14 research outputs found
Papan Wicara sebagai Media Promosi Kesehatan Larangan Merokok Pada Siswa Sekolah Dasar
Peningkatan perilaku merokok cenderung dimulai dari usia semakin muda saat ini. Perilaku merokok cenderung lebih banyak terjadi pada usia muda tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkan. pendidikan kesehatan memiliki efek yng signifikan terhadap perubahan tingkat pengetahuan remaja tentang dampak bahaya merokok. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan peringatan pada anak siswa SDN 171 Kaluku terkait bahaya merokok melalui pembuatan papan dan pemasangan papan wicara yang didukung oleh penyuluhan kesehatan. Kegiatan penyuluhan kesehatan ini dilaksanakan pada hari kamis-jumat,16-17 Desember 2021 di Dusun Jambua, Kec. Cenrana Kab. Maros. Metode kegiatan dilakukan dengan pembuatan dan pemasangan papan wicara di sekitar area SDN 171 Kaluku Dusun Jambua. Hasil kegiatan yang dilaksanakan berjalan dengan baik karena siswa SDN 171 mengetahui bahaya merokok melaui penyuluhan dan dapat teredukasi melalui papan wicara sebagai media promosi kesehatan tentang larangan merokok. Tim pengabdian dan masyarakat Dusun Jambua berharap upaya yang dilakukan ini dapat mengurangi perilaku merokok di Dusun Jambua khusunya pada anak-anak dan remaja
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) Percontohan sebagai Edukasi Pemanfaatan Pada Masyarakat Dusun Jambua
Pemanfaatan tanaman obat keluarga merupakan alternatif pengobatan dan perawatan mandiri dengan menggunakan tanaman obat berkhasiat. 90,3% masyarakat di dusun Jambua mengkonsumsi ramuan buatan sendiri. Namun ternyata mayoritas masyarakat di dusun jambua tidak mengetahui bahwa ramuan buatan sendiri itu sudah termasuk pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA) dan sekitar 53,8% masyarakat tidak memanfaatkan tanmaan obat keluarga. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan penyuluhan sekaligus membuat toga percontohan bagi keluarga dusun Jambua. Kegiatan penyuluhan kesehatan ini dilaksanakan pada hari Rabu-kamis,15-16 Desember 2021 di Dusun Jambua, Kec. Cenrana Kab. Maros. Metode kegiatan dilakukan dengan praktik langsung pembuatan tanaman obat keluarga percontohan yang dilakukan di Halaman Masjid. Hasil kegiatan yang dilaksanakan berjalan dengan baik karena masyarakat telah memiliki pengetahuan mengenai pemanfaatan tanaman obat keluarga dan dapat memanfaatkan tanaman obat keluarga sebagai ramuan buatan sendiri. Diharapkan dengan kegiatan ini, masyarakat dapat membuat sendiri tanaman obat sendiri di halaman rumah sebagai pencegahan maupun pengobatan alternatif bagikeluarga
Analisis Determinan Kepatuhan Pengobatan Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2
Masalah kepatuhan pengobatan masih menjadi masalah medis serius yang dihadapi tenaga profesional kesehatan. WHO telah melaporkan bahwa sebanyak 50% pasien dengan penyakit kronis tidak memakai obat-obatan mereka sesuai resep dokter dan Indonesia menunjukkan hanya dua pertiga saja dari yang terdiagnosis yang menjalani pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan yang berhubungan dengan kepatuhan pengobatan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Antang Kota Makassar. Jenis penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Antang pada bulan Februari-Maret 2018 dengan jumlah sampel 127 penderita DM Tipe 2. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara menggunakan kuesioner yang telah tervalidasi. Data dianalisis secara univariat menggunakan distribusi frekuensi, analisis bivariat menggunakan uji chi square, dan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita DM Tipe 2 sebagian besar patuh terhadap pengobatan yaitu sebesar 63%. Determinan yang berhubungan dengan kepatuhan pengobatan pada penderita DM tipe 2 adalah status pekerjaan (p= 0,002<0,05; OR=3,350 95%CI 1,552-7,232), komplikasi DM Tipe 2 (p= 0,003<0,05; OR=0,310 95%CI 0,140-0,685), pengetahuan (p= 0,041<0,05; OR=2,750 95%CI 1,017-7,436), Health Locus Of Control (HLOC) internal (p= 0,000<0,05; OR=6,160 95%CI 2,565-14,791), dukungan keluarga (p= 0,003<0,05; OR=7,600 95%CI 2,725-21,199), dukungan tenaga kesehatan (p=0,000<0,05; OR=24,139 95%CI 3,002-194,131). Dukungan tenaga kesehatan merupakan determinan yang paling berhubungan dengan kepatuhan pengobatan diabetes mellitus tipe 2 (p= 0,018<0,05 ; OR=13,746 95% CI 1,554-121,617).
Kata Kunci: kepatuhan pengobatan, diabetes mellitus tipe 2, Pengetahuan, health locus of control, dukungan tenaga kesehatanMasalah kepatuhan pengobatan masih menjadi masalah medis serius yang dihadapi tenaga profesional kesehatan. WHO telah melaporkan bahwa sebanyak 50% pasien dengan penyakit kronis tidak memakai obat-obatan mereka sesuai resep dokter dan Indonesia menunjukkan hanya dua pertiga saja dari yang terdiagnosis yang menjalani pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan yang berhubungan dengan kepatuhan pengobatan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Antang Kota Makassar. Jenis penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Antang pada bulan Februari-Maret 2018 dengan jumlah sampel 127 penderita DM Tipe 2. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara menggunakan kuesioner yang telah tervalidasi. Data dianalisis secara univariat menggunakan distribusi frekuensi, analisis bivariat menggunakan uji chi square, dan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita DM Tipe 2 sebagian besar patuh terhadap pengobatan yaitu sebesar 63%. Determinan yang berhubungan dengan kepatuhan pengobatan pada penderita DM tipe 2 adalah status pekerjaan (p= 0,002<0,05; OR=3,350 95%CI 1,552-7,232), komplikasi DM Tipe 2 (p= 0,003<0,05; OR=0,310 95%CI 0,140-0,685), pengetahuan (p= 0,041<0,05; OR=2,750 95%CI 1,017-7,436), Health Locus Of Control (HLOC) internal (p= 0,000<0,05; OR=6,160 95%CI 2,565-14,791), dukungan keluarga (p= 0,003<0,05; OR=7,600 95%CI 2,725-21,199), dukungan tenaga kesehatan (p=0,000<0,05; OR=24,139 95%CI 3,002-194,131). Dukungan tenaga kesehatan merupakan determinan yang paling berhubungan dengan kepatuhan pengobatan diabetes mellitus tipe 2 (p= 0,018<0,05 ; OR=13,746 95% CI 1,554-121,617).
Kata Kunci: kepatuhan pengobatan, diabetes mellitus tipe 2, Pengetahuan, health locus of control, dukungan tenaga kesehata
Pemenuhan Gizi Keluarga Penerima Bantuan Program Keluarga Harapan (Pkh) Di Kabupaten Gowa
The Family Hope Program (PKH) implemented by the Ministry of Social Affairs is one of the efforts to alleviate poverty in this country, targeting underprivilege ,kkkd families from poor households. The objective of this research is to identify the nutritional fulfillment of PKH recipient families and the efforts made by underprivileged families to meet their family's nutritional needs. The research utilized an observational study design with descriptive analysis using a mix of methods. The population of this study was all households receiving the Family Hope Program (PKH) in Gowa Regency. The sampling was done purposively, considering the representation of the different regions in Gowa Regency. The research findings indicate that based on food commodity indicators, the majority of PKH families consume three meals a day (80.6%). Regarding the percentage of PKH assistance utilization, 95 respondents (38.5%) utilize more than 50% of the PKH assistance, 76 respondents (30.8%) utilize 30-50%, and only 28 respondents (11.3%) utilize less than 10% of the PKH assistance in terms of food access. Based on the nutritional fulfillment status of PKH beneficiary families, the majority of respondents (72.87%) have their family's nutrition needs met. The identification results stated that the nutrition of PKH beneficiary families was adequately met based on indicators of food commodities and PKH utilization. This research has implications for improving community nutrition and supporting the Family Hope Program (PKH) which is oriented towards increasing the Community Health Index and Community Welfare Index in Gowa Regency, South Sulawesi Province.Program Keluarga Harapan (PKH) yang dilaksanakan oleh Kementerias Sosial merupakan salah satu upaya dalam menuntaskan kemiskinan di negeri ini yang diperuntukkan bagi keluarga pra sejahtera dari rumah tangga miskin. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pemenuhan gizi keluarga penerima bantuan program keluarga harapan serta mengidentifikasi upaya keluarga pra-sejahtera dalam memenuhi kebutuhan gizi keluarganya. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian observasional dengan analisis deskriptif dengan menggunakan mix methode. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rumah tangga penerima Program Keluarga Harapan (PKH) di Kab. Gowa. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive dengan mempertimbangkan representasi wilayah yang ada di Kab.Gowa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan indikator komoditas pangan, sebagian besar keluarga PKH makan tiga kali sehari (80,6%), Berdasarkan persentase pemanfaatan bantuan PKH, sebanyak 95 responden (38,5%) memanfaatkan bantuan PKH >50%, 76 responden (30,8%) memanfaatkan 30-50%, dan hanya 28 responden (11,3%) yang memanfaatkan <10% bantuan PKH terhadap akses pangan, dan berdasarkan status pemenuhan gizi keluarga pada KPM PKH, sebagian besar responden (72,87%) terpenuhi gizi keluarganya. Hasil identifikasi menyatakan bahwa gizi keluarga penerima PKH cukup terpenuhi berdasarkan indikator komoditas pangan dan pemanfaatan PKH. Penelitian ini berimplikasi pada perbaikan gizi masyarakat dan mendukung Program Keluarga Harapan (PKH) yang berorientasi pada peningkatan Indeks Kesehatan Masyarkat dan Indeks Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan
Increasing maternal knowledge through counseling on the consumption of risky foods in children aged 2-10 years
Nutritional status of thin, short, and fat that is high enough indicates food intake that is still unbalanced. Children's food intake is influenced by diet, when food supply, physical activity, and snack habits. One of the efforts to reduce the consumption of risky foods (instant snacks) is the implementation of the IEC program (communication, education, and information). The type of research used is observational with a descriptive approach and the sampling techniques used are simple random sampling and purposive sampling. The entire study population was mothers living in Bontona hamlet, Kanreapia village, Tombolo Pao District, Gowa Regency, totalling 32 respondents. In the implementation of the program, the results of increasing maternal knowledge were obtained after counselling activities on excessive consumption of risky foods (instant snacks) in children aged 2-10 years. Through this activity, it is hoped that mothers can practice the knowledge they have in parenting, especially the practice of providing nutritious foo
Hubungan Penggunaan Media Sosial dengan Perilaku Makan Mahasiswa di Kota Makassar聽
Internet, sebagai bagian dari perkembangan teknologi informasi banyak sekali memberikan kemudahan untuk penggunanya dan telah masuk dalam semua bagian sendi kehidupan. Penggunaan internet dan media sosial saat ini bukan hanya untuk kebutuhan edukasi semata, namun juga dipergunakan untuk hiburan, belanja, media sosial dan hal lainnya. Hasil Survei Pangan tahun 2018 menemukan bahwa penduduk yang berusia di atas 10 tahun di Indonesia mempunyai perilaku konsumsi makanan berlemak, berkolesterol, dan makanan gorengan 40,7%, konsumsi maknan asin 26,2%, dan konsumsi makanan manis 53,1%, dan perilaku kurang konsumsi sayur dan buah mencapai 93,6%. Berbanding lurus dengan penggunaan internet yang juga semakin meningkat. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melihat bagaiman hubungan penggunaan media sosial dengan perilaku makan, khususnya mahasiswa yang notabene merupakan kelompok yang menggunakan gadget sangat aktif. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, dengan sampel sebanyak 86 reseponden, yang diambil secara purposive sampling. Kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian yaitu tidak ada hubungan durasi penggunaan media sosial dengan perilaku makan, hal tersebut ditunjukkan dengan p-value= 0,624 > 0,05. Tidak ada hubungan frekuensi penggunaan media sosial dengan perilaku makan, hal tersebut ditunjukkan dengan p-value= 0,440> 0,05. Ada hubungan akses media sosial terkait informasi makanan dengan perilaku makan. Hasil p-value= 0,125> 0,05 dengan nilai ORcrude (95% CI)= 2,805 (1,123-7,005).
Kata kunci: internet, perilaku makan, social mediaInternet, sebagai bagian dari perkembangan teknologi informasi banyak sekali memberikan kemudahan untuk penggunanya dan telah masuk dalam semua bagian sendi kehidupan. Penggunaan internet dan media sosial saat ini bukan hanya untuk kebutuhan edukasi semata, namun juga dipergunakan untuk hiburan, belanja, media sosial dan hal lainnya. Hasil Survei Pangan tahun 2018 menemukan bahwa penduduk yang berusia di atas 10 tahun di Indonesia mempunyai perilaku konsumsi makanan berlemak, berkolesterol, dan makanan gorengan 40,7%, konsumsi maknan asin 26,2%, dan konsumsi makanan manis 53,1%, dan perilaku kurang konsumsi sayur dan buah mencapai 93,6%. Berbanding lurus dengan penggunaan internet yang juga semakin meningkat. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melihat bagaiman hubungan penggunaan media sosial dengan perilaku makan, khususnya mahasiswa yang notabene merupakan kelompok yang menggunakan gadget sangat aktif. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, dengan sampel sebanyak 86 reseponden, yang diambil secara purposive sampling. Kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian yaitu tidak ada hubungan durasi penggunaan media sosial dengan perilaku makan, hal tersebut ditunjukkan dengan p-value= 0,624 > 0,05. Tidak ada hubungan frekuensi penggunaan media sosial dengan perilaku makan, hal tersebut ditunjukkan dengan p-value= 0,440> 0,05. Ada hubungan akses media sosial terkait informasi makanan dengan perilaku makan. Hasil p-value= 0,125> 0,05 dengan nilai ORcrude (95% CI)= 2,805 (1,123-7,005).
Kata kunci: internet, perilaku makan, social medi
Eating pattern and educational history in women of childbearing age
Chronic energy deficiencies often occur and attack women of childbearing age. this illustrates insufficient energy and protein intake and it can result in health and unbalanced nutritional patterns. The purpose of this study was to determine the relationship between diet and educational history with the incidence of chronic energy deficiency in women of childbearing age in Gunturu Village, Herlang District, Bulukumba, Province of South Sulawesi. This research was conducted in 2019 with a total sample of 359 people,聽 the design of this study was cross sectional study, data collection through interviews using questionnaires and direct observation, data of Chronic energy deficiencies obtained through LiLA measurements, consumption patterns obtained through interviews using the FFQ Form, and it was analyzed statistically with the chi square test. The result shown that the eating patterns of most respondents were in the good category and did not experience KEK. While the majority of respondents with less eating patterns did not experience KEK. Respondents who had never attended school, respondents had completed elementary / junior high / high school education, and respondents who graduated from tertiary institutions mostly did not experience KEK. The absence of a statistically significant relationship between diet and education was likely to be influenced by the proportion of WUS who experience a lower KEK that was 45 people than WUS who did not experience KEK as many as 314 people. Researchers hope that the community can maintain healthy living behaviors by managing a good diet, like watching the type of food consume
Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan Anak Balita Pada Masa Pandemi Covid 19 di Puskesmas Kabupaten Gowa
Sekitar 45% kematian pada anak di bawah usia 5 tahun terkait dengan kekurangan gizi. Balita gizi kurang dan gizi buruk dalam pemulihan merupakan kelompok rentan yang perlu mendapat penanganan untuk perbaikan status gizinya yaitu pemberian makanan tambahan (MT) sekalipun di masa pandemi. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi program Pemberian Makanan Tambahan (MT)-anak balita yang telah terlaksana di empat puskesmas Kabupaten Gowa di masa pandemi. Penelitian ini berjenis kualitatif dilakukan pada 26 sampai 29 Maret 2021 di empat puskesmas di Kabupaten Gowa, yaitu Puskesmas Taeng, Puskesmas Bontomarannu, Puskesmas Pallangga, dan Puskesmas Samata. Subjek dalam penelitian ini adalah Kepala Puskesmas Taeng, Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas Pallangga dan Samata, dan kader Puskesmas Bontomarannu. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam menggunakan daftar pertanyaan. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah program Pemberian MT balita pada keempat puskesmas masa pandemic Covid 19 dalam proses perencanaannya berjalan baik, karena setiap tahunnya program MT selalu terlaksana di empat puskesmas. Dalam pelaksanaan program PMT masih terdapat hambatan diantaranya cuaca yang kurang mendukung sehingga terjadi pergeseran waktu dan kesadaran masyarakat. Sedangkan dalam proses pemantauan keseluruhannya dilakukan oleh pihak puskesmas, pencatatan dan pelaporan dilakukan meski dengan kendala yang ditemukan pada masyarakat ketidaktepatan sasaran karena penerima MT membagikan MT pada yang lain. Dalam proses evaluasi program PMT pada balita masih adanya kendala dari sarana, peran ibu balita dan peran lintas sektor dalam proses peningkatan status gizi, juga tidak dilakukannya uji daya terima. Dari penelitian ini didapatkan simpulan bahwa evaluasi program pemberian makanan tambahan pada balita mulai dari input, proses perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan evaluasi program, berusaha dilaksanakan oleh keempat puskesmas dengan cukup baik walaupun ada beberapa kendala yang perlu diperhatikan
Penetraci贸n cultural en la prevenci贸n de hipertensi贸n en la comunidad de los ammatoa kajan, Indonesia: una perspectiva epidemiol贸gica de enfermedades no transmisibles
World Health Organization (WHO) states that non-communicable diseases, including hypertension, are still the cause of death globally every year. This study aims to determine the study of health anthropology regarding hypertension in the indigenous peoples of the Ammatoa Kajang tribe, Bulukumba Regency. This study uses a qualitative method with an ethnographic approach and is supported by a phenomenological approach. The number of informants as many as 9 people consisting of patients with hypertension, families of people with hypertension, health workers and traditional leaders of the Ammatoa tribe. The data obtained were then analyzed with Nvivo. The results of the study on perceptions related to hypertension in the indigenous peoples of the Ammatoa Kajang tribe showed that the informants only knew hypertension as high blood pressure. The prevention efforts are carried out by A'ling (reducing) consuming foods high in salt and visiting sanro (shaman). Most of the traditional treatment efforts were carried out by the informants by drinking herbal medicine from raung (leaves). There are also Sahatu (traditional saunas) and the A'dakka Bangkeng tradition (walking barefoot) as an effort to maintain personal and family health related to hypertension.La Organizaci贸n Mundial de la Salud (OMS) afirma que las enfermedades no transmisibles, incluida la hipertensi贸n, siguen siendo cada a帽o una causa de muerte importante a escala mundial. Este estudio pretende estudiar desde la antropolog铆a de la salud, en el distrito de Bulukumb, la relaci贸n de los pueblos ind铆genas de la tribu Ammatoa Kajang con la hipertensi贸n. Este estudio utiliza un m茅todo cualitativo con un enfoque etnogr谩fico y se apoya en un enfoque fenomenol贸gico. Los informantes son pacientes con hipertensi贸n, familiares de personas con hipertensi贸n, trabajadores de la salud y l铆deres tradicionales de la tribu Ammatoa. Los datos obtenidos se analizaron con Nvivo. Los resultados del estudio sobre las percepciones de la hipertensi贸n entre los ind铆genas de la tribu Ammatoa Kajang mostraron que los informantes s贸lo asocian la hipertensi贸n con la presi贸n arterial alta. Los esfuerzos de prevenci贸n se llevan a cabo a'ling (reduciendo) el consumo de alimentos ricos en sal y visitando a un sanro (cham谩n). La mayor铆a de los tratamientos tradicionales consisten en beber hierbas medicinales de raung (hojas), tambi茅n se hace uso del sahatu (sauna tradicional) y la tradici贸n A'dakka Bangkeng (caminar descalzo) como esfuerzo para mantener la salud personal y familiar relacionada con la hipertensi贸n
Cultural Penetration in Preventing Hypertension in the Ammatoa Kajang Tribe Community, Bulukumba, South Sulawesi
World Health Organization (WHO) states that non-communicable diseases, including hypertension, are still the cause of death globally every year. This study aims to determine the study of health anthropology regarding hypertension in the indigenous peoples of the Ammatoa Kajang tribe, Bulukumba Regency. This study uses a qualitative method with an ethnographic approach and is supported by a phenomenological approach. The number of informants as many as 9 people consisting of patients with hypertension, families of people with hypertension, health workers and traditional leaders of the Ammatoa tribe. The data obtained were then analyzed with Nvivo. The results of the study on perceptions related to hypertension in the indigenous peoples of the Ammatoa Kajang tribe showed that the informants only knew hypertension as high blood pressure. The prevention efforts are carried out by A'ling (reducing) consuming foods high in salt and visiting sanro (shaman). Most of the traditional treatment efforts were carried out by the informants by drinking herbal medicine from raung (leaves). There are also Sahatu (traditional saunas) and the A'dakka Bangkeng tradition (walking barefoot) as an effort to maintain personal and family health related to hypertension