12 research outputs found

    PENGOLAHAN KERUPUK KULIT IKAN DI KELURAHAN BULU LOR KOTA SEMARANG

    Get PDF
    Di antara berbagai jenis makanan ringan, kerupuk merupakan makanan ringan yang sangat populer bagi segala lapisan masyarakat. Mengingat peluangbisnis kerupuki, munculah banyak pelaku usaha yang menekuninya. Dalam kegiatan ini dipilih mitra usaha kecil yang menghadapi permasalahan terkait aspek produksi, yaitu produk masih mengandung minyak goreng terlalu banyak karena belum ada proses penirisan minyak. Hal ini dapat berakibat daya tahan kerupuk kulit ikan menjadi berkurang karena menjadi mudah rusak/berbau tengik. Alamat mitra di Kelurahan Bulu Lor, Kecamatan Semarang Utara. Untuk mencapai target yang diinginkan, tim pelaksana kegiatan ini melibatkan dosen, teknisi, dan mahasiswa dengan bidang keahlian yang sesuai dengan kebutuhan lapangan. Dalam pelaksanaan kegiatan diterapkan beberapa metode yang saling mendukung, antara lain dengan ceramah/penyuluhan untuk materi yang bersifat teori dan motivasi, demonstrasi untuk menyampaikan materi praktik/keterampilan, praktik langsung oleh mitra dan pendampingan kegiatan. Dalam kegiatan ini dihasilkan teknologi tepat guna berupa mesin peniris minyak goreng (spinner) yang mampu meningkatkan produktivitas usaha dan kualitas produk

    PENERAPAN TEKNOLOGI ROASTER DENGAN KENDALI INTERNET OF THING BERBASIS ANDROID DAN SACHET OTOMATIS PADA PENGOLAHAN KOPI PREMIUM

    Get PDF
    Abstrak: Desa Gondang, Kecamatan Karangreja, merupakan salah satu Desa penghasil kopi arabika dan robusta bermutu tinggi di Kabupaten Purbalingga. Produk kopi selama ini belum optimal dikembangkan untuk mencapai produk premium, karena keterbatasan pengetahuan dan teknologi proses. Kopi premium mempunyai nilai jual tinggi pada pasar nasional maupun internasional, baik dalam bentuk green bean, roast bean dan serbuk. Kopi yang dihasilkan di Desa ini bercirikan butir yang besar, bersih dan merata, berpotensi dikembangkan menjadi produk kopi premium. Penerapan teknologi tepat guna (TTG) proses pengolahan kopi premium, dengan melakukan penyuluhan, pelatihan penggunaan TTG, studi banding dan mengundang narasumber pengolah kopi dari UKM yang sudah maju. Mesin pengolah kopi premium yang dibantu kepada kelompok terdiri dari: (1) TTG mesin roaster kapasitas 20 kg/proses, dengan monitoring Internet of Thing (IoT) berbasis android; (2) TTG mesin sachet otomatis dengan variasi berat (30-250 gr); (3) TTG Sealing Continues untuk paking kopi ukuran diatas 500 gr; dan (4) Dry House dilengkapi panel solar sel, untuk stabilisasi suhu dan kelembaban. Selain itu dalam rangka penerapan mesin produksi otomatis, untuk layanan dan monitoring perkembangan kelompok telah dikembangkan Website modern untuk meningkatkan branding produk yang terintegrasi layanan penjualan online. Hasil pemberdayaan kelompok tani ini menunjukkan bahwa dari 11 orang anggota kelompok yang dilatih khusus pengolahan kopi premium, setelah dilakukan post test, diketahui 8 orang (73%) hasil sangat baik, 2 orang (18%) baik, dan 1 orang (9%) cukup. Hasil penerapan TTG menunjukkan 11 orang anggota kelompok Tani Bawono Lestari mampu meningkatkan variasi produk kopi arabika dan robusta masing-masing 3 jenis rasa khas yang diproses untuk dipasarkan pada premium market. Dampak penerapan proses pengolahan kopi premium meningkatkan nilai ekonomis produk sebesar 57%, harga produk kopi roastbean arabika meningkat dari rata-rata per kilogram Rp. 175.000/kg meningkat menjadi Rp. 235.500-250.000/kg, kopi robusta dari Rp. 75.000/kg menjadi Rp 117.000-120.000/kg, peningatan kapasitas produksi kopi olahan sebesar 73%, dari 175 kg/hari menjadi 306,25/hari.Abstract: Gondang Village, Karangreja District, is one of the villages producing high-quality Arabica and Robusta coffee in Purbalingga Regency. Due to limited knowledge and process technology, coffee products have not been developed optimally to achieve premium quality Regency. Due to limited knowledge and process technology, coffee products have not been developed optimally to achieve premium quality. Premium coffee has a high selling value in national and international markets, both in the form of green beans, roasted beans, and powder. The coffee produced in this village is characterized by large, clean, and even grain, which has the potential to be developed into premium coffee products. application of appropriate technology for premium coffee processing by conducting counseling, training on the use of appropriate technology, comparative studies, and inviting resource persons from advanced SMEs. The premium coffee processing machines assisted by the group consist of: (1) an appropriate technology roaster machine with a capacity of 20 kg/process, with Android-based Internet of Things (IoT) monitoring; (2) appropriate technology automatic sachet machines with weight variations (30–250 gr); (3) appropriate technology sealing machines for packing coffee sizes above 500 gr; and (4) a dry house equipped with solar cell panels to stabilize temperature and humidity. In addition, in the context of implementing automatic production machines for service and monitoring group developments, a modern website has been developed to improve product branding that is integrated with online sales services. The results of the empowerment of this farmer group showed that out of 11 group members who were specifically trained in premium coffee processing, after the post-test, it was found that 8 people (73%) had very good results, 2 people (18%) had good results, and 1 person (9%) had enough. The results of the application of appropriate technology showed that 11 members of the Bawono Lestari Farmer Group were able to increase the variety of Arabica and Robusta coffee products, each of which had three distinctive flavors and was processed to be marketed at the premium market. The impact of using the premium coffee processing process raises the economic value of the product by 57%, raising the price of Arabica roast bean coffee products from an average of Rp. 175,000 per kilogram to Rp. 235,500 to 250,000 per kilogram and raising the price of robusta coffee from Rp. 75,000 per kilogram to IDR 117,000-120,000 per kilogram, resulting in a 73% increase in processed coffee production capacity from 175 kg per day to 306.25 kg per day

    KARAKTERISASI LIMBAH PENGOLAHAN KAYU SENGON SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTRNATIF

    No full text
    Kayu sengon merupakan bahan baku dalam industri pengolahan kayu yang limbah pengolahannya berlum tertangani secara maksimal, biasanya hanya dibuang begitu saja atau dibakar untuk menghilangkan limbah tersebut sehingga perlu dipikirkan mengenai pengolahan limbah hasil proses produksi. Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan dan menganalisis karakteristik briket yang terbuat dari limbah pengolahan kayu sengon terhadap sifat kimia dan fisika dengan bahan baku murni tanpa diberi perlakuan pada bahan baku. Pembuatan briket dengan cara menimbang bahan baku sebesar 3,5 gram setiap sampel.Sebelum dilakukan pembriketan, cetakan dipanaskan terlebih dahulu sehingga temperatur cetakan menjadi 120 derajat C dengan cara mengatur termokontroler pada temperatur 120 derajat C dan temperatur bahan baku diseragamkan pada temperatur 80derajat C. Pembriketan dilakukan dengan cara pengepresan pada tekanan 200 kg/cm2, 300 kg/cm2 dan 400 kg/cm dengan waktu penahan 1 menit dan dibuat tanpa perekan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa densitas naik seiring dengan naiknya tekanan kompaksi tetapi tidak berpengaruh terhadap nilai kalor briket tetapi berpengaruh terhadap energy densitas. Pembuatan briket dengan metode cetak panas mampu untuk meniadakan bahan perekat berbahan dasar air sehingga proses pembuatan briket lebih cepat, briket langsung dapat digunakan tanpa proses pengeringan dan mampu mempertahankan nilai kalor bahan baku

    PENGOLAHAN LIMBAH DAUN HUTAN MINI UNNES MENJADI BAHAN BAKAR PADAT

    No full text
    Limbah biomassa (daun) sangat potensial digunakan sebagai bahan bakar alternatif dalam bentuk briket. Keistimewaan konversi bahan baku limbah menjadi briket antara lain: meningkatkan nilai kalor per unit volume, memudahkan pengemasan dan pendistribusian, menyeragamkan ukuran dan kualitas. Penelititan ini bertujuan merancang dan membangun briquetter jenis screw press untuk membuat briket berbahan baku daun, serta mengetahui kinerjanya, memproduksi bahan bakar padat alternatif berupa briket limbah daun dengan metode screw press dan mengetahui karakter briket yang dihasilkan. Screw press briquetter dapat bekerja dengan baik untuk mentransfer bahan baku berupa serbuk daun dari hopper, menju ke luang keluaran cetakan, menekan bahan baku dan menghasilkan briket daun dengan kapasitas briquetter 11,4 kg/ jam. Biaya energi untuk menghasilkan 1 Kg briket daun nilai kalor 3950 kalori/ gr dan kepadatan energi 469,01 kalori/cc adalah Rp76,4

    PENGARUH VARIASI SUHU POST WELD HEAT TREATMENT ANNEALING TERHADAP SIFAT MEKANIS MATERIAL BAJA EMS-45 DENGAN METODE PENGELASAN SHIELDED METAL ARC WELDING (SMAW)

    No full text
    Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui nilai kekerasan Vickers material Baja EMS-45 sebelum proses pengelasan dan setelah dilakukan proses pengelasan tanpa post weld heat treatment annealing, Untuk mengetahui berapakah suhu optimal post weld heat treatment annealing untuk material baja EMS-45 dengan variasi suhu yang digunakan 350 o C, 550 o C, dan 750 C. Untuk mengetahui struktur mikro dari material baja EMS-45 akibat variasi suhu post weld heat treatment annealing pada proses pengelasan dengan menggunakan metode pengelasan shielded metal arc welding. Bahan atau material dasar yang digunakan pada penelitian ini adalah Baja EMS-45 dengan ketebalan pelat 10 mm, lebar pelat 20 mm dan panjang 100 mm. Berdasarkan hasil pengujian nilai kekerasan tertinggi setelah proses pengelasan terletak pada daerah Logam Las. Pengelasan non PWHT memiliki nilai kekerasan paling tinggi setelah proses pengelasan yaitu sebesar 183,2 VHN. Suhu optimal Post Weld Heat Treatment Annealing untuk material baja EMS-45 adalah pada suhu 750 C. Karena pada PWHT pada suhu tersebut mengalami penurunan kekerasan yang besar yaitu sebesar 127,2 VHN, sehingga material baja EMS-45 dapat memperbaiki sifat mampu mesinnya. Struktur mikro dari material baja EMS-45 sebelum proses pengelasan berupa grafit serpih, perlit dan ferit, setelah dilakukan proses pengelasan mempunyai struktur mikro berupa matrik ferit dan grafit pada daerah logam las, matrik perlit kasar dan grafit serpih pada daerah HAZ dan struktur perlit, grafit serpih dan ferit pada daerah logam induk o

    PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK MENGGUNAKAN REAKTOR BIOGAS DI KABUPATEN KENDAL

    No full text
    Salah satu jenis energi alternatif dan terbarukan, yang sedang digalakkan saat ini adalah penggunaan biogas. Energi biogas merupakan energi yang dihasilkan dari pemanfaatan limbah/kotoran organik.Tujuan kegiatan ini adalah untuk membuat reaktor biogas dan memberikan pelatihan kepada khalayak sasaran tentang bagaimana memanfaatkan biogas sebagai bahan bakar alternatif bagi warga. Sebagai khalayak sasaran masyarakat Desa Jambearum, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal. Tim pelaksana kegiatan dipilih dari dosen dengan bidang keahlian yang sesuai dan dibantu teknisi dan mahasiswa. Metode pelaksanaaan program menggunakan metode ceramah dan diskusi untuk materi teori, dan praktik langsung untuk materi praktik. Kegiatan pengabdian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Telah dihasilkan satu unit reaktor biogas serta dilakukan pelatihan kepada khalayak sasaran tentang bagaimana cara membuat reaktor biogas, 2) Telah dilakukan pelatihan bagaimana cara mengoperasikan reaktor biogas serta memanfaatkan gas yang dihasilkan untuk bahan bakar, 3) Telah dilakukan pelatihan kepada khalayak sasaran tentang bagaimana memanfaatkan limbah biogas untuk diolah menjadi pupuk kompos, 4) Masyarakat menyambut baik kegiatan ini dan mengharapkan adanya tindak lanjut kegiatan

    PENGELOLAAN LIMBAH PETERNAKAN SAPI UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI PADA KELOMPOK TERNAK PATRA SUTERA

    No full text
    Kelompok ternak Patra Sutera di Desa Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora yang berdiri pada tahun 2013 telah mempunyai sapi 8 ekor yang berada di kandang komunal yang dikelola oleh 6 anggota kelompok. Dalam satu hari setiap ekor sapi dapat menghasilkan limbah padat sebanyak 20-30 kg dan limbah cair sebanyak 100-150 liter yang selama ini belum dikelola dengan baik. Limbah dari kegiatan ternak belum terolah dengan baik dan dibuang ke lingkungan sehingga menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan masyarakat sekitar kandang. Salah satu cara untuk mengatasi kondisi ini adalah dengan memberikan pelatihan keterampilan atau pendampingan bagaimanakah teknik pembuatan pupuk organic dan reaktor biogas sederhana, mengoperasikan, serta memanfaatkan gas yang dihasilkan. Dalam kegiatan ini akan diberikan pelatihan keterampilan bagaimana cara mengolah limbah ternah untuk dijadikan pupuk dan pestisida organik,serta pengelolaan biodigester. Dari kegiatan ini Anggota kelompok ternak Patra Sutera mendapat pengetahuan dan mengolah limbah kotoran ternak (padat dan cair) yang keliar dari biodigester menjadi pupuk yang lebih bermanfaat

    OVEN PANGGANG SEBAGAI SOLUSI PENGOLAHAN IKAN HIGIENIS DAN RAMAH LINGKUNGAN

    No full text
    Fish is a perishable food product, so as to be able to maintain the required quality processing. Processing of roasting fish traditionally done by the fishermen and their families in the region Tambakrejo Village Tanjung Mas Semarang. Roasting fish done by grilled over coconut shell charcoal produces less hygienic products. In addition, the resulting smoke spread into the surrounding environment so that the impact on the health of the toaster and the surrounding community. Traditional way of production capacity of 1.5 Kg of fish once baked, so if grilling fish in large numbers takes a long time. Roasting fish with oven roasted made from galvanized plate is advantageous alternative fish processing and environmentally friendly. Oven roast made in the multilevel system (3 level) where each level can accommodate fish from 2 to 2.5 kg of fish slices

    KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET LIMBAH PENGOLAHAN KAYU SENGON (ALBAZIA FALCATARIA)

    No full text
    Saat ini pemanfaatan bahan bakar padat sudah jauh berbeda dan mengalami banyak perubahan, pembakaran adalah metode utama untuk mengubah bahan bakar padat menjadi energi. Dalam penelitian ini 3.5 gram briket dibakar dalam reaktor pembakaran tanpa adanya udara paksa. Termokontroler dipasang pada reaktor sebagai pengatur temperatur. Pengujian dilakukan dengan memanaskan briket pada reaktor sampai temperaturnya mencapai temperatur 823K, karakteristik pembakaran diamati dengan melihat perubahan massa briket saat dibakar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembakaran briket serbuk kayu sengon sesuai dengan teori pembakaran bahan bakar padat yang menyatakan bahwa pembakaran bahan bakar padat dibagi menjadi tiga tahapan secara berurutan. yaitu pengeringan, dovolatilisasi dan pembakaran arang. Perubahan wujud fisis briket sebelum dan sesudah pembakaran tampak bahwa setelah dilakukan uji pembakaran tetap berbentuk silindris tetapi mengalami penyusutan dimensi baik diameter atau tinggi dan terlihat pori-porinya dan diduga bahwa pembakaran sampel dapat didekati dengan Shrinking Core Model (SCM)
    corecore