6 research outputs found

    Nilai Total Protein Pada Kucing Liar (Stray Cats) Dan Kucing Peliharaan (Domestic Pet Cats) Di Surabaya

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi nilai total protein pada kucing liar (stray cats) dan kucing peliharaan (domestic pet cats) di wilayah Surabaya. Total sampel darah yang diambil 28 darah kucing liar dan 28 kucing peliharaan. Kemudian dilaksanakan pemeriksaan total protein dari serum darah yang telah diambil di Laboratorium Pacar Surabaya. Dari hasil pemeriksaan total protein ditemukan 11 (39%) sampel darah kucing liar mengalami nilai abnormalitas yang teridentifikasi 7 mengalami penurunan dan 4 sampel mengalami peningkatan. Sedangkan pada kucing peliharaan ditemukan 7 (25 %) sampel darah yang mengalami abnormalitas total protein yang teridentifikasi 4 mengalami penurunan dan 3 sampel mengalami peningkatan. Kemudian dilakukan uji T independent terhadap nilai total protein yang abnormal antara kucing liar dan peliharaan. Hasil analisis data uji T independent menunjukkan bahwa nilai total protein yang abnormal antara kucing liar dan peliharaan tidak berbeda nyata (nilai Sig. (2tailed) > 0,05) sehingga disimpulkan baik kucing liar dan peliharaan beresiko mengalami penurunan dan peningkatan total protein yang mengindikasikan suatu penyakit tertentu.The purpose of this research was to identify the protein value of stray cats and domestic pet cats in Surabaya. In this study blood samples were collected from 28 stray cats and 28 domestic pet ctas. Total protein value were determined by Pacar Laboratory Surabaya. The result showed that 11 samples stray cats (39%) were abnormal which 7 samples were 4,5-4,7 (hipo) and 4 samples were 9,1-10,1 g/dL (hiper). Total protein value from domestic pet cats were 7 samples (25%) abnormal which 4 samples were 5,3-5,8 g/dL (decreasing) and 3 samples were 8,9-9,4 g/dL (Increasing). Data analysis used independent sample t-test with SPSS for Windows with significant level 0.05. The results of data analysis showed not significantly. In conclusion between stray cats and domestic pet cats had risk of hipo and hiper total protein value that indication of any disease

    Feline Chronic Gingivostomatitis pada Kucing Mix Domestic Long Hair

    Get PDF
    Terjadinya Feline Chronic Gingivostomatitis (FCGS) menunjukkan gejala yang cukup terlihat mulai dari nafsu makan menurun bahkan sampai hipersalivasi. Tindakan terapi FCGS perlu memperhatikan karena banyak faktor, antara lain adalah pain management, buprenorphine sebagai analgesik opioid yang cukup efektif diberikan pada kucing yang menderita oral disease. Dengan penggunaan buprenorphine dapat meningkatkan nafsu makan dan mengurangi reaksi hipersalivasi yang terjadi akibat rasa nyeri yang cukup hebat pada kucing dengan FCGS. Surgical treatment pada kasus ini adalah dengan cara menginsisi dan mengambil jaringan yang mengalami inflamasi. Kucing Mix Domestic Long Hair betina steril dengan berat 2.9 kg, berusia 4 tahun datang dengan keluhan keluar cairan putih berbau dari mulut sehingga mengotori rambut di area wajah, leher, dan kaki depan. Lidah menjulur keluar serta tidak bisa dimasukkan kembali ke dalam mulut. Kucing tersebut memiliki nafsu makan yang baik untuk pakan jenis pakan basah akan tetapi memiliki kesulitan dalam mengonsumsi pakan kering. Berdasarkan hasil anamnesa, kucing tersebut mengalami gingivitis berat selama 12 bulan. Hasil pemeriksaan fisik, kucing mengalami hipersalivasi bercampur pus serta halitosis yang berlebihan. Berdasarkan hasil pemeriksaan, maka kucing tersebut didiagnosis mengalami feline chronic gingivostomatitis. Tindakan yang diambil untuk mengurangi rasa sakit yang berlebih dengan cara timdakan operatif, yang sebelumnya dilakukan tindakan pemeriksaan hematologi dan kimia darah. Hasil yang diperoleh adalah nerkosis pada intratumoral, terdapat infiltrasi sel radang hampir di seluruh wilayah, dan terdapat bentukan abnormal pada struktur nucleus. Surgical treatment pada kasus ini adalah dengan menginsisi dan mengambil jaringan yang mengalami inflamasi. Hal ini dipilih karena dinilai bisa mengurangi terjadinya inflamasi dan hipersalivasi yang berlebihan. Adapun tindakan lain yang dapat membantu penyembuhan FCGS adalah dengan melakukan tindakan dental extraction disertai dengan pemberian terapi interferon omega.Terjadinya Feline Chronic Gingivostomatitis (FCGS) menunjukkan gejala yang cukup terlihat mulai dari nafsu makan menurun bahkan sampai hipersalivasi. Tindakan terapi FCGS perlu memperhatikan karena banyak faktor, antara lain adalah pain management, buprenorphine sebagai analgesik opioid yang cukup efektif diberikan pada kucing yang menderita oral disease. Dengan penggunaan buprenorphine dapat meningkatkan nafsu makan dan mengurangi reaksi hipersalivasi yang terjadi akibat rasa nyeri yang cukup hebat pada kucing dengan FCGS. Surgical treatment pada kasus ini adalah dengan cara menginsisi dan mengambil jaringan yang mengalami inflamasi. Kucing Mix Domestic Long Hair betina steril dengan berat 2.9 kg, berusia 4 tahun datang dengan keluhan keluar cairan putih berbau dari mulut sehingga mengotori rambut di area wajah, leher, dan kaki depan. Lidah menjulur keluar serta tidak bisa dimasukkan kembali ke dalam mulut. Kucing tersebut memiliki nafsu makan yang baik untuk pakan jenis pakan basah akan tetapi memiliki kesulitan dalam mengonsumsi pakan kering. Berdasarkan hasil anamnesa, kucing tersebut mengalami gingivitis berat selama 12 bulan. Hasil pemeriksaan fisik, kucing mengalami hipersalivasi bercampur pus serta halitosis yang berlebihan. Berdasarkan hasil pemeriksaan, maka kucing tersebut didiagnosis mengalami feline chronic gingivostomatitis. Tindakan yang diambil untuk mengurangi rasa sakit yang berlebih dengan cara timdakan operatif, yang sebelumnya dilakukan tindakan pemeriksaan hematologi dan kimia darah. Hasil yang diperoleh adalah nerkosis pada intratumoral, terdapat infiltrasi sel radang hampir di seluruh wilayah, dan terdapat bentukan abnormal pada struktur nucleus. Surgical treatment pada kasus ini adalah dengan menginsisi dan mengambil jaringan yang mengalami inflamasi. Hal ini dipilih karena dinilai bisa mengurangi terjadinya inflamasi dan hipersalivasi yang berlebihan. Adapun tindakan lain yang dapat membantu penyembuhan FCGS adalah dengan melakukan tindakan dental extraction disertai dengan pemberian terapi interferon omega

    Asites dan Hypoalbuinemia Pada Kucing Mix Domestic Long Hair

    Get PDF
    Ascites is a clinical manifestation of a disease with fluid leaking into the abdominal cavity either transudate or exudate. Cat has symptoms of abdominal distension and pallor of the gingival mucosa but the general condition is still good. Paracentesis is performed to remove fluid and perform fluid checks as well as blood and blood chemistry tests to support the diagnosis. The fluid released is in the form of a transudate (clear and liquid), blood examination reveals anemia, blood chemistry examination only shows a low albumin level (hypoalbuminemia), then the diagnosis is established ascites due to hypoalbuminemia. Mola's cat was hospitalized with diuretic therapy (furosemide), Hematodin® injection, Catosal® injection, albumin supplement (Fibumin), Hepacartine supplement, Amoxicillin and Clavulanate Potassium antibiotics, and anti-inflammatory and antipyretic Tolfenamic Acid and paracentesis (puncture). During the hospitalization showed progress in the cat, the decrease in fluid was marked by a decrease in the size of the abdomen in the cat, although it took a long time. There was no deterioration in the condition during hospitalization. The fever that appears can be controlled by giving tolfenamic acid and the temperature is still normal until now.Asites adalah sebuah manifestasi klinis dari sebuah penyakit dengan adanya cairan yang bocor ke dalam rongga abdomen baik transudat maupun eksudat. Kucing memiliki gejala distensi abdomen dan kepucatan pada mukosa ginggiva namun kondisi umum masih bagus. Tindakan paracentesis dilakukan untuk mengeluarkan cairan dan melakukan pemeriksaan cairan serta pemeriksaan darah dan kimia darah dilakukan untuk menunjang diagnosa. Cairan yang dikeluarkan berupa transudat (bening dan cair), pemeriksaan darah didapatkan adanya anemia, pemeriksaan kimia darah hanya menunjukan tingkat albumin yang rendah (hipoalbuminaemia), maka diagnosa ditetapkan asites akibat hipoalbuminaemia. Kucing Mola di rawat inap dengan terapi diuretik (furosemid), Hematodin® injeksi, Catosal® injeksi, suplemen albumin (Fibumin), suplemen Hepacartine, antibiotik Amoxicillin dan Clavulanate Potassium, dan antiinflamasi dan antipiretik Tolfenamic Acid serta tindakan paracentesis (pungsi). Selama rawat inap menunjukan adanya perkembangan pada kucing, berkurangnya cairan ditandai dengan adanya berkurangnya ukuran abdomen pada kucing walaupun membutuhkan waktu yang lama. Tidak terdapat penurunan kondisi selama rawat inap. Demam yang muncul dapat dikendalikan dengan pemberian tolfenamic acid dan kondisi suhu masih normal hingga saat ini

    Operasi Pengangkatan Batu Kandung Kemih Pada Anjing Mini Pomeranian

    Get PDF
    Urolithiasis is a common disease affecting the urinary tract, including the bladder. This disease is characterized by the presence of formed stones in the urinary tract. A five years old female mini Pomeranian dog with a bodyweight of 5 kg was complaint with anorexia, oliguria, and hematuria. The result of the physical examination by palpation is a distended abdominal area. The supporting examination was carried out in the form of an ultrasound examination (USG). The results of ultrasound examination showed a hyperechoic colored foreign object with an oval shape with smooth edges at the base of the bladder and resulted in acoustic shadowing at the bottom of the calculi. In addition, the hematology analysis exhibited granulocytosis, leukocytosis, and increase Alkaline Phosphatase (ALKP). The dog was diagnosed with urolithiasis with the prognosis of Fausta. The cystotomy surgery was performed to remove the bladder stone. Postoperative therapy is Cefixime, Cystaid®, Fibumin®, dan Coatex®. The healing showed good progress in 5 days.Urolithiasis adalah penyakit umum yang mempengaruhi saluran kemih, termasuk kandung kemih. Penyakit ini ditandai dengan adanya batu yang terbentuk di saluran kemih. Anjing Mini Pomeranian betina umur 5 tahun dengan berat badan 5 kg mengeluh anoreksia, oliguria, dan hematuria. Pemeriksaan fisik dengan palpasi pada daerah perut, anjing merintih kesakitan dan mengalami distensi abdomen. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan berupa pemeriksaan ultrasonografi (USG). Hasil pemeriksaan USG menunjukkan benda asing berwarna hyperechoic dengan bentuk oval dengan tepi halus di dasar kandung kemih dan menghasilkan bayangan akustik di bagian bawah batu. Selain itu, analisis hematologi menunjukkan granulositistosis, leukositosis, dan peningkatan Alkaline Phosphatase (ALKP). Anjing didiagnosis dengan urolitiasis dengan prognosis Fausta. Operasi cystotomi dilakukan untuk menghilangkan batu kandung kemih. Terapi pasca operasi adalah pemberian antibiotik Cefixime, Cystaid®, Fibumin®, dan Coatex®. Penyembuhan menunjukkan kemajuan yang baik dalam 5 hari

    PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH DAN TRANSFUSI DARAH PADA KUCING DAN ANJING SECARA GRATIS DI RUMAH SAKIT HEWAN PENDIDIKAN WEKA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

    Get PDF
    Pemeriksaan golongan darah kucing merupakan hal penting sebagai salah satu screening awal jika ingin melakukan transfusi darah pada kucing. Transfusi darah dilakukan pada pasien yang membutuhkan atau dalam keadaan darurat seperti anemia berat, infeksi parasit darah, atau dalam keadaan traumatik yang menyebabkan adanya pendarahan hebat. Transfusi darah dapat meningkatkan prosentase keselamatan pasien yang menderita kejadian tersebut. Pada saat transfusi darah, wajib menyiapkan pendonor dan resipien yang sudah terseleksi dengan ketat, antara lain dalam keadaan sehat, bebas parasit darah, bebas infeksi Feline Immunodeficiency Virus dan Feline Leukimia Virus, dan indoor life

    Acute Moist Dermatitis Suspected with Blood Parasite Infection in Cat

    No full text
    Abstract    Background: The causes of cases of Acute Moist Dermatitis (AMD) or also known as hotspots are numerous. Early AMD is accompanied by symptoms of pruritus or different behaviors triggered by itching such as scratching or licking. Many causes of pruritus in cats such as hypersensitivity dermatitis, ectoparasites, fungal infections, bacterial infections, or skin reactions to systemic diseases. Gradually clinical symptoms will occur alopecia and erythema because it is very itchy, moist and smells on the surface of the skin. Case Description: A male Persian cat, 1.6 years old and weighing 3.4 kg, presented with a history of pruritus, alopecia, erythema and wet skin in several locations, especially around the neck, and had been present for 3 months. Appetite to eat and drink is not very good because the cat is busy scratching and biting its fur due to excessive itching. Examination Results and Treatments: After clinical examination and microscopic examination of samples, the main trigger in this case was furmite in a cat, Lynxacarus radovskyi with secondary bacterial infection causing Acute Moist Dermatitis (AMD). Not only that, ectoparasites in this case also cause other systemic diseases, namely suspicion of blood parasites that cause thrombocytopenia as evidenced by the results of a Complete Blood Count (CBC), and is characterized by clinical symptoms of hematuria and epistaxis. This cat underwent intensive treatment for several weeks with several combinations of drugs such as antiparasitics, antibiotics. antihistamines, NSID and vitamins. Conclusion: Thi
    corecore