21 research outputs found
IMPROVING THE QUALITY OFPRACTICE LEARNING THROUGH COMPETENCY-BASED LEARNING WITH COLLABORATIVE SKILL APPROACH ON VOCATIONAL EDUCATION
Learning is the core of education. It means solving the problem on technology and
vocational education cannot be separated from the demand of innovations that focus on the
improvement of learning quality. Competency-based learning of practice with a collaborative
approach is one of learning innovations which is relevant to be conducted in vocational
education. It is in line with the main objective of vocational education i.e. to provide productive
competence for the learners to become graduates who are ready to competein the corporate
world.
Principally, the implementation of competency-based learning of practice with a
collaborative approach is by dividing the students into groups. Each member of the group has
the task to workon one component,which is then combined into its group to be one unit.
The advantages of this learning model were: 1) the existence of positive
interdependence among learners, 2) promoting intensive face-to-face interaction, 3) developing
a sense of personal responsibility, and 4) stimulating students’ collaborative skills
REORIENTATION LEARNING IN VOCATIONAL HIGH SCHOOL
Being a vocational high school teacher in the global era definitely not easy, this is because vocational
teachers have a very tough task in preparing its graduates to be ready to work. This is reasonable because
the world of work in a global era is always characterized by uncertainty, the more rapid and frequent
change, and demands for greater flexibility. This change fundamentally not only demanded the labor force
that has the ability to work in the field (hard competencies) but also very important to master the ability to
deal with change and take advantage of the change itself (soft competence). Therefore, the challenge of
vocational education (SMK) to be able to integrate these two kinds of components in an integrated
competency in preparing the human resources that have the ability to work and grow in the future.
Learning is the essence of education. Thereby solving the problem of vocational education at the
vocational school will not be released from the need for innovations that are focused on improving the
quality of learning. Form, shape, and the efforts of these innovations can vary but all have the same
common goal, namely the establishment of a quality learning process so as to enhance the competence,
ability, skill, and competitiveness of graduates.
Learning model based on constructivism, contextual learning (Contextual Teaching and Learning), media
computer-assisted learning and holistic assessment is an appropriate learning model is applied in an effort
to improve the quality of vocational school graduates
FAKTOR DETERMINAN DALAM PEMILIHAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran faktor situasional, factor, pilihan bidang keahlian teknik mesin dan determinasi faktor situasional dan faktor psikologis dalam pemilihan bidang keahlian teknik mesin di SMK di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian korelasional dan bersifat ex-post facto. Penelitian dilakukan di SMK Kelompok Teknologi dan Rekayasa pada Bidang Keahlian Teknik Mesin negeri dan swasta di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Data dianalisis dengan analisis deskriptif, analisis regresi dan analisis jalur. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa 1) skor untuk faktor situasional termasuk dalam kategori tinggi, Â skor untuk faktor psikologis termasuk dalam kategori tinggi, dan skor pilihan bidang keahlian teknik mesin di SMKÂ termasuk dalam kategori tinggi, 2) ada pengaruh faktor situasional dan psikologis terhadap pemilihan bidang keahlian teknik mesin SMK di Yogkarta.
Kata kunci: faktor situasional, faktor psikologis, determinasi bidang keahlian teknik mesin SMK
______________________________________________________________
DETERMINANT FACTOR IN THE CHOISE OF THE MECHANICAL ENGINEERING EXPERTISE PROGRAM IN VOCATIONAL HIGH SCHOOLS
Abstract This study aims to describe situational and psychological factors,  the choice of the mechanical engineering skill program, and  determinations of situational and psychological factors on the choice of the mechanical engineering skill program in VHSs in the Yogyakarta Special Territory. This was a correlational study which was ex post facto in nature. It was conducted in public and private VHSs belonging to the technology and engineering cluster in the Mechanical Engineering Skill Program in the Yogyakarta Special Territory. The data were analyzed using the descriptive analysis, regression analysis, and path analysis. The results of the descriptive analysis show that 1) the scores of situational factors are in the high category, those of psychological factors are in the high category, and that of the choice of the mechanical engineering skill program in VHSs is in the high category, and 2) there are effects of situational and psychological factors on the choice of the mechanical engineering skill program in VHSs in Yogyakarta.
Keywords: determinant factors, Mechanical Engineering Skill Progra
THE EFFECT OF SITUATIONAL FACTORS AND PSYCHOLOGICAL FACTORS OF STUDENTS IN THE CHOICE OF THE MECHANICAL ENGINEERING EXPERTISE PROGRAM IN VOCATIONAL HIGH SCHOOLS IN THE YOGYAKARTA SPECIAL TERRITORY
This study aims to describe situational and psychological factors, the choice of the mechanical engineering
expertise program, and find out determinations of situational and psychological factors on the choice of the
mechanical engineering expertise program in Vocational High Schools (VHSs) in the Yogyakarta Special
Territory. This was a correlational study which was ex post facto in nature. It was conducted in state and
private VHSs belonging to the technology and engineering group in the mechanical engineering expertise
program in the Yogyakarta Special Territory. The data were collected through inventories, observation
sheets, and documents. The data were analyzed using the descriptive analysis, regression analysis, and path
analysis. The results of the descriptive analysis show that the scores of situational factors are in the high
category, those of psychological factors are in the high category, and that of the choice of the mechanical
engineering expertise program in VHSs is in the high category. The research hypothesis testing shows that:
(a) there are significant effects of situational factors (family, previous school, and social environments),
and psychological factors (students’ information mastery, self-understanding, and attitudes) on the choice
of the mechanical engineering expertise in VHSs with a contribution of 53.8%; and (b) based on the results
of path analysis showed that the choice of the mechanical engineering expertise program in VHSs by junior
high school (JHS) graduates is dominantly affected by a situational factor in the form of social environment
and the most influential psychological factors are students’ self-understanding and attitudes
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN WORK-BASED LEARNING BERBASIS KARAKTER UNTUK MATA KULIAH PRAKTIK DI PENDIDIKAN TINGGI VOKASI
Penelitian pada tahun ke-1 ini bertujuan untuk: 1) menghasilkan model pembelajaran Work
Based Learrning berbasis karakter yang layak digunakan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran proses pemesinan, dan 2) melakukan uji coba terbatas untuk mengetahui dampak
dari penerapan model pembelajaran Work-based learning berbasis karakter yang telah
dikembangkan terhadap sikap kerja dan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah praktik
pemesinan. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (R&D) dan dilanjutkan dengan
eksperimen. Eksperimen dilaksanakan dengan rancangan posttest-only control design. Penelitian
dilaksanakan di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT-UNY dan di industri pemesinan di Daerah
Istimewa Yogyakarta. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa yang sedang menempuh
mata kuliah Proses Pemesinan Kompleks yang berjumlah 85 mahasiswa. Sampel penelitian
berjumlah 32 mahasiswa, yang ditetapkan berdasarkan teknik purposive sampling. Validasi
instrumen penelitian dilakukan dengan expert judgement. Teknik pengambilan data penelitian
adalah dengan kuesioner, observasi, dokumentasi, dan tes hasil belajar. Data hasil penelitian
dianalisis dengan analisis deskriptif dan uji-t dengan taraf signifikansi 0,05. Sebelum dilakukan
analisis data dilakukan uji persyaratan analisis, yaitu uji normalitas dan homogenitas. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: 1) model pembelajaran work based learning berbasis karakter
yang telah dirumuskan dinilai sangat layak oleh para pakar baik dari praktisi industri maupun
dari para akademisi bidang proses pemesinan (skor= 86%), 2) berdasarkan hasil uji coba
terbatas, terdapat perbedaan yang signifikan antara sikap kerja mahasiswa pada kelas model
dengan kelas konvensional (t =7,211; p = 0,000); sikap kerja mahasiswa pada kelas model lebih
baik dibanding dengan kelas konvensional; demikian juga terdapat perbedaan yang signifikan
antara prestasi belajar praktik pemesinan antara kelas model dengan kelas konvensional
(t=10,573; p= 0,000); prestasi belajar praktik pemesinan mahasiswa pada kelas model lebih baik
dibanding dengan kelas (Xmodel = 82,63 > Xkonvensional= 67,06 )
Pengembangan E-Modul Pembuatan Roda Gigi Helix Berbasis Produk pada Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan.
Tujuan dari penelitian adalah: (1) mengembangkan bahan ajar e-modul pada materi pembuatan roda gigi helix pada mata pelajaran teknik pemesinan frais, dan (2) mengevaluasi tingkat kelayakan bahan ajar e-modul pembuatan roda gigi helix pada mata pelajaran teknik pemesinan frais.
Penelitian pengembangan ini mengikuti tahap-tahap pengembangan model ADDIE yang terdiri dari analisis (analysis), desain (design), pengembangan (development), implementasi (implementation), dan evaluasi (evaluation). Validasi media diuji dengan metode expert judgement. Media diuji oleh ahli materi dan ahli media yaitu dosen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Yogyakarta. Subjek uji coba terdiri dari 33 siswa kelas XII kompetensi keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 2 Klaten. Pengumpulan data dilaksanakan melalui wawancara, lembar analisis kebutuhan (need assessment), lembar angket penilaian produk e-modul, dan lembar angket respon siswa dan guru. Skala Likert dengan empat variasi jawaban merupakan skala yang digunakan dalam penelitian ini. Data penelitian dianalisis dengan deskriptif kuantitatif dan reabilitas antar penilai.
Penelitian ini menghasilkan: (1) e-modul yang dikembangkan memiliki spesifikasi: tampilan awal, tampilan pengantar, tampilan materi, tampilan tes formatif, tampilan video dan referensi. E-modul yang dikembangkan dalam bentuk softwere adobe flas Player; format aplikasi dengan kapasitas 99 Mb, dioperasikan pada smartphone dengan sistem operasi android. (2) kelayakan bahan ajar e-modul diperoleh berdasar penilaian ahli materi, ahli media dan respon pengguna. Penilaian dari ahli materi diperoleh bahwa e-modul dikategorikan :sangat baik” dengan persentase penilaian sebesar 94,16%. Dari ahli media diperoleh persentase penilaian sebesar 80% dengan kategori “baik”. Dari respon pengguna dari siswa diperoleh hasil dengan kategori “sangat baik” dengan persentase kelayakan sebesar 85,39%. Tingkat akurasi hasil penilaian dari para guru meiliki kriteria ”baik” dengan koefisien rata-rata 0,729. Penilaian secara umum untuk bahan ajar e-modul pengefraisan roda gigi helix dapat dikategorikan baik sehingga dapat dikatakan layak digunakan
Characters-Based Collaborative Learning Model: Its Impacts on Students' Attitude and Achievement
This study determined the impacts of the implementation of characters-based collaborative learning model on the students' attitudes and achievement in the course of machining process. This experimental study was conducted in the fitting and machining workshop at the Department of Mechanical Engineering Education, Faculty of Engineering, Universitas Negeri Yogyakarta. The population consisted of the students who were taking the course of Complex Machining Process totaling 85 students. The samples included 33 students who were determined by purposive sampling technique. The experiment was carried out by the posttest-only control design. The instrument validation was conducted by expert judgment. The data in this study were analyzed using descriptive analysis and t-test with significance level of 0.05. The results revealed that: (1) the attitude of the students in the model class was better than the conventional class, and (2) the students of the model class performed better achievement in the course of Machining Process
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT-WORK BERBASIS KARAKTER UNTUK MATA KULIAH PRAKTIK DI PERGURUAN TINGGI
Penelitian ini direncanakan dilaksanakan selama dua tahun. Penelitian pada tahun
pertama bertujuan untuk: 1) menghasilkan seperangkat langkah dalam pengembangan
model pembelajaran Project-Work berbasis karakter untuk mata kuliah praktik
pemesinan, 2) menghasilkan seperangkat kompetensi matakuliah praktik pemesinan
dengan model pembelajaran project-work berbasis karakter, 3) menghasilkan rumusan
materi matakuliah praktik pemesinan dengan model pembelajaran project-work
berbasis karakter, dan 4) mengetahui kelayakan dari materi matakuliah praktik
pemesinan dengan model pembelajaran project-work berbasis karakter yang telah
dirumuskan. Sedangkan penelitian pada tahun kedua bertujuan untuk menerapkan
(implementasi) model dalam lingkup yang lebih luas sekaligus melihat efektivitasnya
dan diseminasi ke berbagai pihak.
Penelitian ini dirancang dengan menggunakan pendekatan Research and
Development, dengan tahapan: 1) meneliti dan mengumpulkan informasi tentang
kebutuhan pengembangan; 2) merencanakan prototipe komponen yang akan
dikembangkan termasuk mendefinisikan jenis kompetensi yang akan dikembangkan,
merumuskan tujuan, menentukan urutan kegiatan dan membuat skala pengukuran
(instrumen penelitian); 3) mengembangkan prototipe awal untuk dijadikan model; 4)
melakukan validasi model konseptual kepada para ahli atau praktisi; 5) melakukan
ujicoba-1 terhadap model awal; 6) merevisi model awal, berdasarkan hasil ujicoba dan
analisis data; 7) melakukan ujicoba 2 terhadap model yang sudah direvisi; 8)
melakukan revisi akhir atau penghalusan model, apabila peneliti dan pihak terkait
menilai proses dan produk yang dihasilkan model belum memuaskan; 9) melakukan
implementasi model dalam proses pembelajaran praktik pemesinan dan 10)
melakukan diseminasi kepada berbagai pihak yang terkait. Sumber data dalam
penelitian ini meliputi kalangan industri manufaktur, Kajur/Kaprodi, dosen, peserta
didik, dan praktisi pendidikan yang terkait dengan bidang pemesinan. Penerapan model
direncanakan dengan metode quasi eksperimen. Pengumpulan data dilakukan dengan
teknik pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara
kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian pada tahun pertama ini adalah sebagai berikut: 1) langkah yang
ditempuh dalam pengembangan model pembelajaran praktik dengan pendekatan
project-work berbasis karakter adalah studi pendahuluan, perumusan kompetensi,
pengembangan model konseptual, validasi model konseptual, dan revisi model
konseptual; 2) rumusan materi matakuliah praktik pemesinan dengan pendekatan
project-work berbasis karakter yang telah dihasilkan adalah job praktik pemesinan
berupa pembuatan speed-reducer, yang terdiri dari empat komponen, yaitu: casing,
roda gigi cacing, poros roda gigi cacing, dan poros ulir cacing; 3) berdasarkan penilaian
dari validator, rumusan materi matakuliah praktik pemesinan dengan model
pembelajaran project-work berbasis karakter yang telah dihasilkan termasuk dalam
kategori sangat baik dan layak untuk digunakan dalam pembelajaran praktik; dan 4)
berdasarkan hasil uji coba terbatas, model pembelajaran project-work berbasis karakter
dapat diimplementasikan pada pembelajaran proses pemesinan dengan baik
Pengembangan Model Pembelajaran Praktik Berbasis Collaborative Skill di Perguruan Tinggi
Penelitian ini direncanakan dilaksanakan selama dua tahun. Penelitian
tahun pertama ini bertujuan untuk: 1) menghasilkan seperangkat langkah dalam
pengembangan model pembelajaran praktik berbasis Collaborative Skill di
Perguruan Tinggi, 2) menghasilkan seperangkat kompetensi matakuliah praktik
pemesinan berbasis collaborative skill, 3) menghasilkan rumusan materi
matakuliah praktik pemesinan berbasis collaborative skill, dan 4) mengetahui
kelayakan dari materi matakuliah praktik pemesinan berbasis collaborative skill
yang telah dirumuskan.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan “Penelitian
Pengembangan” (Research and Development). Tanpa mengurangi validitas
proses dan temuan dalam penelitian tahun pertama ini, Research and
Development yang dikembangkan Borg dan Gall, diadaptasi dan diadakan sedikit
modifikasi dalam tahapannya menjadi seperti berikut: 1) studi pendahuluan dan
mengumpulkan informasi tentang kebutuhan pengembangan, 2) penyusunan
draft model yang akan dikembangkan termasuk mendefinisikan jenis kompetensi
yang akan dikembangkan, merumuskan tujuan, menentukan urutan kegiatan dan
membuat skala pengukuran, 3) mengembangkan prototipe awal untuk dijadikan
model, 4) melakukan validasi model konseptual kepada para ahli atau praktisi. 5)
merevisi model awal, berdasarkan rekomendasi hasil validasi. Lokasi untuk
kegiatan penelitian ini adalah industri manufaktur yang ada di wilayah
Yogyakarta, Surabaya dan Semarang serta Prodi D3 Teknik Mesin FT UNY.
Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi, angket, dokumentasi
dan wawancara. Pada penelitian ini data dianalisis dengan cara kualitatif dan
kuantitatif dan kemudian dipaparkan secara deskriptif.
Hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan adalah: 1) langkah yang
ditempuh dalam pengembangan Pembelajaran Praktik Berbasis Collaborative
Skill di Perguruan Tinggi adalah studi pendahuluan, perumusan kompetensi,
pengembangan model konseptual, validasi model konseptual, dan revisi model
konseptual; 2) kompetensi yang akan dikembangkan dalam materi mata kuliah
praktik pemesinan berbasis collaborative skill terdiri dari tiga kompetensi utama,
yaitu pekerjaan bubut komplek, pekerjaan sekrap komplek, dan pekerjaan freis
komplek; 3) rumusan materi matakuliah praktik pemesinan berbasis collaborative
skill yang telah dihasilkan adalah job praktik pemesinan pembuatan Ragum, yang
terdiri dari komponen Rumah Ragum, Batang Pemutar, Batang Ulir, Rahang
Gerak, Rahang Tetap, Slider, dan Pengunci; 4) berdasarkan penilaian dari
validator dan uji coba terbatas, rumusan materi matakuliah praktik pemesinan
berbasis collaborative skill yang telah dihasilkan dalam kategori Sangat Baik dan
layak untuk digunakan dalam pembelajaran
Internal factors that are influencing in determining the selction of expertise programs in vocational high school
This study aims to examine the effect of students’ internal factors (information literacy, self-understanding, and attitude) on their decision to enroll in a vocational high school mechanical engineering program. It is ex-post facto correlation research using a sample of 300 out of 1,086 students. The sample was established using the proportional random sampling technique using the Krejcie and Morgan formula. The data were collected using questionnaires, observation sheets, and documents. The findings reveal that (1) there is a significant and positive correlation between the internal factors and the student’s decision to enroll in the mechanical engineering program of vocational high school (VHS); (2) all internal factors have a significant effect on both directly and indirectly on the student’s preference for mechanical engineering program of VHS