10 research outputs found

    PEMULIAAN MUTASI UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN ASAM FITAT (Low Phytic Acid) PADA PADI (Oryza sativa, L.)

    Get PDF
    Asam fitat, myo-inositol1,2,3,4,5,6-hexakis phosphate (Ins P6), adalah salah satu senyawa yang mengandung posphat terbanyak dalam biji yang masak dan senyawa anti nutrisi dalam tanaman.Senyawa ini dianggap dapat menyerap ion-ion logam, garam yang sebagian besar dibuang melalui urin dan feses, sehingga mengurangi penyerapan unsur mineral penting baik pada manusia dan hewan. Beras dengan asam fitat rendah merupakanmakanan yang baik bagi masyarakat penderita malnutrisi dan sangat cocok untuk makanan bayi, dan orang lanjut usia. Beras dengan asam fitat rendah dapat dihasilkan melalui teknik mutasi induksi. Kegiatan penelitian untuk menurunkan kandungan asam fitat pada padi telah dilakukan terhadap 3 varietas padi hasil litbang BATAN yaitu Atomita 1, Atomita 4 dan Diah Suci. Ketiga varietas ini diiradiasi dengan sinar gamma dosis 0,2 kGy. Seleksi mutan rendah asam fitat dimulai pada malai M2. Dari hasil seleksi hanya galur mutan 873 yang berasal dari radiasi Diah Suci homogen rendah asam fitat pada standar 3 dan hasil analisisnyastabil dari generasi ke generasi, dan galur ini masih dalam uji dan evaluasi agronomik dan genetik

    EVALUASI KERAGAMAN FENOTIPE GALUR MUTAN PISANG BARANGAN {Mmaparadisiaca kuitivar Berangan) PADA GENERASI M, V4

    Get PDF
    Phenotypic variance derived from banana [Musa paradisiaca) mutant lines of cv. Barangan were carried out in nursery level which were conducted at CRDIRT-Green House, Pasar Jumat, Jakarta. Several phenotypic performances of mutant lines such as leaf and pseudostem, petiole and leaf length, plant height, leaf width were observed. Number of 150 plants, were then divided into 11 groups based on performance of leaf, pseudostem, and petiole length. Results indicated that 26% was showed for normal performance,while 6,7% was showed for abnormal lamina with normal petiole, 11,3% was showed for abnormal lamina and petiole, 28,7% was given for stunted plant, 3,3% with chocking lamina, 1,3% was showed for abnormal petiole, 2,0% with light green leaf and abnormal petiole, 6,0% was given for reddish pseudostem, 0,7% with cigar leaf, 1,3% was showed for discoloration leaf and 2,7% was showed for elongation leaf and abnormal petiole. From the result of this experiment can be concluded that gamma irradiation with dose 15 Gy produced high phenotypic variance of cv. Barangan

    PERBAIKAN PADI VARIETAS CISANTANA DENGAN MUTASI INDUKSI

    Get PDF
    Pemuliaan tanaman padi perlu terus dilakukan untuk mendapatkanvarietas padi yang lebih ungul dari segi kuantitas dan kualitas. Varietas Cisantana yang ujung gabahnya berbulu diperbaiki melalui pemuliaan mutasi. Benih padi varietas Cisantana diradiasi dengan sinar gamma 60Co dengan dosis 0,10, 0,20 dan 0,30 kGy di Pusat Aplikasi Teknologi Isotosp dan Radiasi-BATAN, Jakarta. Setelah diradiasi benih ditanam sebagai tanaman M1 di Kebun Percobaan PATIR Pasar Jumat pada musim tanam MK 2000. Seleksi dilakukan pada generasi M2 di Pusaka negara, Subang dan lebih ditekankan pada bentuk ujung gabah yang tidak berbulu danberumur genjah. Dari populasi tersebut telah diseleksi sebanyak 19 mutan tanaman yang berumur genjah dengan sifat ujung gabah tidak berbulu. Pemurnian pada generasi berikutnya diperoleh 10 galur mutan tanaman yang telah homogen dantidak lagi bersegregasi. Ternyata pada pengujian daya hasil dan pengujian adaptasi di beberapa lokasi galur mutan Obs-1688/PsJ dan Obs-1692/PsJ mempunyai produksi tinggi dan daya adaptasi sangat baik di beberapa lokasi pengujian. Pada pengujianterhadap ketahanan hama wereng coklat dan penyakit hawar daun di rumah kaca, galur Obs-1688/PsJ dan Obs-1692/PsJ tahan terhadap wereng coklat biotipe 1 dan 2 dan agak tahan biotipe 3 serta tahan terhadap penyakit hawar daun strain III danagak tahan terhadap strain IV. Kedua galur tersebut mempunyai mutu dan kualitas beras baik dengan rasa nasi pulen. Galur Obs-1688/PsJ dan Obs-1692/PsJ telah dilepas sebagai varietas baru oleh Menteri Pertanian masing masing dengan namaMira-1 pada tahun 2006 dan Bestari pada tahun 2008

    PENGARUH RADIASI GAMMA TERHADAP PERUBAHAN MORFOLOGI PERTUMBUHAN STEK TANAMAN KEMBANG SEPATU (Hibiscus rosa-sinensis)

    Get PDF
    Untuk mempelajari pengaruh iradiasi gamma terhadap morfologi dari Hibiscus rosa-sinensis, maka setek batang tanaman kembang sepatu di iradiasi dengan beberapa dosis sinar gamma. Pada awalnya dilakukan radiasi dengan dosis 10 Gy-40 Gy, namun hasil pengamatan satu bulan tanam menunjukkan persentase tanaman yang mati dan kerdil sangat tinggi pada kisaran dosis radiasi ini. Oleh sebab itu dengan menggunakan bahan setek yang baru radiasi dilakukan kembali dengan dosis lebih rendah yaitu 10 Gy; 12,5 Gy; 15 Gy; 17,5 Gy dan 20 Gy. Pengamatan dilakukan pada tiga dan enam bulan penanaman. Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa jumlah tanaman yang mati dan tumbuh kerdil tidak sebanyak pada percobaan awal. Beberapa perubahan morfologi juga diamati antara lain bentuk dan warna bunga yang menjadi kuning keputihan, bentuk daun bergelombang dan uneven lamina serta tanaman dengan morfologi lebih pendek dan internode rapat dibandingkan dengan kontrol dan perubahan tersebut ditemui pada dosis radiasi 12,5 Gy, 17,5 Gy dan 20 Gy.Kata kunci ; radiasi gamma, morfologi, Hibiscus rosa sinensis ABSTRACTTHE EFFECT OF GAMMA IRRADIATION ON MORPHOLOGY CHANGE OF Hibiscus rosa-sinensis CUTTING STEM. The aim of this research was to study the effect of gamma irradiation on morphology of Hibiscus rosa-sinensis. The cutting stems of Hibiscus were irradiated by several doses of gamma rays. At the first experiment the irradiation doses were 10, 20, 30 and 40 Gy. The result showed that the percentages of death and dwarf plants were too high in this experiment, therefore the second experiment was conducted using lower doses of 10 Gy, 12,5 Gy, 15 Gy, 17,5 Gy and 20 Gy. The observations were conducted at three and six month after planting. In the second irradiation showed that the numbers of death and dwarf plants was lower than in the first experiment. Some morphology changes were also observed such as color and type of flowers, type of leaves, and plant height. The yellow-whiteness, uneven lamina and wave leaves were also found at doses of 12,5 Gy, 17,5 Gy and 20 Gy.Key words; gamma irradiation, morphology, Hibiscus rosa sinensi

    PENGARUH RADIASI GAMMA TERHADAP PERUBAHAN MORFOLOGI PERTUMBUHAN STEK TANAMAN KEMBANG SEPATU (Hibiscus rosa-sinensis)

    Get PDF
    Untuk mempelajari pengaruh iradiasi gamma terhadap morfologi dari Hibiscus rosa-sinensis, maka setek batang tanaman kembang sepatu di iradiasi dengan beberapa dosis sinar gamma. Pada awalnya dilakukan radiasi dengan dosis 10 Gy-40 Gy, namun hasil pengamatan satu bulan tanam menunjukkan persentase tanaman yang mati dan kerdil sangat tinggi pada kisaran dosis radiasi ini. Oleh sebab itu dengan menggunakan bahan setek yang baru radiasi dilakukan kembali dengan dosis lebih rendah yaitu 10 Gy; 12,5 Gy; 15 Gy; 17,5 Gy dan 20 Gy. Pengamatan dilakukan pada tiga dan enam bulan penanaman. Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa jumlah tanaman yang mati dan tumbuh kerdil tidak sebanyak pada percobaan awal. Beberapa perubahan morfologi juga diamati antara lain bentuk dan warna bunga yang menjadi kuning keputihan, bentuk daun bergelombang dan uneven lamina serta tanaman dengan morfologi lebih pendek dan internode rapat dibandingkan dengan kontrol dan perubahan tersebut ditemui pada dosis radiasi 12,5 Gy, 17,5 Gy dan 20 Gy.Kata kunci ; radiasi gamma, morfologi, Hibiscus rosa sinensis ABSTRACTTHE EFFECT OF GAMMA IRRADIATION ON MORPHOLOGY CHANGE OF Hibiscus rosa-sinensis CUTTING STEM. The aim of this research was to study the effect of gamma irradiation on morphology of Hibiscus rosa-sinensis. The cutting stems of Hibiscus were irradiated by several doses of gamma rays. At the first experiment the irradiation doses were 10, 20, 30 and 40 Gy. The result showed that the percentages of death and dwarf plants were too high in this experiment, therefore the second experiment was conducted using lower doses of 10 Gy, 12,5 Gy, 15 Gy, 17,5 Gy and 20 Gy. The observations were conducted at three and six month after planting. In the second irradiation showed that the numbers of death and dwarf plants was lower than in the first experiment. Some morphology changes were also observed such as color and type of flowers, type of leaves, and plant height. The yellow-whiteness, uneven lamina and wave leaves were also found at doses of 12,5 Gy, 17,5 Gy and 20 Gy.Key words; gamma irradiation, morphology, Hibiscus rosa sinensi

    Pengaruh Cekaman Kekeringan Berulang Fase Vegetatif dan Terminal pada Padi Gogo Mutan Towuti

    Get PDF
    Perubahan pola iklim dan curah hujan menyebabkan meningkatnya risiko kekeringan terutama di lahan kering. Cekaman kekeringan pada budidaya padi dapat terjadi secara tunggal maupun berulang atau sering disebut cekaman ganda. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan respon pertumbuhan beberapa galur padi M3 dan varietas pembanding pada kondisi cekaman kekeringan pendek ganda yaitu kekeringan pada awal tanam saat vegetatif dan terminal saat pembungaan. Percobaan ini menggunakan 24 galur padi gogo M3, Varietas Towuti (cek Indukan), IR20 (cek peka), dan Salumpikit (cek toleran). Hasil penelitian menunjukkan dari 24 galur padi M3, galur Tw16, Tw18 dan Tw22 merupakan galur yang toleran berdasarkan nilai derajat kekeringan (DTD), Skor recovey dan Skor daun mengering fase terminal. Nilai derajat kekeringan (DTD) beberapa galur mutan yang toleran (>0,85), memiliki skor daya tumbuh kembali yaitu <3 dan skor daun mengering fase terminal kurang dari 4. Cekaman kekeringan pada awal tanam dan terminal secara signifikan menurunkan rata-rata tinggi tanaman dan jumlah anakan total. Galur  Tw16, Tw18 dan Tw22 merupakan galur harapan yang akan diuji pada tahapan penanaman generasi M4

    Respon Kerapatan Stomata dan Kandungan Klorofil Padi (Oryza sativa L.) Mutan terhadap Toleransi Kekeringan

    Get PDF
    Perakitan varietas padi toleran cekaman kekeringan dengan teknik pemuliaan mutasi mampu meningkatkan keragaman genetik tanaman sehingga memberi peluang untuk mendapatkan genotipe mutan yang toleran dengan mengetahui respon kerapatan stomata dan klorofil daun pada suatu tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kerapatan stomata dan kandungan klorofil dengan ketahanan terhadap kekeringan pada genotipe padi mutan. Sampel menggunakan salah satu genotipe, daun yang digunakan adalah daun kedua dari daun bendera, perhitungan jumlah stomata dilakukan pada luas bidang pandang 40x dengan perhitungan jumlah stomata dibagi dengan satuan luas bidang pandang dan untuk klorofil daun diamati menggunakan klorofil meter (SPAD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe padi mutan menunjukkan ketahanan terhadap cekaman kekeringan dengan respon kerapatan stomata paling tinggi dan skor penggulungan daun terkecil

    Analisis Stabilitas dan Adaptabilitas Beberapa Galur Padi Dataran Tinggi Hasil Mutasi Induksi

    Get PDF
    Fenotipe tanaman ditentukan oleh faktor genetik, faktor lingkungan dan interaksi genetik x lingkungan. Dalam penelitian ini, dilakukan uji daya hasil dua puluh genotipe padi, lima belas diantaranya merupakan galur mutan. Pengujian dilakukan di lima lingkungan dengan tiga ketinggian yang berbeda. Penelitian ini bertujuan  untuk mengetahui interaksi genotipe x lingkungan (GxE) genotipe padi yang adaptif terhadap suhu rendah. Tiga metode analisis stabilitas digunakan untuk melihat stabilitas galur harapan padi sawah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi G x E yang signifikan untuk semua karakter agronomi yang diamati. Galur mutan OS-30-199 memiliki produksi tertinggi (4,69 ton / ha) berbeda signifikan dengan genotipe lain  yang diuji dan varietas pembanding, Sarinah (3,42 ton / ha). Galur IPB117-F-20, RB-10-95, C3-10-171, OS-30-199, KK-10-249 dan CM-20-251 diklasifikasikan sebagai galur yang stabil dengan metode analisis stabilitas Finlay-Wilkinson, Eberhart - Russel dan Francis - Kannenberg. Genotipe RB-30-82, KN-30-186, Kuning, dan IPB97-F-13 memiliki adaptasi baik pada lingkungan yang optimal. Sedangkan genotipe KN-10-111, PK-30-131, Randah Batu Hampa dan Sarinah dapat beradaptasi pada lingkungan marjinal. Secara keseluruhan galur mutan memiliki produksi yang lebih tinggi dibandingkan varietas pembanding dan dapat beradaptasi pada lingkungan dengan cekaman suhu rendah. Perbedaan ketinggian tempat telah mempengaruhi hasil pada musim kemarau sementara itu, tidak berpengaruh terhadap produksi pada musim hujan di tiga ketinggian tempat yang diuji. Kata Kunci : padi, stabilitas hasil, dataran tinggi, galur muta

    Pemuliaan mutasi untuk menurunkan kandungan asam fitat (low phytic acid) pada padi (Oryza sativa, L.)

    No full text
    PEMULIAAN MUTASI UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN ASAM FITAT (Low Phytic Acid) PADA PADI (Oryza sativa, L.). Asam fitat, myo-inositol 1,2,3,4,5,6-hexakisphosphate (Ins P6), adalah salah satu senyawa yang mengandung posphat terbanyak dalam biji yang masak dan senyawa anti nutrisi dalam tanaman. Senyawa ini dianggap dapat menyerap ion-ion logam, garam yang sebagian besar dibuang melalui urin dan feses, sehingga mengurangi penyerapan unsur mineral penting baik pada manusia dan hewan. Beras dengan asam fitat rendah merupakan makanan yang baik bagi masyarakat penderita malnutrisi dan sangat cocok untuk makanan bayi, dan orang lanjut usia. Beras dengan asam fitat rendah dapat dihasilkan melalui teknik mutasi induksi. Kegiatan penelitian untuk menurunkan kandungan asam fitat pada padi telah dilakukan terhadap 3 varietas padi hasil litbang BATAN yaitu Atomita 1, Atomita 4 dan Diah Suci. Ketiga varietas ini diiradiasi dengan sinar gamma dosis 0,2 kGy. Seleksi mutan rendah asam fitat dimulai pada malai M2. Dari hasil seleksi hanya galur mutan 873 yang berasal dari radiasi Diah Suci homogen rendah asam fitat pada standar 3 dan hasil analisisnya stabil dari generasi ke generasi, dan galur ini masih dalam uji dan evaluasi agronomik dan genetik
    corecore