2 research outputs found

    Kajian Kadar Timbal (Pb) pada Akar Berbagai Jenis Tanaman di Lokasi Penimbunan Limbah Pertambangan Emas PT. Aneka Tambang, Bogor.

    No full text
    Pertambangan emas menjadi salah satu sektor yang paling berperan dalam meningkatkan perekonomian di Indonesia. Disamping itu, pertambangan sangat berkaitan erat dengan adanya degradasi suatu lahan. Jenis degradasi lahan yang sering muncul yaitu pencemaran yang disebabkan oleh logam berat dengan sifat yang sulit untuk terurai (non degradable), non essensial, dan immobile. Timbal merupakan jenis logam berat yang sering ditemukan menjadi sumber pencemaran yang terjadi pada kegiatan pertambangan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kadar timbal tanah sebelum dan setelah dilakukannya fitoremediasi menggunakan tanaman lokal serta mengetahui jenis tanaman lokal yang mampu mengakumulasi timbal tanah paling banyak di lokasi penimbunan limbah pertambangan emas PT. Aneka Tambang, Bogor. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2018 sampai dengan April 2019. Pengambilan sampel tanah dan tanaman dilakukan pada lokasi pembuangan limbah pertambangan emas PT. Aneka Tambang, Bogor. Analisis kadar timbal pada tanah dan tanaman dilakukan di laboratorium PT. Biodiversitas Bioteknologi Indonesia, Bogor. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok yang diulang sebanyak 3 kali. Jenis tanaman yang dijadikan sampel yaitu jati putih (Gmelina arborea Roxb.), pulai (Alstonia scholaris L. R. Br.), ganitri (Elaeocarpus ganitrus Roxb.), pinus (Pinus merkusii Jungh.), rasamala (Altingia excelsa N.) dan puspa (Schima wallichii K.) dengan posisi penanaman berada pada teras atas, teras tengah, dan teras bawah. Variabel yang diamati antara lain tekstur tanah, pH tanah, C-Organik dan kadar timbal pada tanah dan tanaman. Analisis data menggunakan ANOVA pada program Genstat discovery 18th Edition yang dilanjutkan dengan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ)/tukey pada taraf 5%. Analisis data kadar timbal tanah sebelum dan setelah fitoremediasi menggunakan uji dua sampel berpasangan (Paired T-Test) taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fitoremediasi menggunakan tanaman lokal mampu menurunkan kadar timbal tanah. Uji dua sampel berpasangan (Paired T-Test) pada tanah sebelum dan setelah fitoremediasi memiliki pengaruh nyata terhadap kadar timbal tanah. Karakteristik tanah setelah fitoremediasi memiliki tekstur tanah lempung liat berpasir, pH tanah pada kategori agak masam-netral, kadar C-Organik dan bahan organik pada kategori sangat rendahrendah. Tanaman pada lokasi penelitian memiliki kemampuan dalam menyerap timbal tanah. Tanaman pinus (Pinus merkusii J.) mampu mengakumulasi timbal tanah paling banyak dibandingkan dengan jenis tanaman lokal lainnya. Kadar akumulasi timbal pada akar tanaman pinus sebesar 3,21 mg/tan. Tanaman jati putih (Gmelina arborea Roxb) memiliki nilai akumulasi paling rendah dengan nilai sebesar 0,89 mg/tan. Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai penyebaran dan translokasi timbal pada jaringan tanaman lainnya

    Kajian Sifat Kimia Tanah pada Berbagai Penggunaan Lahan Berbasis Pinus di UB Forest

    No full text
    UB Forest memiliki wilayah yang luas (544 hectar) dengan kondisi penggunaan lahan sangat beragam mulai dari lahan dengan tingkat kerapatan tinggi hingga lahan dengan tingkat kerapatan rendah. Pohon pinus merupakan tanaman pionir yang dapat tumbuh dalam berbagai kondisi lingkungan, dengan hasil utamanya berupa getah dan kayu. Pohon pinus menjadi salah satu tanaman tahunan yang banyak dibudidayakan di wilayah UB Forest, hal ini mengakibatkan adanya keberagaman dalam umur tanaman pinus. Keberagaman umur pinus menyebabkan adanya perbedaan masukan seresah yang dapat mempengaruhi beragamnya kondisi sifat kimia tanah. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh perbedaan umur pinus dan kedalaman tanah terhadap sifat kimia tanah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2018 sampai Februari 2019, dengan dua tahap pelaksanaan. Tahap pertama yaitu penelitian lapangan yang bertempat di Dusun Sumbersari, Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Tahap kedua yaitu analisis contoh tanah yang dilakukan di Laboratorium Kimia Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Penelitian ini menggunakan metode Purposive Sampling untuk menentukan plot yang akan digunakan. Pengambilan sampel di lakukan pada lahan dengan umur yang berbeda, yaitu Pinus umur 20 tahun, Pinus umur 35 tahun, dan Pinus umur 40 tahun. Plot pengamatan dibuat pada setiap lahan dengan ukuran 20x20 meter, yang kemudian dilakukan pengambilan sampel tanah pada 2 kedalaman yaitu, 0-20 cm dan 20-40 cm. Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan 3 x ulangan menggunakan Sub Plot pengamatan yang berukuran 5x5 meter. Sehingga jumlah sampel yang diambil berjumlah 18 sampel tanah yang kemudian akan di analisa di Laboratorium Kimia Tanah. Parameter sifat kimia yang diambil yaitu, pH H2O, N-Total, K-dd, Kapasitas Tukar Kation, dan Kejenuhan Basa. Data hasil uji laboratorium kemudian akan di analisa secara statistik menggunakan Two Way Anova pada taraf 5%. Apabila terdapat pengaruh yang nyata (Nilai Sig. < 0,05) dilanjutkan dengan uji BNT taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan umur pohon pinus memberi pengaruh yang nyata (Sig. < 0,05) terhadap sifat kimia tanah, yaitu pada N-Total dan Kalium tersedia, akan tetapi pada nilai pH, Kapasitas Tukar Kation, dan Kejenuhan Basa tidak memberi perbedaan yang nyata. Peningkatan kedalaman lapisan tanah (0-20 cm menjadi 20-40 cm) memberi perbedaan yang nyata (Sig. < 0,05) pada sifat kimia tanah, yaitu N-total, akan tetapi pada pH, Kalium Tersedia, Kapasitas Tukar kation, dan Kejenuhan Basa tidak memberi perbedaan yang nyata. Terdapat interaksi antara umur pohon pinus dengan kedalaman tanah terhadap sifat kimia tanah, yaitu pada parameter N-Total
    corecore