4 research outputs found

    Karakterisasi Dan Isolasi Antigen 20-21 Kda Dari Sporosoit E. Tenella Sebagai Antigen Pemeriksaan Koksidosis

    Get PDF
    Koksidiosis merupakan penyakit parasite yang tersebar luas dan menyebabkan angka sakit dan kematian sampai 80%. Penanganan koksidiosis meliputi perbaikan manajemen, pengobatan berdasar diagnosis yang tepat dan untuk masa depan dapat dilakukan vaksinasi. Protein dengan berat molekul 20-21 kDa yang diisolasi dari ookista E-tenella yang telah disporulasikan diharapkan mempunyai potensi sebagai immunogen sehingga dapat digunakan sebagai antigen untuk pemeriksaan dengan cara ELISA maupun sebagai kandidat vaksin

    REKAYASA BIOTEKNOLOGI DALAM PENANGGULANGAN LIMBAH PADAT RUMAH POTONG HEWAN

    No full text
    Penelitian ini dilakukan rekayasa bioteknologi terhadap Iimbah padat rumah potong hewan. Adapun parameter yang diperiksa adalah kandungan gizi yang meliputi kadar protein, kadar Jemak, kadar bahan kering, kadar abu dan kadar serat kasar; dan juga pemeriksaan pH serta organoleptik dari bahan terse but

    PREVALENSI FLU BURUNG MELALUI IDENTIFIKASI DAN ISOLASI VIRUS AVIAN INFUENZA PADA PETERNAKAN AYAM RAS DI JAWA TIMUR

    No full text
    Adanya wabah penyakit Avian Influenza di Indonesia sejak tahun 2003, serta belum adanya data tentang prevalensi adanya isolat virus avian influenza di peternakan ayam ras JawaTimur pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya. Sehingga timbul permasalahan tentang bagaimana prevalensi flu burung melalui identifikasi dan isolasi virus avian influenza pada peternakan ayam ras di Jawa Timur. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sampai seberapa tinggi prevalensi ditemukannnya virus Avian Influenza pada peternakan ayam ras di Jawa Timur. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan sarana di Laboratorium Virologi Bagian Mikrobiologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Penelitian dilaksanakan melalui 4 (empat) tahap yaitu (1) tahap penentuan desain penelitian, (2) tahap pengambilan sampel di lapangan, (3) tahap pemeriksaan laboratoris dan (4) tahap pengolahan data dan pembuatan laporan. Tahap penentuan desain penelitian dan penentuan besaran sample meliputi desain penelitian yang dipakai adalah survey dan penentuan lokasi peternakan ayam ras, sebagai tempat pengambilan sample menggunakan metode stratified random sampling, masing-masing lima peternakan dari 4 wilayah yaitu Blitar, Mojokerto, Jember dan Lamongan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa peternakan ayam ras di Jawa Timur positip terdeteksi adanya virus Avian Influenza sebesar 20% dari 100 sampel. Hasil penelitian juga menunjukkan dari empat (4) daerah terdapat dua (2) daerah yang positip terdeteksi virus Avian Influenza yaitu Blitar dan Lamongan. Berarti 50% daerah yang diambil sampelnya positip terdeteksi virus Avian Influenza sehingga dapat dikatakan bahwa wilayah di Jawa Timur sudah terinfeksi virus Avian Infuenza. Kedua daerah ini merupakan lumbung ternak ayam ras Jawa Timur dengan produksi yang besar untuk daging dan telur ayam ras. Produksi ayam ras berupa daging dan telur ayam dari Lamongan dan Blitar dikirim kedaerah-daerah lain yang tidak menutup kemungkinan bertindak sebagai pembawa penyakit flu burung yang tidak menutup kemungkinan daerah lain tertular. Berdasarkan hasil penelitian dari 100 sampel ekor ayam ras dengan 4 daerah yaitu Lamongan, Blitar, Jember dan Mojokerto disimpulkan bahwa terdeteksi adanya virus Avian Influenza subtipe H5 pada ayam ras sebesar 20%. Terdapat 50% wilayah yang diperiksa terdeteksi adanya virus Avian Influenza subtipe H5 pada ayam ras yaitu daerah Lamongan dan Blitar. Saran dari penelitian ini adalah penerapan biosecurity secara ketat di tingkat peternak mulai dari transportasi DOC, manajemen kandang, transport ayam hidup sampai pengolahan pasca panen. Perlu kerjasama antar instansi terkait terhadap sosialisasi pada masyarakat tentang virus Avian Influenza mulai dari penyebaran sampai penanggulangannya sehingga kasus ini dapat dicegah

    REKAYASA BIOTEKNOLOGI DALAM PENANGGULANGAN LIMBAH PADAT RUMAH POTONG HEWAN

    No full text
    Penelitian ini dilakukan rekayasa bioteknologi terhadap Iimbah padat rumah potong hewan. Adapun parameter yang diperiksa adalah kandungan gizi yang meliputi kadar protein, kadar Jemak, kadar bahan kering, kadar abu dan kadar serat kasar; dan juga pemeriksaan pH serta organoleptik dari bahan tersebut.Pada penelitian ini menggunakan dua jenis variabel bebas yang akan diuji pengaruhnay terhadap limbah padat rumah potong hewan meliputi: 1) Variabel bebas A berupa proses pengolahan dan 2) Variabel bebas B berupa tempat pengambilan. Variabel A terdiri dari empat variasi yaitu A1 proses kontrol, A2 proses fermentasi saja, A3 proses fermentasi yang diberi urea 3 % dan A4 proses fermentasi yang diberi starter Sacharomyces cervicae. Sedangkan variabel 8 terdiri dari tiga tempat pengambilan sampet, yaitu 81 pengambilan dari rumen langsung, 82 pengambilan dari bak penampungan dan 83 pengambilan dari bak penampungan yang tercampur cairan. Lama proses fermentasi adalah tujuh hari. Sejumlah 36 sampel limbah pad at rumah potong hewan dengan be rat sekitar 500 gram digunakan di dalam penelitian ini. Rancangan percobaan yang dipilih berupa Rancangan Faktorial (4 x 3) x 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pH limbah pad at rumah potong hewan terpengaruh (p < 0.001) oleh proses pengolahan yang dilakukan. Proses fermentasi yang diberi urea 3 % dapat meningkatkan (p < 0,001) kadar protein limbah padat tersebut. Proses fermentasi saja dan fermentasi yang diberi starter dapat menghilangkan bau busuk, sedangkan untuk melunakkan tekstur Iimbah didapat dari seluruh proses bioteknologi. Proses fermentasi saja dan fermentasi diberi starter yang limbahnya diambil dari rumen langsung dapat menurunkan kadar serat kasar.Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa peningkatan kadar protein dapat dilakukan dengan fermentasi yang diberi urea 3 %, untuk menurunkan kadar serat kasar dapat dilakukan pada fermentasi saja dan fermentasi yang diberi starter, dan untuk menghilangkan polusi bau dilakukan dengan fermentasi saja dan fermentasi yang diberi starter
    corecore