3 research outputs found

    THE CORRELATION BETWEEN READING ATTITUDE AND FREQUENCY OF READING AT 9TH GRADE IN SMP ISLAMIC QON MANYAR GRESIK

    Get PDF
    Reading attitude is how a student feels about reading and what type of reaction he or she has to read. Students with a positive attitude feel that reading is pleasurable, while students with a negative attitude do not. Attitudes influence a student‟s desire to read. Positive and negative attitude toward their reading measured by amount of books with no regard for the length of the books or the actual amount of time spent to read. From that reason, the writer wants to prove whether there is really positive correlation between reading attitude and frequency of reading at junior high school. Therefore the writer is interested in finding out the correlation between reading attitude and frequency of reading. This study was aimed to find out the correlation between reading attitude and frequency of reading. The writer chooses the students of SMP Islamic QON Manyar, Gresik at IX grade and the writer uses questionnaire as an instrument. The research finding showed that: (1) the statistical analysis of reading attitude and frequency of reading showed that the p-value is 0,000. The significant level is smaller than 0,05 it means the null hypothesis (Ho) can be rejected. Based on the result, it could be concluded that there was significant correlation between reading attitude and frequency of reading. (2) There is positive correlation between reading attitude and frequency of reading. It can be seen from the r-value (Spearman Correlation) that is +0,630. It means the correlation in a positive direction that was variable X and variable Y were straight line, if the value of variable X was higher, variable Y will get higher value as well. (3) Based on the data result, there were high correlation between reading attitude and frequency of reading. It was showed from the r-value +0,630 > +0,600. The writer also concludes that most students are still weak not only in their reading attitude, but also time to waste in reading, for example they read indolently, especially reading academic book and also they waste a little time to read every day. For suggestion, reading is one of the important things to increase our knowledge. So, if we want to develop our knowledge, we should increase reading activity. For the explanation above, we know that reading attitude and frequency of reading has relationship each other. If the learner did not have a good reading attitude, of course they would get a poor or low score in learning process. Furthermore, the learners did not have knowledge enough if they still bad in reading attitude

    IMPLEMENTASI SKRINING RISIKO DEPRESI POST PARTUM DENGAN EDINBURGH POSTNATAL DEPRESSION SCALE PADA IBU PASCA MELAHIRKAN : IMPLEMENTASI SKRINING RISIKO DEPRESI POST PARTUM DENGAN EDINBURGH POSTNATAL DEPRESSION SCALE PADA IBU PASCA MELAHIRKAN

    No full text
    ABSTRAK Latar Belakang dan Tujuan: Melahirkan mempunyai momen menakutkan seperti perubahan emosional selama kehamilan dan masa nifas untuk menyesuaikan diri menjadi seorang ibu. Perubahan emosional ini merupakan fase yang paling berat dan bahaya dan jika tidak ditangani akan jatuh pada fase depresi setelah ibu melahirkan yang sering dikenal dengan istilah depresi postpartum. Mengatasi hal ini sangat perlu implementasi skrining depresi post partum dengan Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) yang baik dan benar. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui implementasi skrining risiko depresi post partum dengan EPDS pada ibu pasca melahirkan. Metode: Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 112 rekam medis. Analisa data menggunakan analisa univariat dengan distribusi frekuensi. Hasil: Implementasi skrining risiko depresi post partum dengan EPDS pada kategori baik dilakukan oleh hampir seluruh responden dengan kategori umur dewasa akhir (36-45tahun) yaitu sebanyak 72 responden (80%), dan jenis kelamin perempuan sebanyak 67 responden (78,8%).  Implementasi skrining risiko depresi post partum dengan EPDS pada kategori baik juga dilakukan oleh sebagian besar responden dengan pendidikan D III keperawatan yaitu sebanyak 51 responden (76,1%) serta hampir seluruh reponden yang lama bekerja ≥ 6 bulan melakukan impelementasi skrining risiko depresi post partum dengan EPDS pada kategori baik sebanyak 76 responden (77,6%). Kesimpulan: Sebagian kecil responden dengan lama bekerja ≥6 bulan melakukan implementasi skrining risiko depresi post partum dengan EPDS pada kategori kurang. Diharapkan petugas dapat lebih meningkatkan lagi kemampuan untuk melakukan skrining dengan EPDS

    Penggunaan Aplikasi WhatsApp Dalam Pembelajaran Daring di Tingkat Sekolah Dasar

    No full text
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan aplikasi WhatsApp dalam pembelajaran daring di tingkat sekolah dasar. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan metode kualitatif pendekatan studi deskriptif yaitu berupa reduksi data, penyajian dan penarikan kesimpulan. Dalam proses pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Informan dalam kegiatan penelitian ini adalah pendidik dan peserta didik. Penelitian ini dilkukan di SD Negeri Bangsa Negara Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur. Adapun hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan aplikasi WhatsApp dalam pembelajaran daring di tingkat sekolah dasar menjadi salah satu solusi utama selama pandemi COVID-19. Pembelajaran dilakukan dengan mengirimkan materi melalui gambar, video, dokumen, atau link youtube oleh guru kepada peserta didik. Terdapat kendala dalam proses pembelajaran menggunakan WhatsApp diantaranya adalah kesulitan peserta dalam memahami materi, kurangnya pengawasan kepala peserta didik selama dalam kegiatan belajar, dan tidak stabilnya jaringan internet.Kata Kunci: Pembelajaran Daring, Aplikasi WhatsApp, Sekolah Dasa
    corecore