8 research outputs found

    HUBUNGAN POLA ASUH AYAH DENGAN PERILAKU DISIPLIN ANAK DI RA MUSLIMAT KOTA MALANG

    Get PDF
    Keluarga merupakan pusat pendidikan yang pertama dan terpenting. Peran orangtua bagi pendidikan anak memberikan dasar pendidikan, sikap, dan keterampilan dasar seperti pendidikan agama, budi pekerti, sopan santun, estetika, kasih sayang, rasa aman, dasar-dasar untuk mematuhi peraturan dan menanamkan kebiasaan-kebiasaan. Ayah adalah kepala keluarga yang bertanggung jawab dalam pendidikan anak. Pola asuh meruapakan keseluruhan interaksi antara orangtua dengan anak dimana orangtua menstimulusi anaknya dengan mengubah tingkah laku, pengetahuan serta nilai-nilai yang dianggap paling tepat menurut orangtua agar anak dapat mandiri, tumbuh dan berkembang secara sehat dan optima

    PEWARISAN BUDAYA SAPI SONOK SEBAGAI AKTIVITAS BELAJAR INFORMAL BAGI MASYARAKAT MADURA

    Get PDF
    RINGKASANIkbar, A.Nauvalul. 2020. Pewarisan Budaya Sapi Sonok Sebagai Aktivitas Belajar Informal Bagi Masyarakat Madura. Tesis. Program Studi S-2 Pendidikan Luar Sekolah. Pasca Sarjana. Universitas Negeri Malang. Pembimbing (1) Dr. Hardika, M.Pd., (2) Dr. Ellyn Sugeng Desyanty, M.Pd.Kata Kunci: Pewarisan, Budaya Sapi Sonok, Aktivitas Belajar InformalBudaya sapi sonok merupakan budaya asli masyarakat Madura yang berlangsung turun-temurun dari leluhur di keluarga pemilik sapi sonok. Budaya sapi sonok dicetuskan pertama kali oleh H. Achmad Hairudin pada tahun 1940. Dalam pelaksanaan budaya sapi sonok terdapat beberapa proses yang harus dilakukan oleh ketua paguyuban, panitia pelaksana, dan pemilik sapi sonok. Orang tua (ayah) memiliki peran penting dalam memperkenalkan sekaligus mewariskan budaya kepada anak sebagai generasi penerus di dalam keluarga.Penelitian ini bertujuan yaitu menganalisis pewarisan budaya sapi sonok sebagai aktivitas belajar informal yang dilakukan oleh orang tua pemilik sapi sonok kepada anak sebagai generasi penerus.Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik purposive sampling digunakan untuk memilih informan penelitian. Informan dalam penelitian ini meliputi Kepala Desa Dempo Barat yang juga menjadi Ketua Paguyuban sapi sonok, pemilik sapi sonok, dan anak pemilik sapi sonok. Prosedur pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Analisis data pada penelitian ini menggunakan miles dan huberman.Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa awal mula terbentuknya budaya sapi sonok berawal dari kebiasaan para petani Madura yang sering kali tidak melepas pengonong (kayu perangkai sapi) yang digunakan membajak sawah mulai dari ladang hingga ke rumah, pada tahun 1940 H. Achmad Hairudin melihat kebiasaan petani tersebut dirasa menyenangkan dan memiliki nilai seni, kemudian dikemas sebagai pesta rakyat yang dikenal dengan kontes sapi sonok hingga saat ini. Kontes sapi sonok pertama kali secara resmi diadakan pada tahun 1967 oleh Dinas Peternakan Kabupaten Pamekasan. Pelaksanaan kontes sapi sonok diadakan oleh paguyuban-paguyuban di Pulau Madura yaitu mulai dari Kabupaten Bangkalan Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Sumenep. Dalam pelaksanaan kontes sapi sonok diawali dengan beberapa proses yaitu (1) musyawarah akbar paguyuban,(2) pendataan anggota paguyuban, (3) pembentukan panitia, (4) persiapan teknis, (5) pelaksanaan budaya kontes sapi sonok selama satu hari dimulai jam 08:00 pagi hingga jam 16:00 sore. Proses pewarisan budaya sapi sonok yang dilakukan oleh orang tua pemilik sapi sonok kepada anak sebagai generasi penerus memiliki 5 tahapan belajar, yaitu: (1) Ngabes aghi (melihat), (2) Malae (motivasi) (3) Ngajhar aghi (menjelaskan) dan nyonto aghi (memberi contoh), (4) Nguddhi aghi (Praktik dibawah pengawasan orang tua), (5) Nerros aghi (Meneruskan).  Anak meneruskan budaya sapi sonok dengan diberikan kepercayaan oleh orangtua untuk mengurus sapi saat memasuki usia 20 tahun atau sesuai kesepakatan masing-masing keluarga, semua dilakukan secara mandiri tanpa didampingi orang tua untuk melanjutkan keterampilan yang telah diwarisi oleh orang tua kepada anak dalam mengurus sapi sonok mulai proses merawat sapi sonok hingga sapi bisa mengikuti kontes

    Peningkatan Integritas Pengelola PKBM Kabupaten Banyuwangi Melalui Efektivitas, Fasilitas, dan Produktivitas

    Get PDF
    AbstrakPenelitian ini ingin mengetahui: (1) pengaruh efektivitas kerja terhadap integritas pengelola  PKBM di Kabupaten Banyuwangi, (2) pengaruh fasilitas terhadap integritas pengelola PKBM di Kabupaten Banyuwangi, (3) pengaruh produktivitas kerja terhadap integritas pengelola  PKBM di Kabupaten Banyuwangi, (4) pengaruh efektivitas kerja, fasilitas dan produktivitas kerja terhadap integritas pengelola PKBM di Kabupaten Banyuwangi. Penelitian ini telah hasilkan beberapa hal: (1) efektivitas kerja berpengaruh signifikan terhadap integritas, hal ini dibuktikan dengan thitung sebesar 2,184, (2) fasilitas tidak berdampak signifikan terhadap integritas, karena memiliki thitung sebesar 1,015, (3) produktifitas kerja mempunyai pengaruh yang signifikan, telah dihasilkanperhitungan melalui SPSS dengan thitung yaitu 3,974, (4) efektivitas kerja, fasilitas, dan produktifitas kerja mempunyai dampak yang signifikan secara bersama-sama (simultan)  terhadap integritas (y), karena diperoleh Fhitung sebesar 33,118. Saran untuk pengelola PKBM harus terus meningkatkan efektivitas kerja dan produktifitas kerja tanpa harus melihat fasilitas yang dimiliki oleh lembaga, agar integritas yang ada pada diri individu pengelola selalu mengalami perbaikan dan peningkatan. AbstractThere are several things to know in this research: (1) the effect of work effectiveness on the integrity of PKBM managers in Banyuwangi Regency, (2) the effect of facilities on the integrity of PKBM managers in Banyuwangi Regency, (3) the effect of work productivity on the integrity of PKBM managers in the Regency. Banyuwangi, (4) the effect of work effectiveness, facilities and work productivity on the integrity of PKBM managers in Banyuwangi Regency. This research has resulted in several things: (1) work effectiveness has a significant effect on integrity, this is evidenced by the tcount of 2.184, (2) facilities have no significant impact on integrity, because it has a tcount of 1.015, (3) work productivity has a significant effect. , calculation has been generated through SPSS with a tcount of 3.974, (4) work effectiveness, facilities, and work productivity have a significant impact together (simultaneously) on integrity (y), because the Fcount is obtained at 33.118. Suggestions for PKBM managers must continue to improve work effectiveness and work productivity without having to look at the facilities owned by the institution, so that the integrity that exists in the individual manager always experiences improvement and improvemen

    PEMBENTUKAN KARAKTER DISIPLIN ANAK USIA DINI MELALUI METODE PEMBIASAAN DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 33 KOTA MALANG

    Get PDF
    Abstract: The Character is not born based on descent, but throughout the process of the character education which starts from early childhood. The phenomenon which occurs in ABA Kindergarten 33 is when the researcher come to the institute, the researcher see that the children can take a line behind their friends and  accompanied by the teachers, thus the researcher  interested to do the research about the formation of  thedisciplin  character in ABA 33 kindergarten through the habituation method. The purpose of the research is for: (1) to describe the process of the formation of the discipline character through the habituation methods in ABA 33 kindergarten; (2) to describe the behavior which showed by the children after they get the habituation; and (3) to find out the supporting  and inhibitors factors in ABA 33 kindergarten. The research method which used by the researcher that is qualitative method. The research uses data collection technique, through observation, interview, documentation studies. The subject which are use in this research are teacher, cleanness employee, learners. There are three data analysis techniques which used that is: (1) data reduction; (2) data display; and (3) drawing conclusionAbstrak: Hasil penelitian menunjukkan bahwa di TK Aisyiyah Bustanul athfal 33 melakukan pembentukan karakter disiplin melalui metode pembiasaan, hasil dari temuan penelitian tentang proses pembentukan karakter disiplin anak usia dini melalui metode pembiasaan adalah: (1) guru membiasakan anak untuk datang tepat waktu; (2) guru membiasakan anak untuk mengembalikan barang ke tempat semula; (3) guru membiasakan anak untuk membereskan mainan setelah bermain di dalam kelas; (4) guru membiasakan anak untuk bersabar dan tertib dalam menunggu giliran cuci tangan; dan (5) petugas kebersihan membiasakan anak untuk mengantri ketika ke kamar mandi.  Pembiasaan yang dilakukan di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 33 tidak hanya pembiasaan melalui ucapan atau kata motivasi saja, namun pembiasaan melalui perilaku juga dilakukan di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 33, perilaku yang ditunjukkan oleh anak setelah mendapatkan pembiasaan dari guru yaitu: (1) anak datang tepat waktu, akan tetapi ada beberapa anak yang belum bisa datang tepat waktu, hal ini mengacu pada jumlah anak yang terlambat setiap hari mengalami naik turun; (2) anak mengembalikan barang yang telah digunakan pada tempatnya, hal ini ditunjukkan dengan kesadaran anak mengembalikan barang yang telah digunakan pada tempatnya tanpa diminta oleh guru, baik itu mainan ataupun alat tulis; (3) tertib dalam menunggu giliran, hal ini di tunjukkan dengan kesadaran anak berbaris di belakang temanya ketika cuci tangan tanpa didampingi oleh guru. Faktor pendukung pembentukan karakter disiplin di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 33 yaitu adanya contoh dari pendidik, dan konsistensi yang dilakukan pendidik. Faktor yang menghambat pembentukan karakter disiplin di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 33 yaitu ada beberapa orang tua yang tidak peduli dengan perkembangan anaknya,dan tidak adanya kerja sama antara orang tua dan sekolah, dan kematangan usia anak juga mempengaruhi pembentukan karakter disiplin anak usia dini di TK ABA 3

    Kompetensi Orangtua dalam Penumbuhkembangan Jiwa Kewirausahaan pada Anak Usia Dini

    No full text
    Early childhood education became the foundation for adults to develop the intellectual and emotional intelligence and character of the child. Education for every person starts throughout the lifetime of that since the person is in the womb until later headed to the grave. Family and parents to be first educators and foremost for the child who has the responsibility to play a role in designing the learning activities of the child when outside of school, so that learning activities time with educators (teachers) in schools can be integrated with the educational time with parents. Entrepreneurship education as one of education program soft skills can be one of the programs of learning which can form the character of children so that they are ready to grow and develop as a social being in accordance with the development of the world

    Kompetensi Orangtua dalam Penumbuhkembangan Jiwa Kewirausahaan pada Anak Usia Dini

    No full text
    Early childhood education became the foundation for adults to develop the intellectual and emotional intelligence and character of the child. Education for every person starts throughout the lifetime of that since the person is in the womb until later headed to the grave. Family and parents to be first educators and foremost for the child who has the responsibility to play a role in designing the learning activities of the child when outside of school, so that learning activities time with educators (teachers) in schools can be integrated with the educational time with parents. Entrepreneurship education as one of education program soft skills can be one of the programs of learning which can form the character of children so that they are ready to grow and develop as a social being in accordance with the development of the world

    PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM EKOWISATA “LEPEN ADVENTURE”

    No full text
    This study aimed to describe the community development through ecotourism program. This study used a qualitative research method with case study approach, and using data analysis interactive model. The results showed that the background of the emergence of ecotourism programs is to look at the natural potential that can be used as travel, ecotourism gave the changes to their economic advancement. Ecotourism development stages starting from identification of empowering agents to exploit the potential of nature into ecotourism activities that can empower local communities. The principles that appear on ecotourism are: (1) natural-based, (2) ecological value, (3) an insight into the environment, (4) the benefits to the local community, (5) the appeal and visitor satisfaction. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemberdayaan masyarakat melalui program ekowisata. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan menggunakan analisis data model interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang kemunculan program ekowisata adalah dengan melihat potensi alam yang dapat dimanfaatkan sebagai wisata, ekowisata meberikan perubahan terhadap adanya peningkatan ekonomi. Tahapan pengembangan ekowisata dimulai dari identifikasi agen pemberdayaan untuk memanfaatkan potensi alam menjadi kegiatan ekowisata yang dapat memberdayakan masyarakat lokal. Prinsip-prinsip yang muncul pada ekowisata tersebut, meliputi (1) berbasis alam, (2) nilai ekologis, (3) wawasan lingkungan hidup, (4) manfaat bagi masyarakat lokal, dan (5) daya tarik dan kepuasan pengunjung

    Implementasi Metode Kepramukaan (Studi Kasus Pembinaan Pramuka Penggalang Berprestasi Di Kwarcab Kabupaten Malang)

    No full text
    Abstract: This study aims to determine the implementation of scouting methods on guidance scout for achievers in Malang kwarcab. This research uses qualitative method with case study design. The research subjects are scout leader, headmaster (mabigus), Gudep scout member 22099—22100 and Gudep 05111—05112 and staff of Kwarcab Malang Regency. Data were collected using observation, interview and documentation techniques. The results showed that the scouting methods used were eight, namely: (1) the practice of scout codes of honor, (2) learning by doing, (3) team system, (4) challenging and interesting activities, (5) outdoor activities, (6) partnerships with adult members, (7) sign systems of skill, and (8) separate unit systems for sons and daughters. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi metode kepramukaan pada pembinaan pramuka penggalang berprestasi di kwarcab Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain studi kasus. Subjek penelitiannya yaitu pembina pramuka, mabigus, anggota pramuka Gudep 22099— 22100 dan Gudep 05111—05112 serta pengurus Kwarcab Kabupaten Malang. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode kepramukaan yang digunakan ada delapan yaitu: (1) pengamalan kode kehormatan pramuka, (2) belajar sambil melakukan, (3) sistem beregu, (4) kegiatan yang menantang dan menarik, (5) kegiatan di alam terbuka, (6) kemitraan dengan anggota dewasa, (7) sistem tanda kecakapan, dan (8) sistem satuan terpisah untuk putra dan putri
    corecore