12 research outputs found

    Analisis Desain Pemasangan PLTS On-grid di GBTE Universitas Brawijaya: Studi Kelayakan pada Aspek Teknik dan Ekonom

    No full text
    Energi surya adalah energi yang bersumber dari matahari dan memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan, salah satunya untuk dijadikan energi listrik. Sejalan dengan target bauran EBT 23% pada 2025 di Indonesia melalui Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), energi surya menjadi salah satu energi terbarukan utama yang akan dikembangkan melalui panel surya. Hal ini ditujukan sebagai salah satu upaya untuk menekan emisi Gas Rumah Kaca (GRK), mewujudkan kemandirian energi di masa depan, dan membentuk sumber energi dengan biaya terjangkau. Gedung Bersama Teknik Elektro Universitas Brawijaya (GBTE UB) merupakan salah satu bangunan di lingkungan kampus UB yang akan menjadi objek penelitian dalam studi ini. Tujuan diadakannya studi ini adalah untuk mengetahui kelayakan pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap secara on-grid. Studi ini dilakukan dengan meninjau kelayakan pemasangan dari dua aspek, yaitu aspek teknik dan ekonomi. Terdapat beberapa software yang diperlukan dalam studi ini yang meliputi: Helioscope, PVSyst 7.2, dan ETAP. Helioscope dan PVSyst 7.2 berguna dalam menentukan jenis komponen yang tepat dan simulasi berbagai jenis plotting yang ada. Berdasarkan simulasi, diperoleh bahwa sebanyak 46 modul Trina Solar TSM-PE14A 320 Wp dan sebuah inverter berkapasitas 12 kW akan memberikan nilai Performance Ratio (PR) 80,7% dan rasio DC/AC 1,23. Daya PLTS dengan total kapasitas 14,72 kWp dan energi lebih dari 18 MWh per tahun akan disuplai ke beban di GBTE UB. ETAP versi 16.0 berguna dalam menentukan distribusi daya yang ada pada sistem. Tercatat, sebanyak 15,1 kVA daya yang dipakai oleh beban masih membutuhkan daya dari PLN sebesar 8,14 kVA. Secara ekonomi, nilai investasi awal yang diperlukan dalam memasang PLTS on-grid adalah Rp 208.619.628 dengan skema net metering 1:1. Artinya melalui skema tersebut, seluruh energi yang surplus dapat diekspor ke jaringan PLN 100%. Simulasi menunjukkan bahwa nilai NPV sebesar Rp 256.265.384, IRR sebesar 19%, PP sebesar 6,45 tahun, dan PI sebesar 31,04. Berdasarkan studi kelayakan, sistem PLTS ini berhasil dinilai layak untuk diterapkan sebagai upaya mendorong akselerasi energi terbarukan di Indonesia

    Sistem Kendali Sudut Motor DC Pada Wiper Robot Window Washing Menggunakan Kontroler PI Berbasis Mikrokontroler

    No full text
    Pada dunia perkantoran, pekerjaan cleaning service berperan penting dalam menjaga kebersihan kantor, mulai dari lantai, lingkungan sekitar kantor, sampai pada menjaga kebersihan kaca. Pada perkantoran yang memiliki gedung bertingkat tentunya untuk membersihkan kaca harus menghadapi risiko yang tinggi, karena berada pada ketinggian. Robot window washing adalah suatu robot yang dirancang untuk membersihkan kaca jendela gedung-gedung pencakar langit dan dapat dikendalikan dari jarak jauh melalui android. Robot ini diciptakan untuk berkontribusi pada keselamatan pekerja dengan melakukan tugasnya di area yang berbahaya dan memiliki risiko tinggi bagi manusia. Salah satu bagian yang perlu dikendalikan pada robot window washing yaitu wiper sebagai alat pembersih kaca. Penelitian ini membahas tentang pengendalian sudut motor servo sebagai kendali arah wiper yang terpasang pada robot window washing yang bertujuan untuk mendapatkan nilai parameter kontroler PI ( �� , ��) yang sesuai sehingga menghasilkan respon sistem yang diinginkan dan menampilkan performansi dari sistem kendali sudut motor servo. Pada penelitian ini, perangkat keras yang akan dirancang terdiri dari Li-Po battery, LM2596 step down voltage regulator, mikrokontroler ESP32, dan dua motor servo MG90S, sedangkan perancangan perangkat lunak merupakan pemrograman menggunakan software Arduino IDE. Identifikasi transfer function perlu dilakukan sebelum menentukan nilai parameter dari kontroler PI dengan pengumpulan spesifikasi dari komponen yang akan dikontrol yaitu motor servo MG90S. Penalaan parameter PI menggunakan aturan dasar Modified Ziegler-Nichols. Pemodelan sistem motor servo dengan kontroler PI yang dirancang menggunakan toolbox khusus untuk simulasi yang bernama Simulink. Analisis spesifikasi performansi yaitu stabilitas, error steady state, respon sistem, dan respon transien. Berdasarkan pengujian kontroler PI yang telah diimplementasikan pada software Simulink menghasilkan respon sistem menjadi lebih baik

    Evaluasi Keandalan Sistem Distribusi dengan Constraint Stabilitas Sistem akibat Injeksi Hybrid Distributed Generation

    No full text
    Penyulang Pujon 20 kV adalah penyulang tipe radial yang mendapatkan pasokan daya energi listrik dari Gardu Induk Sengkaling, Malang, Jawa Timur. Kajian lebih lanjut pada sistem adalah keandalan dan stabilitas, ketika sistem distribusi diberi injeksi hybrid distributed generation (gabungan dari beberapa pembangkit terdistribusi). Jika dalam suatu sistem jaringan, dua generator atau lebih yang bekerja secara bersamaan, dapat menyebabkan kerugian besar yaitu, kontinuitas daya yang tidak stabil. Pada saat terjadi gangguan hubung singkat yang bernilai besar dan terjadi secara tiba-tiba dan dalam waktu cepat maka case stabilitas transien dalam suatu sistem kelistrikan harus diperhatikan, dengan melihat respon frekuensi, tegangan dan sudut rotor pada sistem. Analisis steady-state, analisis dinamik dengan studi aliran daya digunakan untuk menghitung variasi rugi-rugi daya untuk berbagai kasus tingkat injeksi hybrid DG. Dikaji juga pengaruh berbagai teknologi yang digunakan hybrid DG, yaitu pembangkit tenaga mikrohidro (PLTMH), pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB). Dari analisis aliran daya ini, profil tegangan dan rugi-rugi daya dari injeksi beberapa pembangkit tersebar tersebut dapat ditentukan. Terdapat tujuh skenario yang diusulkan untuk mengetahui pengaruh injeksi pembangkit tersebar yaitu: skenario 1. Sistem Eksiting; 2. Sistem Eksisting + PLTMH; 3. Sistem Eksisting + PLTS; 4. Sistem Eksisting + PLTB; 5. Sistem Eksisting + PLTMH + PLTS; 6. Sistem Eksisting + PLTMH + PLTB; 7.Sistem Eksisting + PLTMH + PLTS + PLTB; Rugi-rugi daya pada skenario kondisi eksisting adalah sebesar 0,417 MW (9,62%) dan 0,247 MVAR (9,22%). Pada skenario 7 (skenario sistem eksisting + hybrid DG) rugi-rugi daya adalah sebesar 0,295 MW (5,50 %) dan 0,15 MVAR (5,80%). Analisis sistem dinamik dilakukan dengan memberikan gangguan 3 fasa seimbang dan durasi gangguan diberikan selama 0,15 detik. Skenario selanjutnya adalah gangguan 3 fasa yang bersifat permanent. Gangguan permanent tersebut menyebabkan hybrid DG beroperasi secara terpisah (islanding operation). Ketika islanding, sistem distribusi dibagi menjadi 8 section. Selanjutnya diberikan penambahan 2 unit sectionalizer dan melakukan relokasi 1 unit sectionalizer pada section yang telah ditentukan. Nilai respon frekuensi, tegangan dan sudut rotor dari hasil simulasi skenario 8 yaitu, sistem eksisting + injeksi hybrid DG dengan kapasitas 100%, sistem eksisting + hybrid DG dengan kapasitas 80%, dan sistem eksisting + hybrid DG dengan kapasitas 60%, memperoleh nilai stabil. Sistem distribusi aman dan masih sesuai dengan standart operasi yang digunakan oleh PT. PLN (Persero)

    Rancang Bangun Prototype Sistem Otomatisasi Pengaturan Air Tandon Berbasis LoRa di Perumahan Giri Palma.

    No full text
    Efisiensi energi merupakan fokus utama dalam menghadapi perubahan iklim dan keberlanjutan lingkungan. Salah satu cara untuk mencapai efisiensi energi adalah dengan meningkatkan pengaturan air yang seringkali menjadi sumber pemborosan energi listrik. Penelitian ini berfokus pada sistem pengaturan air tandon di Perumahan Giri Palma. Sistem saat ini menggunakan pengaturan manual yang rentan terhadap kelalaian dan ketidaktepatan waktu operator, menyebabkan pemborosan energi listrik dan gangguan pada suplai air. Untuk mengatasi masalah ini, penulis merancang sebuah proyek prototype sistem otomatisasi pengaturan air tandon berbasis LoRa. Tujuan penelitian ini adalah menyajikan solusi untuk merancang sistem otomatisasi pengaturan air tandon berbasis LoRa dan mengevaluasi keefektifannya. Penggunaan mikrokontroler sebagai pengatur kerja komponen otomatisasi pada setiap tandon, serta teknologi LoRa sebagai pendukung komunikasi jarak jauh antar node digunakan dalam penelitian ini. Sensor ketersediaan air sumur dan sensor ketinggian air tandon ditempatkan untuk mengontrol kerja pompa. Setelah dilakukan implementasi dan pengujian, hasil penelitian menunjukkan bahwa prototype sistem otomatisasi mampu mengisi tandon dengan baik sesuai dengan spesifikasi percancangan yang ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa sistem otomatisasi pengaturan air tandon berbasis LoRa dapat menjadi solusi efisien dalam penghematan energi listrik dan penyediaan air yang stabil di Perumahan Giri Palma

    Studi Stabilitas Transien Pada Onshore Wind Farm Terhubung Vsc-Hvdc Sistem Jawa Bali 500 Kv

    No full text
    Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat khususnya di Indonesia, kebutuhan akan energi listrik juga semakin meningkat. Peningkatan permintaan energi listrik salah satunya dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan jumlah penduduk yang meningkat tiap tahunnya menuntut persediaan kebutuhan energi listrik yang semakin besar, sehingga sistem tenaga listrik pun harus senantiasa diperbaharui demi menunjang kebutuhan energi listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam upaya pemenuhan energi listrik, salah satu sumber energi terbarukan, dan dapat mengurangi penggunaan energi fosil yaitu energi angin. Dalam penyaluran energi listrik, dibutuhkan suatu sistem yang terintegrasi dengan baik dan stabil. Untuk mengirimkan atau menyalurkan daya listrik yang besar pada jarak yang jauh, penggunaan High Voltage Direct Current (HVDC) memiliki banyak keunggulan. Dalam sistem transmisi HVDC memerlukan converter untuk mengubah arus AC menjadi arus DC

    Analisis Dampak Variasi Pembebanan Terhadap Karakteristik Keluaran Generator Di PLTMH Unit A1 Andungbiru Tiris Probolinggo

    No full text
    Pada tahun 2019 hingga 2020, Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Unit A1 dan A2 terukur mengalami penurunan hingga lebih dari 75% dari kapasitas daya tertulisnya. Oleh karena itu, CSR PT PJB Paiton bersama dengan PKSDAL Universitas Brawijaya melaksanakan program lanjutan berupa “Peningkatan Kapasitas Daya PLTMH Andungbiru Unit A1 dan A2 untuk Menuju Penyediaan Kelistrikan yang Aman dan Berkelanjutan Tahun 2022” Pada penelitian ini akan menggunakan Unit A1 sebagai objek uji. Pengujian pada segi elektrikal berupa analisis terhadap karakteristik keluaran generator, dilakukan sebagai bentuk tolak ukur keberhasilan peningkatan daya dan kualitas dari PLTMH Andungbiru, khususnya pada Unit A1. Generator yang digunakan dalam PLTMH merupakan jenis generator sinkron. Generator sinkron merupakan mesin elektrik dinamis yang memiliki fungsi untuk konversi energi mekanis berupa putaran (rpm) menjadi energi listrik. Generator sinkron memiliki karakteristik berupa tegangan dan frekuensi yang dihasilkan akan sesuai dengan dengan kecepatan putarnya. Hal tersebut menyebabkan, dalam upaya mendapatkan tegangan dan frekuensi yang konstan, maka kecepatan putar generator juga dibuat konstan. Stabilisasi sistem tenaga merupakan kemampuan sistem tenaga listrik untuk memberikan kondisi operasi semula kembali pada keadaan seimbang setelah mengalami gangguan fisik. Dalam definisi lain, stabilitas dalam sistem tenaga listrik didefinisikan sebagai kemampuan sistem tenaga listrik untuk menjaga sinkronisasi pada saat gangguan maupun setelah gangguan terjadi. Analisis keberhasilan yang diperlukan adalah dalam hal peningkatan daya generator, kestabilan karakteristik keluaran generator, dan mengetahui tingkat kualitas atau efisiensi dari generator setelah adanya perbaikan serta mengetahui tingkat kestabilan generator saat gangguan terjadi. Pengujian dilakukan dalam variasi pembebanan untuk mendapatkan hasil yang dapat merepresentasikan penggunaan PLTMH di masyarakat Andungbiru dengan perangkat uji Dummy Load dan data logger dengan aplikasi Mod Bus Tool dengan Driver Cable RS482 dengan interval beban 25%-50%-75%-100%. Karakteristik generator dinilai cukup baik dari hubungan variabel-varibel keluarannya begitupun peningkatan efisiensinya serta kestabilan sistem saat gangguan

    Evaluasi dan Koreksi Faktor Daya Pada Sistem Jaringan Kelistrikan Industri Pabrik Gula Glenmore dengan SVC dan STATCOM

    No full text
    Sistem pengelolaan kelistrikan yang baik sangat diperlukan dalam kemajuan dari sebuah industri. Pada sistem kelistrikan industri, kondisi beban akan berpengaruh pada operasi sistem. Pertumbuhan beban tersebut diikuti dengan meningkatnya daya reaktif akibat banyaknya penggunaan beban induktif pada bus beban maupun pada saluran. Faktor daya yang rendah dapat disebabkan oleh beban induktif. Beban yang bersifat induktif tidak hanya membutuhkan daya aktif tetapi juga daya reaktif. Beban induktif diciptakan oleh lilitan kawat (kumparan) yang terdapat di berbagai alat listrik seperti motor listrik, trafo dan relay. Daya reaktif yang dibutuhkan oleh beban induktif ini dapat membuat nilai cos ϕ turun. Rendahnya faktor daya pada sistem dapat menyebabkan arus meningkat, meningkatkan KVA sehingga rating peralatan dan biaya perawatan tinggi serta adanya drop tegangan yang cukup besar dan kerugian disepanjang penghantar, hal ini akan menyebabkan sistem atau peralatan akan memiliki nilai efisiensi yang rendah. Selain itu, sesuai standard PLN akan memberi pinalti jika nilai factor daya pada suatu system industri kurang dari 0.9. Penelitian ini membahas tentang perbaikan faktor daya pada sistem jaringan kelistrikan Industri Gula Glenmore. Faktor daya yang rendah dapat disebabkan oleh variasi beban induktif. Hal tersebut memberikan dampak arus yang besar dan daya reaktf tinggi hingga dapat terjadi black out pada sistem kelistrikan Industri Gula Glenmore. Faktor daya rendah diperbaiki dengan Costum Power Devices paling efektif yaitu Static Var Compensator (SVC) dan Static Synchronous Compensator (STATCOM). Load bus yang dievaluasi dan dikoreksi adalah yang memiliki faktor daya rendah. Penerapan STATCOM dapat meningkatkan factor daya dengan nilai daya.reaktif dalam kisaran dari +4,9 hingga – 0,994 MVAR, +1,6 hingga -0,32 MVAR dan +3,9 hingga -0,7875 MVAR. Pada penerapan SVC, untuk hasil yang paling rendah, faktor daya meningkat dari 0,76 menjadi 0,86 dengan nilai daya reaktif dalam kisaran dari + 1,6 hingga – 0,64 MVAR. Factor daya meningkat dari 0,76 menjadi 0,85 dengan nilai daya reaktif dalam kisaran dari + 4,9 hingga – 1,9 MVAR. Dan untuk hasil yang tertinggi, faktor daya meningkat dari 0,82 menjadi 0,92 dengan nilai daya reaktif dalam kisaran dari + 3,9 hingga – 1,5 MVAR. Dengan penambahan SVC dapat mengurangi nilai daya reaktif pada bus – bus utama pada system yaitu kisaran 30% hingga 50% daya reaktif bus utama juga dapat meminimalisir drop tegangan sebesar 1 %

    Analisis Pengaruh Kapasitansi Kapasitor terhadap Torsi, Tegangan, dan Arus pada Sistem Pengereman Regeneratif Eksitasi Mandiri pada Motor Induksi 3 Fasa

    No full text
    Keberadaan transportasi di Indonesia berperan sangat penting dalam mempermudah mobilitas penduduk. Salah satu transportasi darat yang memiliki perkembangan cukup pesat adalah kereta api. Dalam rangka memperingan masa kereta, mempercepat pergerakan kereta, dan agar kendaraan menghasilkan emisi karbon yang lebih sedikit, elektrifikasi dilakukan sehingga menjadi kereta rel listrik (KRL). Salah satu jenis motor yang sering digunakan sebagai penggerak KRL adalah motor induksi 3 fasa karena kokoh, tidak terdapat sikat dan komutator, dan tahan guncangan. Saat menggunakan kendaraan, salah satu hal penting yang perlu dipertimbangkan adalah pengereman. Pengereman regeneratif bertujuan untuk mendapkatkan kembali energi yang terbuang ketika pengereman. Pengereman regeneratif metode eksitasi mandiri menggunakan kapasitor untuk menghasilkan listrik menggunakan eksitasi motor dan menyimpannya pada penyimpanan listrik lain seperti baterai. Pengereman regeneratif pada motor induksi 3 fasa dapat terjadi ketika motor berada pada slip negatif, yang berarti kecepatan sinkron harus berada di bawah kecepatan putar rotor. Sehingga perlu dilakukan penelitian terkait analisis kapasitansi kapasitor terhadap kualitas pengereman berupa torsi maupun tegangan regenerasi yang dihasilkan. Penelitian dilakukan pada software Simulink MATLAB 2022a dengan menggunakan data parameter motor sebenarnya. Untuk mendapatkan data parameter motor maka dilakukan beberapa pengujian di antaranya: pengujian tanpa beban, pengujian beban penuh, dan pengujian dengan arus DC (direct current). Setelah mendapatkan data maka dilakukan penyusunan sistem rangkaian pengereman dan perhitungan terhadap rentang nilai kapasitansi yang akan digunakan saat pengujian. Pengujian dilakukan dalam dua tahap yakni pengujian tanpa beban dan pengujian berbeban. Pada pengujian berbeban, rangkaian disambungkan dengan konverter DC-DC berupa SEPIC (Single Ended Primary Inductor Converter) yang digunakan untuk mengisi baterai dengan tegangan konstan. Kedua tahap pengujian dilakukan dengan menggunakan nilai-nilai kapasitansi kapasitor yang sama. Hasil pengujian menunjukkan semakin besar kapasitansi kapasitor, maka frekuensi tegangan regenerasi yang dihasilkan semakin kecil, yang mengindikasikan frekuensi sinkron yang semakin kecil. Jika frekuensi atau kecepatan sinkron semakin kecil terhadap kecepatan putar rotor saat itu, maka nilai slip negatif akan semakin besar yang berdampak pada torsi pengereman yang semakin besar dengan demikian tegangan regenerasi juga akan semakin besar

    Analisis Perbandingan Relokasi Sectionalizer pada Penyulang Pujon dengan Metode Bacteria Foraging Algorithm dan Bat Algorithm

    No full text
    Energi Listrik merupakan kebutuhan primer masyarakat saat ini sehingga diperlukan penyediaan energi listrik dengan tingkat keandalan yang baik. Peningkatan nilai keandalan pada jaringan distribusi dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti peletakan sectionalizer dan penambahan pembangkit terdistribusi. Indeks keandalan yang umum digunakan antara lain SAIFI, SAIDI, dan CAIDI. Indeks keandalan tersebut dapat dihitung berdasarkan frekuensi kegagalan dan durasi gangguan yang terjadi dalam satu tahun. Tingkat keandalan dinyatakan lebih baik apabila nilai dari SAIFI, SAIDI, dan CAIDI lebih kecil dari kondisi sebelumnya. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menentukan lokasi penempatan terbaik sectionalizer pada Penyulang Pujon yang terhubung dengan pembangkit terdistribusi. Metode yang digunakan adalah Bacteria Foraging Algorithm dan Bat Algorithm menggunakan peranti lunak Matlab R2018a. Penyulang Pujon disuplai dari Gardu Induk Sengkaling, Penyulang ini memiliki 8 buah sectionalizer yang tersebar di sepanjang saluran. Kondisi eksisting Penyulang Pujon menunjukkan nilai indeks keandalan (SAIFI, SAIDI, dan CAIDI) sebesar 7,2355 kali/tahun, 21,4085 jam/tahun, dan 2,9588 jam/tahun. Namun dikarenakan hasilnya belum memenuhi standar PLN maka dilakukan relokasi sectionalizer pada Penyulang Pujon dengan merelokasi 8 sectionalizer dan penambahan pembangkit terdistribusi dengan 3 skenario setiap metode. Skenario ke-1 (Grid – Mikrohidro) menggunakan metode Bacteria Foraging Algorithm didapatkan nilai indeks keandalan (SAIFI, SAIDI, dan CAIDI) untuk skenario sebesar 4.0424 kali/tahun, 13.178 jam/tahun, dan 3.26 jam/tahun sedangkan untuk metode Bat Algorithm didapatkan nilai indeks keandalan (SAIFI, SAIDI, dan CAIDI) sebesar 4.0372 kali/tahun, 12.2962 jam/tahun, dan 3.0457 jam/tahun. Skenario ke-2 (Grid – Wind Turbine) menggunakan metode Bacteria Foraging Algorithm didapatkan nilai indeks keandalan (SAIFI, SAIDI, dan CAIDI) untuk skenario sebesar 4.0424 kali/tahun, 13.178 jam/tahun, dan 3.26 jam/tahun sedangkan untuk metode Bat Algorithm didapatkan nilai indeks keandalan (SAIFI, SAIDI, dan CAIDI) sebesar 4.0372 kali/tahun, 12.2962 jam/tahun, dan 3.0457 jam/tahun. Skenario ke-3 (Grid - Wind Turbine - Mikrohidro) menggunakan metode Bacteria Foraging Algorithm didapatkan nilai indeks keandalan (SAIFI, SAIDI, dan CAIDI) untuk skenario sebesar 4.0424 kali/tahun, 13.178 jam/tahun, dan 3.26 jam/tahun sedangkan untuk metode Bat Algorithm didapatkan nilai indeks keandalan (SAIFI, SAIDI, dan CAIDI) sebesar 4.0372 kali/tahun, 12.2962 jam/tahun, dan 3.0457 jam/tahun. Berdasarkan hasil di atas didapatkan metode bat algorithm memiliki hasil terbaik dibandingkan dengan bacteria foraging algorithm Kata kunci: Sectionalizer, Keandalan

    Analisis Pengaruh Partial Shading terhadap Performansi Maximum Power Point Tracking pada Array Photovoltaic Susunan Seri-paralel Menggunakan Metode Algoritma Firefly dan Incremental Conductance

    No full text
    Sistem photovoltaic (PV) sebagai sumber pembangkit listrik terbarukan telah mengalami perkembangan yang pesat. Namun, sistem PV memiliki beberapa masalah, salah satunya yaitu daya listrik yang dihasilkan tidak seimbang dipengaruhi oleh suhu, kelembapan, iradiasi, dll, yang menyebabkan sulitnya mendapatkan daya maksimum dari PV. Selain itu, perbedaan level iradiasi pada tiap-tiap modul PV yang disebabkan oleh kondisi partial shading dapat menimbulkan lebih dari satu puncak pada kurva karakteristik PV. Telah banyak metode Maximum Power Point Tracking (MPPT) yang telah dikembangkan untuk dapat melacak titik daya maksimum dari PV dan mengatasi permasalahan yang ditimbulkan dari kondisi partial shading. Namun metode-metode tersebut seringkali mengalami kegagalan dalam mendapatkan puncak global karena terjebak pada puncak lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performansi dari dua metode algoritma MPPT yaitu Algoritma Firefly yang merupakan salah satu algoritma metaheuristik dan algoritma Incremental Conductance yang merupakan metode algoritma MPPT konvensional dalam melacak titik daya maksimum pada saat kondisi partial shading. Dalam mensimulasikan kondisi partial shading, penelitian ini menggunakan 6 buah modul PV yang dihubungkan secara seri-paralel dengan 4 skenario pengujian yang setiap modulnya memiliki nilai iradiasi berbeda-beda sehingga menghasilkan 3 puncak pada kurva karakteristik array PV dengan posisi puncak global yang berbeda-beda pada tiap skenario pengujian. Pelacakan titik daya maksimum menggunakan algoritma Firefly dan Incremental Conductance dilakukan dengan software MATLAB, sementara kurva karakteristik array PV dihasilkan dari simulasi menggunakan software MATLAB-SIMULINK. Hasil simulasi MPPT dari 10 kali percobaan pada setiap skenario pengujian menunjukkan bahwa: 1) efisiensi rata-rata algoritma Firefly secara keseluruhan untuk 4 skenario pengujian sebesar 98,6437%; 2) efisiensi rata-rata algoritma Incremental Conductance secara keseluruhan untuk 4 skenario pengujian sebesar 78,3448%; 3) efisiensi algoritma Firefly secara keseluruhan dari 4 skenario pengujian lebih unggul 19,9607% dibandingkan dengan algoritma Incremental Conductance
    corecore