4 research outputs found

    Gambaran Rabies dan Upaya Pengendalian di Kabupaten Ngada Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)

    Full text link
    . Rabies is still problem for world health including Indonesia. Rabies in Indonesia come to be a serious health problem in community because always almost fatal after symptom clinikal of a disease with level death till 100%. Since 2004 till December 2009 rabies spreading scattered at 24 Provinsi. Provinsi East Nusa Tenggara specially Flores island quantity case from the bite of a mad dog is 16.000 case on year. Flores was preveously and isolated rabies- free. It stared with the importation of three dogs from rabies endemic Sulawesi in September of 1997. 3 year since first dogs bite in Larantuka aerth Flores and had been state that sample of dogs head, which dilivered to Balai Besar veterinary Maros,was positif infected by rabies. Rabies has spread troughout Flores island. Rabies has long been known as one of the major public health problems in Ngada district, East Nusa Tenggara. Type of this study is cross sectional. The aim of this study is to know description distribution rabies case and to effort controlling rabies thougth the govenment programs. The result of this study showed the improvement of the last five years (2004 until August 2008) occurrence of dog bite cases highest 79 cases (53.74 %) in community health centers Watumanu and human deaths in community health centers Koeloda and Kota respectively 1 cases and population dog higghest in Riung subdistric 4599 (35.51%) althought coverage immunization very low 2523 (10.77%) from number of populasi 6210. Median dog bite cases on Juli. Key word : distribution, rabies case, controlling Abstrak. Rabies masih merupakan masalah kesehatan dunia termasuk juga Indonesia. Di Indonesia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sangat serius karena hampir selalu menyebabkan kematian setelah timbul gejala klinis dengan tingkat kematian mencapai 100%. Sejak tahun 2004 hingga Desember 2009 rabies telah menyebar pada 24 propinsi. Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) khususnya pulau Flores jumlah kasus gigitan anjing gila sebanyak 1600 setiap tahunnya. Flores tergolong daerah bebas rabies. Berawal dari masuknya 3 ekor anjing yang dibawa dari Sulawesi yang merupakan daerah endemis rabies, pada September 1997. Kasus rabies pertama kali terjadi di Larantuka, ibu kota kabupaten Flores Timur pada tahun 1997. Setelah 3 (tiga) tahun dari kasus gigitan pertama dan dinyatakan positif rabies oleh Balai Besar Veteriner Maros,dari sampel kepala anjing yang dikirim, rabies sudah menyebar keseluruh kabupaten di pulau Flores. Rabies sudah lama menjadi masalah utama kesehatan masyarakat kabupaten Ngada. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran penyebaran kasus rabies dan upaya pengendalian rabies melalui program pemerintah. Jenis penelitian cross sectional. Hasil penelitian menunjukan perkembangan 5 tahun terakhir (2004 sampai Agustus 2008) kejadian kasus gigitan cukup tinggi terdapat 79 kasus (53,74%) di puskesmas Watumanu dan kasus meninggal di puskesmas Koeloda dan Kota masing-masing 1 kasus dan populasi anjing tertinggi di kecamatan Riung 4599 ekor (35,51%) sedangakan cakupan imunisasi terendah 2523 ekor ( 10,77%) dari jumlah populasi 6210 ekor. Median kasus gigitan pada bulan Juli. Kata Kunci: gambaran, kasus rabies, pengendalia

    Studi Kualitas (Quality Assurance) Pemeriksaan Mikroskopis Malaria Di Pulau Sumba Tahun 2009

    Full text link
    Malaria diketahui sebagai masalah kesehatan masyarakat yang sudah lama terjadi di Pulau Sumba Provinsi Nusa Tenggara Timur yang diukur sebagian besar melalui diagnosa klinis dan hanya sebagian kecil yang didiagnosa berdasarkan hasil pemeriksaan mikrokospik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi system manajemen SOP (Standard Operational Procedure) dan kualitas diagnosa berdasarkan pemeriksaan mikroskopik. Peneltiian ini menggunakan disain kros seksional yang berlokasi di 8 Puskesmas di Pulau Sumba selama periode waktu Mei sampai dengan November 2009. Jumlah sample adalah sebanyak 400 sampel darah. Pemeriksaan mikroskopik dilakukan dengan mengukur reliabilitas diagnosa di Puskesmas dengan pemeriksaan di Badan Litbangkes sebagi ‘gold standard\u27. Pemeriksaan dilakukan berdasarkan ketersediaan peralatan, reagensia dan ketrampilan dari pembacaan mikrokospik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan delapan Puskesmas di Pulau Sumba dalam melakukan diagnosa mikroskopik malaria menunjukkan nilai sensitifitas, spesifisitas dan akurasi yang kurang dari 80%

    Pemetaan Daerah Penyebaran Kasus Rabies Dengan Metode Gis (Geographical Informasion System) Di Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur

    Full text link
    .Rabies has become an important public health concern in countries in Asia and Afrika. Rabies isstill problem for world health including Indonesia.Rabies in Indonesia to be series problem healthcommunity because always almost fatal after symptom clinical of a disease with level death untill100%. Provinsi East Nusa Tenggara quantity case from the bite of a mad dog is 16.000 case oneyear. The aim of this research is to analyze the epidemiological spatial pattern of rabies in Sikkadistrict in 2010 using Geographical Information System (GIS) in case mapping the distribute areato be as information in planning prevention and eliminasi rabies Sikka district. Tipe of research iscross sectional using Geographical Information Sistem approach which is able to visualize,excess, sort, and the data spatial. The population is the whole cases of rabies in register of district health office and register community health centers at Sikka district. Sample is the wholefill the conditioan was 135 rabies patient. The analysis of the spatial pattern showed stratificationspreading rabies case can be devided in 3 cluster. Centers dot cluster I in coordinate 8,622296 LS122,215432 BT with radius 1,48 Km. Quantity dot case 58 (42,96%). Centres dot cluster II incoordinate 8,699204 LS 122,31267313 with radius 13,25 Km.Quantity dot case 41 (30,37%) andcenters dot cluster III in coordinate 8,681881 LS 122,167690 BT. Quantitydot case 36 (26,66% ).Specification cluster used Satcan v7.0.2 witth analysis space time permutation. Radius of casewith community health centers to have been divided in 3 zone buffer. Zone buffer 1. The distance2 Km subdistrict Alok, zone buffer 2 the distance 4 Km subdistrict Kewapante also Nita and zonebuffer 3 the distance 8 Km subdistrict Kangae
    corecore