1,311 research outputs found

    Penerapan Pendekatan Ctl Berbantuan Media Gambar untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa

    Full text link
    This research aimed to improve students' writing skill of narrative approach to contextual teaching and learning approach of media drawing. The method used is descriptive method with class action research form. This study was conducted during IV cycle with each cycle one time meeting. The results of the study design of the learning (RPP) of the cycle I is 2.83, the second cycle is 2.9, the third cycle is 3.08, and the IV cycle is 3.93. The results of research from the implementation of learning from the cycle I is 2.51, the second cycle is 3.35, the third cycle is 3.52, and the IV cycle is 3.71. The result of research writing narrative essay from cycle I that is 13,57, cycle II that is 14,04, cycle III that is 14,96, and cycle IV that is 15. So applying of contextual teaching and learning approach assisted by picture media can improve narration writing skill students

    New phagotrophic euglenoid species (new genus Decastava; Scytomonas saepesedens; Entosiphon oblongum), Hsp90 introns, and putative euglenoid Hsp90 pre-mRNA insertional editing

    Get PDF
    We describe three new phagotrophic euglenoid species by light microscopy and 18S rDNA and Hsp90 sequencing: Scytomonas saepesedens; Decastava edaphica; Entosiphon oblongum. We studied Scytomonas and Decastava ultrastructure. Scytomonas saepesedens feeds when sessile with actively beating cilium, and has five pellicular strips with flush joints and Calycimonas-like microtubule-supported cytopharynx. Decastava, sister to Keelungia forming new clade Decastavida on 18S rDNA trees, has 10 broad strips with cusp-like joints, not bifurcate ridges like Ploeotia and Serpenomonas (phylogenetically and cytologically distinct genera), and Serpenomonas-like feeding apparatus (8–9 unreinforced microtubule pairs loop from dorsal jaw support to cytostome). Hsp90 and 18S rDNA trees group Scytomonas with Petalomonas and show Entosiphon as the earliest euglenoid branch. Basal euglenoids have rigid longitudinal strips; derived clade Spirocuta has spiral often slideable strips. Decastava Hsp90 genes have introns. Decastava/Entosiphon Hsp90 frameshifts imply insertional RNA editing. Petalomonas is too heterogeneous in pellicle structure for one genus; we retain Scytomonas (sometimes lumped with it) and segregate four former Petalomonas as new genus Biundula with pellicle cross section showing 2–8 smooth undulations and typified by Biundula (=Petalomonas) sphagnophila comb. n. Our taxon-rich site-heterogeneous rDNA trees confirm that Heteronema is excessively heterogeneous; therefore we establish new genus Teloprocta for Heteronema scaphurum

    Penggunaan Lembar Stabilisasi Rujukan untuk Meningkatkan Kualitas Rujukan di Puskesmas Dampingan Program Emas

    Full text link
    Dalam rangka meningkatkan kinerja pelayanan rujukan  emergensi maternal dan neonatal secara konsisten dan berkesinambungan serta menurunkan kematian ibu dan bayi baru lahir, program EMAS (Expanding Maternal and Neonatal Survival) memperkenalkan penggunaan Lembar Stabilisasi Rujukan di Puskesmas. Pada daerah intervensi EMAS fase 1 dan 2  lembar stabilisasi rujukan Puskesmas telah digunakan dengan dukungan dari Dinas Kesehatan kabupaten terutama pada pukesmas full support dan sebagian di Puskesmas replikasi EMAS (Karawang dan Tangerang). Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penggunaan lembar rujukan maternal dan kaitannya dengan output ibu. Metode: Disain penelitian yang digunakan cross sectional pada 39 kasus rujukan maternal di Karawang. Sebanyak 25 kasus rujukan diambil sebagai sampel dari Puskesmas Klari yang dirujuk ke RSUD karawang serta dilengkapi lembar stabilisasi kemudian dibandingkan dengan 14 kasus rujukan tanpa lembar stabilisasi yang ada RSUD Karawang. Kriteria inklusi yaitu melahirkan pada periode Januari-Juli 2016 dengan diagnosa preeklampsia, sedangkan kriteria eksklusi yaitu data output pasien tidak lengkap. Instrumen yang digunakan berupa lembar stabilisasi rujukan dan buku register rumah sakit. Data dianalisa menggunakan uji chi square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan dari 39 kasus rujukan, rujukan yang dilengkapi dengan lembar stabilisasi mempunyai output yang lebih baik dibandingkan yang tidak. Dari 25 rujukan yang dilengkapi dengan lembar stabilisasi sebanyak 21(84%) pulang sehat, 3(12,0%) kasus nearmiss, dan 1(12,0%) kematian ibu. Sedangkan dari 14 rujukan tanpa lembar stabilisasi didapatkan 0(0%) pulang sehat, 5(35,7%) kasus nearmiss, dan 9  (64,3%) kematian ibu. Ada hubungan signifikan antara lembar stabilisasi rujukan dengan output ibu  (p=0,0005). Kesimpulan: Penggunaan lembar stabilisasi rujukan sangat membantu dalam pengambilan keputusan klinis yang cepat pada fasilitas dampingan Program EMAS di kabupaten Karawang. Lembar stabiliasasi maternal berisi informai lengkap mengenai identitas pasien, keadaan umum, komplikasi, tindakan pra rujukukan, diagnosa, identitas pengirim dan penerima, serta monitoring perjalanan. Tujuan akhir dari penggunaan lembar ini adalah membantu menurunkan kasus nearmiss dan kematian ibu

    Komparasi Paradigma Psikologi Kontemporer Versus Psikologi Islam Tentang Manusia

    Full text link
    Tulisan ini mencoba memaparkan mengenai manusia dengan cara membandingkan paradigma psikologi kontemporer versus psikologi islam. Uraian psikologi kontemporer dalam menjelaskan manusia terdiri dari 3 mazhab yaitu psikoanalisa, behavioristik, dan humanistik. Jika dibandingkan dengan pandangan psikologi Islam, maka terdapat perbedaan yang substantif dalam menggambarkan manusia. Islam mengajarkan bahwa manusia adalah ciptaan Allah SWT yang paling sempurna dan diciptakan untuk menjadi khalifah di muka bumi, jadi Islam memandang manusia dari sudut pandang yang positif

    Masyarakat Indonesia dalam Perspektif Teori Adab-Karsa (suatu Studi pada Budaya Baca-Tulis Masyarakat Islam Indonesia di Era Globalisasi)

    Full text link
    Rendahnya kesadaran spiritual dan motivasi insani masyarakat Islam Indonesia dalam hal baca-tulis, telah membuat muslim Indonesia tertinggal hampir di segala aspek kehidupan global, dibanding negara-negara lainnya di dunia. Rendahnya adab (nilai moral), dikarenakan kurangnya kesadaran spiritual akan makna pentingnya membaca dan menulis sebagaimana dipertintah Allah (iqra = studi). Kurangnya motivasi untuk membaca dan menulis dalam konteks teori adab-karsa ini, dikarenakan muslim Indonesia kehilangan “human motivation” dengan ciri-ciri (1) kurang berorientasi ke depan, (2) kurang mempunyai growth philosophy, (3) lebih “berpaling” ke akhirat saja, (4) cepat menyerah, dan atau (5) bergerak lamban (inertia). Masyarakat Islam Indonesia hanya akan menjadi korban Perubahan, selama masih ada dalam adab-rendah dan karsa-lemah. Oleh karena itu, muslim Indonesia harus kembali kepada kesadaran spiritual dan menemukan/memperoleh kembali “human motivation” yang telah hilang. Hanya dengan mengarah pada adab-tinggi dan karsa-kuatlah (“freedom in sub-missiveness”), secara bertahap muslim Indonesia akan mampu keluar dari posisi lemahnya budaya-baca tulis yang akan mengantarkan masyarakat Indonesia ke arah kualitas yang tinggi dalam sebuah dunia global. Sebab struktur kognisi masyarakat, salah satunya dibentuk oleh bacaan.Adalah menjadi kewajiban kita semua, para pemimpin dan para terpelajar, harus bekerja keras untuk menawarkan sebanyak mungkin tesis budaya kepada seluruh masyarakat melalui multilinier, karena kita harus sekaligus mengembangkan budaya baca-tulis dan budaya informatika.Untuk itu perlu dirumuskan langkah-langkah kongkrit agar terbentuknya iklim yang kondusif bagi terciptanya budaya baca-tulis yang kuat di seluruh lapisan masyarakat Indonesia, tanpa kecuali

    Model Optimasi Penulisan Artikel yang Bersaing di Halaman Hasil Mesin Pencari

    Full text link
    Mesin pencari sangat berperan sebagai jembatan antara penyedia informasi dan pencari informasi. Mesin pencari memiliki algoritma tersendiri untuk mendapatkan informasi dari halaman website yang kemudian disimpan dalam basis data berupa indeks. Saat ini jumlah website yang beroperasi di internet sudah sangat banyak, sehingga menyebabkan persaingan pada posisi di halaman hasil mesin pencari menjadi sangat ketat. Posisi di halaman hasil mesin pencari akan sangat berpengaruh terhadap banyaknya pengunjung. Penelitian ini menghasilkan website yang dikembangkan untuk membantu penulisan artikel yang tepat dan cocok untuk bersaing di mesin pencari. Melalui website ini, artikel yang telah ditentukan kata kuncinya akan dibantu untuk mengoptimalkannya. Beberapa hal yang perlu dioptimalkan akan diberikan saran secara otomatis oleh sistem dan sistem secara otomatis akan menghitung skor untuk artikel yang ditulis. Hasil dari pengembangan website ini bermanfaat bagi webmaster, penulis artikel dan marketing internet untuk meningkatkan kemampuan saing website mereka di mesin pencari, khususnya bagi blogger dan pemilik toko online, dimana mereka sangat tergantung pada posisi di SERP (search engine results page). Selain itu penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siapapun yang ingin membahas lebih lanjut tentang SEO (search engine optimization), karena teknik SEO selalu berubah mengikuti algoritma mesin pencari

    Reformulasi Model Bimbingan Dan Penyuluhan Agama Bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (Pmks)

    Full text link
    Permasalahan sosial yang dialami umat menjadi tantangan bagi para da'i, istilah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah seseorang, keluarga atau kelompok masyarakat yang karena suatu hambatan tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya, sehingga tidak dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani dan sosial) secara memadai dan wajar. Proses rehabilitasi sosial diperlukan guna memfungsikan mereka sebagai makhluk sosial.Adanya penyuluh Agama Islam diharapkan mampu membimbing masyarakat, khususnya mereka yang mengalami masalah kesejahteraan sosial. Penyuluh agama dapat menjalankan fungsinya rehabilitasi sosial bagi para PMKS melalui tiga metode yaitu: metode persuasif (ajakan), motivatif (dorongan), koersif (pemaksaan). Hal itu dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan antara lain: motivasi dan diagnosis psikososial; bimbingan mental spiritual; bimbingan fisik; bimbingan sosial dan konseling psikososial; pelayanan aksesibilitas; bantuan dan asistensi sosial; bimbingan resosialisasi; bimbingan lanjut; dan rujukan

    Media Massa dan Labelling Terorisme (suatu Analisis terhadap Skenario Agenda Setting Global dan Nasional)

    Full text link
    Artikel ini menggambarkan betapa besar kekuatan media massa dalam melakukan agenda setting, yaitu bagaimana media massa menyajikan suatu peristiwa. Dengan menonjolkan aspek-aspek tertentu dan memberikan suatu bobot tertentu pula pada suatu isyu –seperti perbedaan durasi, frekuensi masa tayang- media massa sanggup mempengaruhi khalayak mengenai “what to think about” dan menjadikannya sebagai bahan pembicaraan di masyarakat nasional, regional, maupun Internasional. Ada suatu upaya stigmatisasi secara sistematis yang menggiring khalayak ke arah pemikiran bahwa Islam identik dengan terorisme. Hal ini terus dikembangkan dan diperluas melalui dukungan pemberitaan di media massa yang begitu intensif. Sebagai contoh adalah kasus peledakan bom di Bali. Media massa menampilkannya dengan begitu mengerikan dibandingkan tragedi Word Trade Center di New York, Amerika Serikat. Media massa baik nasional maupun Internasional adalah faktor yang menentukan mencuatnya agenda tragedi Bali dan telah sukses menggunakan momentum peledakan tersebut untuk membangun agenda setting-nya guna membentuk citra Indonesia dan kelompok Islam sebagai agenda utama politik Internasional

    Pembangunan dalam Perspektif Ekofeminisme

    Full text link
    Pembangunan yang dilaksanakan oleh negera-negara Dunia Ketiga secara paradigmatik telah banyak dikecam dan dikritisi oleh para peneliti di Negara-negara Selatan dan sejumlah Negara Timur. Mengapa? Pertama, karena pembangunan telah banyak menimbulkan dampak sosial, budaya, politik dan ekologis yang harus ditanggung oleh masyarakat yang dikenai pembangunan tersebut. Selain semua kebijakan pembangunan bersifat top-down juga atas nama pertumbuhan ekonomi telah mengabaikan aspek-aspek lainnya selain ekonomi dalam kehidupan masyarakat tersebut. Kedua, pembangunan menempatkan masyarakat terutama kaum perempuan sebagai objek pembangunan, misalnya jelas terlihat dalam kebijakan program Keluarga Berencana.Oleh karena secara paradigmatik teori pembangunan diadopsi sepenuhnya dari konsep pembangunan di negara-negara maju, dengan sendirinya indikator-indikator pembangunan pun menggunakan parameter negera-negara maju tersebut. Bahkan, saat pertumbuhan ekonomi dijadikan tulang punggung keberhasilan pembangunan, parktik pembangunan ini telah menggunakan kepercayaan pada ilmu ekonomi yang “bebas budaya” dengan sendirinya netral. Resiko yang ditanggung pembangunan dengan titik pandang ini sejak pembangunan dicanangkan hingga saat ini masih menyisakan persoalan yang rumit secara sosial, ekonomi, politik, budaya, dan ekologis. Perempuan di Indonesia misalnya, dengan populasi 49,9% (102.847.415) berdasarkan Sensus Penduduk 2000 dari total 206.264.595 penduduk Indonesia masih menangggung marjinalisasi dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan akses secara politis. Padahal, salah satu tolok ukur Indeks Pembangunan Manusia yang ditetapkan oleh UNDP adalah indeks kesehatan dan pendidikan. Sehingga tidak mengherankan bila Indonesia dari 117 negara yang disurvey untuk Indeks Pembangunan Manusia ini menempati urutan ke 111. Kaum Ekofeminisme menuduh mengejar kemajuan pembangunan hanya menempatkan perempuan sebagai “korban” (objek) pembangunan ketimbang subjek yang ikut serta aktif berpartisipasi dalam proses pembangunan. Berangkat dari fakta tersebut, tulisan ini berusaha melakukan analisis kritis secara paradigmatis atas teori-teori pembangunan dan kedudukan perempuan dalam pembangunan dalam perspektif Ekofeminisme. Juga, menawarkan alternatif kerangka paradigmatik teori pembangunan yang sensitif gender dan berbasis budaya yang selama ini diabaikan dalam paradigma pembangunan lama. Karena rendahnya kualitas perempuan dalam akses pendidikan , kesehatan dan politik di Indonesia juga menjadi penyebab rendahnya Indeks Pembangunan Manusia Indonesia

    Studi Komparatif Fragmentatif Program IDT dengan Program Pemberdayaan Perempuan melalui Mikro Kredit Grameen Bank di Bangladesh

    Full text link
    Pembangunan, idealnya mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Namun yang terjadi, setelah bertahun-tahun pembangunan dijalankan, rakyat yang menderita kemiskinan masih saja dalam bilangan yang sangat besar. Di Indonesia sendiri, pasca krisis moneter tahun 1997 akibat bertambahnya pengangguran, kemiskinan yang semula terdapat di daerah pedesaan, terjadi pula menimpa orang-orang perkotaan kondisi ini di perburuk dengan kenaikan BBM tahun 2005 lalu, yang menyebabkan penduduk yang terjadinya tidak miskin menjadi miskin, dan yang sudah miskin semakin miskin akibat semakin meningkatnya harga-harga dan kebutuhan hidup. Hasil penelitian berbagai kalangan, terutama kaum ekofiminesme menunjukan bahwa, beban terberat akibat kemiskinan diderita kaum perempuan. Bila dalam pratik pembangunan kaum perempuan hanya ditempatkan sebagai obyek, maka saat oreantasi pembangunan diperbaharui pun, perempuan tetap saja termarjinalkan. DI Indonesia misalnya perempuan miskin telah menjadi alat devisa negara melalui keberadaannya sebagai tenaga kerja wanita di luar negri meski tampa skill yang memadai, juga tampa ada jaminan hukum yang memadai. Terhadap pratik dan paradigma pembangunan yang dilakukan negara-negara Duinia Ketiga, banyak ahli yang mengkritisi dengan kesimpulan bahwa telah terjadi kemiskinan struktural akibat kekeliruan keragka paradigmatik konsep pembngunan Inilah yang menyebabkan program penanggulan kemiskinan tidak juga menampakan hasil sesuai yang dihapkan. proggram IDT, raskin, P2KP, JPS, semuanya hanya pemecahan masalah kemiskinan bersipat sementara. sementara selain itu, program-program yang diterapkan lebih banyak memihak kepada kepetingan pemegang kepentingan pemeggang kebijakan. Perguruan tinggi sebagai “Agent Of Chang” mengemban tugas dalam ikut serta menyelesaikan permasalahan kemiskinan. Pemenang Nobel Perdamaian Dr. Muhammad Yunus dari Bangladesh melalui Grameen Bank yang didirikannya terbukti telah menjadi contoh kongrit peran perguruan tinggi khususnya kaum akademis nya dalam pengetasan kemiskinan. Yunus juga telah membuktikan bahwa kapitalisme pada saat yang bersamaan dapat digandengkan dengan sosialisme guna kepentingan rakyat miskin
    • …
    corecore