1,383 research outputs found

    SUMBANGAN PEMIKIRAN JOHN HICK BAGI PERJUMPAAN AGAMA-AGAMA

    Get PDF
    The thought developed by John Hick is one source of inspiration to develop religious patterns that humanize humans and have a peaceful face. The thoughts contained in this thought illustrate that all religions have the freedom to develop. This freedom base assuming all religions have their own way of salvation. The path of salvation is a manifestation of the expression and reaction of faith in God's revelation. The experience of conflict involving religious symbols is one of the fanatical attitudes of conventional interpretation of religious documents. John Hick gave a thought to make the facts that exist in each religion as a point to build dialogue. This refers to human values in every religion that must be upheld.Keywords: John Hick, Theocentric, Exclusive, Inclusive, Pluralis

    God and Christianity According To Swinburne

    Get PDF
    In this paper I discuss critically Richard Swinburne’s concept of God, which I find to be incoherent, and his understanding of Christianity, which I find to be based on a precritical use of the New Testamen

    Nalar Pluralisme John Hick Dalam Keberagamaan Global

    Full text link
    Paper ini secara khusus membahas paham pluralisme agama dalam nalar John Hick sebagai respon atas terjadinya berbagai aksi kekerasan bernuansa agama di berbagai negara terutama di Perancis baru-baru ini. Terjadinya kekerasan bernuansa agama tak lepas dari paham keberagamaan yang eksklusif. Maka perlu paridigma baru yang lebih humanis. Paham pluralisme agama bisa sebagai alternatif, meski tetap harus kritis tak menerima begitu saja. Melalui pendekatan filsafat kritis, topik ini dikaji. Simpulannya adalah bahwa Hick telah menawarkan suatu kerangka paradigmatis dalam melihat teologi agama sehingga mendorong terwujudnya dialog antar agama di tengah kemajmukaan. Menurut Hick, semua agama berasal dari the Real. Namun karena tidak adanya akses secara langsung kepada the Real, lahirlah conflicting conception of the Real. Semua persepsi terhadap the Real selalu melalui mediator yaitu tradisi keagmaan yang unik (unique religious tradition) yang disebut sebagai “konsep lensa “ (conceptional lens) sehingga melahirkan pluralitas agama sebagai awal paham pluralisme agama. Secara etik paham pluralisme Hick bisa menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan universal untuk saling bekerja-sama menanggulangi penderitaan manusia. Namun secara paradigmatis paham pluralisme Hick tetaplah problematik, karena Hick cenderung rasional murni. Padahal secara ontologis setiap manusia itu bergerak dengan tiga pertimbangan sekaligus yaitu; kualitas baik (potensi rasional), kualitas benar (potensi spiritual), dan kualitas nyaman (potensi emosional). Dalam tiga kualitas itulah mestinya paradigma pluralisme agama perlu dirumuskan ulang agar paham pluralisme yang berkembang lebih komprehensif

    UMA TEODICEIA IRENEANA: AS CONTRIBUIÇÕES DE JOHN HICK ACERCA DO PROBLEMA DO MAL

    Get PDF
    In his work Evil and the God of Love, John Hick classifies theodicy in Augustinian and Irenaean. From the teachings of Irenaeus of Lyon, Hick deveplops a theodicy that conceived the evil as divine purpose to stimulate man to evolve morally and to become aware of his likeness to God. Hick contrasts the Irenaean to the Augustinian one for considering it more plausible because it to admit the relation of God with the origin of the evil.Em sua obra Evil and the God of Love, John Hick classifica as teodiceias em agostinianas e ireneanas. A partir dos ensinamentos de Ireneu de Lião, Hick desenvolve uma teodiceia que compreende o mal como um propósito divino para estimular o homem a evoluir moralmente e tomar a consciência de sua semelhança com Deus. Hick contrapõe a teodiceia ireneana a agostiniana por considerá-la mais plausível por admitir a relação de Deus com a origem do mal

    Pluralisme Sebagai Basis Kerukunan Beragama Perspektif John Hick

    Get PDF
    AbstrakPluralitas agama memiliki sebuah potensi konflik yang bisa mengaktual, sehingga pada kondisi tersebut, dibutuhkan sebuah pola agar konflik tersebut setidaknya dapat dicegah atau diminimalisir. John Hick adalah seorang pemikir agama yang menawarkan jalan pada kondisi tersebut dengan konsepnya mengenai pluralisme agama. Berangkat dari situlah penelitian ini ditulis. Metode yang digunakan adalah studi pustaka, yang mana sumber data akan diambil dari buku dan jurnal yang relevan dengan tema ini. Adapun hasil penelitian ini adalah: John Hick menawarkan revolusi Kopernikan dalam agama, yakni mengalihkan keterpustan-diri kepada keterpusatan-Realitas dalam beragama. Lalu Hick mengadopsi distingsi noumena (Yang-Riil) dan fenomena (Yang-Riil sebagaimana dipersepsi) ala Kant yang ditariknya pada ranah agama untuk membangun basis konsepsi pluralisme. Dari pluralisme inilah Hick menegaskan, bahwa pengalaman manusia ketika berkoneksi dengan Yang-Riil bersifat plural, dan karenanya monopoli klaim agama menjadi tidak relevan; dan dari situlah pluralisme sebagai basis kerukunan beragama menjadi mungkin.Kata Kunci:Pluralisme, Revolusi Kopernikan, KeselamatanAbstractReligious plurality has a potential for conflict that can be actualized, so that under these conditions, a pattern is needed so that the conflict can at least be prevented or minimized. John Hick is a religious thinker who offers a way to this condition with his concept of religious pluralism. From there this research was written. The method used is literature study, in which data sources will be taken from books and journals relevant to this theme. The results of this study are: John Hick offers a Copernican revolution in religion, namely shifting self-liberty to Reality-centeredness in religion. Then Hick adopted the Kantian distinction of noumena (Real-Real) and phenomena (The Real as perceived) which he drew on the realm of religion to build a basis for the conception of pluralism. It is from this pluralism that Hick emphasizes that human experience when connecting with the Real is plural, and therefore the monopoly of religious claims is irrelevant; and from there pluralism as a basis for religious harmony becomes possible.Keywords:Copernican Revolution, Pluralism, Salvatio

    The Anonymous Christ: Jesus as Savior in Modern Theology

    Get PDF
    Reviewed Book: Snook, Lee E. The Anonymous Christ: Jesus as Savior in Modern Theology. Minneapolis: Augsburg Publishing House, 1986

    Pembelajaran teradun dalam kalangan pelajar UTHM

    Get PDF
    Pelan Pembangunan Pendidikan Malaysia (Pengajian Tinggi) atau PPPM (PT) merupakan dokumen strategik yang sedang disediakan oleh Kementerian Pendidikan Malaysia, yang menggariskan hala tuju pendidikan tinggi negara untuk tempoh bermula dari 2013 sehingga 2025. Kementerian Pengajian Tinggi (KPT) telah menetapkan e-pembelajaran sebagai salah satu agenda utama dalam Pelan Strategik Pengajian Tinggi Negara (PSPTN). Penggunaan serta penglibatan staf akademik dan pelajar dalam e-pembelajaran adalah amat ditekankan dan ia menjadi sebahagian daripada Indeks Utama Pencapaian (KPI) dalam PSPTN. Dasar e-Pembelajaran Negara (DePAN) adalah kesinambungan daripada kajian semula PSPTN pada tahun 2007-2020 serta penyelarasan PPPM (Prasekolah hingga Pendidikan Lepas Menengah) pada tahun 2013-2025, yang bertujuan untuk meningkatkan dan memartabatkan sistem pendidikan tinggi negara. Pelan ini mengandungi 10 lonjakan iaitu graduan holistik, berciri keusahawanan dan seimbang, kecemerlangan bakat, menghayati pembelajaran sepanjang hayat, graduan TVET berkualiti, kemampanan kewangan, pemantapan tadbir urus, ekosistem inovasi, keunggulan global, pembelajaran dalam talian tahap global dan transformasi penyampaian pendidikan tinggi. Lonjakan ini akan menyokong lima aspirasi sistem pendidikan yang memberi tumpuan kepada akses, ekuiti, kualiti, kecekapan dan perpaduan bagi memangkin transformasi dan ia boleh menentukan masa depan yang lebih cemerlang untuk negara Malaysia (Kementerian pengajian Tinggi Malaysia, 2011)

    On the materials from the village of Ploske, Chernihivsky Region

    Get PDF
    Nos últimos dez anos, levámos a cabo trabalhos de campo sistemáticos na aldeia de Ploske (região de Chernihivsky, Ucrânia), tendo a primeira expedição sido feita em 1994. Nestas recolhas, obtivemos alguns materiais interessantes e inesperados, muito importantes para o estudo da vida da tradição narrativa em prosa na actualidade. Tendo em conta que, para uma análise comparativa, possuímos materiais recolhidos em Ploske há cem anos (por O. Malynka), pudemos observar a vida dos textos tradicionais em prosa nesta comunidade na sua dinâmica histórica e comparar o seu status em informantes activos e passivos no final do séc. XIX e no princípio do séc. XXI. Os materiais recolhidos na passagem para o séc. XXI (gravámos mais de 300 textos em prosa, a maioria dos quais lendas demónicas e contos) mostram que, em Ploske, a tradição em prosa não diminuiu ao longo de um século, não obstante a crença muito enraizada da maioria dos folcloristas da segunda metade do séc. XX de que os géneros folclóricos tradicionais estão a morrer e de que o número de informantes sabedores está em contínua diminuição

    Perspektif Al-Quran Tentang Pluralisme

    Get PDF
    Pluralisme merupakan paham yang berorientasi pada kemajemukan yang memiliki berbagai penerapan berbeda dalam berbagai aspek, di antaranya filsafat, agama, moral, dan politik. Kajian ini membahas pluralisme dalam Al-Quran yang difokuskan pada pengertian pluralisme, macam-macam pluralisme, dan implikasinya pada kehidupan manusia sehari-hari. Kajian pustaka ini menemukan bahwa Al-Quran mengungkapkan pluralisme itu dalam berbagai bentuk, yaitu pluralisme makhluk Allah, suku bangsa, bahasa, agama, partai, sumber daya, dan profesi. Dengan berbagai bentuk yang dinyatakan oleh Al-Quran, pluralisme berimplikasi pada masyarakat, yaitu pluralisme adalah sunnatullah, kebebasan beragama, interaksi positif, dan berlomba untuk melaksanakan kebaikan

    Late Night at LDs

    Full text link
    As I am giving my full attention to the Western omelet, home fries, and rye toast on my plate, I do not notice what is going on around me. I’m not drunk, but I’m not sober either. I’m with some friends I know well and some people I barely know, but they all seem nice enough to share a late night meal. I’m starving. I start to realize that more and more non-college students enter LDs, presumably local Gettysburg residents. Some are being loud and boisterous, not unlike many of the people sitting at my very own table, and someone offhand says, “fucking locals.” [excerpt
    corecore