10 research outputs found

    Upaya Pengelolaan Tinea Corporis pada Anak Usia 3 Tahun dan Underweight dengan Pendekatan Pelayanan Kedokteran Keluarga

    Get PDF
    Pasien laki-laki berusia 3 tahun 6 bulan mengeluhkan bercak kemerahan disertai gatal sejak 5 hari yang lalu. Pasien baru kali ini berobat di Puskemas terkait keluhan tersebut. Pasien di diagnosis sebagai Tinea Corporis. Terapi yang digunakan pada pasien yaitu cetirizine sirup 2x2,5 mg dan Miconazole cream yang dioleskan 2 kali sehari. Data primer diperoleh melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik dengan melakukan kunjungan rumah, mengisi family folder, dan mengisi berkas pasien. Penilaian dilakukan berdasarkan diagnosis holistik awal, proses, dan akhir kunjungan secara kuantitatif dan kualitatif. Diperlukan berbagai pendekatan untuk melakukan tatalaksana komprehensif terhadap masalah kesehatan, baik secara medikamentosa dan non medikamentosa serta edukasi untuk mencegah perparahan Tinea corporis yang dapat meluas ke area tubuh yang lain serta menerapkan perilaku hidup yang bersih dan seha

    HUBUNGAN PENGENDALIAN GLUKOSA DARAH DAN MORNING BLOOD PRESSURE SURGE DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA

    Get PDF
    Pasien diabetes melitus (DM) cenderung menujukkan percepatan proses aterosklerotik dan akibatnya risiko penyakit kardiovaskular lebih tinggi seperti penyakit jantung koroner.DM sering dipersulit dangan komorbiditas lainnya yang berkontribusi terhadap peningkatan risiko penyakit kardiovaskular (seperti, hipertensi, penyakit ginjal kronis, dan dislipidemia).  Kontrol glikemik yang tidak adekuat atau terjadinya resistensi insulin mengaktifkan saraf simpatis, yang memicu MBPS berlebihan pada pasien DM.MBPS berlebihan terlibat dalam patogenesis kejadian kardiovaskular pada pagi hari  dengan mencetuskan stres hemodinamik. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara  pengendalian glukosa darah dan MBPS, serta hubungan antara MBPS dan kejadian penyakit jantung koroner pada pasien diabetes melitus di Rumah Sakit Umum Cut Meutia. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan potong lintang (cross sectional). Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari data primer berdasarkan hasil identifikasi karakteristik pasien, pengukuran morning blood pressure surge, kadar gula darah puasa dan pemeriksaan EKG. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 75% responden pada penelitian ini (n = 32) memiliki kadar gula darah puasa yang tidak terkontrol, 53,1% responden dengan morning hypertension dan 62,5% responden mengalami Penyakit Jantung Koroner (PJK).  Pada analisis bivariat, hasil menunjukkan terdapat hubungan antara kontrol gula darah puasa dengan morning hypertension (p value = 0.024%). Secara umum terdapat hubungan timbal balik antara DM dengan hipertensi

    Deteksi Dini Kejadian Shock Hipovolemia, What To Do Next? Pelatihan Tenaga Kesehatan RSUD Cut Meutia

    No full text
    Pelayanan yang bermutu dan aman dilaksanakan pada semua pelayanan di rumah sakit. Rumah sakit menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna meliputi pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap dan pelayanan gawat darurat. Syok hipovolemik merupakan kondisi darurat yang membutuhkan penangan cepat dan tepat untuk mengurangi tingkat morbiditas dan mortalitas. Hal tersebut tentunya memerlukan pengetahuan yang mumpuni untuk dapat memberikan terapi yang tepat pada pasien. Pada keadaan syok hipovolemik kondisi pasien sangat buruk dengan tingkat mortalitas sangat tinggi. Apabila keadaan ini tidak ditangani segera maka akan menimbulkan kerusakan permanen dan bahkan kematian. Untuk itu pengetahuan perawat disetiap tempat/ruangan sangat dibutuhkan untuk mengenal keadaan syok hipovolemik sehingga pasien bisa mendapatkan penanganan sesegera mungkin. Adapun metode yang digunakan dalam rangka menyelesaikan permasalahan ini adalah dengan memberikan edukasi dan pelatihan tentang deteksi dini syok hipovolemik dan keterampilan dalam melakukan resusitasi cairan yang cepat dan tepat. Target dari pelaksanaan program pelatihan dan edukasi ini adalah Tersedianya tenaga kesehatan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan  yang baik tentang syok hipovolemik yang terlihat dari peningkatan nilai pre test dan post test. Selain itu, pengabdian ini juga diharapkan mampu untuk menghasilkan luaran dalam bentuk publikasi di media cetak/elektronik dan jurnal pengabdian masyarakat

    Severe hypocalcemia as a cause of transient ischemic attack? A debatable case and evidence from literature

    No full text
    Hypocalcemia and transient ischemic attack (TIA) are different medical disorders; however, limited evidence suggests a possible link between the two. The underlying pathomechanisms by which hypocalcemia may cause cerebrovascular damage are difficult to comprehend. The aim of the study was to present an individual experiencing TIA that possibly due to severe hypocalcemia that associated with hypoparathyroidism after total thyroidectomy; and to explore the available evidence of its cause-effect relationship through available literature. A 68-year-old man presented to Dr. Zainoel Abidin Hospital, Banda Aceh, Indonesia with complaints of weakness, especially in the right limbs that had worsened in the last week. The patient experienced unconsciousness for an hour before the admission; disorientation and anterograde amnesia over the time of recovering of consciousness. Other complaints included frequent muscle cramps, numbness in both arms and legs, dizziness, swallowing difficulty, nausea, and vomiting. The patient had a history of total thyroidectomy for a large struma diffuse 18 years ago and was prescribed several medications. However, the patient was overwhelmed by forgetfulness which had become more frequent in recent months resulting in medication nonadherence. The vital sign was stable and Chovsteck's sign was positive. The Montreal Cognitive Assessment (MoCA) revealed impairment in the visuospatial/executive component and delayed memory. Laboratory tests revealed severe hypocalcemia, altered thyroid function, hypomagnesemia, elevated D-dimer and fibrinogen, and vitamin D deficiency. TIA and severe hypocalcemia were proposed as the diagnosis. Prompt initiation of appropriate treatment, including calcium supplementation, anticoagulation, and neuroprotective agents, led to significant clinical improvement. Evidence from available literature suggests that there is a possible link between severe hypocalcemia and TIA that occurred in this patient. However, more studies are warrant to establish this cause-effect relationship

    Normal intellectual ability and hyperprolactinemia as unique clinical manifestations of congenital hypothyroidism: A case report and review of hypotheses

    No full text
    Congenital hypothyroidism is the deficiency of thyroid hormone in infants and hyperprolactinemia is frequently observed. Previously reported cases typically involve intellectual disability, highlighting this particular unique case report to the first reported patient demonstrating normal intellectual ability despite experiencing growth and gonad dysfunction. This study aims to present a case and review medical hypotheses related to the patient's condition. A 19-year-old female presented with a chief complaint of irregular menstruation for up to 40 days or not occurring at all. The patient experienced the first menstruation at the age of 16 years old. The patient's height was 133 cm, body weight 40 kg, and body mass index 22.61 kg/m2; other family members were normal. Physical examination showed no abnormalities, and laboratory examination showed suppressed serum free T4 (FT4) level (6.41 pmol/L), elevated thyroid stimulating hormone (TSH) level (333.700 µIU/mL), and elevated prolactin hormone level (32.03 ng/mL). Ultrasound of the thyroid gland found hypoplasia of the left and right thyroid glands. The patient was a college student enrolled in a public national university and had never complained about academic performance throughout the patient's education. The patient was diagnosed with congenital hypothyroidism and hyperprolactinemia. The patient was administered up to 100 μg daily of oral levothyroxine, which improved the patient’s menstrual cycles. The patient's delayed diagnosis may be attributed to central congenital hypothyroidism being underdiagnosed. We hypothesized that thyroid-releasing hormone receptor (TRHR) gene mutation might contribute to the underlying cause of hyperprolactinemia and normal intellectual ability of the patient. Further study on the significance of TRHR gene mutations in congenital hypothyroidism is required to improve diagnosis and treatment
    corecore