11 research outputs found

    Sosialisasi Tentang Penyakit Tuberkulosis Paru Di Rumah Sakit Putri Hijau Medan

    Get PDF
    Menurut WHO Global Tuberculosis Report 2018, Indonesia menempati posisi kedua dengan beban TB tertinggi di dunia setelah India (26%), Indonesia (11%). Data dari WHO South-East Asia Region memperkirakan di Asia Tenggara ada sekitar 4,8 juta kasus prevalen dan sekitar 3,4 juta kasus insiden serta 450.000 kematian pada tahun 2012 akibat TB. Untuk Indonesia jumlah kasus insiden TB sebanyak 399/100.000 populasi dengan jumlah penduduk sebanyak 254.000.000 dan angka kematian akibat TB sebanyak 41/100.000 populasi dengan jumlah penduduk sebanyak 254.000.000. Berdasarkan hasil pra survey ternyata belum pernah di adakan sosialisasi tentang penyakit tuberkulosis paru di RSPH, padahal saat ini banyak sekali cara yang dapat digunakan untuk mencari informasi mengenai tuberkulosis paru melalui media social misalnya facebook, youtube, Instagram, whatsapp, twitter, line. Maka dari itu kami tim pelaksana pengabdian masyarakat datang menjelaskan kepada pengunjung RSPH terkait penyakit tuberkulosis paru itu. Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada bulan Juni tahun 2022, Tempat kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah di Ruang Aula Rumah Sakit Putri Hijau Medan. Bagian I. Sosialisasi tentang Penyakit Tuberkulosis Paru di RSPH Medan. Bagian II. CBIA (Cara Belajar Insan Aktif). Luaran Yang diharapkan melalui Pengabdian Masyarakat yang didanai oleh Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan ini adalah Jurnal lokal yang mempunyai ISSN. Dengan dilaksanakannya kegiatan Sosialisasi tentang Penyakit Tuberkulosis Paru di RSPH Medan dengan Metode CBIA ini, maka seluruh masyarakat mengetahui tentang penjelasan pengertian dari penyakit TB Paru, penyebabnya, cara penyebaran penyakit TB Paru secara umum

    Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan Banjir Di Kecamatan Medan Maimun, Kelurahan Aur, Kota Medan

    Get PDF
    Bencana banjir termasuk kejadian yang sering terjadi pada setiap datangnya musim penghujan. Banjir disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor hujan, faktor hancurnya retensi Daerah Aliran Sungai (DAS), faktor kesalahan perencanaan pembangunan alur sungai, faktor pendangkalan sungai dan faktor kesalahan tata wilayah dan pembangunan sarana dan prasarana. Meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan keterlibatan warga dalam mengenali potensi risiko banjir di Kecamatan Medan Maimun, Kelurahan Aur. Mengadopsi praktik-praktik ramah lingkungan, serta berpartisipasi dalam pengelolaan drainase dan pengendalian banjir di Kecamatan Medan Maimun, Kelurahan Aur. Tempat Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan di Kecamatan Medan Maimun, Kelurahan Aur, Kota Medan disalah satu rumah kader puskesmas pada tempat biasa posyandu dilaksanakan. Waktu Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2023. Setelah dilaksanakan pemberdayaan masyarakat dan juga sosialisasi didapatkan masyarakat terlibat aktif dalam serangkaian kegiatan yang kami lakukan. Mulai dari menyimak dan memahami materi sampai dengan mempraktekkan. Harapannya ketika masyarakat mereka dapat mengaktualisasikan ilmu dan pemahaman yang mereka dapat selamat mengikuti kegiatan ini. Adapun kesimpulan dari pengmas ini yaitu tTerjadinya peningkatan pemahaman dan pengetahuan tentang pencegahan dan penanggulangan risiko banjir dalam mitigasi banjir di Kecamatan Medan Maimun, Kelurahan Aur. Masyarakat membentuk kelompok siaga becana banjir juga diwilayah mereka masing-masing sebagai relawan dalam mengantisipasi banjir. Masyarakat berkomitmen aktif terlibat dalam program pencegahan banjir yang digulirkan oleh pemerintah kota, seperti partisipasi dalam kampanye pembersihan drainase atau program penanaman pohon di sekitar sungai. Disarankan kepada masyarakat untuk meningkatkan peran serta masyarakat, khususnya kelompok rentan, dalam pengelolaan sumber daya untuk mengurangi risiko bencana. Disarankan kepada pihak ditingkat kelurahan aur untuk konsisten memberikan sosialisasi terkait penanggulangan bencana dan mengajak masyarakat untuk rutin melaksanakan gotong royong agar mencegah terjadinya bencana khususnya banjir. Disarankan kepada pemerintah Kota Medan untuk melakukan penerapan upaya peningkatan pemberdayaan masyarakat yang telah dikaji serta memfokuskan penanganan permasalahan banjir dengan membedakannya dengan permasalahan infrastruktur lainnya supaya penanganannya lebih tepat sasaran dan dapat menjangkau seluruh wilaya

    Sosialisasi Tentang Penyakit Tuberkulosis Paru Di Rumah Sakit Putri Hijau Medan

    Get PDF
    Menurut WHO Global Tuberculosis Report 2018, Indonesia menempati posisi kedua dengan beban TB tertinggi di dunia setelah India (26%), Indonesia (11%). Data dari WHO South-East Asia Region memperkirakan di Asia Tenggara ada sekitar 4,8 juta kasus prevalen dan sekitar 3,4 juta kasus insiden serta 450.000 kematian pada tahun 2012 akibat TB. Untuk Indonesia jumlah kasus insiden TB sebanyak 399/100.000 populasi dengan jumlah penduduk sebanyak 254.000.000 dan angka kematian akibat TB sebanyak 41/100.000 populasi dengan jumlah penduduk sebanyak 254.000.000. Berdasarkan hasil pra survey ternyata belum pernah di adakan sosialisasi tentang penyakit tuberkulosis paru di RSPH, padahal saat ini banyak sekali cara yang dapat digunakan untuk mencari informasi mengenai tuberkulosis paru melalui media social misalnya facebook, youtube, Instagram, whatsapp, twitter, line. Maka dari itu kami tim pelaksana pengabdian masyarakat datang menjelaskan kepada pengunjung RSPH terkait penyakit tuberkulosis paru itu. Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada bulan Juni tahun 2022, Tempat kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah di Ruang Aula Rumah Sakit Putri Hijau Medan. Bagian I. Sosialisasi tentang Penyakit Tuberkulosis Paru di RSPH Medan. Bagian II. CBIA (Cara Belajar Insan Aktif). Luaran Yang diharapkan melalui Pengabdian Masyarakat yang didanai oleh Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan ini adalah Jurnal lokal yang mempunyai ISSN. Dengan dilaksanakannya kegiatan Sosialisasi tentang Penyakit Tuberkulosis Paru di RSPH Medan dengan Metode CBIA ini, maka seluruh masyarakat mengetahui tentang penjelasan pengertian dari penyakit TB Paru, penyebabnya, cara penyebaran penyakit TB Paru secara umum

    ANALISIS PERAN ORANG TUA DAN PERAN GURU DALAM PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB ACEH SINGKIL

    Get PDF
    Kanker bibir dan mulut merupakan salah satu yang paling umum di seluruh dunia dan salah satu penyebab kematian. Menjaga kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan. Namun, tidak semua orang dapat melakukan hal ini. Anak berkebutuhan khusus mengalami kesulitan dalam memahami pentingnya kesehatan mulut, kurangnya motivasi, dan membutuhkan bantuan orang lain dalam menjaga kesehatannya. Orang tua dan guru merupakan sosok yang berperan dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak berkebutuhan khusus. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam (indepth interview) untuk memperoleh informasi tentang peran orang tua dan peran guru terhadap kesehatan gigi dan mulut apda anak berkebutuhan khusus di SLB Aceh Singkil. Penelitian ini dilakukan pada 7 guru SLB Aceh Singil dan 7 orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Dalam penelitian ini analisis data dilakukan secara manual menggunakan content analisis yang terdapat tiga teknik yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil wawancara menujukkan orang tua dan guru tidak berperan baik dalam memeriksa kesehatan gigi dan mulut anak 6 bulan sekali. Namun, dalam hal menjaga kebersihan gigi dan mulut anak, orang tua memiliki cara tersendiri dalam menjaga kebersihan gigi anak. Begitu juga dengan guru, pihak sekolah setiap hari melakukan pemeriksaan kebersihan gigi anak saat memasuki pekarangan sekolah. Untuk itu diharapkan pihak sekolah dapat bekerja sama dengan pihak puskesmas untuk pemeriksaan gigi anak berkebutuhan khusus secara berkala, serta orang tua juga membawa anaknya ke petugas kesehatan untuk pemeriksaan gigi anak

    Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu Hamil Dalam Melakukan Kunjungan Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Botung Kabupaten Padang Lawas Tahun 2023

    Get PDF
    Pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care (ANC) merupakan suatu keharusan selama proses kehamilannya. Pelayanan ANC harus memenuhi minimal di tiap trimester. Tujuan penelitian adalah menganalisis fakor-faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku ibu hamil dalam melakukan kunjungan ANC di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Botung Kabupaten Padang Lawas Tahun 2023. Jenis penelitian observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan dari wilayah kerja Puskesmas Tanjung Botung Kabupaten Padang Lawas Utara. Waktu penelitian pada bulan September 2022 sampai 10 April 2023. Sampel merupakan seluruh populasi ibu hamil Trimester III di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Botung sebanyak 42 orang. Berdasarkan hasil penelitian dengan uji Chi-square diketahui terdapat hubungan antara pengetahuan (p 0,000) , jarak ( p 0,031), dukungan suami ( p 0,003) dan dukungan petugas kesehatan (0,002) dengan kunjungan ANC pada ibu hamil. Hasil analisa multivariat dengan uji regresi logistik diketahui bahwa faktor dominan yang sangat berhubungan dengan kunjungan ANC adalah pengetahuan (p 0,003). Disarankan bagi ibu hamil agar dapat menambah wawasannya tentang pentingnya ANC   dilakukan 2 kali pada trimester 1, pada trimester 2 minimal 1 kali dan minimal 2 kali periksa kehamilan saat usia kehamilan memasuki usia 9 bulan. Disarankan bagi petugas kesehatan untuk meluangkan waktunya menjelaskan tahapan dan hasil pemeriksaan kehamilan serta konseling bagi ibu hamil agar mengetahui dampak buruk jika ANC tidak dilakukan serta memotivasi suami agar ibu hamil untuk rutin melakukan ANC

    ANALISIS IMPLEMENTASI KAPITASI BERBASIS PEMENUHAN KOMITMEN PELAYANAN DI PUSKESMAS KABUPATEN LANGKAT

    Get PDF
    One effort to improve the quality of Puskesmas health services in the implementation of the National Health Insurance Program is the implementation of the Commitment Fulfillment Capitation (KBPK) payment, but in its implementation many puskesmas cannot reach the capitation payment target that should be received by the puskesmas as a Health Facility Level First (FKTP) implementing KBPK. A qualitative descriptive study has been conducted with a case study approach at the Puskesmas located in Langkat District, with the aim of explaining the availability of resources, the role of the cross-sector, the Officer Expectations and how the planning process is implemented at the Puskesmas in the context of implementing KBPKP by utilizing informants, among others: , P-Care Officer, and Person in Charge in the Langkat District Health Office and Health BPJS. The results of the study show that planning and meeting the needs of officers is still lacking, so the authors assume this is the reason for the low achievement of the implementation of KBPKP in Puskesmas in Langkat District, while the resources of facilities and infrastructure, as well as the role of Cross Sector are not a problem. It is recommended to the Langkat Regency Government and the Head of the Puskesmas to immediately compile a good plan so that the implementation of the KBPKP in the Puskesmas can run well

    ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA KESEHATAN BERDASARKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE WISN DI PUSKEMAS PEMATANG JAYA

    Get PDF
    Puskesmas Pematang Jaya as one of the Puskesmas located in Langkat Regency has a population of 15459 people. From the results of observations at the Pematang Jaya Community Health Center, the planning for the need for health personnel is still not perfect, so the policy in planning the need for personnel in one part of the Puskesmas is not sufficient. The number of tasks performed by a health worker affects the number and results of work that can be completed by each worker. The suitability of the number of employees with tasks in one of the activities can affect the productivity of the work unit which is carried out which results in unproductive work time and if there is a shortage of employees, excessive work will occur and affect the workload. This study aims to determine the amount of workload and how many health workers are needed in order to complete work programs at the Puskesmas effectively and efficiently. This research uses descriptive quantitative method. Research design by making direct observations of health workers and reviewing documents. calculating the energy requirements using the WISN method and then analyzed the results of the workload. The results showed that the need for personnel in the Puskesmas Pematang Jaya registration section according to the WISN calculation rounding instructions was 2.25, the Nursing section was 2.601 and the Puskesmas Laboratory section was 0.572. It is hoped that the results of this study can be a consideration to add personnel to the medical service division, such as doctors and nurses, and to add or replace parts that are not suitable for professional fields such as laboratory analysts, medical recorders and services that do not exist at all such as the nutrition department

    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAKUPAN IMUNISASI HB0 DI PUSKESMAS KOTA MEDAN

    Get PDF
    Menurut World Health Organization (WHO) Hepatitis B merupakan masalah kesehatan dunia yang menjangkiti 257 juta penduduk di seluruh dunia. Pada tahun 2015, diperkirakan sebanyak 887.000 orang meninggal akibat komplikasi hepatitis B. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, persentase yang sudah mendapatkan imunisasi HB0 di Indonesia sebesar 83.1% (Riskesdas, 2018). Berdasarkan hasil cakupan imunisasi HB0 di Indonesia yang di laporkan Riskesdas tahun 2018 di atas, terlihat bahwa pencapaian target cakupan imunisasi HB0 masih di bawah target kelurahan UCI yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI yaitu minimal 94.4 % dari jumlah bayi (0-7 hari) yang ada di kelurahan tersebut sudah mendapat imunisasi HB0 (Kemenkes RI, 2015). Tujuan Penelitan ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi cakupan imunisasi HB0 di Puskesmas Kota Medan. Jenis penelitian adalah survei analitik kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional study. Populasi adalah seluruh petugas kesehatan yang memberikan pelayanan imunisasi di Puskesmas Kota Medan dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive random sampling dengan jumlah 55 responden. Data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Analisa data menggunakan pendekatan bivariat dan multivariat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh motivasi terhadap cakupan imunisasi HB0 p= 0,030, ada pengaruh supervisi tehadap cakupan imunisasi HB0 p= 0,001, dan ada pengaruh lama masa kerja terhadap cakupan imunisasi HB0 p= 0,041. Diperoleh nilai Probabilitas atau Predicted dari persamaan adalah 0,884 (>0,05) , dengan kata lain variabel supervisi dan lama bekerja mempengaruhi cakupan imunisasi HB0 di Puskesmas Kota Medan sebesar 88,4%. Disarankan kepada pimpinan agar memperbaiki dan meningkatkan kualitas supervisi, dan menambah insentif, agar tercapai peningkatan kinerja khususnya bagi juru imunisasi sehingga nantinya akan berdampak pada peningkatan cakupan imunisasi

    PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PERAWAT DI RS TK II PUTRI HIJAU DENGAN SIKAP KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk pengaruh kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat secara parsial dan secara bersama-sama dan kemampuan sikap kerja memoderasi hubungan antara kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat. Jenis penelitian adalah kuantitatif yang dilaksanakan di RS TK II Putri Hijau Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat yang bekerja di rumah  sakit. Sampel yang digunakan sebanyak 62 responden. Teknik sampling yang dipakai penulis adalah teknik pengambilan sampel random sederhana (simple random sampling). Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuesioner yang bertujuan untuk mendapatkan data mengenai pengaruh kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat rumah sakit dan kemampuan sikap kerja memoderasi hubungan antara kepemimpinan dan motivasi  kerja terhadap kinerja perawat. Analisis data dilakukan secara univariat dan multivariat (regresi linear berganda). Sebagian besar responden menyatakan kepemimpinan sangat baik (89%), variabel          motivasi kerja sangat baik (100%), variabel sikap kerja responden sangat baik (97%), dan variabel kinerja responden sangat baik (95%). Analisis multivariat menunjukkan nilai p-value (0,381) > 0,05 yang artinya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Perawat. Nilai R Square sebelum variabel moderasi adalah 0,217 dan nilai R Square setelah memasukkan variabel moderasi adalah 0,301. Dengan demikian diketahui terjadi peningkatan R Square dari 0,217 atau 21,7% meningkat menjadi 0,301 atau 30,1%, maka dapat disimpulkan bahwa dengan Sikap Kerja sebagai variabel moderasi akan memperkuat hubungan antara Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Perawat
    corecore