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 1.071 orang (IR/Angka kesakitan= 50,75per 100.000 penduduk dan CFR/angka kematian = 0,83%). Berdasarkan catatan Profil dari Puskesmas Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Tahun 2016 DBD merupakan salah satu penyakit endemis yang keberadaannya selalu ada dan menyebar di Desa, menurut Kepala Puskesmas Bahorok di Desa Tanjung Lenggang Kabupaten Langkat tahun 2016 ada sebanyak 822 KK yang mengalami Kasus DBD dengan jumlah kasus sebanyak 10 kasus. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain “cross sectional study†yaitu untuk melihat adanya hubungan perilaku dan lingkungan dengan kejadian DBD. Populasi dalam penelitian ini adalah 6.039  KK, sedangkan sampel dalam penelitian ini sesuai dengan hasil survei sementara sebanyak 98 orang yang menderita DBD. Penelitian dilakasanakan di Desa Tanjung Lenggang, pada bulan Mei s/d Agustus 2018. Hasil Penelitian  Ada hubungan signifikan antara kebiasaan melakukan 3M dengan kejadian DBD (0,000<0,05), Ada hubungan signifikan antara kebiasaan menggunakan anti nyamuk dengan kejadian DBD (0,021<0,05), Ada hubungan signifikan antara keberadaan jentik nyamuk dengan kejadian DBD (0,000<0,05), tidak ada hubungan signifikan antara tempat penampungan air dengan kejadian DBD (0,922<0,05). Disarankan kepada masyarakat agar merubah perilakunya terutama dalam hal melaksanakan 3 M, serta membersihkan lingkungan agar jentik nyamuk tidak bersarang lagi, serta memakai anti nyamuk seperti kelambu dan memasang kawatkasa di jendela, Disarankan kepada Puskesmas dalam upaya mengendalikan kepadatan jentik dan kebisaan melakukan 3 M yang sangat berpotensi dengan kejadian DBD dapat dilakukan dengan cara mengintervensikan program intervensi DBD dan memberdayakan masyarakat salah satunya adalah dengan membinasakan antara juru pemantau jentik dan pemeliharaan ikan pemakan jentik pada TPA serta melakukan upaya peningkatan pengetahuan dan perilaku masyarakat terkait DBD

    Kesiapsiagaan terhadap Bencana Banjir Studi Kualitatif di Dinas Kesehatan Kota Tanjungbalai Tahun 2022

    Get PDF
    Kesiapsiagaan Dinas Kesehatan dalam upaya penanggulangan bencana banjir di Kota Tanjungbalai merupakan produktivitas Dinas Kesehatan pada tahap pra bencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapsiagaan Dinas Kesehatan Kota Tanjungbalai dalam menghadapi bencana banjir yang terjadi di Kota Tanjungbalai. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan studi fenomenologi. Lokasi dan waktu analisis dilakukan di Dinas Kesehatan Kota Tanjungbalai pada bulan Januari hingga Agustus 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dinas Kesehatan Kota Tanjungbalai belum siap karena beberapa hal berikut, yaitu secara kuantitas, jumlah sumber daya manusia di Dinas Kesehatan Kota Tanjungbalai sudah memadai dengan adanya Tim Gawat Darurat yang ditempatkan di setiap puskesmas namun tidak ada yang berlatar belakang pendidikan kebencanaan dan belum diberikan pelatihan serta belum adanya simulasi terkait kebencanaan, dan belum membuat kebijakan terkait kebencanaan serta pembuatan SOP dan MOU kerjasama lintas sektor terkait penanggulangan bencana. Sarana dan prasarana serta obat-obatan dan perbekalan masih belum memenuhi standar penanggulangan bencana. Perlu menjalin hubungan lintas sektoral dan komunikasi serta kerjasama lintas sektoral dengan instansi terkait serta perlu diadakan kegiatan pelatihan bersama dalam bentuk gladi dan simulasi agar siap dalam melaksanakan penanggulangan bencana banjir

    BAHAYA MEROKOK DI KALANGAN REMAJA SMP AMAL LUHUR NO.116 KOTA MEDAN

    Get PDF
    Para remaja adalah penerus generasi bangsa. Namun, para remaja sekarang seringkali menganggap enteng kesehatan mereka. Mereka hanya memikir apa yang akan membuat mereka senang, seperti rokok. Para remaja lebih banyak menggunakan rokok di usia muda tanpa memperhatikan akibat yang akan di timbulkan dari kelakuannya tersebut. Kebiasaan  merokok  di Indonesia  sangat  memprihatinkan. Setiap saat kita dapat menjumpai masyarakat dari berbagai usia, termasuk pelajar. Padahal, berbagai penelitian dan kajian yang telah di lakukan menunjukan bahwa rokok sangat membahayakan kesehatan. Bukan hanya membahayakan para perokok, asap rokok juga sangat berbahaya apabila di hirup oleh orang-orang yang berada di sekitarnya (perokok pasif). Tujuan dari kegiatan Pengabdian Masyarakat ini adalah untuk mengetahui tentang pengertian rokok, untuk mengetahui pengaruh rokok terhadap remaja, untuk mengetahui tentang faktor penyebab perilaku merokok pada kalangan remaja, untuk mengetahui tentang dampak dari merokok, untuk mengetahui bagaimana upaya mengatasi merokok pada kalangan remaja. Pengabdian ini dilaksanakan di SMP Amal Luhur No. 116 Kota Medan. Dengan dilaksanakannya kegiatan Penyuluhan bahaya merokok pada kalangan remaja SMP Amal Luhur No. 166 Kota Medan maka seluruh siswa termotivasi untuk tidak lagi merokok dan memberikan motivasi juga kepada semua keluarga mereka sehingga keluarga terhindar dari asap rokok dan orang-orang merokok. Semua orang tua yang merokok tidak ada lagi yang di dalam ruamah melainkan merokok di luar rumah bahkan ada yang merokok di warung dan di posko

    HUBUNGAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KEPEMIMPINAN DENGAN PEMELIHARAAN KONDISI LINGKUNGAN DI LP PULAU SIMARDAN TANJUNG BALAI

    Get PDF
    Lembaga Pemasyarakatan adalah adalah tempat untuk melaksanakan pembinaan narapidana dan anak didik permasyarakatan. Masalah kesehatan pada narapidana di lembaga pemasyarakatan  diperikirakan karena beberapa faktor diantaranya kelebihan kapasitas yang  meningkatkan risiko penyakit menular, keterlambatan  deteksi  penyakit, kurangnya ruangan isolasi, ketidaktepatan pengobatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan implementasi kebijakan kepemimpinan dengan pemeliharaan kondisi lingkungan di LP Pulau Simardan Tanjung Balai. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan rancangan cross-sectional (tabulasi silang) untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret s/d Agustus 2016. Populasi penelitian ini adalah semua petugas Lapas Pulau Simardan Tanjung Balai  sebanyak 152 orang dan jumlah sampel diperoleh 60 responden. Hasil penelitian diperoleh ada hubungan komunikasi dengan pemeliharaan kondisi lingkungan dengan nilai p-value = 0,014 dan hubungan sumber daya manusia dengan pemeliharaan kondisi lingkungan dengan nilai p-value = 0,000 untuk itu saran yang diberikan kepada pimpinan LP Pulau Simardan Tanjung Balai adalah dalam menjalankan suatu kebijakan terhadap tugas dan tanggungjawab yang diemban diperlukan suatu sikap, komunikasi yang baik serta memanfaatkan sumber daya yang ada sebaik mungkin sehingga setiap kebijakan yang dikeluarkan dapat terlaksana dengan baik
    • …
    corecore