511 research outputs found

    Kemandirian Belajar Matematika Siswa SMP/ Mts Di Kecamatan Prembun

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran matematika pada siswa SMP/ MTs Negeri di Kecamatan Prembun. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP/ MTs Negeri di Kecamatan Prembun. Teknik samplingnya purposive sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah kemandirian belajar. Teknik pengumpulan datanya adalah dokumentasi. Analisis datanya menggunakan deskriptif persentase. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sudah membawa buku pelajaran sendiri dan tidak meminjam milik teman, siswa juga menyelesaikan tugas diskusi yang diberikan oleh guru, dan siswa mengerjakan tugas sesuai dengan tenggang waktu yang telah ditentukan. Dari masing-masing pernyataan tersebut, dikatakan bahwa kemandirian belajar siswa termasuk dalam predikat baik. Sedangkan siswa memperhatikan penjelasan teman ketika diskusi dalam kelompok dan siswa merapikan kembali peralatan yang digunakan setelah pembelajaran termasuk dalam predikat cukup. Siswa yang membuat catatan tersendiri tentang materi pembelajaran matematika termasuk dalam predikat kurang karena hanya 58,8% siswa yang melakukannya. Selanjutnya sebagian besar siswa tidak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Hanya sebagian kecil siswa yang menggunakan buku matematika lainnya selain materi yang diberikan oleh guru saat pembelajaran. Sebagian besar siswa tidak berani mengeluarkan pendapat yang dimiliki pada saat diskusi. Hanya sebagian kecil siswa yang mengerjakan sendiri tugas individu yang harus dikerjakannya. Hal-hal tersebut termasuk dalam predikat kurang sekali. Sehingga kemandirian belajar siswa secara umum termasuk dalam predikat cukup

    MEDICAL BEAUTY CENTER UNDIP PLEBURAN

    Get PDF
    Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2014 pada tanggal 17 Oktober 2014 tentang Perubahan Statuta Universitas Diponegoro Menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH), Universitas Diponegoro memiliki wewenang untuk mengelola secara mandiri beberapa kebijakan, baik di bidang akademik maupun non akademik. Dengan adanya kewenangan tersebut Undip diharapkan mampu mengelola aset baik tanah dan bangunan secara komersial untuk menghasilkan pendapatan sebagai upaya pengembangan dan pencapaian tujuan, visi dan misi Universitas Diponegoro sebagai lembaga pendidikan (Tri Dharma). Univesitas Diponegoro sendiri akan menerapkan pengadaan bangunan komersial di area kampus Universitas Diponegoro Pleburan. UNDIP sebagai universitas yang menghasilkan sarjana belum dapat mewadahi profesi alumni-alumninya khususnya kedokteran yang berkarya bidang kecantikan, yang mana selama ini belum punya klinik sendiri dan hanya bekerja di rumah sakit. Oleh karena itu dengan melihat kesiapan dan kemampuan SDM, UNDIP akan merancang Medical Beauty Center yang bergera di bidang kecantikan yang bersifat medis. Berdasarkan besarnya minat masyarakat Semarang akan kebutuhan suatu pusat kecantikan, terbukti dengan menjamurnya praktek ahli kecantikan seperti Natasha Skin Care, Larissa Aesthetic Ceter, London Beauty Clinic (LBC), Erha Clinic dan lain sebagainya , dapat menjadi peluang bagi UNDIP untuk menciptakan pusat kecantikan yang mengatasi permasalahan kecantikan. Fasilitas yang akan diberikan berupa fasilitas konsultasi, perawatan, pengobatan, hingga fasilitas untuk memberikan kenyamanan bagi user. Pendekatan arsitektur yang diterapkan yaitu pendekatan Eko-Arsitektur yang mempertimbangkan desain klinik modern seiring dengan rencana Pengembangan Kampus UNDIP Pleburan masa depan dengan desain arsitektur berkelanjutan (sustainable architecture) yang hemat energi

    Desain Model Pembelajaran Matematika Berbasis Budaya Di Sekolah Dasar

    Full text link
    Tujuan Penelitian ini untuk memperoleh model pembelajaran matematika berbasis budaya yang layak digunakan di sekolah dasar. Model pengembangan yang digunakan adalah Dick and Carey. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Sendangsari. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, catatan lapangan, angket, dan tes. Penelitian ini menghasilkan buku model dan perangkat pembelajaran matematika berbasis budaya. Berdasarkan hasil analisis dari penilaian ahli dan uji coba terbatas, model pembelajaran matematika berbasis budaya dan perangkat yang digunakan dalam kategori valid, kepraktisan model pembelajaran matematika berbasis budaya dalam kategori sangat baik, dan (1) persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal adalah 86,11%; (2) Respon siswa dalam kategori positif, hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran efektif digunakan. Sehingga model pembelajaran berbasis budaya layak digunakan di sekolah dasar dan dapat digunakan sebagai alternatif dalam melaksanakan pembelajaran. Dalam model pembelajaran matematika berbasis budaya, siswa dikenalkan dengan budaya daerah, hal ini sebagai upaya untuk mempertahankan nilai-nilai budaya yang ada di daerah

    Pendugaan Produktivitas Pohon Pakan Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) Pada Kawasan Ppos (Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera), Bukit Lawang

    Full text link
    The population of Sumatran Orangutan (Pongo abelii) decreases due to forest conversion. In addition, the availability of feed orangutans also declining so much potential extinction of the Sumatran orangutan if this trend continues. This study aims to determine the productivity of the tree of the Sumatran orangutan (Pongo abelii) and ecological niche in the area of Sumatran Orangutan Observation Center (PPOS), Bukit Lawang. This study was conducted for 3 months observations performed every week. The result showed that the productivity of the tree of sumatran orangutan lowest for the urinary tree (Quercuss sumatrana) while the highest species productivity found in the forest of mango trees (Mangifera indica). Animal species found in the hills of mace, among others, sumatran orangutan, long-tailed monkeys, kedih, turtles, squirrels and hornbills

    Estimasi Kepadatan Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) Berdasarkan Jumlah Sarang Di Desa Sekitar Cagar Alam Dolok Sibual-buali

    Full text link
    Sumatran Orangutan (Pongo abelii) is protected mammal species which existence is now in critically endangered species category of the International Union for Conservation of Nature (IUCN). It\u27s facing a very high risk of extinction in the wild. This research aimed to estimate Sumatran orangutan density, determined the types of dominant vegetation used as nesting tree, assest the value and Importance Value Index (IVI) of trees located in the village of Aek Nabara. This indirect method was used by counting the number of nests due to the difficulties in finding Sumatran Orangutans in wild habitat. The area of village is in the border of Dolok Sibual-buali Natural Reserve, South Tapanuli. The results of this study indicated orangutan population density was 0,006 individuals/km2 or 5,994 individuals/10 ha with the total number of 18 nests. Generally the nest was found at 6-10 meters of tree hight with a sum of 8 nests (44,44%). The highest of Important Value Index (IVI) was Hoteng species (Quercus gamelliflora Blume.). The trees which mostly used by orangutans as a nest was Hau Dolok tree (35,29%)

    Identifikasi Keanekaragaman Jenis Burung Di Kawasan Restorasi Resort Sei Betung, Taman Nasional Gunung Leuser / (Identification Diversity of Bird Species in Restoration Area at Sei Betung Resort, Gunung Leuser National Park)

    Full text link
    Forest damage in any ways will determine all of the organism inside include the birds. Forest restoration is a positive step that would help to recover back the forest. Bird is one of bio-indicator of forest condition. This research was needed not only to compare the diversity of birds between restoration area and primary forest (middle and edge forest), but also to know the species of birds which could adapt in both areas. The research was conducted in June – July 2012 at Sei Betung Resort, based on the IPA (Indices Ponctuels d'Abondence) or Point Count method. The result showed that bird diversity index in middle forest is 3,586 as well as in edge forest is 3,554. Both results are categorized as high diversity level, while the restoration area is categorized as middle diversity level with 3,095 index value. Some birds were founded in both areas such as Wreathed hornbill (Aceros undulatus), Emerald dove (Chalcophaps indica), Black magpie (Platysmurus leucopterus), Short-toed coucal (Centropus rectunguis ), Greater coucal (Centropus sinensis), Lesser coucal (Centropus bengalensis), Buff-rumped Woodpecker (Meiglyptes tristis), Rufous woodpecker (Celeus brachyurus), Red-breasted parakeet (Psittacula alexandri), Yellow-vented bulbul (Phycnonotus goiavier), Cream-vented bulbul (Pycnonotus simplex), Black-headed Bulbul (Pycnonotus atriceps), Red-whiskered bulbul (Pycnonotus jocosus), Ashy tailorbird (Orthotomus ruficeps), Rufous-tailed tailorbird (Orthotomus sericeus), Magpie robin (Copsychus saularis)
    • …
    corecore