3 research outputs found
Pengaruh Umur Bibit dan Dosis Pupuk Nitrogen pada Pertumbuhan Awal Tanaman Pepaya (Carica Papaya) Varietas California
Pepaya (Carica papaya) merupakan tanaman yang termasuk ke dalam salah satu buah daerah tropis. Pepaya memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia karena memiliki nilai ekonomi tinggi dan dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan serta sumber ketersedian gizi. Pepaya memiliki banyak manfaat, diantaranya melacarkan sistem pencernaan, melawan bakteri dan dapat menjaga kesehatan jantung. Tanaman pepaya di indonesia, produksi pepaya selama dua tahun, mulai dari tahun 2016-2017 cenderung menurun yaitu 904.284 ton dan 875.112 ton (BPS, 2017)
Pepaya California merupakan varietas pepaya yang sangat digemari para petani karena menjanjikan keuntungan dengan permintaan pasar sangat tinggi. Pepaya varietas California memiliki keunggulan buah tersendiri, rasanya lebih manis, warna oren kemerahan, textur buah keras, masa simpan buah tahan lama dan panen lebih cepat dibandingkan pepaya varietas lain. Pepaya California banyak diminati karena ukurannya tidak terlalu besar, kulitnya lebih halus dan mengkilat. Pohon pepaya California sudah bisa dipanen setelah berumur tujuh bulan dan dapat berbuah hingga umur empat tahun. Dalam satu bulan, pohon pepaya California tersebut bisa dipanen sampai delapan kali.
Pemupukan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan hasil budidaya tanaman pepaya, terutama unsur hara nitrogen (N) yang termasuk unsur hara makro. Pupuk nitrogen dapat mempengaruhi luas dan kapasitas fotosintesis pada daun, terlibat meningkatkan laju fotosintesis dan alokasi karbohidrat. Sehingga mendorong pertumbuhan buah, memperpanjang umur simpan, meningkatkan ukuran dan warna buah. Selain pupuk, ada faktor lain yang dapat mendukung pertumbuhan tanaman yaitu umur bibit. Pemindahan bibit pada umur yang berbeda dapat mengganggu pertumbuhan akar. Kemampuan tanaman untuk menumbuhkan akar akan dipengaruhi umur tanaman. Perbedaan kecepatan pemulihan akar akan mempengaruhi penyerapan nutrisi dan metabolisme tanaman. Sistem perakaran baru yang lebih baik, dengan cadangan makanan seperti pupuk makro yang terpenuhi dapat meningkatkan pertumbuhan.
Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2021 hingga April 2022 yang bertempat di Kelurahan Pematang Pudu, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2021 hingga April 2022 yang bertempat di Kelurahan Pematang Pudu, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Secara geografis memiliki ketinggian rata-rata sekitar 3-6,1 mdpl. Sebagian besar dataran merupakan tanah organosol yaitu tanah yang banyak mengandung bahan organik. Suhu udara rata-rata antara 26°C sampai dengan 32°C. Musim hujan biasanya terjadi sekitar bulan September – Januari dengan curah hujan rata-rata berkisar antara 809 - 4.078 mm/tahun. Periode musim kering (musim kemarau) biasanya terjadi antara bulan Februari hingga bulan Agustus. Bahan yang digunakan adalah benih tanaman pepaya Varietas California, pupuk urea, pupuk KCl, kapur dolomit dan pupuk kandang ayam. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan analitik, kamera, meteran atau penggaris, form pengamatan, alat tulis. Pelaksanaan penelitian meliputi proses pengolahan lahan, penanaman, pemupukan, dan perawatan. Variabel pengamatan yang akan diamati yaitu tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas daun, lebar kanopi, waktu berbunga, jumlah bunga, dan jumlah buah. Data pengamatan yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam ANOVA dan dilanjutkan dengan uji lanjut F 5% untuk mengetahui pengaruh perlakuan umur bibit dan pemberian pupuk urea pada tanaman pepaya. Apabila diperoleh hasil perbedaan nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) pada taraf 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi nyata antara perlakuan umur bibit dan pemberian dosis pupuk nitrogen terhadap jumlah daun dan jumlah buah tanaman pepaya. Penggunaan umur bibit 30 HSS dengan pemberian dosis pupuk nitrogen 150 kg ha-1 dan 200 kg ha-1 memberikan pengaruh yang sama terhadap rerata jumlah daun tanaman pepaya. Perlakuan umur bibit 60 HSS dengan pemberian dosis pupuk nitrogen 100 kg ha-1 memiliki jumlah buah tanaman pepaya yang lebih banyak dibandingkan dengan pemberian dosis pupuk nitrogen 250, 150, dan 200 kg ha-1. Perlakuan umur bibit 30 HSS dan 45 HSS memberikan pengaruh yang sama terhadap tinggi tanaman pepaya. Sementara itu, umur bibit 60 HSS memberikan umur berbunga yang lebih cepat, serta jumlah bunga dan jumlah buah yang lebih banyak daripada 30 HSS dan 45 HSS. Pemberian dosis pupuk nitrogen 150 kg ha-1 memberikan tinggi tanaman lebih tinggi, diameter batang yang lebih besar, serta lebar kanopi yang lebih lebar dibandingkan dengan pemberian dosis pupuk nitrogen 100, 200, dan 250 kg ha-1
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Penutup Tanah Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.)
Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu tanaman
hortikultura yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Data Kementerian Pertanian
Republik Indonesia, menunjukkan bahwa volume impor tomat pada tahun 2022
sebanyak 14.366 ton yang jauh lebih besar dibandingkan dengan volume ekspor
pada tahun yang sama sebanyak 1.355 ton. Data tersebut menunjukkan bahwa
kebutuhan tomat dalam negeri belum dapat terpenuhi, sehingga perlu adanya
peningkatan produksi tomat di Indonesia. Pengolahan lahan intensif menjadi salah
satu faktor rendahnya tingkat kesuburan tanah dalam meningkatkan produksi
tanaman tomat di Indonesia. Sampai saat ini, sebagian besar petani masih menanam
tanaman tomat secara konvensional dengan pengolahan tanah secara intensif dan
pemberian pupuk kimia, sehingga tanah-tanah di Indonesia menjadi miskin bahan
organik tanah. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
pertumbuhan dan hasil panen tanaman tomat terhadap perlakuan sistem olah tanah
dan pemberian penutup tanah.
Penelitian dilaksanakan di Sukoraharjo, Kepanjen, Jawa Timur dan
Laboratorium Sumberdaya Lingkungan Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya pada bulan Juni - September 2022. Penelitian ini
disusun dengan menguji lima perlakuan yang diulang sebanyak empat kali,
sehingga memiliki 20 petak percobaan dengan 16 tanaman per petak. Perlakuan
penelitian tersebut terdiri dari Olah Tanah (OT), Tanpa Olah Tanah (TOT), Tanpa
Olah Tanah + Jerami (TOTJ), Tanpa Olah Tanah + Kedelai (TOTK) dan Tanpa
Olah Tanah + Jerami + Kedelai (TOTJK). Penelitian disusun menggunakan
Rancangan Acak Kelompok (RAK). Parameter pertumbuhan yang diukur meliputi
tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar, luas daun, berat segar tanaman, berat
kering tanaman, dan berat kering akar. Sedangkan parameter hasil panennya adalah
jumlah bunga, jumlah buah, dan bobot buah. Data hasil pengamatan dianalisis
dengan analisis sidik ragam (ANOVA) pada taraf 5% untuk mengetahui pengaruh
olah tanah dan penutup tanah terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat.
Apabila hasil analisis menunjukkan pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji
lanjut BNJ pada taraf 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tanpa olah tanah dengan
kombinasi jerami dan kedelai (TOTJK) menujukkan respon positif pada
pertumbuhan dan hasil tanaman tomat. Perlakuan tanpa olah tanah dengan
kombinasi jerami dan kedelai (TOTJK) memberikan hasil yang lebih baik, dengan
jumlah bunga sebanyak 60 bunga, jumlah buah tomat sebanyak 43,5 buah per
tanaman dengan berat buah per tanaman sebesar 2,66 kg , serta berat buah per hektar
sebesar 79,80 ton ha- 1dibandingkan perlakuan olah tanah dan tanpa penutup tana
Pengaruh Jarak Tanam dan Dosis Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan dan Hasil Cabai Merah (Capsicum annuum L.)
Cabai merah merupakan salah satu tanaman yang memiliki harga jual yang tinggi serta permintaan pasar yang meningkat setiap tahun. Namun, hal ini tidak diimbangi dengan angka produksi cabai yang pada saat ini masih fluktuatif. Salah satu faktor penyebab kurang optimalnya produktivitas cabai merah disebabkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan hara tanaman. Pupuk NPK mampu menjadi solusi alternatif dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman cabai. Selain penggunaan pupuk, hasil budidaya cabai merah juga bisa ditingkatkan dengan pengaturan jarak tanam. Oleh karena itu dibutuhkan penelitian terkait pengaruh dosis pupuk NPK dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mempelajari interaksi antara jarak tanam dan dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil cabai merah. Hipotesis dari penelitian ini yaitu terdapat interaksi antara jarak tanam dan dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil cabai merah.
Penelitian dilaksanakan di Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Penelitian berlangsung dari bulan Juli sampai Oktober 2021. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan jarak tanam sebagai petak utama yang terdiri dari : 50 cm x 70 cm, 60 cm x 70 cm, 70 cm x 70 cm dan dosis pupuk NPK sebagai anak petak yang terdiri dari : 300 kg ha-1, 350 kg ha-1, 400 kg ha-1, 450 kg ha-1. Variabel pengamatan meliputi komponen pertumbuhan yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, dan luas daun. Komponen hasil meliputi jumlah bunga, jumlah buah, fruit set, dan bobot buah per tanaman. Data pengamatan yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis sidik ragam (uji F) pada taraf 5% dan apabila terdapat interaksi atau pengaruh perlakuan yang nyata maka dilanjutkan dengan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara perlakuan jarak tanam dan dosis pupuk NPK. Interaksi terjadi pada parameter pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, jumlah bunga, jumlah buah, fruit set, bobot buah per tanaman. Pemberian dosis pupuk NPK pada jarak tanam 50 cm x 70 cm, 60 cm x 70 cm, dan 70 cm x 70 cm menyebabkan peningkatan bobot buah per tanaman cabai hingga titik optimal yaitu pemberian dosis pupuk NPK masing-masing 435, 415, dan 419 kg ha-1