18 research outputs found

    HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ATASAN DAN STRES KERJA TERHADAP PEMBERIAN ASI OLEH IBU PEKERJA DI KECAMATAN MALALAYANG

    Get PDF
    ASI merupakan sumber gizi yang terbaik bagi bayi dibawah usia tiga tahun. Cakupan pemberian ASI di Sulawesi Utara tahun 2019 sebanyak 50,9% dan masih jauh dari target Indonesia yaitu sebanyak 80%. Tujuan dalam penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana hubungan dukungan atasan dan stress kerja dengan pemberian ASI oleh ibu pekerja di Kecamatan Malalayang. Dalam penelitian mamakai penelitian survey analitik  dengan memakai desain penelitian cross sectional study. Populasi ialah ibu pekerja yang memiliki bayi. Sampel yang diambil berjumlah 100 ibu pekerja yang memberikan ASI. Analisis data menggunakan uji chi square (p = 0,05). Hasil penelitian menunjukan ada hubungan dukungan atasan dengan pemberian ASI  ibu pekerja di Kecamatan Malalayang (ρ = 0,032), ada hubungan stres kerja dan pemberian ASI di Kecamatan Malalayang (p = 0,024). Kesimpulan dalam penelitian ini ialah adanya hubungan antara dukunga atasan terhadap pemberian ASI oleh ibu pekerja dan tidak adanya hubungan antara stress kerja terhadap pemberian ASI oleh ibu pekerja. Kata Kunci: Dukungan Atasan, Stres Kerja, Pemberian ASI ABSTRACTBreast milk is the best source of nutrition for infants under the age of three. Coverage of milk gained in north Sulawesi  in 2019  by 50,9% and still far from Indonesia's target of 80%. The purpose of this study is to find out how the relationship of superior support and work stress with breastfeeding to working mothers in Malalayang Subdistrict. In this study, I used analytical survey research using cross sectional study design. The population is working mothers who have babies. The samples taken amounted to 100 working mothers who gave breast milk. Analyze the data using the chi square test (p = 0.05). The results showed there is a relationship of superior support with the breastfeeding of working mothers in Malalayang Subdistrict (ρ = 0.032), there is a relationship of work stress and breastfeeding in Malalayang Subdistrict (p = 0.024). The conclusion of this study is that there is a relationship between the support of superiors towards breastfeeding by working mothers and the absence of a relationship between work stress to breastfeeding by working mothers. Keywords: Superiors Support, Job Stress, Breastfeeding

    ANALISIS BAHAYA DAN RISIKO DENGAN METODE HIRARC DI DEPARTEMENT PRODUCTION PT.SAMUDERA MULIA ABADI MINING CONTRACTOR LIKUPANG MINAHAHSA UTARA

    Get PDF
    Bahaya dan risiko kecelakaan kerja dapat terjadi dalam suatu aktivitas pekerjaan di suatu perusahaan sehingga diperlunya suatu upaya untuk menganalisis bahaya dan resiko dengan menggunakan salah satu metode yang ada yaitu HIRARC untuk meminimalizir tingkat resiko kecelakaan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis bahaya dan resiko pada proses pengoprasian unit Articulate Dump Truck (ADT) di area loading point dan dumping point dengan menggunakan metode HIRARC. Jenis Penelitian yang digunakan merupakan penelitian kualitatif. Dimana teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu wawancara mendalam, triangulasi data, dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, diketahui bahwa dalam proses pengoprasian unit ADT di area loading point dan dumping point terdapat potensi bahaya diantaranya tarbrakan antar unit, tergelincir, terserunduk unit lain yang berisiko ADT terbalik, rebah dan terguling. Penilaian resiko terhadap sumber bahaya yang ada ditemukan bahaya dengan tingkat resiko tinggi yaitu tabrakan berat antar unit, resiko sedang yaitu tergelincir karena landasan ambals dan resiko ringan yaitu tabrakan ringan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dalam setiap potensi bahaya yang ada memiliki tingkat resiko yang tinggi hingga ke rendah dimana semuanya perlu adanya pengendalian untuk meminimalizir kecelakaan kerja untuk mengurangi tingkat resiko kecelakaan kerja. Saran dari penelitian adalah perusahaan harus meningkatkan keselamatan dan pengawasan pada setiap proses pekerjaan yang ada.Kata Kunci: HIRARC, ADT, Loading Point, Dumping PointABSTRACT Hazards and risks of workplace accidents can occur in a work activity in a company so that an effort is needed to analyze hazards and risks by using one of the existing methods namely HIRARC to minimize the level of accident risk. This study is a qualitative research. The technique used in the data collection in-depth interviews, data triangulation, and observation . Based of the result, it is known that in the process of operating the ADT unit in the loading point and dumping point of potential hazard including collision between units, slippery, other units are at risk of accidents such as ADT upside down, collapsed, and rolled. Risk assessment of existing hazard sources is found with high-risk hazards collisions between units, medium risk of slippery because base collapsed, and low risk .Suggestions from research are companies must improve equipment and supervision in every work process that exists.Keywords: HIRARC, ADT, Loading Point, Dumping Poin

    HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN CEDERA TERTUSUK JARUM SUNTIK PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT GMIM KALOORAN AMURANG

    Get PDF
    Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu hal yang penting karena merupakan faktor yang berhubungan dengan kesehatan maupun keselamatan dari pekerja itu sendiri. Kejadian kecelakaan sering dialami oleh petugas kesehatan sehingga menimbulkan luka ataupun cedera. Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja adalah beban kerja yang terlalu berat. Hal ini juga disebabkan karena kegiatan rumah sakit yang memiliki resiko bahaya yang cukup tinggi. Perawat merupakan salah satu pekerja yang rentan dengan cedera tertusuk jarum suntik dan benda tajam medis lainnya. Tujuan untuk mengetahui hubungan antara beban kerja, dengan cedera tertusuk jarum suntik pada perawat di rumah sakit GMIM Kalooran Amurang. Metode penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional study. Sampel dalam penelitian ini adalah semua perawat yang berada di rumah sakit GMIM Kalooran Amurang berjumlah 79 responden. Umur responden sebagian besar berada pada umur 20-25 tahun yaitu sebanyak 43 responden (54,4%), responden menurut Jenis kelamin yang paling banyak adalah reponden perempuan yaitu sebanyak 60 responden (75,9%) dan penelitian ini menggunakan uji statistik Chi-square. Hasil Penelitian menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan cedera tertusuk jarum suntik (p=0,035).Kata Kunci : Beban Kerja, Cedera Tertusuk Jarum SuntikABSTRACTOccupational health and safety is one of the important things because it is a factor related to the health and safety of the workers themselves. Accident occurrences are often experienced by health workers and causing wounds or injuries. One of the factors that affect the occurrence of work accidents is the heavy. This is also due to the activities of hospitals that have a high risk of danger. Nurses are one of the most vulnerable workers with needle stick injuries and other medical sharp items. The purpose of this study was to analisis whether and on nurses at GMIM Kalooran Amurang hospital. This research method is an observational analytic research with cross sectional study approach. The sample in this study were all nurses who were in hospital GMIM Kalooran Amurang amounted to 79 respondents. The age of respondents was mostly at the age of 20-25 years, as many as 43 respondents (54.4%), respondents by gender the most are female respondents that is 60 respondents (75,9%) and this research use Chi- square statistic. Theresult of the study showed that there was a significant correlation between the workload and the injected needle injection (p = 0.035). Conclusion There is a relationship between workload and needle stick injury to a nurse at GMIM Kalooran Amurang hospital.Keywords : Workload, Injured Needle Injectio

    HUBUNGAN ANTARA UMUR, STATUS GIZI DAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN KEJADIAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. NICHINDO MANADO SUISAN

    Get PDF
    Kelelahan kerja mengandung risiko bahaya yang berdampak pada terjadinya kecelakaan kerja. Kelelahan kerja dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari buruknya faktor lingkungan kerja sampai kepada masalah psikososial dapat berpengaruh terhadap terjadinya kelelahan kerja. Lingkungan kerja yang tidak nyaman, ventilasi udara buruk, kebisingan, waktu istirahat yang kurang, gizi yang tidak adekuat, beban kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan psikis dan fisik pekerja, serta usia pekerja dapat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan tenaga kerja dan terjadinya kelelahan kerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2017 di PT Nichindo Manado Suisan. Populasi dalam penelitian ini adalah 57 orang dan di ambil sampel sebesar 48 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian di analisis menggunakan uji statistik Spearman pada tingkat kesalahan 5% (α = 0,05). Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan antara umur dengan kejadian kelelahan kerja pada pekerja di PT. Nichindo Manado Suisan (p value = 0.035, r = 0,305, arah korelasi positif), tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian kelelahan kerja pada pekerja di PT. Nichindo Manado Suisan (p value = 0.104), terdapat hubungan antara beban kerja dengan kejadian kelelahan kerja pada pekerja di PT. Nichindo Manado Suisan (p value = 0.003, r = 0,416, arah korelasi positif), dan beban kerja merupakan variabel yang paling besar hubungannya dengan kejadian kelelahan kerja (Beta = 0,271). Kesimpulan dari peneltian ini adalah Terdapat hubungan antara usia dengan kejadian kelelahan kerja pada pekerja di PT Nichindo Manado Suisan, tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian kelelahan kerja pada pekerja di PT Nichindo Manado Suisan, terdapat hubungan antara beban kerja dengan kejadian kelelahan kerja pada pekerja di PT Nichindo Manado Suisan, dan Beban kerja merupakan variabel yang paling kuat hubungannya dengan kejadian kelelahan kerja pada pekerja di PT Nichindo Manado Suisan. Kata Kunci : Umur, Status gizi, Beban kerja fisik, Kelelahan kerja ABSTRACTWork fatigue is a risk hazard that affects the occurrence of work accidents. Work fatigue can be influenced by many factors, ranging from poor work environment to psychosocial problems can affect the occurrence of fatigue. Uncomfortable work environment, poor air ventilation, noise, poor rest time, inadequate nutrition, workloads that are inconsistent with the psychic and physical skills of the worker, and the age of the worker may affect the health conditions of labor and the occurrence of fatigue. The method used in this research is analytic descriptive with cross sectional study design. This research was conducted from March until June 2017 at PT Nichindo Manado Suisan. The population in this research is 57 people and the sample is taken 48 people by using purposive sampling technique. The results of the analysis using Spearman's statistical test at a 5% error rate (α = 0.05). The results showed there was a relationship between age with the incidence of work fatigue in workers at PT. Nichindo Manado Suisan (p value = 0.035, r = 0.305, direction of positive correlation), there is no relationship between nutritional status with the incidence of work fatigue at workers in PT. Nichindo Manado Suisan (p value = 0.104), there is a relation between work load with the incidence of work fatigue at worker at PT. Nichindo Manado Suisan (p value = 0.003, r = 0.416, positive correlation direction), and work load is the biggest variable relation with the incidence of work fatigue (Beta = 0,271). The conclusion of this study is that there is a relationship between age with the incidence of work fatigue in workers in PT Nichindo Manado Suisan, there is no relationship between nutritional status with the incidence of work fatigue in workers in PT Nichindo Manado Suisan, there is a relationship between workload with the incidence of work fatigue on workers In PT Nichindo Manado Suisan, and Workload is the most powerful variable related to the incidence of work fatigue in workers at PT Nichindo Manado Suisan. Keywords: Age, Nutritional status, Physical work load, Work fatigu

    HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DAN KETERSEDIAAN RUANG LAKTASI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA DI KECAMATAN TUMINTING MANADO

    Get PDF
    Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi masih rendah. Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2015 terdapat cakupan ASI Eksklusif sebanyak 26,3% dan mengalami penurunan pada tahun 2016 menjadi 19,7%. Pemberian ASI Eksklusif dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain umur ibu, pekerjaan, pendidikan, dan pengalaman menyusui, dukungan petugas kesehatan, beban kerja, ketersediaan ruang laktasi dan dukungan suami. Namun masih sedikit penelitian tentang faktor pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan beban kerja dan ketersediaan ruang laktasi dengan pemberian ASI Eksklusif pada ibu pekerja di Kecamatan Tuminting Kota Manado. Metode penelitian ini adalah penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional study atau studi potong lintang. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang bekerja mempunyai bayi umur 6 – 12 bulan yang berjumlah 100 ibu. Hasil penelitian terdapat 29% ibu pekerja yang memberikan ASI Eksklusif , terdapat 45% yang memiliki beban kerja sedang dan terdapat 47% yang menyediakan ruang pojok laktasi pada ibu pekerja di Kecamatan Tuminting Manado. Kesimpulan terdapat hubungan antara beban kerja dan ketersediaan ruang laktasi terhadap pemberian asi eksklusif pada ibu pekerja di Kecamatan Tuminting Manado. Saran bagi ibu pekerja untuk lebih dapat mengutamakan pemberian ASI Eksklusif meskipun sibuk dalam pekerjaan. Kata Kunci: beban Kerja, Ketersediaan Ruang Laktasi, Pemberian Asi Eksklusif ABSTRACTThe percentage of working mother experience exclusive breastfeeding is still low. In the Province North Sulawesi  the rate of exclusive breastfeeding decrease from 26.3% in 2015, to 19.7%, in 2016. Exclusive breastfeeding is influenced by many factors including maternal age, occupation, education, and breastfeeding experience, support from health workers, workload, and husband's support. But there is only few research, evaluate the association on maternal employment  factors of with exclusive breastfeeding. The purpose of this study was to determine the relationship of workload and availability of lactation room with exclusive breastfeeding on working mothers in Tuminting District, Manado. This research method was an analytic survey research with cross sectional study approach. The sample in this study were working mothers who have babies aged 6-12 months. The results of the study showed that 29% (N=100) of working mothers gave exclusive breastfeeding, 45% had moderate workloads and 47% participant reported that their employer provided lactation corner for working mothers. There were significant relationship between exclusive breastfeeding with workload (p value=.000) and the provision of lactation corner (p value=0.005). The conclusion is that there is a relationship between workload and the availability of lactation space with exclusive breastfeeding for working mothers in Tuminting District, Manado. Suggestions for working mothers to be able to prioritize exclusive breastfeeding despite being busy at work. Keywords: Workload, Availability of Lactation Space, Exclusive breastfeedin

    HUBUNGAN ANTARA PENGAWASAN ATASAN DAN PENGETAHUAN DENGAN TINDAKAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MARIA WALANDA MARAMIS KABUPATEN MINAHASA UTARA

    Get PDF
    Tenaga kerja berisiko tinggi terinfeksi penyakit yang dapat mengancam keselamatannya saat bekerja . Perawat merupakan tenaga kerja yang lebih banyak kontak langsung dengan pasien oleh karena itu perawat harus menerapkan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan Standart Operating Procedure (SOP) untuk menghindari terjadinya infeksi saat bekerja.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pengawasan atasan dan pengetahuan dengan tindakan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada perawat di rumah sakit umum Daerah (RSUD) Maria Walanda Maramis Kabupaten Minahasa Utara. Penelitian ini merupakan survey analitik dengan pendekatan cross-sectional  (potong lintang). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Mei 2019. Populasi pada penelitian ini adalah semua perawat yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Maria Walanda Maramis Kabupaten Minahasa Utara berjumlah 64 orang perawat. Analisis Bivariat menggunakan uji Spearman rank ɑ = 0,05 tingkat kemaknaan 95%. Hubungan antara pengawasan atasan dengan tindakan penggunaan alat pelindung diri didapatkan nilai probabilitas pvalue = 0,005 dan r = 0,346. Hubungan antara pengetahuan dengan tindakan penggunaan alat pelindung diri di dapatkan nilai probabilitas pvalue = 0.000 dan r =0,491. Terdapat hubungan antara pengawasan atasan dengan tindakan penggunaan alat pelindung diri pada perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Maria Walanda Maramis Kabupaten Minahasa Utara. Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan penggunaan alat pelindung diri pada perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Maria Walanda Maramis Kabupaten Minahasa Utara. Kata Kunci :Pengawasan Atasan, Pengetahuan, Tindakan penggunaan APD ABSTRACKWorkers are at high risk of contacting with infection diseases that can threaten their safety at work. Nurses are  worelikely to have direct contact with patients, there for they need to utilised the Personal Protective Equipment (PPE) in accordance with the Standard Operating Procedure (SOP) to avoid infection at work. This research was conducted to determine the relationship between supervisor supervision and knowledge of  PPE with the act of using PPE on  nurses at the Regional General Hospital Maria Walanda Maramis, North Minahasa Regency. This research was an analytical survey with a cross-sectional study design. This research was conducted in  April to May 2019. Population in this research was 64 nurses in the Regional General Hospital Maria Walanda Maramis Kabupaten Minahasa Utara. Bivariate analysis used Spearman Rank Test (ɑ = 0.05, CI 95%). Correlation between supervision with the action of used personal protective equipment (ppe) probability values obtained that pvalue=0.005 and r=0.346. Correlation between knowledge with the action of used PPE probability values obtained that pvalue=0.000 and r=0.491. The conclusion that there are correlation between supervision with the action of used PPE and there are correlation between knowledge with the action of used PPE in nurses to the Regional General Hospital Maria Walanda Maramis Kabupaten Minahasa Utara. Keywords : Supervision, Knowledge, The Action Of Using Personal Protective Equipment (PPE)

    HUBUNGAN JARAK DAN DURASI PEMAKAIAN SMARTPHONE DENGAN KELUHAN KELELAHAN MATA PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNSRAT DI ERA PANDEMI COVID-19

    Get PDF
    Keluhan kelelahan mata merupakan masalah yang akan sering dijumpai dikalangan masyarakat.  Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan angka kejadian kelelahan mata atau as the nopia di dunia berkisar 75 persen sampai 90 persen. Survey knowledge, attitude, and practices (KAP) pada dokter mata di India melaporkan asthenopia sebanyak 97,8%.  Dimasa pandemi Covid-19 ini penggunaan smartphone semakin meningkat dikarenakan proses pembelajaran dilakukan secara daring, sehingga ada kemungkinan meningkatkan keluhan kelelahan mata. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan jarak dan durasi Pemakaian smartphone dengan keluhan kelelahan mata pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat. Metode penelitian adalah survei analitik dengan desain penelitian yaitu cross sectional (potong lintang). Penelitian dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode simple purposive sampling dengan jumlah sampel 74 responden didapatkan melalui kuesioner online pada google from. Analisis data yang digunakan berupa analisis univariat dan analisis bivariat. Pengolahan data yang digunakan uji chi square test, untuk tingkat signifikan 95%(=0.05). Hasil penelitian ini diperoleh dari 74 responden terdapat 61 (82,4 %) responden dengan keluhan kelelahan mata akibat penggunaan smartphone. Hasil penelitian didapatkan adanya hubungan jarak pemakaian smartphone kurang baik dengan keluhan kelelahan mata pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (p-value =0,024) dan tidak terdapat hubungan durasi pemakaian smartphone dengan keluhan kelelahan mata pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (p-value= 0,955).  Kesimpulan penelitian ini yaitu terdapat hubungan jarak pemakaian smartphone dengan keluhan kelelahan mata pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat. Disarankan bagi pengguna smartphone, khususnya mahasiswa untuk menggunakan smartphone dengan jarak yg sesuai peraturan.  Kata kunci: jarak, durasi, smartphone, keluhan kelelahan mata. ABSTRACT:Complaints of eye fatigue are a problem that will often be encountered among the public. Based on data from the World Health Organization (WHO), the incidence of eye fatigue or asthenopia in the world ranges from 75 percent to 90 percent. A Survey of knowledge, attitude, and practices (KAP) on ophthalmologists in India reported asthenopia as much as 97.8%. During the Covid-19 pandemic, the use of smartphones is increasing because the learning process is carried out online, so there is the possibility of increasing eye fatigue complaints. The research objective was to determine the relationship between distance and duration of smartphone use and eye fatigue complaints among students of the Public Health Faculty. The research method was an analytic survey with a cross-sectional research design. The research was conducted on students of the Faculty of Public Health. The sampling technique used a simple purposive sampling method with a sample size of 74 respondents obtained through an online questionnaire on the google form. The data analysis used was in the form of univariate analysis and bivariate analysis. Data processing used the chi-square test, for a significant level of 95% (= 0.05). The results of this study were obtained from 74 respondents, there were 61 (82.4%) respondents with complaints of eye fatigue due to smartphone use. The results showed that there was a relationship between smartphone usage and complaints of eye fatigue in students of the Faculty of Public Health (p-value = 0.024) and there was no relationship between the duration of smartphone use and complaints of eye fatigue in students of the Faculty of Public Health (p-value = 0.955). This study concludes that there is a relationship between the distance of smartphone use and eye fatigue complaints in students of the Faculty of Public Health. It is recommended for smartphone users, especially students, to use smartphones at a distance that fits the regulations. Keywords: distance, duration, smartphone, eye complaints

    Hubungan Beban dan Masa Kerja dengan Stres Kerja pada Pekerja Pengolah Kopra di PT.Royal Coconut Airmadidi

    Get PDF
    Stres kerja adalah konsekuensi tindakan, situasi, dan kejadian eksternal yang menempatkan tuntutan psikologis ataupun fisik yang berlebihan pada individu. Pada kejadian stress kerja, ada beberapa faktor yang mempengaruhi stress kerja yaitu diantaranya beban kerja dan juga masa kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara beban dan masa kerja dengan stres kerja ada pekerja pengolah kopra di PT. Royal Coconut Airmadidi. Desain penelitian ini adalah survei analitik, dengan menggunakan uji pearson, didapatkan hasilnya mayoritas berada dikategori stress kerja ringan dengan jumlah mencapai 97,0% dan didapatkan pula adanya hubungan negatif dengan korelasi sedang antara beban kerja dengan stres kerja pada pekerja yang ada di tempat penelitian, dimana ketika semakin besar beban, maka semakin kecil tingkat stress kerja. Didapatkan juga tidak adanya hubungan antara masa kerja dengan stres kerja pada pekerja yang ada di tempat penelitian. Kedepannya disarankan agar pemberian tugas kerja yang seimbang dan diadakan pergantian tugas agar pekerja tidak merasa bosan dengan pekerjaan yang berulang-ulang. Kata kunci: Pekerja, Stres Kerja, Pengolah Kopra ABSTRACTJob stress is a consequence of external actions, situations, and events that place excessive psychological or physical demands on the individual. In the event of work stress, several factors influence work stress, including workload and length of work. The purpose of this study was to determine whether there is a relationship between workload and length of service with work stress among copra processing workers at PT. Royal Coconut Airmadidi. The design of this study is an analytical survey, using the Pearson test, the results obtained are the majority are in the category of mild work stress with the number reaching 97.0% and there is also a negative relationship with a moderate correlation between workload and work stress on workers at the research site. where the greater the load, the lower the level of work stress. It was also found that there was no relationship between the length of service and work stress on workers at the research site. In the future, it is suggested that the provision of balanced work assignments and task changes be held so that workers do not feel bored with repetitive work. Keywords: Workers, Job Stress, Copra Processor

    PENERAPAN SISTEM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI GEDUNG-GEDUNG UNIVERSITAS

    Get PDF
    Kebakaran merupakan masalah yang dapat terjadi kapan saja dan menimbulkan korban jiwa serta kerugian harta benda dan dokumen-dokumen penting. Kebakaran dapat terjadi di akibat kelalaian dari manusia maupun akibat dari faktor alam, kasus kebakaran yang dapat terjadi akibat tidak diterapkannya sistem tanggap darurat kebakaran yang efektif dan tidak tersedianya sarana proteksi dalam gedung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan sistem tanggap darurat kebakaran di gedung-gedung universitas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui pendekatan observasional  untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi dengan pengumpulan data secara in-depth interview. Metode pengambilan informan menggunakan teknik Purposive Sampling yaitu informan memiliki kecukupan dan pengetahuan tentang topik penelitian agar dapat memberikan informasi, dan gambaran mengenai sistem tanggap darurat, pengambilan informasi dilakukan dengan wawancara mendalam dengan 6 orang informan yang berada di 4 gedung yang dimasukkan dalam penelitian. Hasil wawancara mendalam dengan 6 informan menunjukan bahwa Lembaga Pendidikan dalam penelitian sudah mengerti tentang sistem tanggap darurat dan sudah mengetahui prosedur tanggap darurat namun belum memperlengkapi sarana proteksi, tim tanggap darurat dan simulasi tanggap darurat belum dilaksanakan disetiap gedung. Tim tanggap darurat di empat gedung tsb belum dibentuk karena dibeberapa gedung kekurangan sumber daya manusia untuk membentuk tim tanggap darurat, dan untuk dokumen sistem tanggap darurat belum tersedia. Hasil observasi langsung didapatkan bahwa dari empat gedung dalam penelitian ini, satu gedung belum mempunyai sarana proteksi aktif, dua gedung belum mempunyai sarana proteksi pasif dan satu gedung yang belum mempunyai sarana penyelamat jiwa. Hasil observasi dokumen ditemukan bahwa sebagian besar gedung tidak memiliki dokumen tanggap darurat yang menjadi patokan dalam melaksanakan dan menangani keadaan darurat. Penerapan sistem tanggap darurat kebakaran dalam Lembaga Pendidikan dalam penelitian ini belum efektif, oleh sebab itu pembentuk tim tanggap darurat dan melengkapi sarana proteksi kebakaran sangat diperlukan sehingga sistem tanggap darurat kebakaran bisa terlaksana dengan baik di setiap gedung. Kata Kunci : Sistem Tanggap Darurat Kebakaran ABSTRACTFire is a problem that can occur at any time, may cause fatalities and loss of property and important documents. Fires can occur as a result of natural factors, human negligence, not implementing an effective fire emergency response system and the unavailability of protective facilities in the building. This study aims to determine the application of fire emergency response systems in university buildings. This study used a qualitative method through an observational approach to identify and data collection through in-depth interviews. The purposive sampling technique was used to recruit the informant. The informant should have sufficient knowledge about the research topic to provide appropriate information and an overview of the emergency response system. In-depth interviews were administrated with six informants who were in four buildings that were included in the study. The results of in-depth interviews with 6 informants showed that the educational institutions in the study already understood the emergency response system and already knew emergency response procedures.  However, they had not adequately equipped with protection facilities and no emergency response teams.  The emergency response simulations had not been implemented in every building. Emergency response teams in the four buildings have not been formed because some buildings have limited human resources to perform emergency response team tasks. Documents for the emergency response system are not yet available. The results of direct observation showed that of the four buildings in this study, one building did not have active protection facilities, two buildings did not have passive protection facilities, and one did not have life-saving facilities. The result of document observation found that most of the buildings do not have emergency response documents that become a benchmark in implementing and handling emergencies. The implementation of the fire emergency response system in educational institutions in this study has not been effective, therefore forming an emergency response team and completing fire protection facilities is needed so that the fire emergency response system can be implemented properly in every building. Keywords : Fire Emergency Response Syste

    Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Timbulnya Nyeri Punggung Bawah Pada Guru SD Di Kecamatan Tuminting

    Full text link
    : Work-related musculoskeletal disorder (WMSD) is one of the biggest problems in developing countries. According to the Department of Health of Indonesia about health problems in Indonesia in 2005, 40.5% of illness were work-related. A study on 9482 workers in 12 districts in Indonesia reported that 16% of common illness was musculoskeletal diseases. This study aimed to determine the musculoskeletal disease (low back pain) during the last 7 days among elementary school teachers at Tuminting. This was a field study with a cross sectional design. Instruments were Nordic Body Map Question, physical exposure, and psychosocial questionnaire. The results showed that were 282 respondents in this study. The respond rate was 78%. There were 81% of respondents withg low back pain. Significant associated risk factors were as follows: class level taught by respondents (p = 0.008); bending while arms were below the knees more than 30 minutes (p = 0.049); leisure time activities during last 7 days (p = 0.024); disruption/interruption (p = 0.003); low job promotion (p = 0.032); unpleasant changes in workplace (p = 0.003); and work-environment satisfaction (p = 0.003). Conclusion: Risk factors associated with low back pain among elementary school teachers at Tuminting were individual, physical, and psychosocial factors
    corecore