19 research outputs found
Implementasi Penerbitan Izin Penyelenggaraan Angkutan Sewa Khusus Oleh Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah
Penelitian ini mengkaji tentang implementasi penerbitan Izin Penyelenggaraan Angkutan Sewa Khusus Oleh Dinas Perhubungan Di Provinsi Jawa Tengah, juga kendala implementasi dan upaya mengatasinya. Metode dalam penelitian ini adalah yuridis sosiologis, spesifikasinya deskriptif analitis, datanya adalah data primer dan data sekunder dan analisis data kualitatif. Hasil penelitian penerbitan izin penyelenggaraan Angkutan Sewa Khusus oleh Dinas Perhubungan di Provinsi Jawa Tengah berdasar pada Pasal 15 Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 56 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Angkutan Sewa Khusus di Wilayah Operasi Dalam Provinsi Jawa Tengah dengan menggunakan Sistem Informasi Administrasi Perizinan Provinsi Jawa Tengah bernama “SIAP JATENG”. Mekanismenya diawali dengan pendaftaran, upload dokumen, pemeriksaan dokumen, pengesahan dokumen, dan penerbitan izin. Untuk implementasi penerbitannya pada periode April 2018- Juli 2020 tercatat sebanyak 4.181 izin. Kendala dalam implementasi meliputi 2 hal yaitu: kurangnya pemahaman masyarakat dalam penggunaan IT, dan kurangnya pemahaman masyarakat mengenai persyaratan mengurus izin, dalam hal ini dapat diupayakan dengan sosialisasi baik secara langsung atau melalui akun website.
Research of implementation issuance of Special Leasing Transportation Operations Permits by Department of Transportation in Central Java, as well as implementation constraints and efforts to overcome them. Method in this research is sociological juridical, the specification is descriptive analytical, using primary data and secondary data and qualitative data analysis. Results of this research on the issuance of permits for the operation of special leased transportation by the Department of Transportation in Central Java Province based on Central Java Governor Regulation of Implementation of Special Lease Transportation in the Operational Area within Central Java Province using the Central Java Province Licensing Administration Information System named "SIAP JATENG”. The mechanism begins with registration, uploading documents, checking documents, validating documents, and issuing permits. For the implementation of the issuance in the April 2018-July 2020, a total of 4,181 permits were recorded. Constraints in implementation include 2 things, lack of public understanding of the use of IT, and lack of understanding of the community regarding the requirements for obtaining permits, in this case this can be pursued by outreach either directly or through the official website account
Legal Aspect of Land Tenure Strategies by Foreign Nationals (Case of District of Jepara, Indonesia)
Great potential in investment, invites many parties to develop their business in Jepara Regency. The government regulates the control of Indonesian land for foreign nationals in the form of use rights. However, in reality, foreign nationals in Jepara do not use the Right to Use but use other forms of land tenure. This study aims to analyse Legal Review Of Land Tenure Strategies By Foreign Nationals In The District Of Jepara. In this study using qualitative methods, the method of collecting data through interviews and documentation which then the results of data analysis using descriptive analysis. The results of the study found that the form of strategies and methods of land tenure by Foreign Citizens in the Regency by a) Marrying Indonesian citizen by acting on behalf of his wife as the right holder. b) Living together without marital status by way of an agreement on property by both parties c) Leasing a foreign citizen with a local resident d) Through a foreign legal entity established in Indonesia to control land in Jepara Regency
PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA INDONESIA DI MALAYSIA DALAM PERSPEKTIF UU RI NO.39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TKI DI LUAR NEGERI
Perlindungan Hukum TKI di Malaysia dalam Perspektif UU RI No.39 Tahun 2004 Tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri dipilih sebagai judul disertasi ini. Latar bekakang penulisan ini karena setelah berlakunya UU RI No.39 Tahun 2004 dan setelah ditandatanganinya MoU antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Malaysia masih banyak terjadi pelanggaran HAM pada TKI yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Malaysia. Fokus permasalahannya adalah mengapa setelah ditandatanganinya MoU antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Malaysia masih terjadi pelanggaran HAM atas TKI di Malaysia, bagaimanakah perlindungan hukum TKI di Malaysia pada saat ini ditinjau dari UU RI No.39 Tahun 2004 dan bagaimanakah upaya hukum pemerintah Indonesia dalam rangka memberikan perlindungan hukum bagi TKI di Malaysia pada masa mendatang.
Metode pendekatannya adalah yuridis normatif / doctrinal. Jenis data yang digunakan yaitu data sekunder. Metode pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka, dokumen-dokumen hukum yang berkaitan dengan perjanjian kerja, perjanjian penempatan dan perlindungan TKI di Malaysia, MoU Indonesia-Malaysia dan studi dokumenter untuk memperoleh data mengenai pelanggaran HAM yang dialami TKI selama bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Malaysia. Metode analisa data secara kualitatif normatif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan faktor-faktor yuridis yang menyebabkan terjadinya pelanggaran HAM atas TKI di Malaysia setelah ditandatanganinya MoU antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Malaysia, menganalisis dan menjelaskan perlindungan hukum TKI di Malaysia pada saat ini serta menemukan dan menjelaskan upaya hukum pemerintah Indonesia dalam rangka memberikan perlindungan hukum bagi TKI di Malaysia pada masa mendatang.
Penelitian ini menemukan bahwa 1) UU RI No.39 Tahun 2004 bukan merupakan peraturan yang sempurna di dalam memberikan perlindungan hukum kepada TKI karena banyak pasal di dalam UU tersebut yang dapat merugikan TKI, 2)adanya ketidakteraturan di dalam sistem hukum khususnya struktur dan substansi hukum dalam proses pengiriman TKI di Malaysia, 3) pemerintah Indonesia dalam memberikan perlindungan hukum bagi TKI masih kurang hal ini dapat dilihat dari sanksi hukum yang dikenakan bagi oknum yang merugikan TKI hanya berupa sanksi administrasi saja tanpa adanya sanksi pidana yang dapat memberikan efek jera bagi pelakunya, 4) upaya hukum yang dapat memberikan perlindungan bagi TKI di Malaysia yaitu meningkatkan MoU menjadi perjanjian bilateral dan adanya upaya hukum dari pemerintah Indonesia untuk menuntut pertanggungjawaban Malaysia melakukan upaya hukum setempat (exhaustion of local remedies) atas warga negaranya yang melakukan pelanggaran HAM kepada TKI.
Agar tindakan pelanggaran HAM atas TKI tidak terulang kembali, maka harus diketahui faktor-faktor yuridis yang menyebabkan pelanggaran HAM atas TKI di Malaysia dan adanya upaya hukum untuk merubah dan memperbaiki perlindungan hukum yang telah ada khususnya mengenai struktur dan substansi hukum yang dijelaskan dengan menggunakan teori sistem hukum dari Lawrence M. Friedman.
Untuk memperbaiki perlindungan hukum bagi TKI yang telah ada selama ini, maka penulis menyarankan 1) memperbaiki faktor-faktor yuridis yang menyebabkan terjadinya tindakan pelanggaran HAM agar tidak terulang kembali, 2) peraturan mengenai penempatan dan pengiriman TKI perlu disempurnakan, 3) MoU ditingkatkan menjadi perjanjian bilateral 4) meningkatkan tanggung jawab pemerintah Indonesia dalam memperjuangkan hak asasi TKI yang dilanggar selama bekerja di Malaysia.
Kata kunci : Perlindungan Hukum, Tenaga kerja Indonesia, Hak Asasi Manusia
The Indonesian Migrant Workers (TKI-Tenaga Kerja Indonesia) Legal Protection in Malaysia in the Perspective of Indonesian Act 2004 (no 39) About the TKI Work Placement and Protection Abroad has been chosen as the title of this dissertation. The background of this writing is there are still many Human Rights violation to the TKI who work as housemaids in Malaysia whereas there was an MoU between the government of Indonesia and Malaysia. The main concern is why after the MoU was signed there are still many Human Rights violation upon the TKI in Malaysia, how the TKI legal protection in Malaysia nowadays as seen in the Indonesian Act 2004 (no 39) is, and how the Indonesian government legal remedies in the future towards the giving of the law protection to the TKI in Malaysia is.
The methodological approach is normative juridical / doctrinal. Type of data used is secondary data. The data collection method used is literature review, legal documents on employment agreement, the agreement of TKI work placement and protection in Malaysia, the Indonesia-Malaysia MoU, and documentary study to collect the data about the Human Rights violation upon the TKI while working as housemaids in Malaysia. Data analysis method used is qualitative normative.
The research purpose is to identify and describe the juridical factors that lead to the Human Rights violation upon the TKI while working as housemaids in Malaysia after the MoU was signed, to analyze and define the TKI legal protection in Malaysia nowadays, and to find and describe the Indonesian legal remedies in giving the TKI legal protection in Malaysia in the future.
The research has found that 1) Indonesian Act 2004 (no 39) is not a perfect regulation in giving the TKI legal protection since many of the articles are unhelpful for the TKI, 2) there is a disarrangement in the legal system especially about the law structures and substance in the process of sending the TKI to Malaysia, 3)Indonesian government lacks in giving the TKI legal protection, and it can be seen from the given legal sanction to person who inflict the TKI which is only an administration sanction without any deterrent-effect punishment to the doer, 4) the legal remedies that could administer the TKI legal protection in Malaysia should be upgraded from the MoU into bilateral treaty and there should be an Indonesian legal remedy to sue Malaysian responsibility to do some exhaustion of local remedies upon Malaysians who do any Human Right violation to the TKI.
In order to protect the TKI from Human Right violation in future, the juridical reasons which lead to the TKI Human Right violation in Malaysia should be found out, and there should be some legal remedies to change and revise the existing legal protection especially about the law structures and matters which is described using the legal system theory by Lawrence M. Friedman.
To revise the existing legal protection for TKI, the writer suggests to 1) revise the juridical reasons to protect the TKI from the Human Right violation in future, 2) improve the regulation on the TKI Work Placement and Protection, 3) upgrading the MoU into bilateral treaty, 4) intensify the responsibility of Indonesian government to fight for the TKI Human Right violation while working in Malaysia.
Key words: Legal Protection, Indonesian Migrant Workers (TKI), Human Right
PERANAN ORGANISASI NOTARIS DALAM PELAKSANAAN KEWAJIBAN MAGANG BAGI CALON NOTARIS (Studi Pada Pengurus Daerah Ikatan Notaris Indonesia Kota Semarang)
Magang merupakan salah satu syarat yang wajib dilakukan oleh calon Notaris, guna menyelaraskan antara ilmu kenotariatan yang diperoleh saat proses perkuliahan dengan praktik Notaris dan Syarat magang untuk calon Notaris bersifat imperatif, artinya harus ditempuh dan harus ada tanda bukti. Dan bagi para Notaris penerima magang pun diwajibkan untuk menerima calon Notaris magang hal ini sebagaimana tercantum dalam UUJN, Pasal 16 huruf “n”.
Pembahasan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana peran Pengurus Daerah Ikatan Notaris Indonesia Kota Semarang dalam pelaksanaan kewajiban magang bagi calon Notaris dan 2) Bagaimana Kendala yang dihadapi dan solusi mengatasi kendala yang menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan proses magang bagi calon Notaris di Kota Semarang.
Metode yang digunakan adalah penelitian hukum empiris dengan spesifikasi penelitian deskriftif analitis. Data yang digunakan adalah bersumber dari data primer yang diperoleh dari penelitian lapangan melalui teknik wawancara dengan narasumber, serta data sekunder yang dikumpulkan dari penelitian kepustakaan melalui penelaahan bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Data yang dihimpun dianalisis secara kualitatif dalam mendeskripsikan permasalahan penelitian dengan hasil penarikan simpulan secara induktif.
Berdasarkan pembahasan dapat diketahui bahwa: 1) Peranan Pengurus Daerah INI dalam pelaksanaan kewajiban magang bagi calon Notaris di Kota Semarang tidak berjalan sebagaimana mestinya karena calon Notaris hanya melakukan magang dengan prakarsa sendiri tanpa ada rekomendasi dari organisasi. 2) Kendala yang dihadapi oleh calon Notaris dalam proses pelaksanaan magang sebagian besar karena adanya penolakan dari Notaris penerima magang, seharusnya jika dilakukan dengan bantuan rekomendasi dari organisasi maka meminimalisir penolakan dengan adanya surat pengantar dari organisasi. Saran dalam penelitian ini yaitu: 1) Peranan Pengda INI dalam pelaksanaan kewajiban magang bagi calon Notaris sangat penting harus dilakukan sebagaimana peraturan dalam UUJN dan prosedur yang sudah ditetapkan oleh organisasi INI. 2) Bagi Calon Notaris juga harus aktif dan mengikuti prosedur yang ada. 3) Bagi Notaris Penerima Magang, dapat membantu proses magang agar membentuk calon Notaris yang professional dan bermartabat. 4) Bagi Program studi MKn dapat mengadakan MOU dengan Organisasi Notaris dalam hal ini Pengurus Daerah dimasing-masing daerah kedudukan untuk memperlancar proses pelaksanaan magang
PENGAWASAN DAN PEMBINAAN BAGI NOTARIS DI JAKARTA TIMUR TERHADAP PELANGGARAN KODE ETIK NOTARIS
Notaris di Indonesia dalam menjalankan tugas dan jabatannya dibutuhkan
pengawasan dan pembinaan oleh pemerintah. Tujuan dari pengawasan adalah agar
para Notaris ketika menjalankan tugas jabatannya memenuhi semua persyaratan
yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas jabatan Notaris, demi untuk pengaman
kepentingan masyarakat, karena Notaris diangkat oleh pemerintah, bukan untuk
kepentingan diri Notaris sendiri melainkan untuk kepentingan masyarakat yang
dilayaninya. Pengawasan Notaris dilakukan oleh Menteri dengan membentuk
Majelis Pengawas Notaris yang terdiri dari Majelis Pengawas Daerah (MPD) di
Kabupaten/Kota, Majelis Pengawas Wilayah (MPW) di Provinsi dan Majelis
Pengawas Pusat (MPP) di Jakarta.
Berdasarkan latar belakang tersebut, Rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah, bagaimana tindakan Majelis Pengawas Daerah (MPD) Notaris Jakarta
Timur dalam menyelesaikan pelanggaran kode etik oleh Notaris? Serta bagaimana
Pengawasan dan Pembinaan Bagi Notaris di Jakarta Timur agar tidak terjadi
pelanggaran kode etik Notaris?
Metode pendekatan yang digunakan adalah metode yuridis-normatif,
Spesifikasi Penelitian: deskriptif-analisi, sumber/jenis data dari data sekunder,
teknik pengumpulan data: studi kepustakaan, teknik analisis data: analisis
kualitatif normatif, dengan penarikan simpulan secara deduktif.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa secara umum, Majelis Pengawas
Daerah Notaris kota Jakarta Timur telah melakukan pembinaan dan pengawasan
dengan cukup baik dan efektif dalam menyelesaikan pelanggaran kode etik oleh
Notaris dan Majelis Pengawas Daerah Notaris kota Jakarta Timur telah
melakukan pembinaan dan pengawasan untuk meningkatkan kesadaran hukum
bagi Notaris dalam mentaati kode etik Notaris. Hal ini didasarkan pada bukti-
bukti bahwa pembinaan dan pengawasan telah dilakukan sesuai dengan ketentuan
dan dasar hukum yang telah ditetapkan.
Saran dari penelitian ini adalah diharapkan Majelis Pengawas Daerah
Notaris Kota Jakarta Timur terus meingkatkan kinerjanya, terutama dalam bidang
pengawasan dan pembinaan, dengan meningkatnya kinerja pembinaan dan
pengawasan, diharapkan para Notaris di Jakarta Timur semakin baik dan
profesional dalam menjalankan tugas dan jabatannya
SENGKETA HAK MILIK TANAH YAYASAN GEREJA (Studi Pada Sengketa Gereja Pantekosta di Indonesia-Pemalang dengan Ahli Waris Pendeta)
Kondisi tata kota di Indonesia dewasa ini seringkali berubah-ubah
sehingga menyebabkan banyaknya masalah pertanahan. Timbulnya sengketa
tanah bermula dari pengaduan suatu pihak yang berisi keberatan dan tuntutan hak
atas tanah, baik terhadap status tanah maupun kepemilikannya. Salah satu
sengketa tanah yang terjadi ialah kasus sengketa tanah Yayasan Gereja Pantekosta
di Indonesia dengan ahli waris pendeta yang terjadi di Kabupaten Pemalang.
Dalam tesis ini ada dua hal yang ingin dikaji oleh penulis yaitu :
1) Bagaimana kepastian hukum status tanah milik Yayasan Gereja Pantekosta di
Indonesia-Pemalang yang digugat sebagai tanah warisan dan 2) Bagaimana
perlindungan hukum atas kepemilikan Yayasan Gereja Pantekosta di Indonesia-
Pemalang. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis kepastian
hukum dan perlindungan hukum atas penggunaan hak atas tanah yang dimiliki
oleh sebuah Yayasan Keagamaan, dimana tanah milik Yayasan tersebut digugat
sebagai tanah warisan.
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
normatif dengan spesifikasi penelitian bersifat deskriptif preventif. Sumber dan
jenis pengumpulan data yang dipakai adalah data sekunder yang terdiri dari bahan
hukum primer dan bahan hukum sekunder. Data yang diperoleh kemudian
dianalisis kualitatif normatif dengan penarikan simpulan secara deduktif.
Berdasarkan pembahasan dapat diketahui bahwa : 1) Kepastian hukum hak
atas tanah yang dimiliki oleh Yayasan Gereja Pantekosta di Indonesia adalah sah
dan tidak melanggar hukum, karena proses balik nama yang dilakukan melalui
proses permohonan penetapan pengadilan. Hal ini diatur dalam Pasal 19
khususnya ayat (2) UUPA, Pasal 12 dan Pasal 55 Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, Pasal 125-128 Peraturan Menteri Agraria
Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP Nomor 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah. 2) Perlindungan hukum kepemilikan tanah Yayasan
Gereja Pantekosta di Indonesia-Pemalang adalah dengan adanya Putusan Majelis
Hakim yang menitikberatkan pada asas pembuktian kepemilikan secara perdata
atas sertifikat tersebut, karena sudah sah atas nama Gereja Pantekosta di
Indonesia-Pemalang yang telah dibuktikan dengan penetapan pengadilan maka hal
tersebut tidak dapat digugat. Saran dalam penelitian ini : 1) Perlu adanya
penyuluhan kepada masyarakat tentang perubahan data pendaftaran tanah
berdasarkan putusan atau penetapan pengadilan agar bermanfaat bagi masyarakat.
2) Hendaknya instansi yang terkait (Badan Pertanahan Nasional) dalam hal balik
nama sebuah Yayasan Keagamaantidak menghambat proses balik nama,
mengingat sertifikat tersebut awalnya atas nama perorangan tidak menutup
kemungkinan akan mendapat gugatan dari pihak lain yang beritikad kurang baik
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KREDITUR PEMEGANG HAK TANGGUNGAN DALAM PERJANJIAN KREDIT PERBANKAN DENGAN ADANYA PERALIHAN KEWARGANEGARAAN DEBITUR PEMBERI JAMINAN
PELAKSANA KEBIJAKAN PEMUTAKHIRAN DOKUMEN BUKU TANAH OLEH KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SEMARANG
Penerapan teknologi informasi dalam bidang pertanahan mutlak
diterapkan dalam era serba digitalisasi seperti sekarang ini, Kegiatan BPN dalam
rangka mendukung SIMTANAS DAN SPDP antara lain penerapan land office
computerization (LOC) dan stand alond system (SAS), dalam pelayanan keduanya
dititik beratkan pada kegiatan-kegiatan pelayanan pertanahan, sedangkan
berkaitan dengan kearsipan buku tanah belum ada progam aplikasi yang spesifik,
sehingga saat ini sistem kearsipan kantor pertanahan khususnya dikabupaten
Semarang masih bersifat Manual.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah pertama, mengapa kantor
pertanahan kabupaten semarang belum menerapkan pemutakhiran dokumen buku
tanah, Kedua, Bagaimana konsep ideal pemutakhiran dokumen buku tanah sesuai
dengan asas-asas pendaftaran tanah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode pendekatan
yuridis empiris. Spesifikasi penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif
analitis bersumber dari pengumpulan data yang diperoleh dari data primer dan
sekunder, Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi wawancara dan
studi kepustakan, kemudian dianalisis dengan metode analisis kualitatif dengan
penarikan simpulan secara induktif.
Kantor Pertanahan Kabupaten Semarang dalam hal pemutakhiran
dokumen buku tanah belum sepenuhnya diterapkan, baru sebatas penyimpanan
digital dengan aplikasi geo KKP, sedangkan document scaning dan mikro film
belum diterapkan sama sekali, hal ini dikarenakan, sarana dan prasarana sangat
kurang karena anggaran yang terbatas, jaringan internet lambat, sumber daya
manusia yang masih kurang, beban pegawai yang tinggi, serta dukungan dari
pemerintah pusat masih kurang tanggap. Konsep ideal dalam pemutakhiran
dokumen buku tanah harus memuat asas-asas pendaftaran tanah dengan dikaitkan
dengan asas akurasi, memberi perlindungan hukum, serta Penyajian dalam
pelayanan secara real time, lebih baik, dan sempurna untuk memenuhi tujuan
transparan serta efisien dalam segala hal.
Saran kepada Kantor Pertanahan Kabupaten Semarang segera menerapkan
online system, imaging scaning dan mikro film. Badan Pertanahan Nasional segera
memperbanyak server/database, minimal satu profinsi satu server dengan
pengelola Kantor Wilayah
PENERTIBAN HAK PENGUASAAN ATAS TANAH DI KOMPLEK PERUMAHAN TNI ANGKATAN DARAT BEARLAND JAKARTA TIMUR
Hak penguasaan atas tanah berisikan serangkaian wewenang, kewajiban
dan/atau larangan bagi pemegang haknya untuk berbuat sesuatu dengan tanah
yang dihaki.Tanah mempunyai nilai ekonomi sering munculkan konflik maupun
sengketa. Salah satu konflik dalam hak penguasaan tanah adalah manakala
dilaksanakan penertiban atau penggusuran atas penguasaan atau penggunaan
tanah rumah dinas Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat Bearland Jakarta
Timur pada para purnawirawan beserta keluarganya. Perlu diperhatikan menempati
rumah dinas bukan menjadi memiliki, tetapi hanya izin. Izin artinya pernyataan
mengabulkan, tiada melarang. Izin tidak bias diwariskan karena ia bukan hak.
Dalam penelitian ini permasalahan yang dibahas adalah: Apakah penertiban
terhadap penguasaan hak atas tanah di komplek Perumahan Bearland telah
mencerminkan asas keadilan dan akibat hukum dari penertiban penguasaan hak
atas tanah di Komplek Perumahan Bearland Jakarta Timur.
Metode pendekatan dalam penelitian ini adalahYuridis empiris. Spesifikasi
penelitian yang digunakan deskriptif analitis. Sumber data yang digunakan terdiri
dari data primer dan data sekunder. Pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan studi lapangan dan studi kepustakaan. Teknik analisis
data kualitatif dengan penarikan simpulan induktif .
Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa Penertiban yang dilakukan
dikomplek perumahan Bearland belum mencerminkan asas keadilan. Dasar keadilan
harusnya seimbang antara hak dan kewajiban.Para warga berkewajiban untuk
pindah dari perumahan bearland tetapi mereka tetap memiliki hak yaitu Pihak
Kodam Jaya seharusnya memberikan solusi untuk warga bearland agar warga
bearland mendapatkan pengganti untuk tempat tinggal yang baru.Akibat hukum
tanah dan bangunan di Perumahan Komplek Bearland merupakanaset-aset milik
Negara. Pihak Kodam jaya bias memanfaatkan tanah dan bangunan di Perumahan
Komplek Bearland.Bukti pembayaran pajak bumi dan bangunan bukan merupakan
suatu bukti kepemilikan atas tanah.
Saran untuk penelitian ini adalah Pihak Kodam Jaya harus memberikan solusi
dimana para warga mendapatkan penggatian untuk tempat tinggal yang baru atas
terjadinya penertiban hak penguasaan atas tanah di komplek Bearland. Pihak
Kodam harus mendaftarkan tanah tersebut keBadanPertanahanNasional Jakarta
Timur
PERANAN ORGANISASI IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) DALAM MENEGAKKAN KODE ETIK UNTUK MENJAGA INTEGRITAS NOTARIS (Studi pada Pengurus Wilayah Jawa Tengah Ikatan Notaris Indonesia)
Profesi Notaris merupakan profesi yang terhormat (officium nobile) dan
dalam menjalankan tugas dan fungsinya didasarkan pada norma-norma yang telah
diatur. Hal yang menjadi menarik untuk diteliti lebih lanjut adalah soal kewenangan
Organisasi Profesi dalam menjalankan tugas dan fungsi pengawasan dan penegakan
Kode Etik. UU Jabatan Notaris menyebutkan jika pengawasan terhadap Notaris
dilakukan oleh Menteri dengan membentuk Majelis Pengawas. Hal ini menjadi
sedikit aneh apabila dibandingkan dengan Organisasi Profesi Notaris INI yang juga
mempunyai kewenangan dalam menegakkan Kode Etik terhadap Notaris.
Permasalahan yang dibahas dalam tesis ini yaitu Organisasi INI dalam
menegakkan kode etik bagi para Notaris dan peranan Organisasi INI dalam menjaga
integritas Notaris.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode pendekatan yuridis
empiris, dengan spesifikasi deskriptif analitis, dengan menggunakan analisis secara
kualitatif, yaitu pada pengurus INI wilayah Jawa Tengah dan Notaris di wilayah
Jawa Tengah, dengan sumber data primer dan sekunder, serta penarikan kesimpulan
secara induktif.
Hasil penelitian ditemukan bahwa Organisasi INI wilayah Jawa Tengah
dalam menegakkan Kode Etik Notaris telah dilakukan pembinaan yaitu
memberikan pembekalan kepada calon Notaris untuk memahami Kode Etik serta
peraturan-peraturan yang berkaitan dengan jabatan Notaris. Peranan Organisasi INI
Wilayah Jawa Tengah dalam menjaga integritas Notaris dengan penegakan hukum
yang bersifat preventif melalui upaya pencegahan pelanggaran hukum oleh Notaris
yang telah dilakukan. Akan tetapi, bila sudah terlanjur terjadi pelanggaran
dilakukan perlidungan dengan melibatkan Dewan Kehormatan serta penyelesaian
secara internal organisasi.
Saran bagi pengurus INI wilayah Jawa Tengah dalam menegakan kode etik
Notaris untuk menjaga integritas Notaris diharapkan INI lebih aktif dalam
menjalankan pembinaan dan pengawasan terhadap para anggotanya dalam
menjalankan jabatannya sebagai Notaris. Selain itu, Dewan Kehormatan Wilayah
sebagai bagian dari Organisasi INI Wilayah Jawa Tengah yang bertugas untuk
mengawasi dan menindak pelanggaran Kode Etik yang dilakukan oleh anggota
lebih tegas dalam mengawasi Notaris