6 research outputs found

    Pengaruh Kombinasi Nanoemulsi Rosmarinus officinalis dan Centella asiatica terhadap Ekspresi Sirtuin-1, Tyrosine hydroxylase, dan Frekuensi Denyut Jantung Larva Zebrafish Model Diabetes Mellitus Gestasional,

    No full text
    Diabetes mellitus gestasional (DMG) merupakan kondisi hiperglikemia dalam kehamilan yang diketahui saat masa kehamilan. Kondisi ini terjadi ketika sel pankreas tidak cukup dalam menanggapi resistensi insulin sehingga memicu peningkatan ROS akibat kondisi hiperglikemia. Stres oksidatif yang disebabkan peningkatan ROS berpengaruh pada proses organogenesis jantung janin. Kelainan jantung janin dapat diketahui dari frekuensi denyut jantung janin. Peningkatan rata-rata denyut jantung janin dapat terjadi karena kondisi hiperglikemia. Sirtuin-1 memiliki peran penting dalam sistem kardiovaskular untuk perkembangan dan pemeliharaan fungsi jantung. Selain itu, Tyrosine hydroxylase juga berperan untuk diferensiasi sel miokardium embrionik dan denyut jantung. Mekanisme pencegahan DMG masih terbatas dan pengobatan yang sudah ada saat ini juga masih memiliki kekurangan. Terdapat potensi herbal yang memiliki efek antidiabetes yaitu Rosmarinus officinalis (RO) dan Centella asiatica (CA). Formulasi kombinasi herbal mampu meningkatkan bioaktivitas dibandingkan formulasi herbal tunggal karena interaksi sinergisme. Sediaan nanoemulsi juga meningkatkan bioavailabilitas senyawa aktif herbal. Pada penelitian diabetes, zebrafish memiliki kelebihan termasuk dalam mengetahui efek hiperglikemia terhadap perkembangan jantung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi nanoemulsi RO dan CA terhadap ekspresi Sirtuin-1, Tyrosine hydroxylase, dan frekuensi denyut jantung larva zebrafish model DMG. Desain penelitian adalah post test only controlled group design menggunakan embrio zebrafish yang dibagi menjadi 5 kelompok dengan masing-masing sebanyak 120 embrio. Lima kelompok tersebut terdiri dari kelompok kontrol negatif (embryonic medium), kontrol positif (paparan glukosa 3%), kelompok perlakuan 1/P1 (kombinasi nanoemulsi RO-CA konsentrasi 2,5 μg/mL), kelompok perlakuan 2/P2 (kombinasi nanoemulsi RO-CA konsentrasi 5 μg/mL), dan kelompok perlakuan 3/P3 (kombinasi nanoemulsi RO-CA konsentrasi 10 μg/mL). Perlakuan diberikan pada embrio zebrafish mulai usia 2 hpf hingga 3 dpf. Konfirmasi keberhasilan model DMG diamati berdasarkan peningkatan ekspresi PEPCK. Pengukuran ekspresi PEPCK, Sirtuin-1, dan Tyrosine hydroxylase menggunakan Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) pada larva zebrafish usia 3 dpf. Pengukuran frekuensi denyut jantung diamati menggunakan mikroskop stereotype (Olympus SZ61) perbesaran 40x yang dihubungkan dengan kamera Panasonic Lumix GF8 untuk diukur jumlah denyut jantung dalam 1 menit. Analisis data menggunakan uji One-Way ANOVA pada SPSS 25.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspresi PEPCK pada kelompok kontrol positif meningkat yang menandakan terjadi kondisi hiperglikemia. Pemberian kombinasi nanoemulsi RO dan CA dapat menurunkan ekspresi PEPCK. Paparan glukosa secara signifikan dapat menurunkan ekspresi Sirtuin-1 dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif dan pemberian kombinasi nanoemulsi RO dan CA konsentrasi 2,5 μg/mL (P1) meningkatkan ekspresi Sirtuin-1. Ekspresi Tyrosine hydroxylase mengalami penurunan pada kelompok kontrol positif namun tidak signifikan dengan kelompok kontrol negatif. Pemberian kombinasi nanoemulsi RO dan CA konsentrasi 2,5 μg/mL (P1) meningkatkan ekspresi Tyrosine hydroxylase. Frekuensi denyut jantung mengalami peningkatan pada kelompok kontrol positif dan pemberian kombinasi nanoemulsi RO dan CA menurunkan frekuensi denyut jantung larva zebrafish usia 3 dpf hingga 6 dpf. Tidak terdapat korelasi antara ekspresi Sirtuin1, Tyrosine hydroxylase, dan frekuensi denyut jantung larva zebrafish model DMG. Kombinasi nanoemulsi RO dan CA memiliki kandungan senyawa-senyawa bioaktif sebagai antidiabetes yang berinteraksi secara sinergis. Kandungan senyawa rosmarinic acid (polifenol) pada RO dan triterpenoid pada CA mampu mereduksi ROS sehingga menghambat stres oksidatif. Gabungan senyawa sumber antioksidan memiliki vii aktivitas antioksidan yang lebih baik dibandingkan dengan senyawa tunggal dalam melawan stres oksidatif. Kombinasi nanoemulsi RO dan CA konsentrasi terkecil mampu memberikan efek perbaikan pada kondisi hiperglikemia. Hal ini karena penggunaan sediaan nanoemulsi mampu meningkatkan stabilitas fisik bioaktif herbal hingga ukuran droplet kecil yang dapat memperbesar absorpsi. Pemberian kombinasi nanoemulsi RO dan CA menyebabkan peningkatan ekspresi Sirtuin-1 sebagai marker protektif metabolisme glukosa. Selain itu, terdapat peningkatan ekspresi Tyrosine hydroxylase yang merupakan enzim tahap awal biosintesis katekolamin. Tidak terdapat korelasi antar variabel disebabkan oleh banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi. Faktor tersebut adalah enzim yang terlibat dalam sintesis jenis katekolamin lainnya dan kontraksi ritmis denyut jantung (SA node, AV node, dan ventricular conduction pathway) yang belum diteliti pada penelitian ini

    Pengaruh Latihan Fisik Dan Pemberian Diet Hipokalori Terhadap Ketebalan Tunika Intima-Media Aorta Tikus Model NAFLD

    No full text
    Latar Belakang: Saat ini penyakit NAFLD mengancam populasi dunia terutama dalam tinjauan kardiovaskular dikarenakan efek dari penyakit ini yang dapat membuat lemak menumpuk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan ketebalan lapisan tunika intima-media aorta tikus model NAFLD antara perlakuan latihan fisik dan diet hipokalori dengan perlakuan western diet. Metode penelitian: Subjek dalam penelitian ini adalah bahan biologis tersimpan (BBT) berupa aorta tikus jantan wistar (Rattus norvegicus) yang telah diberi perlakuan pada penelitian sebelumnya oleh Yusuf, Mustika, dan Waranugraha (2023) dengan judul “Pengaruh Diet Tinggi Lemak, Diet Tinggi Lemak Tinggi Fruktosa, Dan Diet Western Terhadap Steatosis Miokardium Dan Kadar Ox-Ldl Pada Tikus Rattus norvegicus” pada Juli - Desember 2022 yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian: terdapat perbedaan bermakna pada ketebalan lapisan tunika intima-media aorta tikus exercise diet dengan nilai (p < 0.05). Penutup: terdapat penurunan ketebalan lapisan tunika intima-media aorta pada tikus dengan pemberian perlakuan diet hipokalori dan latihan fisik

    Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pola Asuh Orang Tua Menikah Usia Dini Dan Dampaknya Pada Perkembangan Anak Usia 1-5 Tahun

    No full text
    Pernikahan dini adalah suatu pernikahan formal atau tidak formal yang dilakukan anak di bawah usia 19 tahun dengan Undang-Undang Nomor 186 Tahun 2019 tentang perkawinan pada pasal 7 ayat 1. Pernikahan dini membawa dampak terhadap cara pengasuhan pada anak. Menurut data dari UNICEF tahun 2020 perempuan yang menikah pertama kali di usia dini terbanyak di Kalimantan Selatan mencapai 12,52%, Jawa Barat 11,48%, dan Jawa Timur sebanyak 10,85%. Pada wilayah Jawa Timur pernikahan dini setiap tahunnya mengalami peningkatan di wilayah Kabupaten Tulungagung. Tahun 2020 sebanyak 384 perempuan dan pada tahun 2021 sebanyak 386 perempuan yang melangsungkan pernikahan dini. Pernikahan dini membawa dampak yaitu pola asuh. Dimana pola asuh yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Menurut data dari UNICEF pada tahun (2019) gangguan perkembangan di Indonesia sebesar 11,7%. Salah satu metode yang digunakan untuk pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Denver II yang meliputi aspek motorik kasar, motorik halus, bahasa dan personal sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang berpengaruh terhadap pola asuh orang tua yang menikah dini dan dampaknya pada perkembangan anak usia 1 sampai 5 tahun di Kabupaten Tulungagung. Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 203 responden yang menikah di bawah usia 19 tahun dan memiliki anak usia 1-5 tahun. Teknik pengambilan sampling menggunakan purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi yaitu ibu menikah usia <19 tahun pada tahun 2017-2021 yang tercatat di KUA, anak yang diasuh oleh ibu dan ayah, anak tidak sedang sakit, anak usia 1-5 tahun. Instrumen pada penelitian ini menggunakan kuesioner dan lembar denver II. Penelitian ini melibatkan variabel yaitu variabel independent: pendidikan, pekerjaan, pendapatan, jumlah anak dan dukungan keluarga. Variabel dependent: perkembangan anak usia 1-5 tahun dan variabel intervening: pola asuh orangtua yang menikah usia dini. Perhitungan analisis statistik menggunakan chi-square dan analisis jalur. Hasil uji chi-square menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pola asuh orang tua yang menikah dini dengan perkembangan anak usia 1-5 tahun (p0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua yang menikah dini cenderung menganut pola asuh otoriter, yang dapat menyebabkan perkembangan anak suspek. Oleh karena itu, berbagai sektor diharapkan agar dibentuk pelayanan kesehatan peduli remaja sehingga mengurangi pernikahan dini dan ganggguan perkembangan anak

    Hubungan Kepatuhan Antenatal Care dengan Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida TM III dalam Menghadapi Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Manggarai

    No full text
    Kehamilan akan membawa banyak perubahan pada wanita baik dari aspek fisik, sosial maupun psikologis. Salah satu perubahan psikologi ibu adalah kecemasan. Perasaan cemas pada ibu hamil akan meningkat seiring dengan semakin dekatnya waktu persalinan. Kepatuhan ibu memeriksakan kehamilannya merupakan salah satu faktor yang bisa mempengaruhi kecemasan. Antenatal care adalah layanan yang diperoleh ibu hamil sebelum kelahiran meliputi promosi kesehatan, skrining dan diagnosis, serta pencegahan penyakit. Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilaksanakan Maret-April 2022. Sampel penelitian sebanyak 70 ibu primigravida trimester III di 5 puskesmas yaitu Puskesmas Watu Alo, Puskesmas Bangka Kenda, Pukesmas Timung, Puskesmas Ruteng dan Puskesmas Lao di Kabupaten Manggarai. Responden menandatangani surat persetujuan sebagai sampel penelitian setelah diberikan informasi tentang penelitian. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data pengetahuan dan tingkat kecemasan, buku KIA untuk melihat kunjungan antenatal care dan buku register. Data dianalisa dengan menggunakan uji Chi Square dan dilanjutkan uji path analysis dilakukan dengan menggunakan software SPSS dengan alpha = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara kepatuhan antenatal care dengan tingkat kecemasan ibu primigravida TM III dalam menghadapi persalinan p-value= 0,002). Hasil Uji Multivariat melalui uji path analysis yang menujukkan bahwa ada hubungan antar kepatuhan antenatal care dengan tingkat kecemasan melalui pengetahuan sebesar (0.117). Ibu yang patuh terhadap kunjungan antenatal care akan memiliki tingkat pengetahuan yang baik. Hal ini akan meringankan tingkat kecemasan ibu primigravida TM III dalam menghadapi persalinan dan begitupun sebaliknya. Kepatuhan antenatal care berhubungan secara signifikan dengan tingkat kecemasan ibu primigravida TM III melalui pengetahuan dalam menghadapi persalinan (p-value= 0,046)

    Keikutsertaan Skrining Kanker Serviks dengan Metode IVA Tes pada WUS Menurut Model Precede- Proceed di Puskesmas Tandun I,

    No full text
    Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang paling umum terjadi pada wanita. Kanker ini merupkan penyebab kematian kedua di dunia, dengan hampir 70% kematian akibat kanker terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Kanker serviks dapat didiagnosis melalui riwayat medis, pemeriksaan klinik dan tes laboratorium. Pengobatan kanker serviks dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu pengobatan lesi prakanker dan pengobatan kanker serviks secara invasif Secara umum, lesi prakanker tidak menunjukkan gejala. Pada kanker invasif, pendarahan (contact bleeding, pendarahan saat berhubungan) dan keputihan merupakan gejala yang paling umum. Skrining kanker serviks dapat dilakukan dengan menggunakan metode IVA, Pap smear, pap net, angiografi serviks, kolposkopi, dan sitologi cairan. Metode IVA merupakan metode skrining yang paling sederhana, termudah, termurah dan tercepat untuk mendeteksi kelainan serviks. Metode IVA menggunakan asam asetat 3-5% secara inspekulo dan dapat diamati secara langsung. Keikutsertaan dalam skrining kanker serviks dipengaruhi oleh karakteristik sosial demografi, biaya dan pengetahuan serta sikap perempuan. Selain itu, jarak ke fasilitas kesehatan terdekat juga mempengaruhi cakupan skrining. Jarak merupakan salah satu faktor pendukung berdasarkan model precede-preceed. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keikutsertaan skrining kanker serviks dengan metode IVA tes pada WUS menurut model precede di Puskesmas Tandun I. Penelitian dilakukan secara kuantitatif pendekatan desain cross-sectional dengan pengambilan sampel tehnih simple random sampling yang dilakukan pada bulan April-mei 2022 diPuskesmas Tandun I Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Subyek penelitian ini adalah WUS yang sesuai dengan kriteria dari umur 15-49 tahun yang berada diwilayah Puskesmas Tandun I, sehat secara fisik dan mental serta memiliki pasangan hidup. Jumlah kriteria penelitian ini sebesar 120 responden. Analisa yang digunakan Uji Chi- square yang dilanjutkan dengan analisis Regresi Logistik Biner dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 25.0 dengan Alpha =0.05. Hasil analisis bivariat penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan (p =0,011), pendapatan (p=0,010), pengetahuan (p=0,024 ), sikap (p= 0,025) ada hubungan keikutsertaan skrining kanker serviks dengan metode IVA tes diPuskesmas Tandun I. Hasil penelitian ini juga menunjukkan tidak ada hubungan umur (p=0,576), pekerjaan (p=0,474), paritas (p=0,497 ), sarana prasana (p= 0,344), biaya (p=0,325) dan jarak (p =0,589) terhadap keikutsertaan skrining kanker serviks dengan metode IVA tes diPuskesmas Tandun I. Model regresi logitik berganda diperoleh dalam penelitian ini adalah I/(1+exp-(- 7,886 +1,203 (pendidikan)+ 1,503 (pendapatan)+ 1,491 (dukungan keluarga)+ 2,195 (dukungan tenaga medis). Hasil ini berfungsi memprediksi probalitas WUS dalam keikutsertaan skrining kanker serviks berdasarkan tingkat pendidikan, pendapatan, dukungan keluarga dan dukungan tenaga medis. Kesimpulan penelitian ini Faktor prediposisi variabel pendidikan, pendapatan didapatkan hasil berpengaruh signifikan dengan keikutsertaan dalam skring kanker serviks. Faktor pendukung variabel sarana dan prasarana, biaya, jarak tidak berpengaruh signifikan terhadap keikutsertaan skrining kanker serviks. Faktor pendorong variabel dukungan suami dan tenaga kesehatan berpengaruh terhadap keikutsertaan skrining kanker serviks. Nilai R-Square model 0,371, menunjukan bahwa 37,1% variabel keikutsertaan skrining mampu dijelaskan oleh variabel pendidikan, pendapatan, dukungan suami, dukungan tenaga medis dan faktor yang paling berpengaruh terhadap keikutsertaan skrining kanker serviks di Puskesmas Tandun I adalah dukungan tenaga medis Saran bagi Praktisi Kesehatan khususnya bidan yang bertugas di Puskesmas Tandun I maupun di Puskesmas Pembantu agar terlatih dalam skill melakukan tes IVA. Untuk lebih proaktif untuk meningkatkan mutu materi penyuluhan/ promosi kesehatan tentang kanker serviks, bahaya kanker serviks (bisa menyebabkan kematian), kemudian untuk Stake Holder dalam pengambilan kebijakan dalam rangka peningkatan program promosi dan pengenalan tentang skrining kanker serviks pada Wanita usia subur dan keluarga serta memaksimalkan strategi dalam meningkatkan keikutsertaan skrining IVA pada Wanita usia subur. Bagi akademis peneliti selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelitian dengan desain studi kualitatif dan harapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta referensi khususnya tentang program deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA serta mengembangkan penelitian ini dengan melihat pengaruh strategi promosi kesehatan dari petugas kesehatan terhadap perubahan perilaku wanita dalam pelaksanaan skrining kanker serviks dengan metode IVA tes

    Perbedaan Motorik Halus Antara Anak Yang Tinggal Bersama Orang Tua Dan Panti Asuhan

    No full text
    Latar Belakang: Sekitar 5-25% anak di dunia mengalami gangguan motorik halus, Gangguan perkembangan motorik memungkinkan terjadinya masalah pada proses tumbuh kembang anak. Stimulasi yang cukup dapat meningkatkan motorik halus. Anak yang tinggal di panti asuhan diduga kurang mendapatkan stimulasi yang cukup dibandingkan dengan anak yang tinggal dengan orangtua. Keterlambatan perkembangan motorik halus dapat berakibat pada proses anak beinteraksi dengan lingkungan sekitar dan juga pada proses pembelajaran di sekolah Tujuan: membandingkan perbedaan kemampuan motorik halus anak usia 1-6 tahun yang tinggal bersama orang tua dan tinggal di panti asuhan. Metode: Desain penelitian ini adalah kasus kontrol. Kriteria inklusi penelitian ini adalah anak usia 1-6 tahun yang tinggal bersama orang tua dan di panti asuhan, variabel bebas menggunakan anak yang tinggal bersama prang tua dan di panti asuhan, sedangkan variabel tergantung adalah motorik halus anak. Perbedaan luaran diuji menggunakan uji Chi square. Hasil Penelitian: Terdapat 11% anak yang tinggal di panti asuhan mengalami gangguan motorik halus, dibandingkan 0% pada anak yang tinggal bersama orang tua (p=0,002). Kesimpulan: kemampuan motorik halus anak yang tinggal bersama orang tua lebih baik dibandingkan dengan anak yang tinggal di panti asuha
    corecore